• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Program Jangka Pendek Dalam Kawasan 3.2.1

B. Kawasan 7.1 Kawasan Pertumbuhan Pulau Seribu 1. KSPN Pulau Seribu

1. PKN Kawasan Perkotaan Jabodetabek dan Kawasan Metropolitan Jabodetabek

Kawasan ini memiliki luas wilayah 661,5 km2 dengan jumlah penduduk 12,7

juta jiwa, sehingga kepadatan penduduknya sebesar 19.198 jiwa/km2.

Kawasan Jabodetabek sendiri terdiri dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Fungsi dari kawasan ini adalah sebagai pusat industri, pariwisata, perikanan, perdagangan, dan jasa skala nasional. Adapun sektor unggulan pada kawasan ini meliputi perdagangan dan jasa, industri pengolahan, dan konstruksi bangunan. Beberapa destinasi wisata budaya yang berada pada kawasan ini meliputi Gedung Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, dan Taman Mini Indonesia Indah. Daerah ini memiliki wisata alam dengan flora dan fauna yang beraneka ragam, seperti yang terdapat pada cagar alam Muara Angke, Kamal Muara, dan Pulau Bokor, serta wisata bahari Kepulauan Seribu. Destinasi wisata sejarah meliputi Museum Nasional, Monumen Nasional (Monas), dan Monumen Pancasila Sakti, serta destinasi wisata buatan seperti Taman Impian Jaya Ancol, Taman Buaya, dan Kebun Binatang Ragunan. Tantangan yang dihadapi di kawasan ini adalah munculnya daerah-daerah kumuh dan penurunan kualitas lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut, indikasi program yang diusulkan berupa penyediaan sistem penyediaan air minum dan penyediaan jaringan sanitasi lingkungan. Penjabaran lebih lanjut mengenai kota dan kabupaten yang terdapat pada kawasan ini akan dijelaskan sebagai berikut.

- Provinsi DKI Jakarta (Kota Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kabupaten Kepulauan Seribu)

Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang memiliki kemajuan pesat akibat dukungan dari perkembangan bisnis, industri, dan pembangunan infrastruktur pesat. Jakarta merupakan satu-satunya perkotaan di Indonesia

yang memiliki status setingkat provinsi. Dengan luas sekitar 661,52 km2, Kota

Jakarta memiliki jumlah penduduk sebesar 10.187.595 jiwa pada tahun 2011. Selain sebagai pusat pemerintahan, Kota Jakarta juga menjadi pusat ekonomi, bisnis, politik, dan kebudayaan.

Perekonomian Jakarta ditunjang oleh sektor perdagangan, jasa, properti, industri kreatif, dan keuangan. Sektor perdagangan ditunjang oleh perdagangan tekstil dengan pusat di kawasan Tanah Abang dan Glodok. Sementara itu dari sektor keuangan yang memberi kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Jakarta adalah industri perbankan dan pasar modal. Kota Jakarta sebagai kota metropolitan didukung oleh infrastruktur yang cukup memadai, seperti jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih, gas, bandara, dan pelabuhan. Saat ini rasio jalan di Jakarta mencapai 6,2% dari luas wilayahnya. Dari segi perhubungan, Jakarta memiliki jalan tol, bandara dan pelabuhan laut untuk mempermudah akses konektivitas.

Permasalahan yang dihadapi Jakarta meliputi beragam permasalahan sosial dan banjir. Dari segi sosial, permasalahan yang dihadapi warga Jakarta adalah kriminalitas, kemiskinan, dan stres yang salah satunya disebabkan oleh kemacetan dan menurunnya interaksi sosial akibat gaya hidup. Permasalahan lain yang dihadapi warga Jakarta adalah banjir yang diakibatkan oleh berbagai hal, seperti pembangunan tak terkendali di hilir, penyimpangan peruntukan lahan, serta penurunan tanah akibat eksploitasi air tanah.

