• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

2.5.2. Jenis Perusahaan

Bentuk-bentuk perusahaan dalam organisasi bisnis dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yakni: ( Pracoyo, T. K., 2006; 144)

1. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan perseorangan dimiliki oleh pemilik tunggal, dimana ia sebagai pengambil keputusan dan harus bertanggung jawab penuh atas segala kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Karena ia adalah pemilik tunggal maka pemiliknya mempunyai kekuatan penuh untuk mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan. Oleh sebab itu, pemilik perusahaan sekaligus sebagai pemimpin perusahaan. Sisi kelemahan dari

bentuk perusahaan ini adlah modal yang cenderung terbatas, karena hanya bersumber dari satu orang saja. Kelemahan yang lain adalah pemiliknya secara pribadi harus bertanggung jawab penuh secara hukum atas kewajiban/utang perusahaan. Kewajiban ini dikenal dengan istilah kwajiban tanpa batas(unlimited liability).

2. Perusahaan Perkongsian (Partnership)

Pada perusahaan perkongsian biasanya terdapat dua orang atau lebih secara besama-sama melakukan kegiatan usaha. Kerana usaha ini bersama-sama maka setiap keputusan yang diambil oleh seseorang maupun bersama-sama, menjadi tanggungjawab semua anggota atas segala aktivitas yang dilakukan perusahaan. Kesulitan dana/modal yang dihadapai oleh perusahaan perseorangan, cukup teratasi dengan membentuk perkongsian ini.

3. Perseroan Terbatas (Corporation)

Pada bentuk ini, perusahaan merupakan badan hukum tersendiri. Secara hukum perseroan terbatas dianggap sebagai suatu badan yang terpisah dengan orang-orang yang yang memiliki perusahaan. Pemilik akan memilih dewan direksi, pada tahap selanjutnya akan memilih para manajer untuk menjalankan segala aktivitas perusahaan di bawah kendali direksi. Perusahaan memperoleh dana dengan cara menjual saham. Oleh sebab itu pemilik perseroan terbatas adalah para pemegang saham. Pemili saham tidak memiliki kewajiban atas segala tindakan yang dilakuakn perusahaan di luar batas risiko hilangnya uang yang ditanamkan. Apabila perusahaan

ini bangkrut maka kewajiban pribadi dari setiap pemegang saham hanyalah pada jumlah uang yang ditanmakan pada perusahaan tersebut.

2.6. Definisi Produksi

Yang dimaksud dengan produksi atau memproduksi adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menambah kegunaan (nilai) suatu barang (Putong, I., 2005; 203). Kegunaan suatu barang akan bertambah apabila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Untuk memproduksi dibutuhkan faktor-faktor produksi yaitu alat atau sarana untuk melakukan proses produksi. Adapun faktor-faktor produksi tersebut yaitu; Manusia(tenaga kerja), Modal(uang atau alat modal seperti mesin), SDA tanah), dan Skill(manajemen).

2.7. Faktor-Faktor Produksi

1. Tanah

Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan dari mana hasil produksi keluar. Dalam pertanian, terutama di Negara kita, faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan dengan faktor-faktor produksi lainnya (Mubyarto, 1984; 76).

Tanah adalah faktor produksi yang tahan lama sehingga biasanya tidak diadakan depresiasi atau penyusutan. Bahkan dengan perkembangan penduduk nilai tanah selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tetapi dalam pertanian tanah yang dikerjakan terus menerus akan berkurang pula kesuburannya. Untuk mempertahankan kesuburan tanah petani harus mengadakan rotasi tanaman dan usaha-usaha konservasi tanah lainnya (Mubyarto, 1984; 88).

Unsur-unsur sosial ekonomi yang melekat pada tanah dan memiliki peranan dalam pengelolaan usaha tani cukup beragam, diantaranya adalah:

1. Kekuatan atau kemampuan potensil dan aktuil dari tanah

2. Kapasitas ekonomis, efisiensi ekonomis dan keunggulan bersaing dari tanah 3. Produktivitas tanah, yang dimaksud dengan produktivitas tanah adalah jumlah

hasil total yang diperoleh dari satu kesatuan bidang tanah (satu hektar) selama satu tahun dihitung dengan uang.

4. Nilai sosial ekonomis dari tanah

Bagi sebuah perusahaan lahan (tanah) memiliki peranan penting terutama sebagai tempat pendirian perusahaan dan pabrik-pabrik yang dibutuhkan dalam proses produksi. Selain itu bagi perusahaaan tertentu tanah ini dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku, misalnya melalui pemberdayaan lahan yang dapat mendukung penyediaan bahan baku yang dibutuhkan sekaligus akan mengurangi biaya produksi.

