• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Petunjuk Belajar

Untuk dapat mempelajari dengan baik mata pelatihan ini, peserta pelatihan perlu mengikuti beberapa petunjuk belajar sebagai berikut :

1. Peserta mendownload dan mempelajari modul terlebih dahulu pada saat login sebelum mengikuti pembelajaran di kelas e-Learning.

2. Pelajari setiap bab secara bertahap, mulai dari Bab I Pendahuluan s.d.

Bab IV

3. Mengikuti kegiatan diskusi dalam proses pembelajaran dengan widyaiswara/fasilitator dan sesama peserta pelatihan dalam kelas e-learning yang telah disediakan.

4. Peserta disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber pembelajaran yang lainnya.

5. Keberhasilan Pembelajaran mata pelatihan ini dapat diukur dari kemampuan peserta memahami Muatan Teknis Substansi Lembaga Inspektorat Jenderal.

BAB II

SEJARAH PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI INSPEKTORAT JENDERAL

Setelah mempelajari bab ini peserta pelatihan dapat menjelaskan :

Sejarah Pembentukan, Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan Ham RI

Pada bab ini membahas tentang Sejarah Pembentukan Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM; Kedudukan, Tugas, dan Fungsi sebagai unsur pengawas intern di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Susunan organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang memiliki 7 (tujuh) unit eselon II dipimpin oleh Jabatan Pimpinan Tinggi (Pimpinan tinggi pratama). Pada subbab terakhir Unit Sekretariat Inspektorat Jenderal yang bertugas memberikan dukungan manajemen terhadap pelaksanaan tugas satuan organisasi di lingkungan Inspektorat Jenderal.

A. Sejarah Pembentukan Inspektorat Jenderal.

Sejarah pembentukan Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI, dimulai pada tahun 1953, ketika fungsi pengawasan dilaksanakan oleh pejabat-pejabat tertentu di lingkungan Departemen Kehakiman yang ditunjuk berdasarkan “Bijblad” 10773 jo 11552, Tambahan Lembaran Negara 1953 nomor 443 dan Keputusan Presiden nomor 180/1953-T.L.N 1953 nomor 465. Saat itu dilakukan inspeksi-inspeksi kas di lingkungan Departemen Kehakiman yang diadakan pada waktu-waktu tertentu atau sewaktu-waktu bila dianggap perlu.

Selanjutnya di tahun 1954, berdasarkan surat edaran Menteri Keuangan tanggal 20 Oktober 1953 Nomor 248372/G.T., fungsi pengawasan dilakukan suatu jabatan struktural, yakni Sub Bagian Pengawasan, yang merupakan

Sub Bagian Keuangan Departemen Kehakiman dengan tugas. Adapun tugas sub. bagian ini adalah:

a) Melakukan inspeksi-inspeksi;

b) Mengawasi penerimaan-penerimaan Negara dan penyetorannya ke Kas Negara.

Pada akhir tahun 1966, organisasi pengawasan dalam lingkungan Departemen Kehakiman mulai berkembang, dengan dibentuknya Inspektorat Jenderal berdasarkan Keputusan Presiden no. 170 tahun 1966 pasal 2 ayat (6), yang merupakan alat pelaksana utama Pengawasan Departemen, dengan tugas pokok membantu Menteri dalam melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas dari semua unit dalam lingkungan Departemen Kehakiman. Sebagai Inspektur Jenderal Kehakiman pertama ditunjuk Oesman Sahidi, SH.

Sehubungan dengan adanya penataan kembali organisasi Departemen, maka Departemen Kehakiman mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan kedudukan, tugas, fungsi dan susunan organisasi (nomenklatur) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden.

Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, maka Nomenklatur Departemen Hukum dan HAM RI berubah menjadi Kementerian Hukum dan HAM, sehingga nomenklatur Inspektorat Jenderal Departemen Hukum dan HAM berubah menjadi Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM dan terdapat pula beberapa perubahan dalam struktur organisasinya. Dalam kedudukannya di Kementerian Hukum dan HAM.

