• Tidak ada hasil yang ditemukan

PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) LONG-TERM LOANS (continued)

Dalam dokumen Krakatau Steel 30 September 2015 (Halaman 130-143)

TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) LONG-TERM LOANS (continued)

Perusahaan The Company

Kreditanstalt Fur Wiederaufbau (“KfW”) dan

UniCredit Bank AG (“UCB”) Kreditanstalt Fur Wiederaufbau (“KfW”) and UniCredit Bank AG (“UCB”) Berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal

26 Agustus 2009 dan amandemen perjanjian tanggal 10 Agustus 2010, 5 Mei 2011 dan 4 Juni 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari KfW dan UCB (“Pemberi Pinjaman”) dengan jumlah maksimum sebesar EUR38.741.100 (porsi pinjaman KfW sebesar EUR18.500.000 dan UCB sebesar EUR20.241.100). Pinjaman ini digunakan untuk membiayai proyek revitalisasi pabrik HSM dan dilunasi dalam 16 kali angsuran setengah tahunan yang sama dimulai pada bulan Agustus 2011. Porsi pinjaman KfW dikenakan bunga sebesar CIRR atas pinjaman dalam Euro ditambah 0,75% per tahun sedangkan porsi pinjaman UCB dikenakan bunga setengah tahunan sebesar EURIBOR+1,50% per tahun. Saldo terutang atas fasilitas ini masing-masing sebesar US$12.288 dan US$23.944 pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014.

Based on the loan agreement dated

August 26, 2009 and the amendment agreements dated August 10, 2010, May 5, 2011 and June 4, 2012, the Company obtained an investment credit facility from KfW and UCB (the “Lenders”) with a maximum amount of EUR38,741,100 (KfW’s portion is EUR18,500,000 and UCB’s portion is EUR20,241,100). This loan was granted to finance the revitalization project of HSM plant and is repayable in 16 equal semi-annual installments starting from August 2011. The KfW’s loan portion is subject to interest at the CIRR applicable for loans denominated in Euro plus 0.75% per annum and the UCB’s loan portion is

subject to interest at semi-annual

EURIBOR+1.50% per annum. The outstanding payables related to this facility amounted to US$12,288 and US$23,944 as of September 30, 2015 and December 31, 2014, respectively.

Pinjaman ini dijamin secara pari passu dengan jaminan untuk fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank Mandiri (Catatan 16), KfW, UniCredit Bank Austria AG dan HSBC (Catatan 35.c) dan KfW IPEX-Bank GmbH (Catatan 35.c), kecuali untuk aset-aset yang dibiayai oleh fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank Mandiri, BNI dan BRI (Catatan 22) dan CDB, ICBC dan HSBC (Catatan 35.d) dan rekening cadangan pembayaran pinjaman (Debt Service Reserve Account) di Bank Mandiri dengan saldo minimum sebesar dua kali cicilan pokok pinjaman beserta bunganya.

The loan is secured on proportionate basis with the collateral pledged for the credit facilities obtained from Bank Mandiri (Note 16), KfW, UniCredit Bank Austria AG and HSBC (Note 35.c) and KfW IPEX-Bank GmbH (Note 35.c), except for assets financed by credit facilities obtained from Bank Mandiri, BNI and BRI (Note 22) and CDB, ICBC and HSBC (Note 35.d) and Debt Service Reserve Account in Bank Mandiri with the balance is not less than two times of principal installments with interest payable thereon.

Total angsuran yang dibayar pada tahun 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar EUR3.186.958 dan EUR4.373.915.

Total repayments made in 2015 and 2014 is amounting to EUR3,186,958 and EUR4,373,915, respectively.

Perjanjian pinjaman mencakup pembatasan-pembatasan antara lain, tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Pinjaman, Perusahaan tidak diperbolehkan menjaminkan kekayaan dan bertindak sebagai penjamin kepada pihak lain, melepaskan sebagian atau seluruh asetnya, menerima pinjaman kecuali dalam kegiatan usaha normal, memberikan pinjaman kepada pihak lain kecuali terkait langsung dengan usaha, mengubah bentuk usaha, melakukan merger dan akuisisi dan menurunkan atau menerbitkan modal saham.

