• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peta lokasi pengambilan sampel Kepadatan Lalulintas

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran 1 Peta lokasi pengambilan sampel Kepadatan Lalulintas

Rendah Kepadatan Lalulintas tinggi Kepadatan Lalulintas Sedang Sumber: http://www.google.co.id.Aceh,tribunnews.com

1 Lampiran 2 Konsentrasi Pb, Cu, dan Zn berdasarkan bobot kering (ppm).

Jenis Bagian Lokasi Kontrol Lokasi Lalulintas Rendah Lokasi Lalulintas Sedang Lokasi Lalulintas Tinggi

Tanaman Tanaman Pb Cu Zn Pb Cu Zn Pb Cu Zn Pb Cu Zn Angsana Daun 0,000 12,161 36,080 3,151 29,690 131,121 5,127 21,441 166,238 10,387 23,210 71,781 Batang 0,000 4,546 23,959 8,912 27,468 43,155 10,052 29,056 108,060 10,798 27,068 37,952 Akar 12,010 10,877 61,074 39,121 25,078 159,535 118,889 21,631 109,797 122,075 26,162 171,119 Tanah 20,308 21,525 68,195 67,889 30,308 85,901 23,547 27,029 160,536 137,663 42,107 156,203 Mahoni Daun 0,000 7,151 25,324 1,175 12,116 85,034 3,091 9,907 138,313 1,323 7,346 58,038 Batang 0,000 0,767 16,019 2,771 1,188 73,983 0,872 3,083 48,486 8,159 5,521 34,077 Akar 11,142 2,813 42,384 17,136 48,595 130,641 15,789 22,890 80,133 88,041 50,641 126,368 Tanah 15,910 10,955 63,016 45,527 62,462 134,043 54,040 32,069 134,554 113,470 84,487 122,800 Glodogan Daun 0,000 10,350 24,810 0,313 6,421 47,699 0,606 7,062 49,416 1,786 12,991 50,201 Batang 1,814 8,870 13,205 0,874 10,682 36,935 1,195 11,645 46,199 1,953 14,813 37,322 Akar 4,646 13,909 21,843 8,957 16,597 89,938 10,705 17,048 61,032 12,952 20,180 88,832 Tanah 2,688 23,847 32,077 37,330 25,218 79,389 40,800 29,354 87,800 48,308 33,547 108,418

RUHAIBAH. Accumulation of Pb, Cu, and Zn Along The Roadside of Banda Aceh. Under Direction of IRMA HERAWATI SUPARTO AND TETTY KEMALA

The city of Banda Aceh planted several types of trees along the roadside as shade and protector, such as Pterocarpus indicus (angsana), Swetenia mahagoni

(mahoni), and Polyalthia longifolia (glodogan). These trees were planted also as an effort in solving environmental issues to reduce air pollution. Therefore, the objective of this study was to analyze the concentration of Pb, Cu, and Zn on those three types of trees along the roadside of Banda Aceh, also to evaluate the correlation of the types of tree and the location based on different traffic density. The samples were analyzed for Pb, Cu, and Zn from the leaves, stems, roots, and soils around the trees taken at four locations with different density of traffic. All types of sample were analyzed by Atomic Absorption Spectrometry. Based on the concentration of Pb, Cu, and Zn, the highest accumulation was at location of high traffic density and the lowest at the control sites. For the type of tree, angsana has the highest accumulation of Pb and Zn compared to mahoni and glodogan trees. There were significant correlation for Pb and Cu concentration with accumulation in the soil and the roots, whereas Zn concentration correlated

almost with all parts of the trees and its soil.

Keywords: Heavy metal,

longifolia, correlation.

RUHAIBAH. Akumulasi Logam Pb, Cu, dan Zn pada Tanaman Pelindung di Jalur Hijau Kota Banda Aceh. Dibimbing oleh IRMA HERAWATI SUPARTO DAN TETTY KEMALA.

Pemerintah Indonesia, baik pemerintah pusat maupun daerah, sedang menggalakkan penanaman sejuta pohon yang berfungsi sebagai pelindung dan penghijauan. Penghijauan di perkotaan merupakan salah satu usaha dalam mengatasi masalah lingkungan untuk mengurangi polusi (Dahlan 2004). Selain itu, tanaman penghijauan dapat dijadikan bioindikator adanya bahan pencemar udara khususnya dari emisi kendaraan dan industri (Kord et al. 2010).

Aktivitas masyarakat perkotaan meningkat tajam disertai dengan meningkatnya penggunaan energi bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor maupun pada berbagai aktivitas lain sehingga menimbulkan efek negatif bagi lingkungan (Wardhana 2001). Beberapa partikel yang dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor, bengkel-bengkel otomotif, dan limbah rumah tangga seperti Pb, Cu, dan Zn juga mengalami peningkatan. Partikel-partikel tersebut pada konsentrasi tertentu dapat membahayakan kesehatan bagi manusia, hewan, dan tumbuhan sehingga perlu penanganan secara serius (Widowati et al. 2008).

