• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pilihan/ preferensi pemilih pemula terhadap penggambaran tokoh dalam poster dan spanduk

ANALISIS DATA DESAIN PRA UJ

C. Iklan Politik

4. Pilihan/ preferensi pemilih pemula terhadap penggambaran tokoh dalam poster dan spanduk

Dalam point ini peneliti menawarkan dua tipe penggambaran tokoh dalam iklan, yaitu penggambaran tokoh asli dan penggambaran tokoh dalam bentuk rekaan/kartun. Di bawah in adalah data tabulasi silang mengenai pilihan / preferensi pemilih pemula terhadap penggambaran tokoh dalam iklan politik yang kami dapatkan dari survey.

Tabel 9. Pilihan/ preferensi pemilih pemula terhadap penggambaran tokoh dalam poster dan spanduk

Gambar Laki- Laki Perempuan

Asli 31 (43,66%) 27 (57,45%)

Rekaan/ Karikatur

commit to user

cxxvi

Total 71 (100%) 47 (100%)

Sumber : Kuesioner no 9

a. Pilihan terhadap penggambaran tokoh dalam bentuk rekaan/ karikatur

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 56,34% laki- laki memilih untuk menggunakan penggambaran tokoh dalam bentuk karikatur/ rekaan dalam iklan politik.

Alasan memilih menggunakan penggambaran tokoh dalam bentuk rekaan/ karikatur:

1. Lebih menarik

Jika tokoh digambar dalam bentuk karikatur maka akan terlihat lebih santai dan menyenangkan. Iklan politik pun jadi tidak terlihat menakutkan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh salah satu narasumber.

“ Kalau dibuat karikatur itu jadi lebih lucu mbak, nggak nakutin. “ (Sumber: Wahyu, siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, interview 8 Agustus 2010 )

“Misalnya pakai kartun akan lebih kreatif dan lebih nyeni. Hasil akan maksimal. Kita ngelihatnya juga ndak ngebosenin.” (Sumber: Fahri, siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, interview 8 Agustus 2010 )

Anak muda menganggap politik sebagai hal yang serius. Maka agar terlihat lebih santai dan menarik pun iklan politik perlu untuk dikreasikan dalam bentuk karikatur.

2. Sesuai untuk anak muda

Dengan menggunakan karikatur/ kartun maka kreatifitas pun akan semakin tinggi sehingga iklan menjadi lebih bagus. Selain itu karikatur/ kartun juga sangat dekat dengan dunia anak muda.

commit to user

cxxvii

“ Kartun dekat dengan remaja, jadi sesuai aja.“ (Sumber: Bagus, siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, interview 8 Agustus 2010 )

“ Sering ada kompetisi kartun di sekolah maupun kota, jadi kita sudah

sangat mengenal kartun.”(Sumber: Wahyu, siswa SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta, interview 8 Agustus 2010 )

“ Kartun sering kita lihat. Di TV banyak film kartun yang menghibur. Di majalah sekolah juga ada cerita berkarikatur.” (Sumber: Fahri, siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, interview 11 Agustus 2010 )

Karakter remaja memang menyukai sesuatu yang tidak monoton / dinamis. Penggambaran tokoh dalam bentuk karikatur (tidak monoton) dapat mewadahi kreatifitas dan karakteristik anak muda sehingga keberadaan iklan politik menjdai lebih dekat dengan mereka.

b. Pilihan terhadap penggambaran tokoh dalam bentuk asli

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa sebanyak 57,45% perempuan setuju menggunakan penggambaran tokoh asli dalam iklan politik. Alasan menggunakan penggambaran tokoh asli dalam iklan:

1. Lebih tahu orangnya secara asli

Dengan menggunakan tokoh asli maka akan membantu pemilih dalam mengenali kandidat secara langsung.

“ Lebih mantap dengan tokoh asli. Kita jadi benar-benar tahu wajah aslinya.” (Sumber: Sita, siswa SMA negeri 6 Surakarta, interview 11 Agustus 2010 )

“Kalau digambarkan wajah aslinya nggak bingung mbak. Kadang kalau dibikin karikatur malah jadi bingung.” (Sumber: Fitri, siswa SMA Negeri 6 Surakarta, interview 11 Agustus 2010 )

“ Aku kan baru pertama kali milih. Jadi mending foto di iklan ditampilkan apa adanya tanpa dibuat karikatur supaya lebih mengenal.” (Sumber: Rina, siswa SMA Negeri 6 Surakarta, interview 11 Agustus 2010 )

commit to user

cxxviii

Untuk pemilih pemula yang baru pertama kali menggunakan hak pilih biasanya belum terlalu mengenal kandidat capres/ cawapres. Selain itu jika

penggambaran tokoh dalam bentuk rekaan justeru terkadang

membingungkan, terutama untuk kandidat yang belum dikenal. 2. Menjaga norma sopan santun

Capres/ cawapres adalah tokoh politik yang semestinya dihargai, termasuk dalam penggambarannya dalam iklan politik juga harus tetap menjaga adab-adabnya.