The loan agreements include restrictions among others, that without prior written consent from the Lenders, the Company is not permitted to pledge its assets and give any guarantee or indemnity to other parties, dispose of all or any part of its assets, incur any financial indebtedness except in the ordinary course of business provide loan to other parties except trade credit in the ordinary course of business, change the business, enter into merger, make any acquisition and reduce or issue share capital.

22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 22. LONG-TERM LOANS (continued)

Perusahaan (lanjutan) The Company (continued)

Kreditanstalt Fur Wiederaufbau (“KfW”) dan

UniCredit Bank AG (“UCB”) (lanjutan) Kreditanstalt Fur Wiederaufbau (“KfW”) and UniCredit Bank AG (“UCB”) (continued) Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara

rasio keuangan sebagai berikut:

i. Rasio Pinjaman terhadap Ekuitas tidak boleh lebih dari 2,33 : 1;

ii. Rasio kecukupan pembayaran bunga (EBITDA/ Interest) tidak boleh kurang dari 2,0 : 1;

iii. Rasio kecukupan laba untuk pembayaran utang (Net Revenue Income to Total Debt Service Payments) tidak boleh kurang dari 1,30 : 1; iv. Rasio Lancar tidak boleh kurang dari 1,20 : 1

dan

v. Rasio kecukupan pinjaman neto terhadap EBITDA (Net Borrowings/EBITDA) tidak boleh lebih dari 4,5 : 1

The Company is also required to maintain the following financial ratios:

i. The ratio of Total Debt to Tangible Net Worth shall not exceed 2.33 : 1;

ii. The ratio of EBITDA to Interest Expenses shall not be less than 2.0 : 1;

iii. The ratio of Net Revenue Income to Total Debt Service Payments shall not be less than 1.30 : 1;

iv. The Current Ratio shall not be less than 1.20 : 1 and

v. The ratio of Net Borrowings/EBITDA shall not exceed 4.5 : 1

Pada tanggal 30 September 2015, Perusahaan belum dapat memenuhi persyaratan pemeliharaan rasio-rasio keuangan tersebut di atas sehingga pinjaman jangka panjang ke KfW dan UCB diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek pada laporan posisi keuangan konsolidasian interim tanggal 30 September 2015. Sampai dengan tanggal 6 Oktober 2015, Perusahaan masih dalam proses untuk memperoleh pelepasan atas persyaratan untuk pemenuhan rasio-rasio keuangan tersebut di atas.

As of September 30, 2015, the Company was unable to meet the requirements to maintain the financial ratios stated above and, accordingly, long-term loans to KfW and UCB have been classified as current liabilities in the interim consolidated statement of financial position as of September 30, 2015. Up to October 6, 2015 the Company is in the process to obtain a release of such requirement to comply with the above financial ratios.

Sindikasi bank (Mandiri, BNI dan BRI) Syndication of banks (Mandiri, BNI and BRI)

Pada tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari Bank Mandiri, BNI dan BRI (“Commercial Facility”) dengan jumlah maksimum sebesar Rp2.275.000 atau setara dengan US$250.000 untuk pembiayaan proyek Kompleks Blast Furnace. Porsi pinjaman dari Mandiri, BNI dan BRI masing-masing adalah 40%, 40% dan 20%. Berdasarkan Perubahan Kedua Atas Perjanjian Fasilitas tertanggal 6 November 2014, pinjaman ini akan dilunasi dalam 12 kali angsuran setengah tahunan yang sama, selambat-lambatnya dimulai sejak Agustus 2016 dan dibebani bunga tahunan sebesar 9% yang dapat disesuaikan serta dibayarkan secara enam bulanan. Saldo terutang atas fasilitas ini masing-masing sebesar US$122.068 dan US$81.991 pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014.

