• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pesan Religius dalam khutbah Thariq bin Ziyad pada saat penaklukan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.5 Pesan Religius dalam khutbah Thariq bin Ziyad pada saat penaklukan

Istilah religius dan agama sering dikonotasikan maknanya, walaupun sebenarnya keduanya menyarankan makna yang berbeda. Agama lebih menunjukkan pada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum yang resmi. Sedangkan religiositas melihat aspek yang ada dalam lubuk hati, riak getaran nurani pribadi, totalitas mengatasi, lebih dalam dan lebih luas dari agama yang tampak formal dan resmi.

Dalam karya sastra pesan agama dan religius bisa berbaur dan memberikan makna yang koherensi.

Kehadiran pesan religius dan keagamaan dalam sebuah karya sastra merupakan setua keberadaan sastra itu sendiri. Karena sastra itu tumbuh dari hal yang bersifat religius. Pada awal mula segala sastra adalah religius, (Mangun wijaya, 1982 : 11)

Pesan religius yang ingin disampaikan Thariq bin Ziyad dalam Khutbahnya adalah :

ﻢﻜﺋﺍﺭﻭ ﻦﻣ ﺮﺤﺒﻟﺍ ﺮﻔﻤﻟﺍ ﻦﻳﺃ !ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺎﻬﻳﺃ

،

ﻢﻜﻣﺎﻣﺃ ﻭﺪﻌﻟﺍﻭ

،

ﷲﻭ ﻢﻜﻟ ﺲﻴﻟﻭ

ﻕﺪﺼﻟﺍ ﻷ

ﺮﺒﺼﻟﺍﻭ

۰

/ayyuha an-nāsu ! aina al-mafarru? al-baru min warā`ikum, wa al-‘aduwwu amāmakum, wa laisa lakum wallāhi illa aṣ-ṣidqu wa aṣ-ṣabru / wahai pasukan, kemana " kalian akan lari? Lautan di belakang kalian dan musuh di depan kalian, tidak ada pilihan kecuali jujur dan sabar”.

Dalam beberapa kalimat di atas dapat kita ketahui betapa kondisi yang tidak mendukung pasukan muslim tersebut tidak bisa memberikan harapan yang banyak kepada mereka. Dan mereka tidak memiliki pilihan lain, kecuali menyerahkan semuanya kepada Allah dan sabar. Dengan sabar dan tawakkal insyaallah mereka akan mendapat bantuan dari Allah. Karena dengan bertawakkal berarti seseorang telah menyerahkan sagala urusan kepada Allah dan ia hanya meminta kepada Allah dan tidak menggantungkan nasibnya kepada siapapun baik sedikit atupun banyak kecuali kepada Allah SWT.

Sabar dan tawakkal merupakan dua iringan keimanan yang indah dan sepadan. Jika sabar selalu disertai dengan kemenangan maka tawakkal selalu disertai kecukupan dan bantuan. Allah SWT berfirman : “ dan barang siapa bertawakkal kepada Allah maka Allah akan memberinya kecukupan”. (Q.S. Ath-Thalaq :3)

Dari potongan khutbah tersebut kita mendapat pelajaran yang sangat berharga dalam menjalani kehidupan dimana dalam hidup ini kita tidak boleh putu asa dan harus selalu sabar dan tawakkal kepada Allah.

Pesan religius yang ingin disampaikan adalah : Senantiasa bersabar dalam

menghadapi segala cobaan.

ﻡﺎﺘﻳﻷﺍ ﻦﻣ ﻊﻴﺿﺃ ﺎﻨﻫ ﻢﻜﻧﺃ ﺍﻮﻤﻠﻋﺍﻭ

،

ﻡﺎﺌﻠﻟﺍ ﺔﺑﻭﺩﺄﻣ ﻲﻓ

۰

/ wa’lamū annakum hunā aḍya’u min al-aitāmi, fī ma`dūbati al-li`āmi / “ dan

Dalam hidup ini segala cobaan datang silih berganti seakan tidak mengenal kata lelah, cobaan yang datang bukan hanya melalui masalah-masalah buruk yang menghampiri tapi cobaan bisa juga datang melalui kesenangan yang diberikan Allah kepada kita. Cobaan memang kadang menyakitkan namun kita harus menerima dan mengambil hikmah dari cobaan tersebut karena itulah anak tangga yang harus kita jalani dalam hidup untuk mencapai “cahaya” Nya.

Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mu'min, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya." (HR. Muslim)

Pesan religius yang ingin disampaikan adalah : Berlebih-lebihan itu tidak baik dan

dibenci Allah serta senantiasa sabar dan yakin dalam setiap cobaan.

ﺓﺭﻮﻓﻮﻤﻟﺍ ﻪﺗﺍﻮﻗﺃ ﻭ ﻪﺘﺤﻠﺳﺃ ﻭ ﻪﺸﻴﺠﺑ ﻢﻛﻭﺪﻋ ﻢﻜﻠﺒﻘﺘﺳﺃ ﺪﻗﻭ

،

ﻢﻜﻓﻮﻴﺳ ﻻﺃ ﻢﻜﻟ ﺭﺯﻭﻻ ﻢﺘﻧﺃ ﻭ

،

ﻢﻛﻭﺪﻋ ﺪﻳﺃ ﻦﻣ ﻪﻧﻮﺼﻠﺨﺘﺴﺗ ﺎﻣ ﻻﺃ ﺕﺍﻮﻗﺃ ﻻﻭ

۰

/ waqad istaqbalakum ‘aduwwukum bijaisyihi wa asliḥatihi wa aqwātihi al-maufuratu, wa antum lāwazara lakum illa suyūfakum, wa lā aqwāta illa mā tastkhliūnahu min aidi ‘aduwwikum / “ musuh dengan jumlah pasukan yang besar, dan persenjataan yang

lengkap serta persiapan bekal yang berlimpah telah siap menghadapi kalian, dan kalian hanyalah tinggal pedang kalian, dan tidak ada bekal kecuali yang kalian rampas dari musuh”.

Persenjataan dan perlengkapan yang melimpah belum tentu menjamin berhasilnya seseorang untuk mencapai tujuannya. Terbukti dengan ditaklukkannya pasukan visigot dalam peperangan melawan pasukan muslim di Andalusia. Berlebih-lebihan juga merupakan suatu hal yang buruk dan tidak disukai Allah karena berlebih-lebihan itu

merupakan salah satu dari sifat setan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al- Isra` yang berbunyi :

ﺍﺮﻳﺬﺒﺗ ﺭّﺬﺒﺗ ﻻﻭ ﻞﻴﺒّﺴﻟﺍ ﻦﺑﺍﻭ ﻦﻴﻜﺴﻤﻟﺍﻭ ﻪﻘﺣ ﻰﺑﺮﻘﻟﺍﺍﺍﺫ ﺕﺍﻭ

۞

ﻥﺎﻛﻭ ﻦﻴﻄﻴﺸﻟﺍ ﻥﺍﻮﺧﺍ ﺍﻮﻧﺎﻛ ﺭّﺬﺒﻤﻟﺍ ّﻥﺍ

ﺍﺭﻮﻔﻛ ﻪّﺑﺮﻟ ﻥﺎﻄﻴّﺸﻟﺍ

۞

Artinya : berikanlah kepada kaum keluarga haknya dan orang-orang miskin begitu juga orang-orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu mubazir.۞ sesungguhnya orang-orang mubazir itu teman syaitan dan syaitan itu sangat ingkar kepada tuhannya.( Q.S Al-Isra` : 26-27).

Pesan religius yang ingin disampaikan adalah : Percaya diri dan jihad nafsiyah hal

yang paling baik dalam menuju kemenangan yang haqiqi.

