• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peta Pikiran (Mind Map)

1. Pengertian Peta pikiran

Barbara Prashing mengemukakan bahwa peta pikiran (mind mapping) dipopulerkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an, aslinya diciptakan oleh Gelb.

Mind Mapping dapat diartikan sistem revolusioner dalam perencanaan dan pembuatan catatan yang telah mengubah hidup jutaan orang di seluruh dunia. Pembuatan Mind Mapping didasarkan pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan kreatifitas dalam otak karena melibatkan kedua belahan otak kita.27

Mind Mapping juga dapat disebut dengan peta pemikiran. Mind Mapping

juga merupakan metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman.

Mind Mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran atau Mind Mapping pada dasarnya menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan pada otak.28

Metode peta pikiran adalah metode baru untuk mencatat yang bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan otak kanan). Metode ini mengajarkan untuk mencatat tidak hanya menggunakan gambar atau warna. Tony Buzan mengemukakan “your brain is like a sleeping giant”, hal itu disebabkan 99% kehebatan otak manusia belum dimanfaatkan secara optimal.

27

Tony Buzan, Pintar Mind Map Untuk Anak Agar Anak Pintar di Sekolah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 179-181

28

De Bobby Porter & Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman & Menyenangkan, (Kaifa, 2008)

Tabel 1

Tabel penggunaan otak pada peta pikiran

No Otak Kiri Otak Kanan

1. Tulisan Warna

2. Urutan Penulisan Gambar

3. Hubungan Antar Kata Dimensi….29

Peta pikiran adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran. Peta pikiran juga merupakan peta rute yang memudahkan ingatan dan memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran, dengan demikian cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat tradisional. Selain itu peta pikiran adalah sistem penyimpanan, penarikan data dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa dalam otak manusia yang menakjubkan.

Peta pikiran bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Peta pikiran adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang.

29

Dhida Dwi Kurniawati, Pengaruh Metode Mind Map dan Keaktifan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010, Skripsi tidak diterbitkan, (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010), h. 17.

Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap saat. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Dengan demikian, guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan peta pikiran. Proses belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar, sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti negatif maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasil belajar.

2. Kegunaan Peta Pikiran

Metode peta pikiran dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Kegunaan metode peta pikiran dalam bidang pendidikan antara lain:

a. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah.

b. Memungkinkan kita merencanakan rute atau kerangka pemikiran suatu karangan.

d. Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif.30 Selain itu metode peta pikiran dapat bermanfaat untuk:

a. Merangsang bekerjanya otak kiri dan kanan secara sinergis.

b. Membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali belajar.

c. Membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan. d. Membuat rencana atau kerangka cerita.

e. Mengembangkan sebuah ide.

f. Membuat perencanaan sasaran pribadi. g. Memulai usaha baru.

h. Meringkas isi sebuah buku. i. Fleksibel.

j. Dapat memusatkan perhatian. k. Meningkatkan pemahaman.

l. Menyenangkan dan mudah diingat.31 3. Langkah-langkah Membuat Peta Pikiran

Sarana dan prasarana untuk membuat peta pikiran adalah: a. Kertas kosong tak bergaris.

b. Pena dan pensil warna. c. Otak.

d. Imajinasi.32

Membuat peta pikiran membutuhkan imajinasi atau pemikiran, adapun cara pembuatan peta pikiran adalah:

a. Gambarkan tema utama di tengah-tengah kertas dan beri warna. b. Gunakan satu kata atau frase yang sederhana sebagai informasi, pada

umumnya kata dalam penulisan normal tersaji dalam kondisi saling melengkapi, hal ini utamanya ditujukan untuk memastikan bahwa maksud dari tulisan tersampaikan secara sempurna. Pada peta pikiran dibuat, gunakan satu kata kuat dan frase berarti yang dapat

30

Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 6

31Ibid, h. 54-130 32Ibid, h. 14

memberikan arti yang sama secara lebih baik. Kata-kata yang berlebihan hanya mengotori peta pikiran.

c. Gunakan simbol dan gambar.

d. Gambarkan informasi pendukung lainnya di sekitar tema utama. e. Kata-kata pendukung dapat dicetak pada garis penghubung.