Masalah adanya akumulasi logam berat dapat berpengaruh pada tanaman dan tanah di sekitar jalur lalulintas. Akumulasi logam pada pohon tersebut dapat dijadikan bioindikator dari polusi suatu area. Semakin besar kemampuan tanaman dalam menyerap logam dari udara, maka semakin banyak kadar logam dapat dibersihkan pada lingkungan tersebut. Kemampuan mengakumulasi partikel logam juga dipengaruhi oleh struktur daunnya, yaitu permukaan daun yang kasar dan berlekuk lebih menahan partikel logam sehingga tidak mudah terbawa angin dan hujan (Dahlan 2004).

Pemilihan pohon pelindung biasanya berdasarkan estetika seperti penampilan dari tajuk dan daun yang akan berpengaruh pada kerindangannya. Telah dilakukan beberapa penelitian mengenai kemampuan pohon pelindung menyerap emisi kendaraan seperti yang dilaporkan oleh EL-Gamal (2000) bahwa berbagai vegetasi di Kairo ternyata mempunyai korelasi antara jenis pohon dan tanah sesuai kepadatan lalulintas dan industri. Jenis pohon lainnya, seperti pinus jarum (Pinus eldarica) oleh Kord et al. (2010) di kota Teheran dan daun Robinia pseudo-acacia L. (Fabaceae) oleh Celik et al. (2005) di kota Denizli, dilaporkan bahwa akumulasi logam Pb, Cu, Zn, Ni, dan Cr tertinggi di temukan daerah padat lalulintas dibandingkan daerah kontrol, sehingga pohon ini dapat dijadikan sebagai bioindikator akumulasi logam. Studi akumulasi logam berat juga dilakukan pada jalur hijau kota di Latvia khususnya pohon jeruk nipis yang ternyata dapat juga dijadikan bioindikator (

Pohon pelindung yang ada di jalur hijau kota Banda Aceh belum pernah diteliti perannya sebagai bioindikator. Oleh karena itu, perlu dievaluasi berbagai jenis pohon pada jalur hijau kota Banda Aceh diantaranya angsana, mahoni dan glodogan yang dikenal sebagai pohon pelindung dan perindang. Tujuannya untuk menganalisis kadar logam Pb, Cu, dan Zn pada berbagai bagian pohon pelindung tersebut maupun tanah sekitarnya, serta korelasi antara jenis pohon dan lokasi kepadatan lalulintas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

mahoni, dan glodogan dalam mengakumulasi logam berat Pb, Cu, dan Zn, sehingga dapat dijadikan kebijakan dan pertimbangan pemerintahan daerah dalam memanfaatkan pohon pelindung sebagai penyerap unsur Pb, Cu, dan Zn.

Sampel berupa daun, kulit batang, dan akar, serta tanah sekitar pohon angsana, mahoni, dan glodogan yang diambil dari tiga lokasi berbeda jalur hijau Kota Banda Aceh. Pemilihan lokasi berdasarkan kepadatan lalulintas dengan pengamatan jumlah kendaraan yang melewatinya dilakukan selama satu jam, mulai pukul 8.00 sampai dengan 9.00 WIB. Ketiga lokasi tersebut adalah lokasi kepadatan lalulintas rendah, lokasi kepadatan lalulintas sedang dan lokasi kepadatan lalulintas tinggi. Sebagai lokasi kontrol yang tidak dilalui kendaraan adalah di ruang terbuka hijau berupa hutan kota. Sampel daun diambil dari beberapa cabang berbeda pada ketinggian 1-2 m. Sampel kulit batang pada ketinggian 1 m dan usia pohon rata-rata 9 tahun. Sampel akar dan tanah diambil pada posisi yang sama di kedalaman 5-20 cm. Semua sampel diambil pada bulan November 2010.

Kesemua jenis sampel diperlakukan sama tanpa pencucian dan dikering anginkan. Selanjutnya, dikeringkan dalam oven. Setelah kering sampel dihaluskan dan ditimbang sebanyak 3 g dimasukkan ke dalam labu destruksi, kemudian ditambahkan 15 mL HNO3

Berdasarkan hasil uji SSA didapatkan konsentrasi Pb, Cu, dan Zn tertinggi pada lokasi kepadatan lalulintas tinggi dan terendah pada lokasi kontrol. Untuk jenis tanaman, angsana memiliki kemampuan serapan tertinggi terhadap logam Pb dan Zn dibandingkan

pekat dan disimpan di dalam lemari asam. Kemudian dipanaskan sampai asap berwarna kecoklatan tidak keluar lagi. Setelah didinginkan beberapa saat, ditambahkan air bebas ion dan disaring sambil dibilas hingga mendapatkan volume filtrat 50 mL untuk selanjutnya diukur kadar logam dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Untuk mengetahui perbedaan serapan ketiga jenis tanaman, maka dilakukan analisis ragam (ANOVA) dan Korelasi Pearsondengan taraf signifikan 0,05.

