• Tidak ada hasil yang ditemukan

PIUTANG PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA RECEIVABLES FROM RELATED PARTIES

Dalam dokumen 2Q 2010 Financial Statements (Halaman 44-47)

2010 2009

PT Sumber Segara Primadaya PT Sumber Segara Primadaya

(US$ 34.709.962 tahun 2010 dan (US$ 34,709,962 in 2010 and

US$ 121.328.203 tahun 2009) 315.271 1.240.581 US$ 121,328,203 in 2009)

PT Metaepsi Pejebe Power Generation, PT Metaepsi Pejebe Power Generation,

(US$ 4.500.000 tahun 2010 dan 40.874 46.026 (US$ 4,500,000 in 2010 and

US$ 4.501.310 tahun 2009) US$ 4,501,310 in 2009)

PT Dalle Energy Batam 12.622 12.212 PT Dalle Energy Batam

PT TJK Power 18.114 18.114 PT TJK Power

PT Tenaga Listrik Jayapura (nihil tahun 2010 PT Tenaga Listrik Jayapura (nil in 2010

dan nil tahun 2009) - - and nil in 2009)

PT Mitra Energy Batam 2.269 - PT Mitra Energy Batam

PT Tenaga Listrik Bintan (nihil tahun 2010 PT Tenaga Listrik Bintan (nil in 2010

nil tahun 2009) - - nil in 2009)

Karyawan 595.479 455.671 Officers

Jumlah 984.629 1.772.604 Total

Perbedaan nilai wajar piutang (66.872) - Fair value differences of receivables

Jumlah 917.757 1.772.604

Penyisihan piutang ragu-ragu (80.758) (88.638) Allowance for doubtful accounts

Jumlah 836.999 1.683.966 Total

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu Changes in the allowance for doubtful accounts

Saldo awal periode (80.758) (68.988) Balance at beginning of period

Penambahan - (19.650) Additions

Saldo akhir periode (80.758) (88.638) Balance at end of period

PT Sumber Segara Primadaya (S2P)

Pada tanggal 28 Januari 2004, PJB memberikan pinjaman jangka panjang sebesar US$ 52 juta kepada S2P untuk membiayai proyek PLTU Cilacap. Jangka waktu pinjaman sembilan tahun, termasuk masa tenggang dua tahun jatuh tempo 28 Januari 2013 dan dikenakan bunga 12,907% per tahun. Bunga akan diterima dalam 15 kali angsuran semesteran mulai 28 Januari 2006 sampai dengan 28 Januari 2013. Piutang ini dijamin dengan saham milik PT Sumberenergi Sakti Prima (SSP) di S2P sesuai perjanjian penjaminan pinjaman tanggal 6 September 2005. Pinjaman pokok akan diangsur dalam 4 kali angsuran mulai 28 Juli 2011 sampai dengan 28 Januari 2013. Pemberian pinjaman ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PJB tanggal 14 Januari 2004.

PT Sumber Segara Primadaya (S2P)

On January 28, 2004, PJB granted a long-term loan of US$ 52 million to S2P for the financing of PLTU Cilacap project. This loan will mature in nine years, including two years grace period, due on January 28, 2013 and bears interest at 12.907% per annum. The interest will be received in fifteen (15) semi-annual installments starting January 28, 2006 until January 28, 2013. This receivable is guaranteed with shares of stock in S2P owned by PT Sumberenergi Sakti Prima (SSP) in accordance with the loan collateral agreement dated September 6, 2005. The principal will be collected in four (4) installments starting from July 28, 2011 until January 28, 2013. The loan was approved during the Extraordinary General Meeting of the Stockholders dated January 14, 2004.

Pada tanggal 25 Juni 2007, PJB dan SSP menandatangani amandemen perjanjian penjaminan pinjaman. Berdasarkan amandemen tersebut, apabila S2P tidak mampu melunasi pinjamannya kepada PJB dalam waktu 30 hari setelah jatuh tempo (disebut sebagai “periode tunggakan”) maka PJB dan SSP bersama-sama mengikatkan diri dan menyanggupi untuk membayar bunga dan/atau pokok pinjaman yang terhutang oleh S2P kepada PJB sesuai persentase kepemilikan masing-masing di S2P. Apabila dalam 30 hari setelah berakhirnya periode tunggakan, S2P tidak melakukan pembayaran, maka PJB dan SSP bersedia menyerahkan saham masing-masing untuk dieksekusi dan dana hasil eksekusi saham tersebut digunakan untuk melunasi hutang kepada PJB.

On June 25, 2007, PJB and SSP signed the amendment of loan collateral agreement. According to such amendment, if S2P fails to pay in full its loan to PJB within 30 days from due date (also called as “period in arrears”), PJB and SSP will bind themselves to pay the interest and/or principal of loan of S2P to PJB, based on their respective percentage of ownerships in S2P. If after 30 days from the period in arrears, S2P does not make the payment, PJB and SSP agreed to transfer their respective shares for liquidation and proceeds resulting from such liquidation will be used to settle S2P’s loan to PJB.

Pelaksanaan amandemen perjanjian penjaminan tersebut sedang dalam tahap negosiasi. Manajemen PJB menghendaki agar amandemen perjanjian penjaminan pinjaman tersebut di atas dapat segera dilaksanakan.

Implementation of the amendment of loan collateral agreement is still in the stage of negotiation. Management of PJB demands for the immediate implementation of the amendment of loan collateral agreement.

