• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH RUBRIK HIKMAH PADA SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI FEBRUARI 2009

B. Pesan Dakwah Yang Paling Dominan Dalam Pesan Dakwah Akidah, Akhlak, serta Syariah dalam Rubrik Hikmah Harian Republika Akhlak, serta Syariah dalam Rubrik Hikmah Harian Republika

3. Sub Pesan Syari`ah

Pesan syariah adalah pesan dakwah yang berisikan tentang ketentuan-keteuntuan norma-norma Ilahi yang menghubungkan manusia dengan Tuhannya, manusia dan alam sekitar.

Ibadah hakikatnya adalah tujuan dari dihidupkannya manusia oleh Allah SWT didunia ini, ibadah merupakan suatu bentuk perwujudan ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya. Sebagaimana Firman Allah SWT yang tertera dalam surat Adz-zariyah ayat 56-58

5( ﺥ

7ﻝ%

8ﻥ9ﻝ%

: ﻝ

.

ی

!#

;<

ی

4:0ی

.

ﻝ%

.

;%<+ﻝ%

=

> (ﻝ%

?4ﻝ%

.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku ”

Allah mengatakan bahwa hikmah dari ayat diatas adalah dalam penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan segala perintah

lix

Nya hanya untuk Allah SWT. Pada dasarnya Allah SWT tidak mendapatkan manfaat sedikitpun dari apa yang telah kita lakukan meski itu merupakan bentuk ibadah, hanya saja Allah ingin tahu seberapa taat kah hamba Nya kepada Allah SWT.

Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan amal ibadah kita, justru kita yang membutuhkan Nya, karena ketergantungan kita kepada Allah SWT. Maka barang siapa yang tidak taat kepada Allah SWT maka justru manusia itu sendirilah yang akan rugi dan menyesal sepanjang hidupnya. Sebagaimana surat Al-Fatihah ayat 5

@ ی

:ﻥ

@ ی

:?1ﻥ

.

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”

Sedangkan menurut KBBI dinyatakan bahwa pesan Syariah adalah hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan alam45, pesan Syariah terbagi dua, yaitu;

3. Ibadah sebagai bentuk dari norma hubungan manusia dengan tuhannya, dan tata caranya sudah ditentukan oleh Allah SWT kepada Rasul Nya secara rinci kajiantentang ibadah ini berkisara pada masalah thaharah, shalat, puasa, zakat dan haji.46

45

Kamus Besar Bahasa Inodnesia, edisi ke tiga, (Depdiknas; Balai Pustaka). Hal.11-15

46

E. Hasan Shaleh, Studi Islam Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ & Pengembangan Wawasan, ISTN, Jakarta, 2000, Cet. Ke-2, Hal. 56

lx

4. Muamalah merupakan bentuk norma hubungan manusia dengan manusia lainnya serta dengan lingkungan sekitarnya yang berkaitan dengan masalah ekonomi, politik, social, hukum, kebudayaan, dan lain-lainnya.47

Tabel. 8

Rincian Pesan Dakwah Syariah

Tabel. 11

Koefesien Reability antar Juri Pesan Syariah

Nilai Rata-rata (X) = 3 : 2, 83 = 1 Komposit Reabilitas = 3 x 1 = 3 1+ 2 x 3 7 47 Ibid Hal. 56 Syariah Juri

Ibadah Muamalah Jumlah Frekuensi

I 40 24 64

II 49 20 69

III 45 16 61

KR Antar juri Jumlah Item kesepakatan Tidak Sepakat Nilai Hasil

I dan II 422 404 18 0, 95

I dan III 392 380 12 0, 96

lxi

Kemudian setelah penulis menganalisa berdasarkan kategorinya, maka sebagai pembanding akan dianalisis secara keseluruhan hasil dari temuan data sebagai berikut.

Tabel. 9

Hasil Analisis Semua Kategori Pesan

JURI AKIDAH AKHLAK SYARIAH FREKUENSI

I 35 103 64 202

II 37 114 69 220

III 30 99 61 190

Tabel. 10

Koefesien Reability antar Juri

KR Antar juri Jumlah Item kesepakatan Tidak Sepakat Nilai Hasil

I dan II 422 404 18 0, 95

I dan III 392 380 12 0, 96

II dan III 410 380 30 0, 92

C . Sinkronisasi Isi Pesan Rubrik Hikmah dengan Konflik antara Israel-Palestina.