Garis-garis penghubung harus digambarkan secara jelas guna mempermudah hubungan antar informasi.

f. Kata-kata pendukung dinyatakan dalam ‘satuan’ misal satu kata per garis penghubung.

g. Gunakan warna untuk mempermudah proses pengingatan.

h. Bebaskan pikiran. Karena pemikiran seperti “di mana satu informasi harus diletakkan?” akan menghambat pembuatan peta pikiran.

i. Gunakan hubungan saling. Informasi di salah satu bagian dari peta pikiran mungkin saja berhubungan dengan bagian yang lain.33

Dalam membuat peta pikiran juga diperlukan keberanian dan kreativitas yang tinggi. Variasi dengan huruf kapital, warna, garis bawah atau simbol-simbol yang menggambarkan poin atau gagasan utama. Menghidupkan peta pikiran yang telah dibuat akan lebih mengesankan.

Tony Buzan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar peta pikiran yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah ringkasan dari Law of MM:

a. Kertas: polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic

diletakkan ditengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan minimal 3 warna.

b. Garis: lebih tebal untuk BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat. c. Kata: menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu

garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat.

33Ibid

d. Image: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, tabel dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar lebih menarik lagi.

e. Warna: gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6 warna. Warna berbeda untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs.

f. Struktur: menggunakan struktur radian dengan sentral topik terletak di tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala arah. BOIs umumnya terdiri dari 2 – 7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam dimulai dari arah jam 1.34

Aplikasi peta pikiran dalam pembelajaran dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses pembelajaran berbasis peta pikiran, yaitu:

a. Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk pertemuan pertama pada setiap awal Semester,

Overview dapat diisi dengan kegiatan untuk membuat master peta pikiran yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.

b. Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada

overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari silabus. Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah preview dapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah

inview.

c. Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama inview ini, siswa diharapkan dapat

34

http://astutimin.wordpress.com/20/09/11/26/meningkatkan-hasil-belajar-dan-reativitas-siswa-melalui-pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-mind-mapping/

mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.

d. Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.35

4. Indikator Peta Pikiran

Adapun indikator peta pikiran sebagai berikut: a. merencanakan,

b. berkomunikasi, c. menjadi lebih kreatif, d. menyelesaikan masalah, e. memusatkan perhatian,

f. menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, g. mengingat dengan lebih baik,

h. belajar lebih cepat dan efisien, dan i. melatih “gambar keseluruhan”.36

5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Peta Pikiran

Kelebihan metode peta pikiran adalah sebagai berikut: a. Dapat mengemukakan pendapat secara bebas. b. Dapat bekerjasama dengan teman lainnya. c. Catatan lebih padat dan jelas.

d. Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan. e. Catatan lebih terfokus pada inti materi.

f. Mudah melihat gambaran keseluruhan.

g. Membantu Otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan

h. Memudahkan penambahan informasi baru

35Ibid 36Ibid, h. 6

i. Pengkajian ulang bisa lebih cepat j. Setiap peta bersifat unik.37

Adapun kelemahan metode peta pikiran adalah sebagai berikut: a. Hanya siswa yang aktif yang terlibat.

b. Tidak sepenuhnya murid yang belajar

c. Peta pikiran siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa peta pikiran siswa.38

37

http://mahmmudin.wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-mind-mapping/

42

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk persentase dan skor.

Penelitian deskriptif tidak menguji hipotesa atau menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.39

Penelitian deskriptif tidak terbatas pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi juga meliputi analisis dan interprestasi data. Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan keefektifan metode peta pikiran yang meliputi: aktivitas siswa, kemampuan guru mengelola pembelajaran, respon siswa, dan ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan metode peta pikiran.

Dokumen terkait