• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pesan Moral dalam khutbah Thariq bin Ziyad pada saat penaklukan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.3 Pesan Moral dalam khutbah Thariq bin Ziyad pada saat penaklukan

Nilai moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup

pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang hal-hal kebenaran dan hal itulah yang ingin disampaikannya kepada pembaca. Nilai moral dalam karya sastra akan bergantung pada keyakinan dan keinginan pengarang yang bersangkutan. Nilai moral tidak pernah dapat didefenisikan karena merupakan pandangan hidup seseorang yang bersifat tidak terbatas. Pesan moral dalam karya sastra selalu dalam pengertian baik. Dalam penelitian ini penulis mencoba memberi penafsiran terhadap khutbah thariq bin zitad berikut :

Pesan moral yang ingin disampaikan adalah : Tidak lari dari masalah hidup yang ada.

ﻢﻜﺋﺍﺭﻭ ﻦﻣ ﺮﺤﺒﻟﺍ ﺮﻔﻤﻟﺍ ﻦﻳﺃ !ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺎﻬﻳﺃ

،

ﻢﻜﻣﺎﻣﺃ ﻭﺪﻌﻟﺍﻭ

،

ﷲﻭ ﻢﻜﻟ ﺲﻴﻟﻭ

ﻕﺪﺼﻟﺍ ﻷ

ﺮﺒﺼﻟﺍﻭ

۰

/ayyuha an-nāsu ! aina al-mafarru? al-baru min warā`ikum, wa al-‘aduwwu amāmakum, wa laisa lakum wallāhi illa aṣ-ṣidqu wa aṣ-ṣabru / wahai pasukan, kemana " kalian akan lari? Lautan di belakang kalian dan musuh di depan kalian, tidak ada pilihan kecuali jujur dan sabar”.

Pada baris pertama ini pengarang menggambarkan bahwa betapa hidup ini tidak selalu sejalan dengan apa yang kita inginkan, selalu dalam kontrol keinginan yang kadang lupa

Dalam menjalani kehidupan tidak jarang hal yang buruk dan masalah yang tidak kita inginkan pun bisa saja terjadi tanpa terduga, kapan dan dimanapun kita berada. Sebagai manusia arif kita harus bisa menerima semuanya dengan sabar, karena sesungguhnya Allah mencintai orang yang bersabar, dan bertanggung jawab.

Pesan moral yang ingin disampaikan adalah : Mensyukuri setiap nikmat yang telah

diberi Allah kepada kita selama hidup ini.

ﻡﺎﺘﻳﻷﺍ ﻦﻣ ﻊﻴﺿﺃ ﺎﻨﻫ ﻢﻜﻧﺃ ﺍﻮﻤﻠﻋﺍﻭ

،

ﻡﺎﺌﻠﻟﺍ ﺔﺑﻭﺩﺄﻣ ﻲﻓ

۰

/ wa’lamū annakum hunā aḍya’u min al-aitāmi, fī ma`dūbati al-li`āmi / “ dan

ketahuilah, bahwa sesungguhnya kalian ada di pulau ini lebih sia-sia daripada anak yatim yang terlantar"

Selama hidup ini kita telah banyak menerima kebaikan-kebaikan Allah yang tidak bisa kita hitung lagi dengan jari, mulai dari kesehatan, waktu yang bermanfaat, anggota tubuh dan rejeki yang berlimpah. Semua nikmat yang diberikan Allah SWT tidak terasa selama nikmat tersebut mengalir tanpa henti,tapi jika Allah menarik salah satu nikmatnnya saja maka akan sangat terasa kurang keindaahan hidup ini.

Mensyukuri nikmat yang diberikan Allah merupakan sebab dibukanya pintu barakah. Wujud syukur kepada Allah dengan meyakini bahwa setiap nikmat yang kita terima itu berasal dari Allah SWT dan kemudian memuji-Nya serta memanfaatkan nikmat tersebut kepada hal-hal yang diridhai Allah.

