• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peta Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan

Dalam dokumen BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI (Halaman 53-59)

(2) Kelembagaan dan Peraturan

Kelembagaan pelayanan persampahan dilaksanakan oleh BLHKP Kabupaten Jembrana Adapun bidang yang menangani adalah Bidang Kebersihan dan Bidang Peralatan dan Angkutan. Jumlah tenaga lapangan yang menangani persampahan berjumlah 250 orang yang terdiri dari tenaga penyapuan jalan dan pengangkutan

Terkait dengan upaya optimalisasi pengelolaan sampah, Pemerintah Kabupaten Jembrana telah menetapkan kebijakan berperan bersama dan setara antara Pemerintah dan Masyarakat. Pemerintah mengambil peran pada aktivitas kegiatan pengangkutan dan pemusnahan sedangkan porsi pengumpulan sampah lebih ditekankan pada upaya partisipasi masyarakat. Pengumpulan yang dimaksud yaitu suatu kegiatan pengangkutan sampah dari sumber ke tempat pembuangan sampah sementara baik di tingkat rumah tangga maupun sampai di tingkat transfer depo.

Gambar 2.12

Susunan Organisasi BLHKP (yang menangani sektor persampahan)

KEPALA DINAS Kelompok Jabatan Fungsional Sekretariat Sub Bagian Umum Bidang Angkutan

dan Peralatan Bidang Penyuluhan Bidang

Kebersihan Bidang Pertamanan dan RTH

Sub Bagian

Perencanaan Sub BagianKeuangan

Seksi Pengelolaan Sampah Seksi Pengelolaan

Sanitasi Seksi Pengolahan Limbah dan Sampah

Seksi Pembangunan dan Penataan Taman

RTH Seksi Pemeliharaan Taman RTH Seksi Pengawasan Taman dan RTH Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Angkutan Seksi Angkutan

Seksi Peralatan Seksi Sarana dan Prasarana Permukiman Seksi Penyuluhan dan Informasi Seksi Pelaporan UPTD

Peraturan Perundangan yang berhubungan dengan pengelolaan persampahan adalah: a. Kebijakan Pusat:

- Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman - Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup - PERMEN PU No. 21 PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan

Sistem Pengelolaan Persampahan.

- Permendagri No. 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah.

- Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali di TPA Sampah; b. Kebijakan Daerah:

Peraturan Perundangan Daerah yang berhubungan dengan pengelolaan persampahan adalah: - Perda Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah;

-- Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana No. 1 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah

2.1.2 Drainase

(1) Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan pada area terbangun

Permasalahan umum yang sering dihadapi pada setiap musim hujan adalah masalah banjir dan genangan air. Banjir dan genangan akan berdampak pada terganggunya kelancaran lalu lintas dan dapat menurunkan derajat kesehatan penduduk dan lingkungan. Terjadinya banjir dan genangan disebabkan oleh fungsi drainase kota belum tertangani secara menyeluruh baik dari segi perencanaan teknis maupun pelaksanaan fisiknya dan disamping kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara saluran yang ada di sekitarnya. Permasalahan tersebut merupakan dampak dari perkembangan penduduk dan bangunan fisik yang sangat cepat tapi tidak terkontrol dimana terjadi penyempitan areal resapan air terutama pada musim hujan, limpasan permukaan air langsung menuju saluran drainase. Berkurangnya daerah resapan air menyebabkan saluran drainase tidak mampu menampung sehingga terjadi luapan dan banjir.

Dari Hasil Studi EHRA 2016, masih terdapat Rumah Tangga yang mengalami banjir pada waktu musim hujan sekitar 8,8%. Sekitar 4,5% rumah tangga melaporkan banjir di Kabupaten Jembrana terjadi beberapa kali dalam setahun. Sekitar 0,1% rumah tangga yang mengalami sekali dalam setahun, dan yang lebih parah atau yang mengalami sebulan sekali hanya sekitar 3,2%.