B. Kedudukan, Tugas, fungsi Inspektorat Jenderal

Kedudukan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia selanjutnya disebut (Itjen Kemenkumham RI) merupakan unsur pengawas intern di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dipimpin oleh Inspektur Jenderal.

Hal tersebut diatur berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor 41 tahun 2021 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Perubahan organisasi dan tata kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia telah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara melalui Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/251/M.KT.01/2021 tanggal 31 Maret 2021 hal Penyederhanaan Birokrasi di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Sehingga Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dinyatakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, sebagai mana dinyatakan pada pasal 481

Inspektorat Jenderal selaku Pengawas Intern di Kementerian Hukum dan HAM menjalankan fungsi-fungsi yang diselenggarakannya adalah : a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;

d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian

e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan

f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

C. Susunan Organisasi dan Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas:

a. Sekretariat Inspektorat Jenderal;

b. Inspektorat Wilayah I;

c. Inspektorat Wilayah II;

d. Inspektorat Wilayah III;

e. Inspektorat Wilayah IV;

f. Inspektorat Wilayah V; dan g. Inspektorat Wilayah VI.

Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal kementerian Hukum dan HAM RI :

Gambar 1.

Bagan Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI (sumber : Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 41 Tahun 2021 Tentang Organisasi dan

Tata Kerja kementerian Hukum dan HAM RI)

D. Dukungan Manajemen Sekretariat Inspektorat Jenderal

Unit sekretariat Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal. Unit ini mempunyai tugas memberikan dukungan manajemen terhadap pelaksanaan tugas satuan organisasi di lingkungan Inspektorat Jenderal. Dalam melaksanakan tugas tersebut, sekretariat Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran;

b. koordinasi dan fasilitasi pembentukan peraturan perundang-undangan, penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi;

c. evaluasi dan penyusunan laporan kinerja;

d. pembinaan dan pengelolaan urusan kepegawaian;

e. pengelolaan urusan keuangan dan revisi daftar isian pelaksanaan anggaran;

f. pengelolaan urusan barang milik negara;

g. pelaksanaan urusan hubungan masyarakat, kerja sama, dan keprotokolan;

h. pelaksanaan urusan ketatausahaan, keprotokolan, dan kerumahtanggaan;

i. pengelolaan sistem informasi pengawasan dan layananpengaduan;

j. pengelolaan laporan harta kekayaan aparatur sipil negara di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan

k. koordinasi penyusunan program kerja pengawasan tahunan.

E. Latihan

1. Jelaskan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal.. !

2. Jelaskan Susunan dan Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal !

F. Rangkuman

1. Inspektorat Jenderal (Itjen.) adalah unsur pengawas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Itjen mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi

reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya;

2. Inspektorat Jenderal terdiri atas 7 (tujuh) unit eselon II, yaitu Sekretariat Inspektorat Jenderal dan 6 (enam) Inspektorat Wilayah yang dibagi pada wilayah kerja tertentu.

3. Unit sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai tugas memberikan dukungan Manajemen kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Inspektorat Jenderal. Sedangkan Inspektorat Wilayah (I sampai dengan VI), menyelenggarakan fungsi penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

G. Evaluasi

Diskusikan dalam kelompok anda bagaimana Dukungan manajemen yang diberikan oleh sekretariat Inspektorat ? Jelaskan

H. Umpan Balik

Apabila anda telah mampu mengerjakan latihan dan evaluasi dengan benar, maka anda telah memenuhi kriteria belajar tuntas pada bab ini.

Namun apabila belum, maka anda dapat melakukan pendalaman kembali terhadap materi yang telah diuraikan pada Bab II ini.