Dalam potongan khutbah di atas semua tentara merasakan lebih daripada apa yang dirasakan anak yatim kehilangan ayahnya. Jika anak yatim hanya kehilangan ayah saja dan masih mendapat perhatian dan dukungan dari lingkungan sekitarnya maka para tentara tersebut kehilangan perhatian dan juga tidak mempunyai bekal untuk makan dan minum. Terkadang manusia baru menyadari dan mensyukuri apa yang diberikan Allah ketika ia sudah tidak memiliki apa-apa lagi.

ﺓﺭﻮﻓﻮﻤﻟﺍ ﻪﺗﺍﻮﻗﺃ ﻭ ﻪﺘﺤﻠﺳﺃ ﻭ ﻪﺸﻴﺠﺑ ﻢﻛﻭﺪﻋ ﻢﻜﻠﺒﻘﺘﺳﺃ ﺪﻗﻭ

،

ﻢﻜﻓﻮﻴﺳ ﻻﺃ ﻢﻜﻟ ﺭﺯﻭﻻ ﻢﺘﻧﺃ ﻭ

،

ﻢﻛﻭﺪﻋ ﺪﻳﺃ ﻦﻣ ﻪﻧﻮﺼﻠﺨﺘﺴﺗ ﺎﻣ ﻻﺃ ﺕﺍﻮﻗﺃ ﻻﻭ

۰

/ waqad istaqbalakum ‘aduwwukum bijaisyihi wa asliḥatihi wa aqwātihi al-maufuratu, wa antum lāwazara lakum illa suyūfakum, wa lā aqwāta illa mā tastkhliūnahu min aidi ‘aduwwikum / “ musuh dengan jumlah pasukan yang besar, dan persenjataan yang

lengkap serta persiapan bekal yang berlimpah telah siap menghadapi kalian, dan kalian hanyalah tinggal pedang kalian, dan tidak ada bekal kecuali yang kalian rampas dari musuh”.

Dari potongan khutbah di atas kita bisa mengetahui ada perbedaan yang sangat memonjol antara dua kubu tersebut pasukan muslim melawan tentara visigot bagaikan langit dan bumi dalam hal persenjataan dan perlengkapan perang. Pasukan muslim hanya memiliki pedang di tangan mereka dan taktik perang yang sangat baik sedangkan pasukan visigot memakai jubah besi, tameng perlindungan dan masih banyak lagi perlengkapan canggih yang membuat mereka sangat berbeda dan sombong. Mereka begitu yakin kemenangan akan berpihak di kepada mereka yang hanya memonjolkan otot tanpa memakai otak.

Sikap berlebih-lebihan yang ditunjukkan oleh pasukan visigot itu merupakan salah satu sikap yang tidak boleh di ikuti dan ditiru. Karena sikap berlebih-lebihan itu merupakan salah satu sifat setan yang selalu ingin melanggar perintah Allah. Allah juga tidak menyukai sikap berlebih-lebihan karena setiap yang berlebihan itu tidak baik. Hal ini juga tertulis dalam firman Allah yang terdapat pada surat Al- Isra ayat 141.

ﻦﻴﻓﺮﺴﻤﻟﺍ ﺐﺤﻳ ﻻ ﻪﻧﺍ ﺍﻮﻓﺮﺴﺗ ﻻﻭ...

۞

Artinya : “ dan janganlah kamu berlebi-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.( Q.S Al-An`am : 141)

Pesan moral yang ingin disampaikan adalah : Jangan melailaikan waktu, gunakan dan

hargailah waktu.

ﻭﺇ

ﺍﺮﻣﺃ ﻢﻜﻟ ﺍﻭﺰﺠﻨﺗ ﻢﻟﻭ ﻢﻛﺭﺎﻘﺘﻓﺍ ﻰﻠﻋ ﻡﺎﻳﻷﺍ ﻢﻜﺑ ﺕﺪﺘﻣﺍ ﻥ

،

ﻢﻜﺤﻳﺭ ﺐﻫﺫ

،

ﺖﺿﻮﻌﺗ ﻭ

/ wa in imtaddat bikum al-ayyāmu ‘ala iftiqārikum walam tunjizū lakum amran, żahaba ḥukum, wa ta’awwaḍati al-qulūbu min ru’bihā minkumu al-jur`ata ‘alaikum / “ jika hari

berlalu seperti itu, dan kalian tidak menyelesaikan urusan ini ia berlalu membuat mereka senang dan berganti hati karena permainan kalian jadi berani pada kalian”.