“Nggak sopan mbak kalau tokoh dibuat jadi kartun.” (Sumber: Fitri, siswa SMA Negeri 6 Surakarta, interview 11 Agustus 2010 )

“ Meskipun dengan dibuat kartun lebih menarik, tapi rasanya kita nggak menghargai calon pemimpin Indonesia.” (Sumber: Rina, siswa SMA Negeri 6 Surakarta, interview 11 Agustus 2010 )

Dengan penggambaran tokoh dalam bentuk asli (bukan karikatur/ kartun) maka akan tetap menjaga wibawa para kandidat. Sebaliknya,dengan penggambaran tokoh dalam bentuk karikatur maka bentuk fisik asli kandidat akan berubah sehingga dikhawatirkan akan mengurangi kesopanan.

D. Kesimpulan Analisis Kuantitatif

Berdasarkan pembahasan analisis di atas, maka hasil analisis data kuantitatif dapat disimpulkan dengan penyajian data seperti tabel berikut

Tabel 10. Hasil Analisis Kuantitatif

N

o Parameter Laki-laki Perempuan

1 Pengetahuan pemilih pemula tentang hak pilih:

commit to user cxxix B erd asa rka n has il sur vei, dap at dik eta hui bah b.Tidak tahu 58 (81,69%) 35 (74,47%)

2 Pengetahuan pemilih pemula tentang kewajiban pemilih:

a.Tahu 66 (92,96%) 43 (91,49%)

b.Tidak paham 5 (7,04%) 7 (8,51%)

3 Pengetahuan tentang waktu Pemilu

a. Tahu 34 (47,89%) 13 (27,66%)

b. Tidah tahu 37 (52,11%) 34 (72,34%)

4 Pengetahuan tentang visi misi Pemilu

a.Tahu 3 (4,22%) 1 (2,13%)

b.Tidah tahu 68 (95,78%) 46 (97,87%)

5 Pilihan terhadap penggunaan media dalam iklan politik:

a. Poster 22 (30,99%) 25 (53,19%)

b.Spanduk 34 (47,98%) 15 (31,92%)

c. Banner 15 (21,13%) 7 (14,89%)

6 Pilihan terhadap penggunaan bahasa dalam iklan politik:

a. Indonesia formal 20 (28,17%) 23 (48,94%)

b.Gaul/ anak muda 45 (63,38%) 18 (38,30%)

c. Daerah/ Jawa 6 (8,45%) 6 (12,76%)

7 Pilihan terhadap penggunaan warna dalam iklan politik:

a. Hitam putih 11 (15,49%) 7 (14,89%)

b.Cerah 60 (84,51%) 40 (83,33%)

8 Pilihan terhadap penggunaan tokoh dalam iklan politik:

a. Capres/ cawapres 57 (80,28%) 3 (76,60%)

b.Artis/ model 14 (19,72%) 11 (23,40%)

9 Pilihanterhadap

penggambaran tokoh dalam iklan politik:

a. Asli 31 (43,66%) 27 (57,45%)

commit to user

cxxx

wa pemilih pemula laki-laki maupun perempuan memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda berkenaan dengan informasi mengenai pemilihan umum capres/ cawapres. Selain itu, pemilih pemula laki- laki dan perempuan juga mempunyai kecenderungan yang berbeda dalam beberapa hal yang berkaitan dengan pembuatan iklan politik.

Berkenaan dengan pengetahuan informasi mengenai pemilihan capres/ cawapres baik pemilih pemula laki-laki maupun perempuan mayoritas tidak mengetahui informasi yang tepat mengenai Pemilu. Untuk informasi mengenai hak pilih dalam Pemilu lebih banyak prosentase pemilih pemula perempuan yang mengetahinya dibandingkan dengan pemilih pemula laki-laki. Namun sebaliknya, untuk informasi mengenai kewajiban pemilih, pemilih pemula laki-laki lebih unggul dibandingkan dengan pemilih pemula perempuan. Sedangkan untuk informasi mengenai waktu Pemilu Capres/ Cawapres prosentase pemilih pemula laki-laki yang mengetahui lebih banyak dibandingkan dengan pemilih pemula perempuan. Dan untuk informasi mengenai visi misi capres/ cawapres pemilih pemula laki-laki lebih unggul tipis dibandingkan dengan pemilih pemula perempuan.

Mengenai kecenderungan dalam pembuatan iklan politik baik pemilih pemula laki-laki maupun perempuan memiliki kecenderungan yang berbeda. Dalam media pembuatan iklan politik, pemilih pemula laki-laki lebih cenderung untuk menggunakan media spanduk. Hal ini tentunya berbeda dengan pemilih pemula perempuan yang cenderung untuk menggunakan media poster dalam iklan politik. Untuk penggunaan bahasa dalam iklan politik pemilih pemula laki-laki

commit to user

cxxxi

lebih memilih untuk menggunakan bahasa gaul sedangkan pemilih pemula perempuan memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia formal. Di sisi lain, baik pemilih pemula laki-laki mupun perempuan memiliki kecenderungan yang sama terhadap penggunaan warna dalam iklan politik, yaitu warna cerah. Selain penggunaan warna, pilihan untuk penggunaan tokoh dalam iklan politik juga memiliki kecenderungan yang sama antara pemilih pemula laki- laki dan perempuan, yaitu menggunakan tokoh capres/ cawapres. Dan yang terakhir, mengenai penggambaran tokoh dalam iklan politik, pemilih pemula laki-laki memilih penggambaran tokoh dalam bentuk rekaan/ karikatur sedangkan pemilih pemula perempuan cenderung untuk menggunakan penggambaran tokoh dalam bentuk asli.

commit to user

cxxxii BAB IV