BAB III

SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT INSPEKTORAT, TUGAS INSPEKTORAT WILAYAH

DAN KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL

Setelah mempelajari bab ini peserta pelatihan dapat menjelaskan :

Susunan Organisasi Inspektorat, Tugas, Fungsi Inspektorat Wilayah dan Kelompok Jabatan Fungsional

Pada bab ini membahas tentang Susunan Organisasi Sekretariat Inspektorat yang merupakan Jantung penggerak pada unit Inspektorat Jenderal yang mempunyai tugas memberikan dukungan manajemen terhadap pelaksanaan tugas satuan organisasi di lingkungan Inspektorat Jenderal dimana melaksanakan kegiatan perencanaan, fasilitasi segala sarana dan prasarana yang di butuhkan dalam pelaksanaan pengawasan

A. Susunan Organisasi Sekretariat Inspektorat

Susunan Organisasi Sekretariat Inspektorat Jenderal kementerian Hukum Hak Asasi Manusia terdiri atas :

1. Bagian Program dan Pelaporan

Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan Penyusunan rencana program dan anggaran, fasilitasi pembentukan peraturan perundang-undangan, penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan reformasi birokrasi, bimbingan teknis, serta evaluasi dan penyusunan laporan kinerja Inspektorat Jenderal.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Program dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

a) penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran;

b) penyiapan fasilitasi pelaksanaan pembentukan peraturan

perundang-undangan, penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan reformasi birokrasi;

c) pelaksanaan bimbingan teknis penyusunan rencana, program, anggaran, dan laporan kinerja; dan

d) pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kinerja.

Bagian Program dan Pelaporan terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagian Umum

Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan layanan ketatausahaan, kearsipan, kesehatan, kerumahtanggaan, sarana dan prasarana, pengelolaan barang milik negara, keprotokolan, dan pengamanan di lingkungan Inspektorat Jenderal.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a) pelaksanaan layanan ketatausahaan dan kearsipan;

b) pelaksanaan pengelolaan barang milik negara;

c) pelaksanaan keprotokolan;

d) pelaksanaan pengamanan;

e) pelaksanaan urusan kerumahtanggaan;

f) pelaksanaan layanan kesehatan; dan

g) pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana.

Bagian Umum terdiri atas:

1) Subbagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol yang mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan pimpinan, kearsipan, dan keprotokolan di lingkungan Inspektorat Jenderal.;

2) Subbagian Rumah Tangga yang mempunyai tugas melakukan pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana, layanan kesehatan, urusan kendaraan dinas, dan pengamanan di lingkungan Inspektorat Jenderal.; dan

3) Kelompok Jabatan Fungsional.

B. Inspektorat Wilayah

Inspektorat Wilayah melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern, pengawasan terhadap kinerja dan keuangan serta pengawasan untuk tujuan tertentu melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya atas pelaksanaan tugas, serta penyusunan laporan hasil pengawasan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Wilayah menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis pengawasan, rencana strategis, rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja, dan program kerja Inspektorat Wilayah;

b. pelaksanaan pengawasan audit kinerja dan keuangan serta audit untuk tujuan tertentu di wilayah kerja Inspektorat Wilayah;

c. pelaksanaan reviu rencana kerja anggaran, laporan keuangan, dan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di wilayah kerja Inspektorat Wilayah;

d. evaluasi pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah, pelayanan publik, wilayah bebas korupsi/wilayah bersih bebas melayani, dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di wilayah kerja Inspektorat Wilayah;

e. pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan Inspektorat Jenderal, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia, dan Ombudsman Republik Indonesia, serta hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia di wilayah kerja Inspektorat Wilayah;

f. pembinaan pengawasan melalui sosialisasi, konsultasi, dan pendampingan di wilayah kerja Inspektorat Wilayah;

g. penanganan pengaduan masyarakat, informasi media, dan isu aktual di wilayah kerja Inspektorat Wilayah;

h. pelaksanaan pengumpulan, pengolahan data dan informasi pendukung audit investigasi di wilayah kerja Inspektorat Wilayah;

i. pelaksanaan pemeriksaan disiplin pengawai di wilayah kerja Inspektorat Wilayah;

j. pelaksanaan tanggapan dan telaahan terhadap pelanggaran disiplin yang dilakukan pegawai di wilayah kerja Inspektorat Wilayah;

k. penyusunan dan penyampaian laporan hasil pengawasan serta laporan akuntabilitas kinerja di Inspektorat Wilayah;

l. pengelolaan hasil pengawasan di Inspektorat Wilayah melalui sistem informasi manajemen pengawasan (SIMWAS); dan

m. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Inspektorat Wilayah.