Waktu adalah hal yang sangat berharga, karena dengan waktu manusia bisa melakukan apasaja baik yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain, maupun yang tidak memberikan manfaat sama sekali. Namun waktu juga bagaikan pedang yang siap tempur yang akan membantai leher siapa saja yang ada dihadapannya. Dengan kata lain waktu bisa menghabisi kita yang lalai menggunakannya.

Dalam potongan kata di atas jika para tentara muslim menggunakan waktu sebaik mungkin dalam kondisi yang tidak menjamin tersebut maka mereka akan menang dalam peperangan tersebut dengan izin Allah, karena jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat. tapi jika para tentara tersebut melalaikan waktu yang berharga itu maka mereka akan kehilangan semangat karena tenaga yang semakin berkurang yang akhirnya akan memberikan kekuatan baru bagi musuh mereka di medan tempur.

Pesan moral yang ingin disampaikan adalah : Menegakkan keadilan dan kebaikan

dimanapun berada.

ﻢﻛﺮﻣﺃ ﻦﻣ ﺔﺒﻗﺎﻌﻟﺍ ﻩﺬﻫ ﻥﻻﺬﺧ ﻢﻜﺴﻔﻧﺃ ﻦﻋ ﺍﻮﻌﻓﺭﺎﻓ

،

ﺔﻴﻏﺎﻄﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﺓﺰﺟﺎﻨﻤﺑ

،

ﻪﺑ ﺖﻘﻟﺃ ﺪﻘﻓ

ﺔﻨﻴﺼﺤﻟﺍ ﻪﺘﻨﻳﺪﻣ ﻢﻜﻴﻟﺃ

۰

/ farfa’ū ‘an anfusikum khużlāna hażihi al-‘āqibati min amrikum, bimunājazati hażā a -ṭāgiyati, faqad alqat bihi ilaikum madīnatuhu al-ḥaṣīnatu / “ sekarang kalian sudah berada dalam pulau yang kuat ini, maka lawanlah diri kalian karena hinanya akibat ini dengan menumpas pembangkang ini..(Roderic)”.

Keadilan dan kebaikan adalah dua kata yang sangat mudah terucap dari mulut setiap orang namun sangat sulit untuk melaksanakannnya. Dalam Islam dua hal tersebut sangat dianjurkan karena dengan melaksanakan kebaikan dan menegakkan kadilan bisa

menjaga fitrah manusia agar tetap bersih dan tdak menyimpang. Allah ta`la berfirman dalam surat ali imran ayat 104 :

ﻥﻮﺤﻠﻔﻤﻟﺍ ﻢﻫ ﻚﺌﻟﻭﺍ ﻭ ﺮﻜﻨﻤﻟﺍ ﻦﻋ ﻥﻮﻬﻨﻳ ﻭ ﻑﻭﺮﻌﻤﻟﺍ ﺎﺑ ﻥﻭﺮﻣﺄﻳ ﻭ ﺮﻴﺨﻟﺍ ﻰﻟﺍ ﻥﻮﻋﺪﻳ ﺔﻣﺍ ﻢﻜﻨﻣ ﻦﻜﺘﻟﻭ

“ dan hendaklah ada diantara kalian segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang mungkar ; merekalah rang-orang yang beruntung”.

Pesan moral yang ingin disampaikan adalah : Menggunakan waktu sebaik mungkin.