On May 15, 2012, the Company obtained an investment credit facility from Bank Mandiri, BNI and BRI (“Commercial Facility”) with a maximum amount of Rp2,275,000 or equivalent to US$250,000 to finance Blast Furnace Complex project. The loan portions of Mandiri, BNI and BRI are 40%, 40% and 20%, respectively. Based on Second Amendment to the Facility Agreement dated November 6, 2014, this loan is repayable in 12 equal semi-annual installments starting from, at the latest, August 2016 and bears annual interest at 9% reviewable, which will be paid semi-annually. The outstanding payables related to this facility amounted to US$122,068 and US$81,991 as of September 30, 2015 and December 31, 2014, respectively.

22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 22. LONG-TERM LOANS (continued)

Perusahaan (lanjutan) The Company (continued)

Sindikasi bank (Mandiri, BNI dan BRI) Syndication of banks (Mandiri, BNI and BRI)

Pinjaman ini dijamin secara pari passu dengan jaminan untuk fasilitas kredit yang diperoleh dari CDB, ICBC dan HSBC (Catatan 35.d) atas tanah bersertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) No.11 milik Perusahaan seluas 61,45 Ha yang terletak di Samangraya dan jaminan fidusia atas mesin, peralatan, suku cadang dan aksesoris dengan nilai penjaminan Rp4.834.384 (Catatan 11 dan 14) serta rekening cadangan pembayaran pinjaman (Debt Service Reserve Account) di Bank Mandiri dengan saldo minimum sebesar satu kali cicilan pokok pinjaman beserta bunganya.

The loan is secured on proportionate basis with the collateral pledged for the credit facilities obtained from CDB, ICBC and HSBC (Note 35.d) for land under the Rights to Build certificate (“HGB”) No.11 located in Samangraya covering an area of 61.45 Ha, on fiduciary basis, machineries, equipment, sparepart and accessories with guarantee value of Rp4,834,384 (Notes 11 and 14) and Debt Service Reserve Account in Bank Mandiri with the balance is not less than one time of principal installment with interest payable thereon.

Perjanjian pinjaman mencakup pembatasan-pembatasan yang sama dengan perjanjian pinjaman dengan KfW dan UCB yang diungkapkan di atas.

The loan agreements include restrictions which are similar with loan agreement with KfW and UCB as disclosed above.

Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara rasio keuangan sebagai berikut:

i. Rasio Pinjaman terhadap Ekuitas tidak boleh lebih dari 2,33 : 1;

ii. Rasio kecukupan pembayaran bunga (EBITDA/ Interest) tidak boleh kurang dari 2,0 : 1;

iii. Rasio kecukupan laba untuk pembayaran utang

(Net Revenue Income to Total Debt Service Payments) tidak boleh kurang dari 1,30 : 1; iv. Rasio Lancar tidak boleh kurang dari 1,0 : 1 dan v. Rasio kecukupan pinjaman neto terhadap

EBITDA (Net Borrowings/EBITDA) tidak boleh lebih dari 4,5 : 1.

The Company is also required to maintain the following financial ratios:

i. The ratio of Total Debt to Tangible Net Worth shall not exceed 2.33 : 1;

ii. The ratio of EBITDA to Interest Expense shall not be less than 2.0 : 1;

iii. The ratio of Net Revenue Income to Total Debt Service Payments shall not be less than 1.30 : 1;

iv. The Current Ratio shall not be less than 1.0 : 1 and

v. The ratio of Net Borrowings/EBITDA shall not exceed 4.5 : 1.

Berdasarkan surat dari para kreditur tanggal 6 Maret 2015, Perusahaan tidak perlu memenuhi persyaratan pemenuhan rasio-rasio keuangan di atas untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015.

Based on letter from the creditors dated March 6, 2015, the Company doesn’t need to fulfill of such requirements to comply with the above financial ratios for the nine-months period ended September 30, 2015.

Indonesia Eximbank (“Eximbank”) Indonesia Eximbank (“LPEI”) Berdasarkan perjanjian kredit investasi tanggal 27

Oktober 2011 dan amandemen perjanjian tanggal 25 April 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dalam Rupiah dengan jumlah maksimum sebesar Rp40.000 untuk pembiayaan pembangunan Pabrik Kapur II. Jangka waktu pinjaman adalah 60 bulan yang akan dibayar dalam 16 kali angsuran triwulanan yang dimulai pada kuartal kedua tahun 2013 dan dibebani bunga tahunan sebesar 9,25%. Saldo terutang atas fasilitas ini masing-masing sebesar US$766 dan US$1.579 pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014.