ﻢﻛﺮﻣﺃ ﻦﻣ ﺔﺒﻗﺎﻌﻟﺍ ﻩﺬﻫ ﻥﻻﺬﺧ ﻢﻜﺴﻔﻧﺃ ﻦﻋ ﺍﻮﻌﻓﺭﺎﻓ

،

ﺔﻴﻏﺎﻄﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﺓﺰﺟﺎﻨﻤﺑ

،

ﻪﺑ ﺖﻘﻟﺃ ﺪﻘﻓ

ﺔﻨﻴﺼﺤﻟﺍ ﻪﺘﻨﻳﺪﻣ ﻢﻜﻴﻟﺃ

۰

/ farfa’ū ‘an anfusikum khużlāna hażihi al-‘āqibati min amrikum, bimunājazati hażā aṭ- ṭāgiyati, faqad alqat bihi ilaikum madīnatuhu al-ḥaṣīnatu / “ sekarang kalian sudah berada dalam pulau yang kuat ini, maka lawanlah diri kalian karena hinanya akibat ini dengan menumpas pembangkang ini..(Roderic)”.

Dari kalimat di atas tergambarkan bahwa siapa yang mampu melawan nafsu atau dirinya sendiri maka akan terlepas dari kehinaan yang disebabkan oleh peperangan ini. Karena dengan mampunya seseorang melawan nafsunya atu dirinya sendiri(rasa takut) maka kemenangan akan memihak mereka.

Dari potongan khutbah ini kita mengetahui bahwa Thariq tidak hanya mengajak untuk memerangi kezaliman tapi juga mengajak memerangi diri sendiri dari hal-hal yang hina dan dilarang Allah.

ﻭﺇ

ﺓﻮﺠﻨﺑ ﻪﻨﻋ ﺎﻧﺃ ﺍﺮﻣﺃ ﻢﻛﺭﺬﺣﺃ ﻢﻟ ﻰﻧ

،

ﺱﻮﻔﻨﻟﺍ ﺎﻬﻴﻓ ﻉﺎﺘﻣ ﺺﺧﺭﺃ ﺔﻄﺧ ﻰﻠﻋ ﻢﻜﺘﻠﻤﺣ ﻻﻭ

،

ﻰﺴﻔﻨﺑ ﺃﺪﺑﺃ ﻻ

۰

/ wa innī lam uḥażżirukum amran anā ‘anhu bi najwatin, wa lā amaltukum ‘alā

khuṭṭatin arkhaṣu matā’in fīhā an-nufūsu, illa abda`u bi nafsī / “ dan saya tidak akan memperingatkan akan sesuatu yang membahayakan dan saya sendiri selamat darinya, dan juga tidak akan membawa kalian ke jalan dimana nyawa bernilai rendah dan akulah orang yang pertama memulainya”

Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan

atau menjaga Din tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para

meninggalkan

memberikan pengajaran kepada

penciptaan mereka yaitu menjadi

Dari potongan khutbah tersebut tergambar bahwa Thariq tidak akan membawa pasukannya kepada hal yang sia-sia melainkan ia membawa kepada hal yang sangat menguntungkan. Karena siapa yang mati dalam membela agama Allah maka dijamin kebahagiannya oleh Allah baik di dunia maupun di akhirat.

Pesan religius yang ingin disampaikan adalah : Dibalik kesabaran ada kemikmatan

yang indah.

ﻢﻜﻧﺃ ﺍﻮﻤﻠﻋﺍﻭ

ﻼﻴﻠﻗ ﻖﺷﻷﺍ ﻰﻠﻋ ﻢﺗﺮﺒﺻ ﻥ

،

ﻼﻳﻮﻁ ﺬﻟﻷﺍ ﻪﻓﺭﻷﺎﺑ ﻢﺘﻌﺘﻤﺘﺳ

۰

/ wa’lamū annakum in ṣabartum ‘alā al-`asyaqqi qalīlan, istamta’tum bi al-arfahi al- alażżi ṭawīlan / “ dan ketahuilah jika kalian sabar sedikit kalian akan merasakan banyak kelezatan”.