ﻭﺇ

ﻦﻜﻤﻤﻟ ﻪﻴﻓ ﺔﺻﺮﻔﻟﺍ ﺯﺎﻬﺘﻧﺍ ﻥ

ﺕﻮﻤﻟﺎﺑ ﻢﻜﺴﻔﻧﻷ ﻢﺘﺤﻤﺳ ﻥ

۰

/ wa inna intihāza al-furṣati fīhi lamumkinun in samaḥtum li anfusikum bi al-mauti / “ dan sungguh dalam kesempatan ini sangat mungkin untuk hal itu jika kalian biarkan

diri untuk mati”.

Dalam hidup ini hal yang paling dekat dengan kita adalah waktu, dan hal yang paling sering kita abaikan juga adalah waktu. Waktu adalah satu kata yang bisa sangat disepelekan oleh sekelompok orang dan waktu juga sangat berarti bagi sekelompok orang yang sadar akan penting dan berharganya waktu. Dengan memanfaatkan waktu seseorang bisa meraih sukses dalam hidupnya. Dengan tidak melalaikan waktu seseorang bisa makin dekat dengan sang penciptanya. Namun tidak jarang dengan lalainya kita terhadap waktu maka kita akan merasakan kerugian dan kegagalan yang sangat menyakitkan.

Dari potongan khutbah di atas kita tahu bahwa sang panglima perang tidak menginginkan dia dan pasukannya mati sia-sia di tangan musuh dan mengalami kerugian yang sangat menyakitkan dan pasti memberi sejarah buruk dalam sejarah Islam, oleh sebab itu dia selalu mengingatkan para pasukannya agar tidak menyepelekan waktu bahkan pada detik-detik sebelum memulai peperangan yang sangat genting yang akan

Pesan moral yang ingin disampaikan adalah : Percaya diri adalah kunci keberhasilan.

ﻭﺇ

ﺓﻮﺠﻨﺑ ﻪﻨﻋ ﺎﻧﺃ ﺍﺮﻣﺃ ﻢﻛﺭﺬﺣﺃ ﻢﻟ ﻰﻧ

،

ﺱﻮﻔﻨﻟﺍ ﺎﻬﻴﻓ ﻉﺎﺘﻣ ﺺﺧﺭﺃ ﺔﻄﺧ ﻰﻠﻋ ﻢﻜﺘﻠﻤﺣ ﻻﻭ

،

ﻰﺴﻔﻨﺑ ﺃﺪﺑﺃ ﻻ

۰

/ wa innī lam uḥażżirukum amran anā ‘anhu bi najwatin, wa lā amaltukum ‘alā khuṭṭatin arkhaṣu matā’in fīhā an-nufūsu, illa abda`u bi nafsī / “ dan saya tidak akan memperingatkan akan sesuatu yang membahayakan dan saya sendiri selamat darinya, dan juga tidak akan membawa kalian ke jalan dimana nyawa bernilai rendah dan akulah orang yang pertama memulainya”

Keberhasilan adalah satu kata yang sangat berharga dan semua orang ingin mendapatkannya. Keberhasilan merupakan satu kata yang sangat mudah untuk di ucapkan namun untuk mencapai dan meraihnya membutuhkan perjuangan dan semangat yang tidak boleh putus. Salah satu kunci untuk meraih kata berhasil adalah percaya diri. Dari potongan khutbah di atas kita mengetahui bahwa sang pemimpin perang sedang mendokrin para pasukannya untuk percaya diri dalam peperangan yang akan mereka hadapi. Dia meyakinkan para pasukannya bahwa mereka ada pada jalan yang benar dan sangat di impikan oleh para muslim, dia juga meyakinkan kepada mereka bahwa yang mereka hadapi sekarang ini adalah jalan menuju surga Allah dimana nyawa mereka tidak dihargai dengan rendah tapi sebaliknya, oleh karena itu dia berani menjadi orang pertama yang memulainya. Dari sini kita ketahui betapa besarnya rasa percaya diri sang panglima perang yang akan dibagikan kepada para pasukannya.

Pesan moral yang ingin disampaikan adalah : Dalam hidup ini tidak ada yang sia-sia.