Luas genangan di Kabupaten Jembrana Tahun 2015 sebesar 218,73 Ha, dengan luas genangan terbesar terdapat di Kecamatan Negara dan Jembrana. Daerah-daerah yang berpotensi terjadi banjir dan genangan air di Kabupaten Jembrana yaitu:

Tabel 2.45

Wilayah Genangan di Kabupaten Jembrana No. Lokasi Genangan

Wilayah Genangan Infrastruktur*

Luas Ketinggian Lama Frekuensi Penyebab*** Jenis Keterangan**

(Ha) (M) (jam/hari) (kali/tahun)

I KECAMATAN

NEGARA

12

1 Loloan Barat 5 Air Pasang Saluran Drainase Saluran primer p=5,64 km; Saluran sekunder p = 18,2 km; Saluran

tersier p= 9,3 km

2 Loloan Timur 7 Air Pasang Saluran Drainase Saluran primer p= 3 km; Saluran sekunder p = 12 km; Saluran

tersier p= 4,3 km

TOTAL 218,73

(2) Sistem dan Infrastruktur

Dalam wilayah Kota Jembrana terdapat beberapa sungai yang berfungsi sebagai pembuang utama dari sistem drainase. Pada satu sistem terdapat beberapa saluran sekunder maupun tersier yang merupakan satu kesatuan pola aliran menuju pembuang akhir yakni sungai. Kondisi gorong-gorong sebagai pendukung dari sistem drainase makro, saat ini kondisinya perlu peningkatan, dari sekian banyak jumlah gorong-gorong yang ada hampir sebagian besar mengalami masalah yang sama, yakni tersumbat akibat sampah atau endapan sedimen. Saat memasuki musim penghujan banyak gorong-gorong tidak mampu mengalirkan air drainase, sehingga sering mengakibatkan genangan air di sekitar jalan atau perumahan. Hal ini terjadi karena kebiasaan masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah di saluran-saluran drainase, dengan harapan nantinya sampah yang dibuang tersebut akan dialirkan oleh air yang melalui saluran drainase tersebut.

Saluran drainase yang ada di Kabupaten Jembrana yaitu saluran drainase primer dengan panjang 338.237 m, saluran drainase sekunder dengan panjang 499.245 m dan saluran drainase tersier dengan panjang 345.802 m.

Pendukung prasarana drainase mikro dalam hal ini bentuk saluran dan teknologi yang mendukung dalam pelaksanaan pelayanan drainase masih menggunakan sistem sederhana, yakni mengalirkan air-air buangan dari perumahan, jalan atau tempat terbuka lainnya langsung menuju saluran drainase dan dilanjutkan ke daerah buangan (sungai atau laut).

Kondisi drainase Kabupaten Jembrana dari hasil survey baik saluran irigasi, saluran pematusan dan sungai yang berfungsi sebagai saluran pembuang secara umum saluran-saluran tersebut berfungsi dengan baik, khusus untuk saluran-saluran di wilayah kota yang merupakan daerah genangan dan banjir serta daerah-daerah yang belum terdapat sarana drainase secara sempurna perlu mendapat perhatian.

Sistem drainase yang ada di Kabupaten Jembrana diklasifikasi sebagai sistem drainase terbuka dan sistem drainase tertutup. Berdasarkan fisiknya sistem drainase Kabupaten Jembrana, meliputi:

a.

Sistem saluran primer adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran sekunder. Dimensi saluran ini relatif besar sebab letak saluran paling hilir. Akhir saluran primer adalah badan air.

b.

Sistem saluran sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran-saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya, serta meneruskan air ke saluran primer. Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan.

c.

Sistem saluran tersier dalah saluran drainase yang menerima aliran langsung dari saluran-saluran drainase lokal, atau langsung dari saluran-saluran kiri kanan jalan perumahan. Umumnya saluran tersier ini adalah saluran-saluran kiri-kanan jalan di depan perumahan.

Pada sistem jaringan drainase Kabupaten Jembrana, air mengalir dari hulu ke hilir sesuai dengan pola aliran masing-masing saluran drainase, sehingga debit dari hulu ke hilir akan semakin besar. Kapasitas saluran drainase yang ada harus bisa menampung semua debit yang ada supaya tidak terjadi genangan atau banjir. Sehingga dalam analisa dimensi saluran drainase perlu diketahuinnya pola aliran dalam sistem jaringan drainase untuk menentukan jumlah total debit air yang harus ditampung/dialirkan tiap-tiap saluran drainase.

Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Tabel 2.46.

Tabel 2.46

Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase di Kabupaten Buleleng

No. Jenis Prasarana/Sarana Satuan Penampang Bentuk

Saluran

Dimensi Kondisi Frekuensi

Pemeliharaan (kali/tahun)" Lebar

(m) Tinngi (m) Berfungsi berfungsi Tidak

I Saluran Pembuang Utama

A Saluran Pembuang Utama di Wilayah Kota Negara

1 Tukad Ijo Gading Negara m' Trapesium 3,00 2,00 v

Dalam dokumen BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI (Halaman 53-59)

Dokumen terkait