• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUSAHAAN yang BAIK

Dalam dokumen id annual report 2014 (Halaman 61-64)

Laporan Tahunan PT Siloam International Hospitals Tbk. 2014

56

Tata Kelola Perusahaan yang Baik

2. Akuntabilitas, yaitu

pengelolaan Perseroan dapat dipertanggungjawabkan secara terukur dengan memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan. Akuntabilitas diterapkan melalui penyampaian laporan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengenai rencana anggaran tahunan, evaluasi bersama kinerja keuangan oleh Direksi dan Dewan Komisaris, penyampaian laporan keuangan dan laporan tahunan oleh Direksi kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan penunjukan auditor eksternal. 3. Pertanggungjawaban, yaitu

pengelolaan Perseroan harus mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku serta melaksanakan tanggungjawab kepada masyarakat dan lingkungan. Perseroan merealisasikan hal tersebut dengan menerapkan program Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR) dalam berbagai bidang.

4. Kemandirian, yaitu Perseroan dikelola secara profesional dan mandiri tanpa benturan kepentingan dengan dan pengaruh dari pihak siapapun yang tidak sesuai dengan undang-undang dan tanpa dominasi dan intervensi dari pihak siapapun. Salah satu cara untuk melaksanakan kemandirian di dalam Perseroan adalah melalui kehadiran anggota independen dan tidak terailiasi di dalam Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit. 5. Kewajaran, yaitu kesetaraan dalam

memenuhi hak-hak semua pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan melalui perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehubungan dengan hal ini, Perseroan telah menerapkan perlakuan yang adil dan merata kepada masyarakat, otoritas dan semua pemangku kepentingan serta memperlakukan para karyawannya secara adil dan wajar.

II. PERTIMBANGAN DAN

PERSYARATAN TAMBAHAN

TATAKELOLA

Karena Perseroan bergerak dalam industri medis, terdapat dua pedoman nasional dan internasional mengenai praktik terbaik dan tata kelola klinis, serta standar kualitas dan pelayanan. Perseroan secara konsisten mengacu kepada pedoman tersebut dalam merumuskan prosedur standar dan telah mengintegrasikannya terhadap pendekatan klinis dan manajemen.

III. TATA KELOLA KLINIS DAN

STANDAR MUTU

Pendekatan Perseroan terhadap tatakelola klinis mengandung empat unsur utama: (1) Mandat Sumber Daya Manusia, (2) Tinjauan Praktik Klinis, (3) Manajemen Risiko Klinis dan (4) Komitmen untuk Pendidikan Klinis Berkelanjutan.

1. Mandat Sumber Daya Manusia

Untuk memastikan bahwa semua dokter Perseroan memiliki kualiikasi yang tepat dan standar tertinggi, semua calon dokter harus melalui proses mandat sebelum bekerja dengan Perseroan dan semua dokter yang saat ini bekerja dengan Perseroan harus melalui proses mandat ulang setiap tiga tahun. Perseroan juga telah

mengembangkan program pelatihan perawatan medis darurat tersertiikasi tersendiri yang mengambil model dari Rumah Sakit Johns Hopkins untuk memberikan pelatihan tambahan untuk perawat, paramedis dan dokter di samping program pelatihan standar yang sudah diikuti oleh masing-masing staf medis. Selain itu, Perseroan bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin untuk menawarkan program PhD kepada para dokter.

2. Tinjauan Praktek Klinis

Perseroan telah membentuk struktur organisasi di setiap rumah sakit yang melibatkan semua tingkat staf klinis di rumah sakit, termasuk komite medis dan perawatan, yang melakukan peninjauan terhadap laporan pagi, laporan kasus dan ulasan apapun yang diterima setiap hari.

Perseroan terus memantau dan meninjau standar klinis setiap rumah sakit untuk memastikan adanya perbaikan berkesinambungan, fungsi program yang efektif, dan pertemuan staf medis untuk menetapkan standar rumah sakit.

Tinjauan praktik standar klinis Perseroan meliputi audit klinis atas catatan medis dan kasus penyakit, pembentukan prosedur yang ketat untuk mengelola operasi bedah, pengendalian infeksi dan kesadaran keselamatan kerja. Saat ini, ada 23 pedoman klinis dan 370 prosedur operasi standar untuk mengelola dan mendukung kinerja klinis.

Semua dokumen tersebut disimpan dalam aplikasi Q-Pulse sebagai dokumen elektronik dan juga dapat digunakan untuk mendukung proses audit klinis serta Corrective Action dan Preventive Action. Dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien, Perseroan mengacu pada International Patient Safety Goals.

3. Manajemen Risiko Klinis

Selain pengawasan dan penilaian internal, Perseroan juga mengundang penilaian dan tinjauan kritis eksternal mengenai praktik klinis melalui penggunaan konsultan eksternal dalam bidang-bidang seperti pengendalian infeksi, protokol klinis, pedoman klinis dan tata kelola klinis. Melalui penilaian dan kritik eksternal, para staf klinis dan manajemen memperoleh pandangan obyektif terhadap area tertentu yang berfungsi dengan baik dan area yang masih perlu perbaikan. Bentuk lain dari pengakuan eksternal adalah akreditasi yang diberikan secara nasional oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit dan secara internasional oleh JCI, ACHSI serta ISO. Selain itu, Perseroan juga menerima masukan dari para pasiennya secara langsung.