ﻢﻜﻧﺃ ﺍﻮﻤﻠﻋﺍﻭ

ﻼﻴﻠﻗ ﻖﺷﻷﺍ ﻰﻠﻋ ﻢﺗﺮﺒﺻ ﻥ

،

ﻼﻳﻮﻁ ﺬﻟﻷﺍ ﻪﻓﺭﻷﺎﺑ ﻢﺘﻌﺘﻤﺘﺳ

۰

/ wa’lamū annakum in ṣabartum ‘alā al-`asyaqqi qalīlan, istamta’tum bi al-arfahi al-alażżi ṭawīlan / “ dan ketahuilah jika kalian sabar sedikit kalian akan merasakan banyak kelezatan”.

Potongan khutbah di atas menggambarkan bahwa dalam hidup ini tidak ada yang sia-sia, semua yang terjadi pasti ada hikmahnya. Hendaknya kita selalu mengambil pelajaran dari segala yang terjadi baik buruk ataupun yang baik karena manusia selalu dihadapkan kepada masalah-masalah yang tak terduga. Jika masalah yang dilewati oleh seorang manusia tidak dijadikan sebagai pelajaran maka dia akan tetap merasa kesusahan. Tapi jika dia bisa mengambil pelajaran dan sabar menghadapi apa yang terjadi kepadanya maka semua masalah akan sirna dan berganti dengan nikmat Allah yang tidak akan pernah putus. Karena Allah tidak mungkin menciptakan sesuatu untuk hal yang sia-sia. Hal ini terdapat dalam firman Allah yang berbunyi :

... ﻼﻁﺎﺑ ﺍﺬﻫ ﺖﻘﻠﺧ ﺎﻣ ﺎﻨّﺑﺭ ...

۞

Artinya : “ … Ya Tuhan kami , tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia,…” (Q.S. Ali `imran :191)

Pesan moral yang ingin disampaikan adalah : Hidup dan mati ada di tangan Allah.

ﻰﺴﻔﻧ ﻦﻋ ﻢﻜﺴﻔﻧﺄﺑ ﺍﻮﺒﻏﺮﺗ ﻼﻓ

،

ﻰﻈّﺣ ﻦﻣ ﺮﻓﻭﺄﺑ ﻪﻴﻓ ﻢﻜﻈّﺣ ﺎﻤﻓ

،

ّﻰﻟﻭ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﷲﻭ

ﻢﻛﺩﺎﺠﻳ

ﻦﻳﺭﺍﺪﻟﺍ ﻰﻓ ﺍﺮﻛﺫ ﻢﻜﻟ ﻥﻮﻜﻳ ﺎﻣ ﻰﻠﻋ

۰

/ falātargabū bi anfusikum ‘an nafsī, famā ḥaẓẓukum fīhi bi aufara min ḥaẓẓī, wa Allāhu ta’ālā waliyyu ījādikum, ‘alā mā yakūnu lakum żikran fī ad-dāraini / “ dan janganlah kalian merasa enggan kepadaku, karena keberuntunganku tidak lebih besar daripada kalian, Allah ta’ala menjadi saksi kebaikan kalian, atas apa yang akan kalian dapatkan di dua tempat”.

Dalam potongan khutbah di atas Thariq menyarankan agar manusia harus melakukan sesuatu hal yang terbaik dalam hidupnya. Suatu hal yang menjadi kerugian bagi manusia itu sendiri adalah apabila kondisi hari ini lebih buruk daripada hari kemaren. Apapun yang akan terjadi hari ini maupun esok dan yang akan datang manusia tidak akan mengetahuinya. Manusia dituntut harus taat pada ketetapan atau qadar baik maupun

Ketidaktahuan manusia kedepan juga termasuk di dalamnya ketidak tahuan manusia tentang umur dan kematian. Karena manusia tidak tahu kapan ia mati dan tidak seorangpun yang tau kecuali Allah, oleh karena itu hendaknya manusia selalu bersiap-siap menghadapi kematian.