mahoni

Timbal (Pb) merupakan logam berat yang sangat beracun pada seluruh aspek kehidupan. Logam Pb berperan sebagai mobilitas pada proses penyerapan logam dari akar tanaman menuju daun. Pencemaran logam timbal dapat menimbulkan pengaruh negatif pada klorofil karena sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman, yaitu daun, batang, akar dan tanah sekitar tanaman. Tanaman dapat menyerap logam timbal pada saat kondisi kesuburan dan kandungan bahan organik tanah rendah, pada keadaan ini Pb akan terlepas dari ikatan tanah berupa ion dan bergerak bebas dalam larutan tanah maka akan terjadi serapan Pb oleh akar tanaman. Kemudian ditransfer ke bagian lain dari tanaman yaitu batang, ranting, dan daun, tapi pada konsentrasi yang tinggi (100-1000 mg/kg) dapat mengakibatkan pengaruh toksik terhadap proses fotosintesis sehingga pertumbuhan akan terhambat (Widowati et al. 2008).

dan glodogan, untuk bagian tanaman serapan tertinggi pada akar dan pada tanah sekitar tanaman, sedangkan serapan terendah pada daun dan batang. Berdasarkan analisis statistik bahwa jenis tanaman berbeda nyata untuk logam Pb dan Zn, sedangkan untuk logam Cu tidak berbeda nyata pada jenis tanaman, hal ini diduga ada hubungannya dengan fungsi dari masing- masing logam dalam pertumbuhan tanaman yaitu:

protein, fosforilasi oksidatif dan mobilisasi besi. Kelebihan tembaga akan mengganggu aktivitas dari beberapa enzim. Dalam beberapa aspek lain yang terkait dengan fotosintesis, pigmen sintesis, metabolisme asam lemak dan protein, proses fiksasi N dan integritas membran (Widowati et al. 2008). Beberapa protein kloroplas dan enzim glutamin sintase (GS) dan glutamat ferredoxin-tergantung sintase (Fd-GOGAT), terlibat dalam asimilasi NH4+, sangat rentan terhadap keracunan logam berat, terutama Fd-GOGAT terhadap kelebihan Cu. Efek yang paling penting adalah penurunan sistem transfer elektron pada proses fotosintesis yang menyebabkan produksi radikal pada saat memulai reaksi dari rantai peroksidase, melibatkan membran lipid. Logam Cu diserap oleh akar tanaman dalam bentuk Cu2+ yang berperan dalam proses oksidasi, reduksi, dan pembentukan enzim (Lahuddin 2007).

Sebagian besar Cu diserap oleh tanaman dan disimpan dalam akar. Meskipun merupakan unsur hara penting, ketika diserap dalam jumlah besar akan menjadi toksik terhadap pertumbuhan tanaman dan terjadi kerusakan pada morfologi, ultrastruktural dan tingkat biokimia. Tanda-tanda kekurangan Cu pada tanaman yaitu terjadi kelainan pada bagian daun, ujung daun layu, dan daun yang muda menjadi klorosis (Lahuddin 2007

Zink (Zn) merupakan unsur mikro esensial untuk tumbuhan tingkat tinggi. Zn berfungsi sebagai penyusun pati dan aktivator enzim (aldolase, asam aksalat dekarboksilase, histidin, superoksida demutase dan lain-lain), pembentukan klorofil, dan metabolisme karbohidrat (Lahuddin 2007). Logam Zn merupakan unsur esensial bagi pertumbuhan semua jenis hewan dan tumbuhan. Zn ditemukan hampir pada semua sel dan merupakan unsur yang sangat penting untuk pertumbuhan manusia, hewan, maupun tanaman yang menempati urutan nomor dua setelah Fe. Metebolisme sel dipengaruhi dan ditentukan oleh Zn. Peran Zn dalam peran katalitik, yaitu hampir 100 jenis enzim memiliki kemampuan katalisator dalam reaksi kimia tergantung pada Zn. Zn juga berperan penting dalam menyusun dan menstabilkan struktur protein juga struktur membran sel, katalisator enzim superoksida (CuZnSOD). Keracunan Zn menyebabkan berkurangnya pertumbuhan akar tanaman dan pelebaran daun diikuti klorosis dan nekrosis. Kadar Zn yang tinggi menekan serapan P dan Fe oleh tanaman (Widowati et al. 2008).

).

Hasil penelitian bahwa akumulasi logam Pb dan Zn tertinggi pada tanaman angsana, untuk bagian tanaman tertinggi pada akar tanaman dan tanah sekitar tanaman. Akumulasi logam Pb dan Zn berbeda nyata untuk jenis tanaman pelindung, sedangkan logam Cu tidak berbeda nyata pada jenis tanaman, namun kesemua jenis logam berbeda nyata berdasarkan lokasi kepadatan lalulintas. Bagian akar tanaman dan tanah sekitar tanaman pelindung untuk semua lokasi sangat berkorelasi dalam akumulasi logam, maka bagian akar tanaman dan tanah sekitarnya dapat dijadikan bioindikator tingkat akumulasi logam.

Dokumen terkait