• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

2.8.2. Teori Produksi Dengan 2 (dua) input atau lebih

Apabila dua input yang digunakan dalam proses produksi menjadi variabel semua, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan isoquan dan isocost.

a. Isoquant

Isoquant adalah kurva yang menunjukkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi, yang menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama (Suharti, T., 2003; 83).

Gambar 2.6. Kurva Isoquan

Isoquant mempunyai ciri-ciri yang sama dengan indifference curve dalam analisis perilaku konsumen, yaitu (Suharti, T., 2003; 83):

1. Turun dari kiri atas kekanan bawah

K K1 K2 L2 L1 L • T

2. Cembung ke arah titik origin 3. Tidak saling berpotongan

4. Kurva pada gambar 2.6 menunjukkan jumlah output yang lebih banyak, artinya perubahan produksi digambarkan dengan pergeseran isoquan.

Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)

Adalah suatu pernyataan yang mengungkapkan penurunan/berkurangnya penggunaan sesuatu input (kapital) di satu sisi pada sumbu vertikal dan diganti dengan penambahan input lain (tanaga kerja) dengan tingkat produksi yang sama (Sumanjaya, R.,2008; 87). Secara matematis dapat dituangkan sebagai berikut:

MRTS = K L MP MP b. Isocost

Isocost adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi antara dua input yang berbeda yang dapat dibeli oleh produsen pada tingkat biaya yang sama (Suhartati, T., 2003; 87).

Gambar 2.7. Kurva Isocost

Berdasarkan gambar 2.7 dapat dijelaskan bahwa semakin dekat dengan titik origin, berarti semakin kecil pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh produsen, dan sebaliknya, semakin jauh dari titik origin maka semakin besar pengeluaran produsen.

Optimal production with least cost combination

Adalah mengungkapkan produksi optimal yang dihasilkan dari proses kombinasi penggunaan input sebagai total biaya produksi (last least combination). Kondisi ini disebut juga sebagai optimasi produsen. Terungkap melalui grafik berikut pada saat isocost line dan isocost curve saling bersinggungan hanya pada satu titik tertentu saja(Sumanjaya, R., 2008; 91) L2 L L1 K K1 K2

Gambar 2.8. Kurva Least Cost Combination

Expantion Path

Untuk melihat apakah penggunaan input produksi sudah secara riil sudah optimal atau belum, maka dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek teknis (technical aspect)dan aspek financial(financial aspect)(Salvatore, 1994:172). Aspek teknis merupakan tempat kedudukan kombinasi input terbaik yang diinginkan untuk menghasilkan output produksi maksimum yang ditunjukkan oleh kurva isoquant, sedangkan aspek financial merupak tenpat kedudukan kombinasi input produksi yang dapat dilakukan perusahaan seperti yang ditentukan oleh ketersediaan anggaran yang dimiliki yang ditunjukkan oleh kurva isocost.

Kombinasi input yang memenuhi aspek teknis dan aspek financial tersebut juga dapat ditelusuri melalui kurva Expantion Path. Kurva ini menggambarkan

LEAST COST COMBINATION

ISOQUAN K

L ISOCOST

kombinasi input yang menghasilkan output maksimal dengan biaya tertentu, atau output tertentu, atau output tertebtu dengan biaya yang rendah apabila perusahaan melakukan perluasan yang menunjukkan keseimbangan (equilibrium of firm). Pada sepanjang garis jalur ekspansi ini akan diketemukan slope garis anggaran sama dengan slope isoquant (Suhartati, T., 2003; 89)

Gambar 2.9. Kurva Expantion Path

Return To Scale

Return to scale merupakan suatu fungsi produksi dimana menggambarkan hubungan antara perbandingan perubahan semua input-input yang berdampak terhadap perubahan outputnya (Pracoyo, T.K., 2006; 158)

Return to scale menyatakan proporsi perubahan penggunaan input yang menghasilkan perubahan output.(Sumanjaya, R., 2008; 94).