Pada bait di atas menggambarkan bahwa sabar adalah kunci dari kesuksesan. Orang yang sabar akan menerima semua takdir Tuhan dengan ikhlas dan selalu memetik hikmah dari apa yang terjadi kepadanya, dengan kesabarannya seseorang telah mengubah takdirnya.

Dalam Al-Quran Allah memuji orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam QS. Al-baqarah : 177 :

. ﻥﻮﻘﺘﻤﻟﺍ ﻢﻫ ﻚﺌﻟﻭﺍ ﻭ ﺍﻮﻗﺪﺻ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﻚﺌﻟﻭﺍ ﺱﺄﺒﻟﺍ ﻦﻴﺣ ﻭ ءﺍ ّﺮﻠﻀﻟﺍ ﻭ ءﺎﺳﺄﺒﻟﺍ ﻲﻓ ﻦﻳﺮﺑﺎﺼﻟﺍﻭ

Artinya: …dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang- orang yang bertaqwa."

Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah terdapat anjuran untuk selalu sabar ketika menghadapi musuh (dalam berjihad). Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah kalian berangan-angan untuk menghadapi musuh. Namun jika kalian sudah menghadapinya maka bersabarlah (untuk menghadapinya).” HR. Muslim.

Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mukmin, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; 1T“Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman,

karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya.” 1T6T(HR. Muslim)

Pesan religius yang ingin disampaikan adalah : Kemuliaan tempat disisi Allah bagi

yang mati syahid.

ﻰﺴﻔﻧ ﻦﻋ ﻢﻜﺴﻔﻧﺄﺑ ﺍﻮﺒﻏﺮﺗ ﻼﻓ

،

ﻰﻈّﺣ ﻦﻣ ﺮﻓﻭﺄﺑ ﻪﻴﻓ ﻢﻜﻈّﺣ ﺎﻤﻓ

،

ّﻰﻟﻭ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﷲﻭ

ﻢﻛﺩﺎﺠﻳ

ﻦﻳﺭﺍﺪﻟﺍ ﻰﻓ ﺍﺮﻛﺫ ﻢﻜﻟ ﻥﻮﻜﻳ ﺎﻣ ﻰﻠﻋ

۰

/ falātargabū bi anfusikum ‘an nafsī, famā ḥaẓẓukum fīhi bi aufara min ḥaẓẓī, wa Allāhu

kalian, Allah ta’ala menjadi saksi kebaikan kalian, atas apa yang akan kalian dapatkan di dua tempat”.

Dari penggalan khutbah ini tergambarkan bahwa jihad bukanlah suatu hal yng sia-sia untuk dilaksanakan. Jihad adalah perbuatan yang sangat agung karena bertujuan untuk menegakkan agama Allah. Dan bagi yang ikut berjihad akan mendapatkan apa yang telah dijanjikan Allah yaitu surga bagi yang mati syahid dan kabaikan dunia bagi yang masih hidup atau selamat dalam berjihad. Pelaksanaan jihad bukan hanya berbentuk membela agama Allah tapi jihad juga memiliki rumusan sebagai berikut :

• Pada konteks diri pribadi - berusaha membersihkan pikiran dari pengaruh- pengaruh ajaran selain Allah dengan perjuangan spiritual di dalam diri, mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

• Komunitas - Berusaha agar Din pada masyarakat sekitar maupun keluarga tetap tegak dengan dakwah dan membersihkan mereka dari kemusyrikan.

• Kedaulatan - Berusaha menjaga eksistensi kedaulatan dari serangan luar, maupun pengkhianatan dari dalam agar ketertiban dan ketenangan beribadah pada rakyat di daulah tersebut tetap terjaga termasuk di dalamnya pelaksanaan secara menyeluruh

Pesan religius yang ingin disampaikan adalah : Dalam keadaan apapun harus tetap

ingat kepada Allah.