4. Komitmen untuk Pendidikan

Klinis Berkelanjutan

Pendidikan klinis terus-menerus diperlukan untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan terbaru para staf medisnya, agar mereka menegakkan protokol praktik

klinis dan menerapkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah klinis. Perseroan menyediakan pelatihan untuk para staf klinis melalui kombinasi program dan lokakarya

on-the-job, internal dan eksternal. Kebijakan Perseroan mengharuskan para staf medisnya menyelesaikan 40 jam pelatihan, sedangkan para staf non-medisnya harus menyelesaikan 20 jam pelatihan per tahun. Perseroan berkeyakinan bahwa pemahaman tentang inovasi terbaru dan pentingnya protokol klinis tertentu memudahkan penerimaan dan penggunaan protokol tersebut, yang pada akhirnya memberi prioritas utama terhadap keselamatan para pasien.

Perseroan menjadi pelanggan

database online, www.uptodate. com, yang menyediakan akses kepada para staf klinisnya ke lebih dari 300.000 jurnal medis. Selain itu, SDPDP menyediakan kunjungan dokter spesalis dengan manfaat dan keistimewaan untuk mendukung pertumbuhan profesional para dokter Perseroan. Berpartisipasi dalam program ini juga memberi peluang kepada para dokter untuk mendapatkan akses ke program Continuous Medical Education di mana mereka dapat menghadiri seminar dan konferensi di dalam dan luar negeri.

Selain itu, Perseroan telah

menandatangani nota kesepahaman dengan Singapore Health Services Pte Ltd. (SingHealth) untuk memberikan pelatihan bagi para staf medisnya dan selanjutnya akan merujuk para pasiennya dengan kebutuhan perawatan khusus kepada SingHealth.

IV. UNSUR-UNSUR GCG

Untuk memastikan penerapan tata kelola perusahaan yang efektif dan berkelanjutan, Perseroan terus bekerja meningkatan infrastruktur GCG sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku serta praktik- praktik terbaik.

1. Peraturan Perusahaan

Perseroan memiliki seperangkat Peraturan Perusahaan yang telah disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia tanggal 7 Maret 2011 No. KEP.560/15797/ DISNAKERTRANS.

Peraturan Perusahaan bersama dengan kebijakan perusahaan Perseroan merupakan dasar untuk menjaga hak-hak dan kewajiban- kewajiban Perseroan beserta para karyawannya. Peraturan Perusahaan dan kebijakan ini membantu menciptakan kondisi kerja dan hubungan yang harmonis antara Perseroan dan para karyawannya sehingga menghasilkan kelancaran dan kemajuan bisnis.

2. Kebijakan Perusahaan

Perseroan berkeyakinan bahwa dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan, kinerja Perseroan akan meningkat dalam jangka panjang. Nilai-nilai dan karakteristik kepemimpinan Perseroan akan tetap menjadi prinsip-prinsip dasar dari kebijakan perusahaan Perseroan.

3. Prosedur Perusahaan

Semua kegiatan operasional di seluruh rumah sakit Perseroan dilakukan dengan mematuhi prosedur perusahaan Perseroan yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip GCG. Prosedur perusahaan Perseroan kemudian disebarluaskan kepada pihak-pihak terkait untuk memastikan penerapan yang tepat pada semua tahap kegiatan. Prosedur perusahaan Perseroan ditinjau dan diperbaiki secara berkala setiap kali diperlukan.

4. Evaluasi Pelaksanaan GCG

Dalam upaya untuk terus

meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG, penilaian untuk Perseroan harus dilakukan oleh pihak independen. Kriteria dan metodologi yang

digunakan dalam melakukan penilaian independen pelaksanaan GCG meliputi 7 aspek utama, yaitu: a. Hak dan tanggung jawab

pemegang saham; b. Kebijakan GCG; c. Penerapan GCG; d. Pengungkapan informasi; e. Manajemen risiko;

f. Hubungan dengan para

pemegang saham; g. Komitmen.

Laporan Tahunan PT Siloam International Hospitals Tbk. 2014

58

Tata Kelola Perusahaan yang Baik

V. STRUKTUR GCG

Perseroan memiliki tiga organ pengambilan keputusan utama, yaitu: 1. Rapat Umum Pemegang Saham

(“RUPS”), forum pengambilan keputusan tertinggi.

2. Dewan Komisaris, badan pengawas untuk mendukung kepentingan para pemegang saham.

3. Direksi, pengelola Perseroan. Pengelolaan Perseroan dilakukan oleh Direksi, diawasi oleh Dewan Komisaris dan dievaluasi oleh RUPS. Dalam tugasnya memantau pengelolaan Perseroan, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, komite mana dibantu oleh Audit Internal. Sedangkan Direksi dibantu oleh Sekretaris Perusahaan.

1. RUPS

RUPS memiliki kewenangan, antara lain, mengangkat dan memberhentikan para anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar, menyetujui laporan keuangan dan menentukan remunerasi bagi para anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

RUPS terdiri dari RUPS Tahunan (“RUPST”) dan RUPS Luar Biasa (“RUPSLB”).

Pada 23 April 2014, Perseroan mengadakan RUPST pertama di Hotel Aryaduta, Lippo Village.

2. Dewan Komisaris

Dalam dokumen id annual report 2014 (Halaman 61-64)