Istilah ”pluralisme agama” masih sering disalahpahami atau mengandung pengertian yang kabur, meski terminologi ini sangat pouler dan tampak disambut hangat secara universal. Hal ini dapat dilihat semakin menjamurnya kajian

lxii

internasional tentang pluralisme agama, khususnya Konsili Vatikan II. Sungguh sangat mengejutkan, ternyata tidak banyak, bahkan langka, yang mencoba mendefinisikan tentang pluralisme agama. Hal ini seakan bahwa arti dari pluralisme sudah disepakati bersama secara konsensus.

Pluralisme agama berasal dari dua kata, yaitu ”pluralisme” dan ”agama”. Dalam bahasa Arab biasa disebut ”Al-Ta`addudiyah Al-Diniyah” dalam bahasa Inggris disebut ”religious pluralis”. Oleh karena pluralisme agama berasal dari bahasa Inggris, maka untuk mendefinisikannya haruslah tepat. Dalam bahasa Inggris Pluralism berarti “jama” atau banyak, sedangkan religious berarti agama. Jadi, arti pluralisme agama adalah kondisi hidup bersama (kondisi eksistensi) antar agama (dalam arti luas) yang berbeda-beda dalam satu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama48.

Sebab-sebab timbulnya pluralisme agama yang pertama diantaranya adalah faktor ideologis. Yaitu keyakinan seseorang yang serba mutlak dan absolut bahwa apa yang diyakini dan diimaninya adalah benar dan superior, adalah alami belaka. Keyakinan akan absolutisme dan kemutlakan adalah berlaku dalam hal akidah, mazhab dan ideologi (baik yang bersumber dari Allah maupun lainnya). Kenyataan absolutisme agama hampir tak ada satu pun yang mempertanyakan atau mempertentangkannya hingga datangnya era modern dimana paham “relativitas agama” mulai dikenal dan dan menyebar secara luas dikalangan para pemikir dan intelektual, khususnya akhir abad 20. Dalam konteks

48

Dr. Anis Malik Thoha, Trend Pluralisme Agama, (Jakarta; Kelompok Gema Insani, 2005) Cet.ke-1, Hal-11

lxiii

ideologi ini, umat manusia terbagi menjadi dua, yang pertama teguh terhadap wahyu langit atau samawi, kedua mereka yang tidak beriman kecuali hanya kepada kemampuan akal saja.

Perbedaan mereka dalam memahami Zat yang ghaib atau kekuatan yang transedental yang bersifat metafisikal yang sering dikenal nama ” Tuhan”. Para pengikut agama yang mengakui Tuhan itulah eksistensi Tuhan. Sedangkan pengikut agama yan tidak mengakui Tuhan terbagi dua golongan, yang satu Tuhan itu murni tidak ada, mereka itulah komunis, dan atheis. Sedangkan golongan yang kedua yaitu mengatakan Tuhan itu ada atau tidak, tapi hanya diam saja, bimbang dalam keraguan seperti penganut agama Budha-kelompok-Theravada, agnostic dan skeptic.

Faktor yang kedua adalah Akidah keterpilihan, keyakinan bahwa bangsa yang terpilih oleh Tuhan merupakan akidah hampir didapati oleh semua agama. Akidah ini termasuk yang sangat peka dan berperan penting dalam membentuk kesadaran emosional suatu umat beragama.

Untuk Israel, keyakinan ini berlandaskan kepada kitab sucinya. Kitab Keluaran (Exodus), misalnya menyebutkan

“Dan Musa mendaki gunung itu untuk bertemu dengan Allah, Tuhan berbicara kepada Musa dari gunung itu dan menyuruh mengumumkan kepada Israel, keturunan Yakub,….. sekarang kalau kamu taat kepada-Ku dan setia pada janji-Ku, kamu akan Kujadikan umat-Ku sendiri. Seluruh bumi adalah milik-Ku,

lxiv

tapi akan menjadi milik kesayangan-Ku, khuusus untuk diri-Ku sendiri, dan kamu akan melayani Aku sebagai imam-imam”49

Berdasarkan kalimat diatas yang disampaikan dalam Kitab Ulangan bahwa Bani Israel lah yang benar-benar umat Tuhan yang sesungguhnya. Mereka mengakui bahwa mereka umat yang dipilih Tuhan atau terpilih. Bumi milik Tuhan menjadi seakan-akan milik mereka juga, termasuk tempat yang didudukinya sekarang ini, yaitu Palestina. Mereka merasa lebih berhak atas tempat tersebut dibanding Palestina meski itu tempat ”pemberian” dari Inggris yang pernah menjajah palestina.

Bahkan Al-Qur`an juga telah menguatkan hal ini dengan Firma Allah surat Al-Baqarah ayat 122

Dokumen terkait