ﺐﻴﺠﻣ ﻝّﻭﺃ ﻰّﻧﺃ ﻮﻤﻠﻋﺍﻭ

ﻢﻜﺗﻮﻋﺩ ﺎﻣ ﻰﻟ

ﻪﻴﻟ

،

ﻰﺴﻔﻨﺑ ﻞﻣﺎﺣ ﻦﻴﻌﻤﺠﻟﺍ ﻰﻘﺘﻠﻣ ﺪﻨﻋ ﻰّﻧﺃ ﻭ

ﻪﻠﺗﺎﻘﻓ ﻖﻳﺭﺬﻟ ﻡﻮﻘﻟﺍ ﺔﻴﻏﺎﻁ ﻰﻠﻋ

ﻰﻟﺎﻌﺗ ﷲءﺎﺸﻧ

،

ﻰﻌﻣ ﺍﻮﻠﻤﺣﺎﻓ

۰

/ wa’lamū annī awwalu mujībin ila mā da’autukum ilaihi, wa annī ‘inda multaqa al- jam’aini āmilun bi nafsī ’alā āgiyati al-qaumi lużarīqa faqātiluhu insyā`a Allāhu

ta’ālā, fa imalū ma’ī / “ dan ketahuilah bahwa aku orang yang pertama

melaksanakannya, dan aku di medan perang nanti, kubawa diriku pada pembangkang di negri ini, insyaallah aku akan memeranginya, maka ikutlah bersamaku”.

Senang sedih datang silih berganti, kadang rasa senang, gembira, suka dan duka datang tak terduga. Dikala sedih kita terbiasa mengingat Allah, mengadu mencurahkan kesedihan dan kegundahan kepada-Nya. Namun tak jarang terjadi ketika kita merasakan kegembiraan, kesenangan, kesuksesan kita malah melupakan sosok yang dihadan-Nya kita menangis dikala kita dirundung gelisah dan bersedih.

Dari khutbah Thariq bin Ziyad di atas, kita mengetahui dan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Karena di saat genting dan rasa was-was karena peperangan yang akan segera terjadi Thariq masih mengingatkan pasukannya agar selalu mengingat Allah kapan dan dimanapun kita berada. Karena jika kita mengingat Allah diwaktu lapang maka Allah akan selalu mengingat kita dalam waktu apapun. Hal ini dikuatkan oleh hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi yang berbunyi : “ Hendaklah kamu mengingat Allah di waktu lapang (senang), niscaya Allah akan mengingat kamu di waktu sempit (susah)….. (H.R.Tirmidzi)

Pesan religius yang ingin disampaikan adalah : Selalu bertawakkal kepada Allah atas

setiap masalah yang dihadapi, dan perdamaian itu indah.

ﻥﺈﻓ

ﻩﺮﻣﺃ ﻢﺘﻴﻔﻛ ﺪﻘﻓ ﻩﺪﻌﺑ ﺖﻜﻠﻫ

،

ﻢﻛﺭﻮﻣﺃ ﻥﻭﺪﻨﺴﺗ ﻞﻣﺎﻋ ﻞﻄﺑ ﻢﻛﺯﻮﻌﻳ ﻢﻟﻭ

ﻪﻴﻟ

،

ﻰﻟﻮﺻﻭ ﻞﺒﻗ ﺖﻜﻠﻫ

ﻪﻴﻟ

،

ﻩﺬﻫ ﻰﺘﻤﻳﺰﻋ ﻰﻓ ﻰﻧﻮﻔﻠﺨﻓ

،

ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻜﺴﻔﻧﺄﺑ ﺍﻮﻠﻤﺣﺍﻭ

،

ﺍﻮﻔﺘﻛﺍﻭ

ﻪﻠﺘﻘﺑ ﻰﺿﺍﺭﻷﺍ ﻩﺬﻫ ﺢﺘﻓ ﻦﻣ ﻢﻬﻟ

۰

/ fa in halaktu ba’dahu faqad kufītum amrahu, wa lam yu’wizkum baalun ‘āmilun

tusnidūna umūrakum ilaihi, wa in halaktu qabla wuṣūlī ilaihi, fakhlufūnī fī ‘azīmatī

hāżihi, wa imalū bi anfusikum ‘alaihi, wa iktafū lahum min fathi hażihi al-arādī bi qatlihi / “ jika aku binasa setelah dia cukuplah kalian urusan ini, dan kalian belum

berkehendak untuk memilih seseorang untuk urusan ini, dan jika aku binasa sebelum sampai padanya, bersumpahlah kalian untuk tekadku ini, dan bawalah diri kalian untuk menyerangnya, dan untuk menaklukkan negara ini, cukuplah hanya dengan membunuh