K GARIS

EKSPANS

Ada tiga konsep dalam return to scale ini,yaitu: (Pracoyo, T.K., 2006; 158)

a. Constant Return To Scale

Kondisi ini terjadi bila tambahan output yang dihasilkan sema dengan tambahan inputnya.

b. Increasing Return To Scale

Kondisi ini terjadi bila tambahan output yang dihasilkan lebih besar dibandingkan tambahan inputnya.

c. Decreasing Return To Scale

Kondisi ini terjadi bila tambahan output yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan tambahan inputnya.

2.9. Fungsi Produksi Cobb Douglas

Fungsi produksi ini menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Coob, C.W. dan Douglas, P. H. pada tahun 1928 melalui artikelnya yang berjudul “A Tehory of Production” (Suhartati, T., 2003; 104).

Secara matematis fungsi produksi Cobb Douglas dapat ditulis dengan persamaan:

Q = AKα Lβ

Keterangan: Q = output

L = input tenaga kerja

A = parameter efisiensi/koefisien teknologi

a = elastisitas input modal

b = elastisitas input tenaga kerja

Fungsi produksi Cobb Douglas dapat diperoleh dengan membuat dengan membuat linear persamaan sehingga menjadi:

LnQ = LnA + αLn + βLnL + ε

Dengan meregres persamaan diatas maka secara mudah akan diperoleh parameter efisiensi (A) dan elastisitas inputnya. Salah satu kemudahan fungsi produksi Cobb Douglas adalah secara mudah dapat dibuat linear sehingga memudahkan untuk mendapatkannya

Dalam fungsi produksi Cobb Douglas ini, penjumlahan elastisitas substitusi menggambarkan return to scale. Artinya apabila α + β = 1 berarti constan return to scale, bila α + β < 1 berarti decresing return to scale, dan apabila α + β > 1 berarti proses produksi berada dalam keadaan increasing return to scale. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut:

Fungsi produksi Cobb Douglas:

Q = AKα Lβ

Q2 = A (2K1)α. (2L1) β

= A2αK1α .2βL1β

= 2 α+ βAK1α. L 1β

= 2 α+β Q1

Jadi, bila α+β = 1, maka Q2 = 2 Q1, berlaku constan return to scale

bila α+β > 1, maka Q2 > 2 Q1, berlaku increasing return to scale

bila α+β < 1, maka Q2 < 2 Q1, berlaku decreasing return to scale

Dalam fungsi produksi Cobb Douglas asli berlaku constant return to scale (Nicholson, 1995 : 332), sehingga dapat mengilustrasikan secara mudah perubahan output sebagai akibat perubahan input. Apabila input (baik K maupun L) naik sebesar 2 (dua) kali maka output akan naik sebesar 2 (dua) kali pula.

Karena dalam fungsi Cobb Douglas berlaku constant return to scale maka akan membawa konsekuensi bahwa substitusi antar factor-faktor produksinya adalah substitusi sempurna, artinya satu input L (tenaga kerja) dapat digantikan dengan satu unit input K (modal). Dengan demikian, fungsi produksi Cobb Douglas mempunyai bentuk isoquan linear. Yang dapat dilihat dengan jelas dari gambar 2.5

Gambar 2.10. Kurva Isoquan Fungsi Produksi Cobb-Douglas

2.10. Biaya Produksi

Keputusan manajemen dalam kaitannya dengan penggunaan input (masukan) untuk menciptakan output (keluaran) sangat penting dan perlu menjadi perhatian serius. Untuk menciptakan suatu output tentunya dengan berbagai input yang digunakan seperti : tenaga kerja, bahan baku,barang-barang modal, dan lainnya. Keseluruhan input ini pada hakikatnya berupa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi yang disebut opportunity cost.

Opportunity Cost

Konsep opportunity cost pada hakikatnya merupakan pengorbanan yang diberikan sebagai alternative terbaik untuk memperoleh sesuatu hasil atau manfaat. Atau dapat pula menyatakan sejumlah harga yang harus dibayar unutk

L K

mendapatkannya. Dalam penggunaannya dapat berupa pembayaran/ harga terhadap sesuatu barang yang akan dikomsumsi dan dapat pula berupa produksi maupun terhadap penggunaan jasa. Dengan demikian opportunity cost is the value of the best alternative that must be given up to produce goods or service (Sumanjaya, R., 2008; 107).

Dokumen terkait