• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perumusan Strategi Dakwah Rohis SMAN 1 Leuwiliang

Selain itu juga, kegiatan ini dapat menggerakan pemuda dan pemudi yang selalu menjalin ukhuwah Islamiah untuk menjadi

A. Strategi Dakwah Rohis SMAN 1 Leuwiliang

1. Perumusan Strategi Dakwah Rohis SMAN 1 Leuwiliang

Perumusan strategi adalah hal yang sangat penting dalam tahapan awal strategi. Dalam tahapan ini strategi diawali dengan merancang dan menyeleksi strategi yang pada akhirnya menjadi pedoman dan patokan dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini langkah-langkah dalam perumusan strategi dakwah Rohis SMAN 1 Leuwiliang tidak pernah keluar dari penanaman nilai-niai keagamaan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. Tahap Input (masukan)

Tahapan input adalah tahapan awal yang dilakukan untuk merumuskan strategi. Dalam hal ini peneliti melihat bahwa Input (masukan) berasal dari pengurus Rohis sebelumnya dan guru bidang keagamaan. Seperti yang dikatakan Ketua Rohis:

Kami dalam menentukan kegiatan tentunya berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak sekolah. Selain itu, kami berkonsultasi dengan alumnus Rohis dan guru bidang keagamaan. Misalnya, kegiatan Membaca Al- Qur’an Lima Menit (baklim) dikarenakan

masih banyaknya siswa dan siswi yang kurang baik bahkan tidak bisa membaca Al- Qur’an.70

70

Wawancara Pribadi dengan Ahmad Fahrudin (Ketua Rohis SMA 1 Leuwiliang), bogor, 9 Agustus 2013

b. Tahapan Pencocokan

Dalam tahapan pencocokan ini tentunya sebuah organisasi harus bisa memprediksikan peluang keberhasilan sebauh strategi diukur melalui kekuatan dan kelemahan organisasi, Peneliti melihat dalam tahapan pencocokan ini Rohis kurang mampu melihat permasalahan sasaran dakwahnya. Sehingga hanya sebagian kecil dari kegiatan yang dilakukan diarahkan kepada pihak-pihak tertentu. c. Tahapan Keputusan

Dalam tahapan keputusan ini sebuah strategi alternatif yang dihasilkan kemudian diputuskan untuk digunakan atau tidak. Adapun Rohis itu sendiri disa terlihat pertimbangan menggunakan waktu kegiatan setelah selsai KBM.

d. Pengenalan sasaran dakwah

Dalam hal ini pengenalan sasaran dakwah Rohis SMAN 1 Leuwiliang diarahkan pada Siswa dan siswi SMAN 1 Leuwiliang terutama pada anggota Rohis itu sendiri.

e. Pengkajian tujuan

Dalam sebuah strategi tentunya pengkajian tujuan haruslah jelas dengan begitu program yang sudah tersusun agar tidak sia-sia. Maka dengan demikian haruslah mengetahui siapa sasaran dakwah

mereka, strategi seperti apa yang akan mereka lakukan dan apa tujuan utama Rohis.

Sesuai dengan yang peneliti dapatkan di lapangan tentang pengkajian tujuan oleh Rohis SMAN 1 Leuwiliang dengan pemaparan Ahmad Fahrudin (Ketua Rohis) yang saya kutip.

“Pada dasarnya tujuan dibentuknya Rohis adalah untuk memotivasi peningkatan kemampuan dan keberhasilan siswa dalam memahami Islam serta menumbuh kembangkan semangat hidup beragama di lingkungan sekolah umum. Terlebih, pelajar kini mulai kehilangan jati dirinya dengan melakukan hal-hal yang negatif. Kami sebagai wadah dakwah di sekolah menginginkan lingkungan pelajar yang sehat buakan hanya dari segi jasmani akan tetapi dari segi rohani pula.”71 Dari pemaparan tujuan oleh Ketua Rohis, bisa dilihat bahwa tujuan Rohis adalah untuk menanamkan nilai-nilai Islam pada diri siswa dan siswi serta mengarahkan siswa dan siswi kepada prilaku yang sesuai dengan tuntunan agama.