Dari potongan khutbah tersebut tergambarkan bahwa untuk menaklukan dan menguasai suatu daerah cukuplah dengan menaklukan raja yang berkuasa saja. Dan seterusnya tidak perlu menggunakan kekerasan karena Islam itu adalah agama yang damai memegang teguh kebebasan memilih dan melarang memaksakan kehendak. Dan juga menggambarkan dan menganjurkan agar selalu bertawakkal kepada Allah yang MahaTahu.

3.6 Tujuan Nilai Sosiologi Sastra pada Khutbah Thariq bin Ziyad

Sastra berkaitan erat dengan pengarang yang telah melihat dan meneliti langsung fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat, dan menuangkannya dalam bentuk tulisan yang disebut dengan karya sastra. Karya sastra yang ada kemudian di baca oleh para pembaca sehingga lahirlah berbagai macam analisis dan interprestasi. Untuk berbicara tentang kajian suatu karya sastra dalam kaitannya dengan penciptaan, masyarakat (realitas sosial), dan pembacanya, penulis tidak mencantumkannya juga tidak membahasnya karena keterbatasan kemampuan dan waktu yang ada pada diri penulis.

Karya sastra adalah untaian perasaan dan realitas sosial (semua aspek kehidupan manusia) yang telah tersusun baik dan indah. Karya sastra merupakan tanggapan penciptanya (pengarang) terhadap dunia (realitas sosial) yang dihadapinya. Di dalam karya sastra terdapat pengalaman-pengalaman subjektif penciptanya, fakta individual atau libidinal (pengalaman subjektif seseorang), dan pengalaman sekelompok masyarakat (fakta sosial).

Secara keseluruhan khutbah Thariq bin Ziyad menggambarkan suatu kondisi sosial para pasukan perang muslim yang berada di pulau musuh (spanyol) yang akan mereka taklukkan, dimana kondisi ini menceritakan bahwa para pasukan tersebut mengalami dampak yang buruk dan penurunan semangat perang dari kondisi mereka disana, karena disana para pasukan tersebut tidak memiliki persedian pangan dan senjata yang lengkap untuk menghadapi musuh yang telah siap sedia melawan dengan jubah besinya dan peralatan perang yang lengkap. Oleh karena itu Thariq sebagai panglima

perang yang bertanggung jawab menumbuhkan jiwa dan semangat baru dalam hati tiap pasukan perangnya. Dan sebagai pemimpin Thariq tidak munafik dalam mengemban tugasnya, dalam tiap pertempuran melawan musuh Thariq selalu berada pada barisan terdepan dan berhadapan langsung dengan musuh. Sebagai pemimpin yang memegang kuasa penuh dalam peperangan Thariq bin Ziyad tidak menyeleweng dan tetap memegang teguh amanat yang diberikan kepadanya, karena beliau yakin setiap apa yang diperbuat di bumi ini selama kita hidup maka akan diminta pertanggung jawabannya dikemudian hari (akhirat).

Sebagai pemimpin yang arif dan bijaksana Thariq juga memberikan siraman rohani kepada para pasukannya diantara khutbahnya yang membakar semangat jihad para mujahid tersebut. Dan dalam peperangan tersebut beliau juga memakai etika perang yang telah di ajarkan oleh Rasulullah.

Keseluruhan nilai sosiologis sastra dari khutbah Thariq bin Ziyad pada saat penaklukan Andalusia ini mengajarkan kepada manusia untuk selalu berbuat kebaikan baik bagi diri sendiri maupun orang lain, alam dan juga kepada sang pencipta.

BAB IV

Dokumen terkait