Dalam peperangan ini juga tidak ada yang mengetahui siapa yang akan mati terlebih dahulu dan siapa yang akan bertahan hidup melanjutkan peperangan selanjutnya. Dan Allah akan menjadi saksi atas apa yang terjadi kepada mereka baik hidup ataupun mati keduanya akan mendapatkan pahala yang setimpal selamanya, sesuai dengan janji Allah. Oleh sebab itu janganlah para pasukan merasa enggan dan minder dan merasa bahwa kesempatan mereka lebih sedikit daripada Thariq hanya karena jabatan sementara yang dipercayakan kepada sang panglima perang ( Thariq bin Ziyad).

Pesan moral adalah : Manusia diberi tanggung jawab untuk selalu menepati janji.

ﺐﻴﺠﻣ ﻝّﻭﺃ ﻰّﻧﺃ ﻮﻤﻠﻋﺍﻭ

ﻢﻜﺗﻮﻋﺩ ﺎﻣ ﻰﻟ

ﻪﻴﻟ

،

ﻰﺴﻔﻨﺑ ﻞﻣﺎﺣ ﻦﻴﻌﻤﺠﻟﺍ ﻰﻘﺘﻠﻣ ﺪﻨﻋ ﻰّﻧﺃ ﻭ

ﻪﻠﺗﺎﻘﻓ ﻖﻳﺭﺬﻟ ﻡﻮﻘﻟﺍ ﺔﻴﻏﺎﻁ ﻰﻠﻋ

ﻰﻟﺎﻌﺗ ﷲءﺎﺸﻧ

،

ﻰﻌﻣ ﺍﻮﻠﻤﺣﺎﻓ

۰

/ wa’lamū annī awwalu mujībin ila mā da’autukum ilaihi, wa annī ‘inda multaqa al -jam’aini āmilun bi nafsī ’alā āgiyati al-qaumi lużarīqa faqātiluhu insyā`a Allāhu

ta’ālā, fa imalū ma’ī / “ dan ketahuilah bahwa aku orang yang pertama

melaksanakannya, dan aku di medan perang nanti, kubawa diriku pada pembangkang di negri ini, insyaallah aku akan memeranginya, maka ikutlah bersamaku”.

Dari penggalan khutbah tersebut tergambarkan bahwa sebagai hamba Allah yang patuh kepada perintah-Nya dan sebagai panglima perang yang patuh kepada atasannya Thariq bin Ziyad sangat bertanggung jawab atas perintah yang diberikan kepada beliau dan ia juga menjalankan janjinya untuk memimpin pasukan perang yang dikirim oleh khalifah. Sebagai buktinya dalam peperangan yang akan terjadi Thariq berada dalam barisan terdepan yang akan langsung menghadapi raja Roderic yang zalim tersebut. Dan sebagai

manusia biasa Thariq juga tidak sombong akan bisa menaklukan raja zalim tersebut maka ia juga meminta bantuan para pasukan yang akan selalu menyertainya.

Dari hal tersebut di atas kita mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari khutbah yang telah lama berlalu tersebut. Sebagai pemimpin yang baik kita harus bertanggung jawab dan menepati janji yang telah terucap dari mulut kita karena seseorang yang menepati janji adalah ciri seorang mukmin.

Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah yang telah memperingatkan agar tidak melanggar perjanjian apapun yang telah dibuat oleh seorang muslim yang berbunyi :

, ﻦﻴﻌﻤﺟﺍ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻭ ﺔﻜﺋ ﻼﻤﻟﺍ ﻭ ﷲ ﻪﻨﻌﻟ ﻪﻴﻠﻌﻓ ﺎﻤﻠﺴﻣ ﺮﻔﺧﺍ ﻦﻤﻓ ,ﻢﻫﺎﻧﺩﺍ ﺎﻬﺑ ﻲﻌﺴﻳ ﺓﺪﺟﺍﻭ ﻦﻴﻤﻠﺴﻤﻟﺍ ﺔّﻣﺫ

.ﻝﺪﻋ ﻻﻭ ﻑﺮﺻ ﻪﻨﻣ ﻞﺒﻘﻳ ﻻ

Artinya : “ Perlindungan muslim itu seperti satu kesatuan, (dapat) diupayakan oleh kalangan bawah di antara mereka: siapa saja yang menghianati seorang muslim maka mendapat laknat Allah, Malaikat dan seluruh manusia, tidak diterima syafaat dan fidyah darinya.”