Based on the credit agreement dated

October 27, 2011 and the amendment agreement dated April 25, 2013, the Company obtained an investment credit facility in Rupiah with a maximum amount of Rp40,000 which was used to finance the construction of Lime Calcining Plant II. The term of the credit facility is 60 months and repayable in 16 quarterly installments starting from the second quarter of 2013 and bears annual interest at 9.25%. The outstanding payables related to this facility amounted to US$766 and US$1,579 as of September 30, 2015 and December 31, 2014, respectively.

Total angsuran yang dibayar pada tahun 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp5.613 dan Rp11.227.

Total repayments made in 2015 and 2014 amounting to Rp5,613 and Rp11,227, respectively.

22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 22. LONG-TERM LOANS (continued)

Perusahaan (lanjutan) The Company (continued)

Indonesia Eximbank (“Eximbank”) (lanjutan) Indonesia Eximbank (“LPEI”) (continued)

Fasilitas pinjaman tersebut dijamin secara fidusia dengan bangunan pabrik, mesin dan peralatan Pabrik Kapur II dengan nilai penjaminan sebesar Rp44.000 (Catatan 14).

The loan facility is secured by factory buildings, machineries and equipment of Lime Calcining Plant II, on a fiduciary basis, with a committed value of Rp44,000 (Note 14).

Perjanjian pinjaman mencakup pembatasan-pembatasan tertentu antara lain, tanpa persetujuan tertulis dari Eximbank, Perusahaan tidak diperbolehkan menjaminkan kekayaan yang telah dijaminkan ke Eximbank kepada pihak lain, melepaskan sebagian atau seluruh asetnya, mengubah anggaran dasar, mengubah bentuk usaha dan menurunkan atau menerbitkan modal saham.

The credit agreements include certain restrictions, among others, that without prior written consent from Eximbank, the Company is not permitted to pledge its secured assets to other parties, dispose part of or all part of its assets, change the articles of association, change the business and reduce or issue share capital.

Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara rasio keuangan sebagai berikut:

i. Rasio Pinjaman terhadap Ekuitas tidak boleh lebih dari 250%

ii. Rasio kecukupan pembayaran bunga (EBITDA/Interest) lebih besar dari 1,7 kali iii. Rasio kecukupan arus kas untuk pembayaran

pinjaman dan bunganya (Debt Service Coverage Ratio) lebih besar dari 1,1 kali iv. Rasio Lancar lebih dari 100%

The Company is also required to maintain the following financial ratios:

i. The ratio of Total Debt to Equity shall not exceed 250%.

ii. The ratio of EBITDA to Interest Expenses of more than 1.7 times

iii. Debt Service Coverage Ratio of more than 1.1 times

iv. The Current Ratio of more than 100%

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (“BRI”) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (“BRI”) Berdasarkan Perjanjian Persetujuan Membuka

Kredit Investasi tanggal 21 Nopember 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (“BRI”) dengan jumlah maksimum sebesar Rp145.388 untuk pembiayaan proyek Stockyard Pelabuhan. Pinjaman ini dilunasi dalam 24 kali angsuran triwulanan yang sama, selambat-lambatnya dimulai sejak November 2015 dan dibebani bunga tahunan sebesar 9%, yang akan dibayarkan secara bulanan.

Based on the loan agreement dated November 21, 2013, the Company obtained an investment credit facility from PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (“BRI”)in with a maximum amount of Rp145,388 to finance Harbor Stockyard project. This loan is repayable in 24 equal quarterly installments starting from, at the latest, November 2015 and bears annual interest at 9%, which will be paid monthly.

Fasilitas pinjaman tersebut dijamin secara fidusia dengan bangunan, mesin mekanis dan peralatan Stockyard Pelabuhan dengan nilai penjaminan sebesar Rp183.816.

The loan facility is secured by buildings, mechanical machineries and equipment of Harbor Stockyard, on a fiduciary basis, with a committed value of Rp183,816.