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja sering disebut tenaga manusia mutlak dibutuhkan jika ingin menghasilkan sebuah produk. Tenaga kerja yang tersedia biasanya digunakan untuk mengoperasikan serta mengendalikan mesin/peralatan yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk kasus tenaga kerja ini terutama tidak dipandang dari kuantitas (jumlah), tetapi juga mutu (kualitas) yang sangat mempengaruhi kinerja perusahaan yang bersangkutan.

Dengan adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih maka dipastikan kesalahan-kesalahan fatal yang merugikan dan membahayakan akan dapat dicegah. Dalam hal ini sebuah perusahaan sangat mengharapkan tenaga kerja yang benar- benar berpengalaman serta memilki keahlian yang tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar terutama terhadap peningkatan produksi perusahaan. Selain keahlian, dan kejujuran, kedisplinan juga hal yang sangat dibutuhkan dari seorang tenaga kerja.

Tenaga kerja dalam pertanian di Indonesia dibedakan kedalam persoalan tenaga kerja dalam usaha tani kecil-kecilan (usaha tani pertanian rakyat) dan persoalan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar-besaran yaitu perkebunan, kehutanan, peternakan dan sebagainya. Petani yang memiliki lahan tidak luas tidak membutuhkan tenaga kerja dari luar. Tetapi bagi petani yang memilki lahan yang luas akan membutuhkan tenaga kerja dari luar (Mubyarto, 1984; 104).

3. Modal

Pengertian modal adalah barang dan jasa yang bersama-sama dengan faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru.Barang-barang pertanian yang termasuk barang modal dapat berupa uang, ternak, pupuk, bibit, cangkul, investasi dalam mesin dan lain-lain. Biasanya semakin besar dan semakin baik kualitas modal yang dimiliki maka akan sangat mendukung terhadap peningkatan produksi yang dihasilkan (Mubyarto, 1984; 91).

4. Manajemen (Skill)

Manajemen berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota serta penggunaan sumber daya dalam rangka pencapian tujuan yang telah ditetapkan. Dari uraian di atas maka faktor produksi ini tidaklah kalah penting dibanding faktor produksi lain. Perlu diketahui ada 3 alasan manajemen ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan, yakni (Handoko, T. H.) :

1. Untuk mencapai tujuan perusahaan.

2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan 3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas

2.8. Teori Produksi

Konsep dasar teori produksi sangat diperlukan bagi berbagai pihak, terutama pihak produsen untuk menentukan bilamana output dapat memberikan maksimum laba. Beberapa informasi yang perlu diketahui produsen antara lain permintaan output

maupun informasi ketersediaan berbagai input guna mendukung proses output. Demikian pula alternative penggunaan input dan bahkan pengorbanan terhadap sesuatu output guna kepentingan output lainnya. Keterangan ini perlu mendapat perhatian para pelaku kegiatan produksi sebagai suatu kebijaksanaan sekaligus keputusan.

Production Possibility Curve

Proses penciptaan output selalu dihadapkan kepada berbagai alternative, apakah alternative dimaksud berkaitan dengan penggunaan input atau penciptaan output. Beberapa proporsi maupun jenis input yang digunakan guna menghasilkan berbagai output dan bagaimana kombinasi penggunaan input sehingga proses produksi terkendali. Informasi pasar output dan kesediaan input sangat berperan sehingga proses produksi memberikan laba maksimum bagi perusahaan. Konsep production possibility curve atau disebut production frontier dapat mengungkapkan keterangan diatas.

Dalam penerapannya pengertian ini mendukung makna berupa penggunaan berbagai sumber daya yang tersedia dalam kegiatan produksi secara keseluruhan dengan alternative output. Apabila sumber daya yang tersedia tidak digunakan secara keseluruhan berarti proses produksi tidak efisien. Tepatnya pengertian production possibility curve sendiri merupakan alternative pengorbanan yang diberikan sesuatu output guna peningkatan output lain seperti ditunjukkan pada gambar 2.2 (Sumandjaya, R., 2008; 78).

Gambar 2.4. Kurva Production Possibility Curve

Berdasarkan uraian diatas, produksi pada dasarnya merupakan proses penggunaan input (masukan) untuk menghasilkan output (keluaran). Secara umum fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut:

Output = f(input)

Hubungan di antara penggunaan input dalam rangka penciptaan output dalam terjemahan fungsi disajikan sebagai:

q = f(x1,x2,x3,…….xn)

Q P

R

Production Possibility Curve

S T 0 P ro d u k ( A ) P e r U n it

Produk (B) Per Unit • E

Pengertian output tentunya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dengan berbagai criteria dan input meliputi antara lain penggunaan tenaga kerja, barang- barang modal, bahan baku,teknologi dan berbagai input lainnya dengan berbagai satuan (Sumanjaya,R., 2008; 80)

Dokumen terkait