Untuk mempermudah kerja mereka dalam mencapai tujuan dibuatlah sistem kerja yang terstruktur sesuai kebutuhan dalam mobilisasi dakwahnya dan pembagian tugasnya. Seperti: Divisi DPU(dewan pembina umat), divisi kaderisasi, divisi medikom (media

71

Wawancara Pribadi dengan Ahmad Fahrudin (Ketua Rohis SMA 1 Leuwiliang), bogor, 9 Agustus 2013.

dan komunikasi), divisi sarana dan prasarana, serta divisi keputrian. Dengan begitu, mempermudah pula dalam pembagian kerja mereka.72

f. Efektifitas dan efesiensi strategi dakwah

Efektifitas dan efesiensi dalam strategi dakwah haruslah diperhatikan. Hal ini, karena berkaitan dengan sumber daya organisasi yang dimiliki yang nantinya akan berpengaruh kepada keberhasilan dalam dakwahnya.Untuk mengukur efektifitas dan efesiensi tentunya harus melihat proses in put (masukan) dan out put (keluaran).

Berkaitan dengan efektifitas dan efesiensi peneliti berpendapat bahwa adanya pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan oleh Rohis. Baik dari segi situasi dan kondisi yang menurutnya berpengaruh terhadap efektifitas dan efesiensi dakwahnya. Seperti yang saya kutip dari ketua Rohis:

“Kami sangat menyadari sangat terbatasnya waktu

dalam melaksanakan kegiatan, namun kami berusaha mencari jalan keluar dengan cara memaksimalkan waktu yang ada seperti menggunakan waktu yang sedikit namun berulang dan serinng. Hal ini bisa di lihar dari belajar membaa Al-Qur’an,

meski waktu yang kami miliki hanya lima menit sebelum waktu pembelajaran sekolah dimualai. Namun, dengan rutinitas dan terus berulang dilaksanakan setiap hari menjadi sangat efektif dan efisien. Dalam hal lain kami lebih

72

Laporan Program Kerja ROHIS SMAN 1 Leuwiliang Bogor dari ketua ROHIS Ahmad Fahrudin pada 9 Agustus 2013

menggunakan waktu di luar jam pelajaran atau di jam-jam

yang kosong.”73

Peneliti berpendapat bahwa kegiatan harian seperti membaca

Al-Qur’an yang dilaksanakan hanya lima menit sebelum KBM

(kegiatan belajar mengajar). Hal ini, dikarenakan terbatasnya waktu yang tersedia. Namun, dengan begitu terlihat efektif dan efisien karena pelaksanaanya rutin setiap hari sebeum KBM. Sehingga apabila dikomulatifkan dalam satu minggu mereka membaca Al- Qur’an

selama 30 menit. Dengan begitu siswa dan siswi bisa lancar dalam membaca Al- Qur’an.

Dalam kegiatan, Rohis juga sering melibatkan SDM (sumber daya manusia ) dari luar organisasi. Seperti yang saya kutip:

“Dari pihak lain pun banyak salah satunya dari TIM ALUMNI Rohis, bahkan kadangkala kami memanggil pendakwah-pendakwah yang sudah mumpuni dalam mengisi acara dan kegiatan kami, seperti dulu kami pernah mengundang Ust. Zaky Mirza. Serta, tidak kami lupakan pihak sponsor pun ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang kami

lakukan.”74

Hal ini, dikarenakan SDM dari luar lebih kredibel dibandingkan dengan sumber daya manusia yang ada di dalam Rohis

73

Wawancara Pribadi dengan Ahmad Fahrudin (Ketua Rohis SMA 1 Leuwiliang), bogor, 9 Agustus 2013.

74

Wawancara Pribadi dengan Ahmad Fahrudin (Ketua Rohis SMA 1 Leuwiliang), bogor, 9 Agustus 2013.

itu sendiri. Karena dalam penanaman nilai-nilai keagamaan diperlukan orang-orang yang mumpuni juga dalam bidang keagamaan.

Dalam hal ini Rohis mampu melihat situasi dan perkembangan zaman. Hal ini terlihat dari beberapa variasi pengunaan media yang beragam baik media elektronik, online, dan media cetak. Sehingga mereka bisa melakukan aktifitas dakwahnya tidak hanya dalam sekolah saja. Misalkan, mengirim pesan bermuatan dakwah kepada siswa-siswi setiap minggunya yang dilakukan oleh divisi medikom. Serta menggaunakan facebook dan blog untuk sarana dakwahnya juga. Hal ini juga dirasa sangat praktis dan menghemat dana. Jadi penanaman nilai-nilai keagamaan bisa dilakukan kepada siswa dan siswi bukan hanya di sekolah saja.

Dokumen terkait