Perjanjian pinjaman mencakup pembatasan-pembatasan antara lain, tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Pinjaman, Perusahaan tidak diperbolehkan menjaminkan kekayaan dan bertindak sebagai penjamin kepada pihak lain, melepaskan sebagian atau seluruh asetnya, menerima pinjaman kecuali dalam kegiatan usaha

The loan agreements include restrictions, among others, that without prior written consent from the Lenders, the Company is not permitted to pledge its assets and give any guarantee or indemnity to other parties, dispose of all or any part ot its assets, incur any financial indebtedness except in the ordinary course of business, provide loan to

22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 22. LONG-TERM LOANS (continued)

Perusahaan (lanjutan) The Company (continued)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (“BRI”) (lanjutan)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (“BRI”) (continued)

Atas Pinjaman di atas, Perusahaan diwajibkan untuk memelihara rasio Pinjaman terhadap Ekuitas tidak boleh lebih dari 250%.

Related to the above Loans as stated above, the Company is also required to maintain the ratio of Total Debt to Tangible Net Worth shall not exceed 250%.

Saldo terutang atas fasilitas ini pada tanggal 30 September 2015 sebesar Rp74.868.

The outstanding payables related to this facility as of September 30, 2015, amounted to Rp74,868.

Entitas Anak - PT MJIS The Subsidiary - PT MJIS

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)

Berdasarkan perjanjian kredit tanggal 6 Juli 2009 dan amandemen tanggal 28 Februari 2014, PT MJIS memperoleh fasilitas Kredit Investasi 1 dalam Rupiah dengan jumlah maksimum sebesar Rp501.347. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik besi spons di Batulicin, Kalimantan Selatan. Pinjaman ini dikenakan tingkat bunga tahunan masing-masing sebesar 9,75% pada tahun 2015 dan 2014. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada bulan Juni 2020 dan dibayar dalam 31 kali angsuran kuartalan dimulai pada triwulan pertama tahun 2012.

Based on credit agreements dated July 6, 2009 and the amendment agreement dated February 28, 2014, PT MJIS obtained investment credit facility 1 in Rupiah with a maximum amount of Rp501,347. This loan was granted to finance the construction of Ironmaking plant in Batulicin, South Kalimantan. This loan bears annual interest rate at 9.75% in 2015 and 2014, respectively. This loan will mature on June 2020 and is payable in 31 quarterly installments starting from the first quarter of 2012.

Pinjaman ini dijamin dengan persediaan, tanah, mesin dan bangunan serta piutang usaha dengan nilai pengikatan sebesar Rp718.482 (Catatan 8, 11 dan 14).

The loan is secured by inventories, lands, buildings and machineries and trade receivables with a committed value of Rp718,482 (Notes 8, 11 and 14).

Berdasarkan perjanjian kredit tanggal 30 Mei 2011 dan amandemen tanggal 28 Februari 2014, PT MJIS memperoleh fasilitas Kredit Investasi 2 dalam Rupiah dengan jumlah maksimum sebesar Rp275.236. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik di Batulicin, Kalimantan Selatan. Pinjaman ini dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar 9,75% pada tahun 2015 dan 2014. Pinjaman ini dibayar dalam 23 kali angsuran kuartalan dimulai pada triwulan pertama tahun 2013 dan akan jatuh tempo pada bulan Maret 2019.

Based on credit agreements dated May 30, 2011 and the amendment agreement dated February 28, 2014, PT MJIS obtained investment credit facility 2 in Rupiah with a maximum amount of Rp275,236. This loan was granted to finance the construction of power plant in Batulicin, South Kalimantan. The loan bears annual interest rate at 9.75% in 2015 and 2014, respectively. This loan is payable in 23 quarterly installments starting from the first quarter of 2013 and will mature on March 2019.

Pinjaman ini dijamin dengan bangunan pembangkit listrik, mesin-mesin pabrik, bangunan pabrik dan persediaan dengan nilai pengikatan sebesar Rp1.116.936 (Catatan 11 dan 14).

The loan is secured by power plant buildings, machineries, plant buildings and inventories with a committed value of Rp1,116,936 (Notes 11 and 14).