Pada tahun 2006, PJB menempatkan deposito berjangka sebesar US$ 100 juta di Bank Negara Indonesia sebagai jaminan pinjaman letter of credit yang diperoleh S2P dari bank tersebut. Pada tanggal 11 Juli 2008, deposito berjangka sebesar US$ 50 juta dieksekusi oleh Bank Negara Indonesia sehubungan dengan kegagalan S2P untuk menyelesaikan pinjamannya ke bank tersebut. PJB mencatat pencairan deposito sebesar US$ 50 juta tersebut sebagai piutang kepada S2P.

In 2006, PJB placed time deposits amounting to US$ 100 million in Bank Negara Indonesia as a guarantee of letter of credit obtained by S2P from such bank. On July 11, 2008, Bank Negara Indonesia executed its right, by confiscating the time deposits amounting to US$ 50 million, due to the failure of S2P to settle its unpaid letter of credit. PJB recorded such confiscation of time deposits amounting to US$ 50 million as receivables from S2P.

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, piutang bunga dari S2P masing-masing sebesar US$ 8.097.698 (setara Rp 73.551 juta) dan US$ 19.328.203 (setara Rp 197.630 juta) termasuk dalam piutang pihak hubungan istimewa.

As of June 30, 2010 and 2009, interest on receivables from S2P amounting to US$ 8,097,698 (equivalent to Rp 73,551 million) and US$ 19,328,203 (equivalent to Rp 197,630 million), respectively, were recorded as receivables from related parties.

PJB membentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang bunga dan denda dari S2P karena S2P sedang mengalami kesulitan keuangan.

PJB provided allowance for doubtful accounts pertaining to receivables on interest and penalty from S2P since S2P is experiencing financial difficulties.

PT Metaepsi Pejebe Power Generation (Meppogen)

Pada tahun 2007, PJB memberikan pinjaman yang dapat dikonversi kepada Meppogen sebesar US$ 4,5 juta (setara Rp 42.386 juta) untuk membiayai pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga gas di Gunung Megang – Sumatera Selatan. Pinjaman ini dikenakan tingkat bunga SIBOR, ditambah 4% - 5% per tahun dan pembayaran bunga dilakukan secara bulanan. PJB memiliki hak melakukan konversi pinjaman menjadi penyertaan saham dalam jangka waktu satu tahun sejak perjanjian. Jumlah saham konversi akan ditentukan dengan membagi jumlah konversi dengan nilai nominal saham konversi seperti tercantum dalam anggaran dasar Meppogen. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tahun ketiga ditambah premi 15% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, piutang bunga dari Meppogen masing-masing sebesar US$ 1.310 (setara Rp 12 juta) dan US$ 1.347 (setara Rp 15 juta), termasuk dalam piutang pihak hubungan istimewa.

PT Metaepsi Pejebe Power Generation (Meppogen)

In 2007, PJB provided a convertible debt to Meppogen amounting to US$ 4.5 million (equivalent to Rp 42,386 million) which was used to fund the construction of Meppogen gas power plant in Gunung Megang – South Sumatra. This loan bears interest at SIBOR plus 4% - 5% per annum and will be paid monthly. PJB shall have the right to convert those loans into shares after the first year of the agreement. The number of converted shares to be issued shall be determined by dividing the conversion amount by the nominal value of the conversion shares as specified in the Articles of Association of Meppogen. This loan will mature on the third year with added premium of 15% per annum. As of December 31, 2009 and 2008, interest receivable from Meppogen amounted to US$ 1,310 (equivalent to Rp 12 million) and US$ 1,347 (equivalent to Rp 15 million), respectively, which were recorded as receivables from related parties.

PT Dalle Energy Batam dan PT Mitra Energy Batam

Piutang kepada PT Dalle Energy Batam dan PT Mitra Energy Batam merupakan piutang atas denda kontrak penyediaan tenaga listrik.

PT Dalle Energy Batam and PT Mitra Energy Batam

Accounts receivable from PT Dalle Energy Batam and PT Mitra Energy Batam represent receivables on penalty of power purchase contracts.

PT TJK Power (TJK)

Piutang kepada TJK merupakan biaya pengembangan proyek PLTU Tanjung Kasam milik TJK, yang terlebih dahulu dibayar oleh PLN Batam.

PT TJK Power (TJK)

Accounts receivable from TJK represent advance payment made by PLN Batam for the development cost of PLTU Tanjung Kasam owned by TJK.

Karyawan

Piutang karyawan merupakan pinjaman pemilikan rumah tanpa bunga, yang dibayar setiap bulan melalui pemotongan gaji.

Nilai wajar dari piutang karyawan adalah sebesar Rp 984.384 juta dengan perbedaan nilai wajar sebesar Rp 10.298 juta. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai wajar adalah tingkat bunga SBI + 2,5% per Januari 2010.

Officers

Accounts receivable from officers represent non- interest bearing housing loans, which are paid monthly through salary deduction.

Fair value of account receivable from afficers amounting to Rp 984,384 million, which fair value differences amounting to Rp 10,298 million. Fair value is calculated using SBI + 2,5% on January, 2010.

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang kepada pihak hubungan istimewa memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang.

Management believes that the allowance for doubtful accounts for receivables from related parties is adequate to cover possible losses on uncollectible receivables.

11. REKENING BANK DAN DEPOSITO BERJANGKA

Dalam dokumen 2Q 2010 Financial Statements (Halaman 44-47)

Dokumen terkait