Perbedaan yang dari Inspektorat Wilayah I sampai dengan VI hanya pada wilayah kerjanya saja :

1) Inspektorat Wilayah I wilayah kerjanya meliputi Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia, Inspektorat Jenderal, dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Aceh, Banten, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Kepulauan Riau;

2) Inspektorat Wilayah II wilayah kerjanya meliputi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia, dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, dan Maluku;

3) Inspektorat Wilayah III wilayah kerjanya meliputi Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Barat, Jambi, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua;

4) Inspektorat Wilayah IV wilayah kerjanya meliputi Sekretariat Jenderal, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Pusat Data dan Teknologi Informasi, dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum

dan Hak Asasi Manusia Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Bali, dan Sulawesi Barat;

5) Inspektorat Wilayah V wilayah kerjanya meliputi Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara, Sumatera Selatan, D.I.

Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Utara;

6) Inspektorat Wilayah VI wilayah kerjanya meliputi Direktorat Jenderal Imigrasi, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia, Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan Politeknik Ilmu Imigrasi, dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Bengkulu, Lampung, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Papua Barat

Susunan organisasi Inspektorat Wilayah terdiri atas:

a. Sub bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan fasilitasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi barang milik negara, tata persuratan, kearsipan, dan kerumahtanggaan Inspektorat Wilayah. Subbagian Tata Usaha tersebut, dalam melaksanakan tugasnya secara administratif berada di bawah Bagian Umum pada Sekretariat Inspektorat Jenderal dan secara operasional bertanggung jawab kepada Inspektur Wilayah;

b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan fungsional auditor dan angka kreditnya, dinyatakan bahwa Auditor adalah Jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain

yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

Jabatan fungsional auditor pada setiap Inspektorat dapat terdiri dari kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan, yang dipimpin seorang tenaga fungsional senior sebagai ketua kelompok yang ditunjuk oleh dan bertanggungjawab kepada Inspektur. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

Kelompok Jabatan Fungsional Auditor dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Inspektur Jenderal melalui saluran hirarki.

Pejabat fungsional auditor dalam melaksanakan penugasan pengawasannya meliputi tugas melakukan audit, evaluasi, reviu, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain seperti konsultansi, sosialisasi, asistensi, dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai, atas efisiensi dan efektifitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola unit yang diawasi.

Pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap Inspektorat didasarkan atas dasar perintah dan persetujuan dari Inspektur Jenderal.

Berkaitan dengan tugas audit investigatif pelaksanannya dilakukan oleh tim ad hoc yang ditunjuk berdasarkan atas dasar perintah dan persetujuan Inspektur Jenderal. Audit terhadap unit pelaksana teknis bidang keimigrasian pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Inspektur

C. Kelompok jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional Auditor mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/220/M.

PAN/7/2008 tentang Jabatan fungsional auditor dan angka kreditnya,

dinyatakan bahwa Auditor adalah Jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

Jabatan fungsional auditor pada setiap Inspektorat dapat terdiri dari kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan, yang dipimpin seorang tenaga fungsional senior sebagai ketua kelompok yang ditunjuk oleh dan bertanggungjawab kepada Inspektur. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Inspektur Jenderal melalui saluran hirarki.

Pejabat fungsional auditor dalam melaksanakan penugasan pengawasannya meliputi tugas melakukan audit, evaluasi, reviu, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain seperti konsultansi, sosialisasi, asistensi, dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai, atas efisiensi dan efektifitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola unit yang diawasi.