Saldo terutang atas pinjaman dari BRI masing-masing sebesar US$42.704 dan US$54.897 pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014. Total angsuran yang dibayar pada tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp38.000 dan Rp6.000.

The outstanding payables related to loans from BRI amounted to US$42,704 and US$54,897 as of September 30, 2015 and December 31, 2014, respectively. Total repayment made in 2015 and 2014 amounting to Rp38,000 and Rp6,000, respectively.

22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 22. LONG-TERM LOANS (continued)

Entitas Anak - PT MJIS (lanjutan) The Subsidiary - PT MJIS (continued)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) (lanjutan)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) (continued)

Perjanjian pinjaman tersebut mencakup pembatasan-pembatasan dimana PT MJIS tanpa persetujuan tertulis dari BRI tidak diperbolehkan antara lain, mengikatkan diri sebagai penjamin dan atau menjaminkan kekayaan kepada pihak lain, menyewakan aset yang diagunkan, menerima pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya, melakukan merger akuisisi dan penyertaan saham, menjual aset yang dijaminkan mengubah anggaran dasar, modal saham dan susunan pengurus, pembagian dividen dan membayar utang kepada pemegang saham.

Pada tanggal 30 September 2015, PT MJIS telah memenuhi semua yang dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman.

The credit agreements include restrictions and covenants whereby PT MJIS. without prior written consent from BRI is not permitted to among others. acting as guarantor and/or pledge its assets as guarantee to other parties, lease the collateral assets, obtain loans from other banks or financial institutions. conduct merger, acquisition and investment in shares, sell the collateral assets, change the articles of association, the authorized capital and the boards of directors, distribute dividends and make repayment to shareholders.

As of September 30, 2015, PT MJIS has complied with all requirements under the loan agreement.

Entitas Anak - PT KDL The Subsidiary - PT KDL

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri)

Berdasarkan perjanjian kredit tanggal 28 Juli 2011, PT KDL memperoleh fasilitas kredit investasi dalam Rupiah dengan jumlah maksimum sebesar Rp821.721. Pinjaman ini digunakan untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan uap 120MW. Pinjaman ini dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar 11% pada 30 September 2015 dan 31 Desember 2014. Pinjaman ini dibayar dalam 24 kali angsuran triwulan dimulai sejak triwulan kedua tahun 2014 dan akan jatuh tempo pada 27 April 2020. Saldo terutang atas fasilitas ini masing-masing sebesar US$41.903 dan US$57.577 pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014.

PT KDL obtained an investment credit facility in Rupiah with a maximum amount of Rp821,721. This loan was granted to finance the construction of 120MW steam and gas power plant. This loan bears annual interest rate at 11% in September 30, 2015 and December 31, 2014. This loan is repayable in 24 quarterly installments starting from the second quarter of 2014 and will mature on April 27, 2020. The outstanding payables related to this facility amounted to US$41,903 and US$57,577 as of September 30, 2015 and December 31, 2014, respectively.

Pada tahun 2014, PT KDL telah melakukan penarikan sebesar US$21.632 atau setara Rp254.069. Pada tahun 2015, total angsuran yang dibayar sebesar US$4.584 atau setara Rp68.477. Pinjaman ini dijamin dengan aset yang sedang

dibangun dengan nilai penjaminan fidusia sebesar Rp885.294 dan tanah serta bangunan seluas 3,1 Ha dengan nilai hak tanggungan sebesar Rp19.034 (Catatan 14).

In 2014, PT KDL made a drawdown amounting to US$21,632 or equivalent to Rp254,069. In 2015, PT KDL made repayments amounting to US$4,584 or equivalent to Rp68,477.

The loan is secured by the related construction in progress, on a fiduciary basis, with a guarantee value of Rp885,294 and land of 3.1 Ha and buildings with a guarantee value of Rp19,034 (Note 14).

22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 22. LONG-TERM LOANS (continued)

Entitas Anak - PT KDL (lanjutan) The Subsidiary - PT KDL (continued)

Dalam dokumen Krakatau Steel 30 September 2015 (Halaman 130-143)