Pesan moral yang ingin disampaikan adalah : Semua manusia mempunyai kedudukan

yang sama.

ﻥﺈﻓ

ﻩﺮﻣﺃ ﻢﺘﻴﻔﻛ ﺪﻘﻓ ﻩﺪﻌﺑ ﺖﻜﻠﻫ

،

ﻢﻛﺭﻮﻣﺃ ﻥﻭﺪﻨﺴﺗ ﻞﻣﺎﻋ ﻞﻄﺑ ﻢﻛﺯﻮﻌﻳ ﻢﻟﻭ

ﻪﻴﻟ

،

ﻰﻟﻮﺻﻭ ﻞﺒﻗ ﺖﻜﻠﻫ

ﻪﻴﻟ

،

ﻩﺬﻫ ﻰﺘﻤﻳﺰﻋ ﻰﻓ ﻰﻧﻮﻔﻠﺨﻓ

،

ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻜﺴﻔﻧﺄﺑ ﺍﻮﻠﻤﺣﺍﻭ

،

ﺍﻮﻔﺘﻛﺍﻭ

ﻪﻠﺘﻘﺑ ﻰﺿﺍﺭﻷﺍ ﻩﺬﻫ ﺢﺘﻓ ﻦﻣ ﻢﻬﻟ

۰

/ fa in halaktu ba’dahu faqad kufītum amrahu, wa lam yu’wizkum baṭalun ‘āmilun tusnidūna umūrakum ilaihi, wa in halaktu qabla wuūlī ilaihi, fakhlufūnī fī ‘azīmatī hāżihi, wa imalū bi anfusikum ‘alaihi, wa iktafū lahum min fathi hażihi al-arādī bi qatlihi / “ jika aku binasa setelah dia cukuplah kalian urusan ini, dan kalian belum

berkehendak untuk memilih seseorang untuk urusan ini, dan jika aku binasa sebelum sampai padanya, bersumpahlah kalian untuk tekadku ini, dan bawalah diri kalian untuk

menyerangnya, dan untuk menaklukkan nagara ini, cukuplah hanya dengan membunuh dia”.

Dari potongan khutbah tersebut di atas, dapat tergambarkan kerendahan hati Thariq dalam menjalankan tugas yang diembannya. Terbukti ia mengatakan jika ia wafat dalam peperangan tersebut sebelum sampai kepada raja Roderic dan membunuhnya, maka siapa saja berhak menggantikan posisinya sebagai pemimpin yang akan memimpin mereka dalam peperangan dan membunuh raja Zalim tersebut melanjutkan amanah dari sang khalifah yang telah diterimanya.

Dari khutbah tersebut kita ketahui bahwa Thariq meyakini bahwa semua orang mempunyai kesamaan derajat, yang membedakannya adalah taqwanya kepada Allah. Hal ini terdapat dalam firman Allah yang berbunyi :

ّﻥﺍ ﻢﻛﺎﻘﺗﺍ ﷲ ﺪﻨﻋ ﻢﻜﻣﺮﻛﺍ ّﻥﺍ ﺍﻮﻓﺭﺎﻌﺘﻟ ﻞﺋﺎﺒﻗ ّﻭ ﺎﺑﻮﻌﺷ ﻢﻜﻨﻠﻌﺟ ﻭ ﻲﺜﻧﺍ ﻭ ﺮﻛﺫ ﻦﻣ ﻢﻜﻨﻗﺎﺧ ﺎّﻧﺍ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺎﻬﻳﺎﻳ

ﺮﻴﺒﺧ ﻢﻴﻠﻋ ﷲ

۞

Artinya : “ Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang pria dan seorang wanita, dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu kenal mengenal (hidup rukun damai). Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah siapa yang paling bertaqwa diantara kamu, sesungguhnya Allah Maha Menetahui dan Maha Mengenal.

Dokumen terkait