Auditor dan/atau pejabat Inspektorat Jenderal memiliki kewenangan untuk:

a. Akses yang menyeluruh, bebas dan tidak terbatas atas seluruh catatan, dokumen, barang dan benda yang relevan dengan penugasan yang dilakukan dan bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan maupun keberadaan dari catatan dan informasi tersebut yang didapat dari pegawai di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia maupun pihak luar terkait;

b. Melakukan investigasi dan pengusutan yang dilaksanakan di kantor satuan kerja/auditee dan ditempat lain sesuai kebutuhan;

c. Menerima, mempelajari, dan menelaah hasil audit Aparat Pengawas Intern Pemerintah lainnya dan pengaduan masyarakat;

d. Meminta atau memperoleh dukungan dari pegawai/pejabat di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia atau pihak luar, jika dibutuhkan, dalam rangka pelaksanaan tugasnya;

e. Memanggil pejabat dan/atau mantan pejabat serta pegawai lainnya yang diperlukan keterangannya;

f. Menentukan topik, jadwal audit, ruang lingkup, prosedur dan teknik audit, serta mengalokasikan sumber daya guna mencapai tujuan organisasi;

g. Menyampaikan saran/rekomendasi kepada auditee melalui Inspektur Jenderal atas hasil audit yang telah dilakukan; dan

h. Memantau perkembangan penyelesaian tindak lanjut hasil audit.

Auditor dan/atau pejabat Inspektorat Jenderal wajib bertanggung jawab untuk:

a. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah direkomendasikan berdasarkan hasil audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan pengawasan lainnya;

b. Menyampaikan laporan secara berkala setiap Triwulan paling lambat tanggal 5 (lima) pada bulan berikutnya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan

c. Laporan secara tertulis dalam bentuk laporan hasil audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan pengawasan lainnya disampaikan oleh Inspektur Jenderal kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia serta pejabat eselon I terkait.

Sejalan dengan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM dan pergeseran paradigma peran pengawasan intern pemerintah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, kegiatan pengawasan saat ini antara lain :

Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

Evaluasi adalah serangkaian kegiatan membandingkan hasil/

prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.

Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan;

Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program/

kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan;

Audit dengan Tujuan Tertentu adalah audit yang dilakukan dengan tujuan khusus diluar audit keuangan dan audit kinerja.

Untuk melaksanakan tugas Pengawasan dengan baik, maka Itjen.

Memandang diperlukan aparat pengawasan intern yang profesional dan proporsional serta memiliki integritas, obyektif, dan independen. Hal ini diwujudkan melalui pembentukan standar mutu kinerja pengawasan intern pemerintah, dalam rumusan kode etik pengawasan intern dalam Peraturan Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM Nomor ITJ.OT.03.01-03 Tahun 2010. Dengan adanya kode etik ini, diharapkan dapat tertanam nilai-nilai penting dan berharga yang dijunjung tinggi sebagai standar perilaku yang wajib dipatuhi oleh seluruh aparat pengawasan intern di lingkungan Itjen. Diantara kode etik yang harus dipatuhi para pengawas intern dalam menjalankan tugasnya adalah kewajiban menerapkan prinsip-prinsip perilaku, yakni :

1. Obyektivitas

Aparat Pengawasan Intern membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan.

2. Independen

Independen/ tidak berpihak, yaitu menjunjung tinggi ketidakberpihakan, profesional dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan memproses data/ informasi audit, membuat penilaian seimbang atas semua situasi

yang relevan dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam pengambilan keputusan.

3. Kerahasiaan

Aparat Pengawasan Intern harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa otorisasi yang memadai, kecuali diharuskan oleh peraturan perundang-undangan.

4. Kompetensi

Aparat Pengawasan Intern harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.

D. Latihan

Untuk memperkuat kemampuan peserta (dalam kelompok) diskusikan mengenai:

1. Tugas dan Fungsi Inspektorat Wilayah! Jelaskan Tugas Jabatan Fungsional Auditor ! Jelaskan.

2. Tugas dan Fungsi Kelompok Jabatan Fungsional .

E. Rangkuman

1. Susunan Organisasi Sekretariat Inspektorat Jenderal kementerian Hukum Hak Asasi Manusia terdiri atas : Bagian Program dan Pelaporan;

Bagian Umum; dan Bagian tata Usaha dan Subbagian Rumahtangga.

Bagian Umum; dan Bagian tata Usaha dan Subbagian Rumahtangga.

Dokumen terkait