- Kota Bogor

Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km². Di kota ini mengalir beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu Ci (Sungai) Liwung, Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok. Topografi yang demikian menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir alami. Pada tahun 2014 jumlah penduduk kota ini sebanyak 1.030.720 jiwa. PDRB Kota Bogor didominasi oleh sektor tersier, terutama sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Kawasan wisata perbukitan yang terletak di sebelah timur Kota Bogor, dikelilingi oleh Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Sarana transportasi umum di kawasan ini berada pada Stasiun Bogor, Stasiun Sukaresmi, Stasiun Cilebut, Stasiun Bojong Gede, Stasiun Citayam, Stasiun Nambo, Terminal Baranang Siang, Terminal Wangun,

Terminal Bubulak, dan Terminal Laladon. Cukup banyak tantangan yang dihadapi di kawasan ini, yaitu sebagai berikut :

a. Banjir akibat sungai Cisadane dan Ciliwung yang membelah Kota Bogor meluap sehingga rumah warga di sepanjang aliran sungai itu pun terendam;

b. Banjir bandang Kecamatan Caringin yang disebabkan jebolnya tanggul yang dibendung dalam pembangunan Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi);

c. Longsor di Kecamatan Pamijahan tebing setinggi 8 m;

d. Banjir disebabkan jebolnya Tanggul Situ Kemuning yang menyebabkan Jalan Raya Bojong Gede–Depok terendam;

e. Besarnya kebutuhan hunian masyarakat sebagai salah satu wilayah penyangga DKI Jakarta;

f. Volume sampah yang sudah tidak dapat ditampung oleh tempat pembuangan akhir akibat pertambahan penduduk yang sangat pesat; serta

g. Backlog rumah yang tinggi akibat limpasan penduduk Kota Jakarta. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut diusulkan indikasi program utama sebagai berikut :

a. Relokasi penduduk bantaran sungai;

b. Perbaikan tanggul untuk menahan debit air anak Sungai Cisadane; c. Perbaikan tebing penahan longsor;

d. Perbaikan Tanggul Situ Kemuning;

e. Pembangunan rumah susun dan Rumah Sederhana Sehat (RSH) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR);

f. Pembangunan penampungan akhir sampah; serta

g. Pembangunan kawasan-kawasan perumahan yang mendukung program sejuta rumah.

- Kota Depok

Kota Depok yang termasuk dalam Provinsi Jawa Barat terletak di antara Provinsi DKI Jakarta dan Kabupaten Bogor. Kota Depok yang memiliki jumlah penduduk 1.738.570 jiwa pada tahun 2010, terdiri dari 11 kecamatan dan 63 kelurahan. Kota ini memiliki perkembangan yang pesat dari segi geografis, demografis, dan sumber pendapatan.

Capaian LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi) Kota Depok pada tahun 2009 mencapai 6,22%. Kontribusi yang paling dominan terhadap PDRB dan LPE Kota Depok berasal dari subsektor perdagangan dan jasa. BPS mencatat pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kota Depok mencapai 7,1%, melebihi

pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 6,2%. Peningkatan laju ekonomi yang terjadi di Kota Depok menjadikan kota ini sebagai kota jasa dan perdagangan. Layanan jasa yang mendukung perekonomian Depok antara lain jasa pencucian baju, servis motor, salon, dan guru privat.

- Kota Tangerang

Kota Tangerang merupakan bagian dari Provinsi Banten yang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang di sebelah utara dan barat, Kota Tangerang Selatan di sebelah selatan, serta Provinsi DKI Jakarta di sebelah timur. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta dan Bekasi. Dengan populasi penduduk pada tahun 2010 sebesar 1.798.601 jiwa, kota ini terdiri dari 13 kecamatan dan 104 kelurahan. Kota Tangerang meupakan pusat industri manufaktur di Pulau Jawa. Kota satelit kelas menengah dan atas terus dikembangkan di Kota Tangerang. Selain itu, Kota Tangerang juga merupakan pintu gerbang utama Indonesia dengan adanya Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

- Kota Bekasi

Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2 dengan jumlah

penduduk pada tahun 2010 sebesar 2.336.489 jiwa. Perekonomian Kota Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Selain itu, keberadaan kawasan industri di kota ini juga menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dengan menempatkan industri pengolahan sebagai sektor utama. Bekasi menjadi salah satu kota wisata di Provinsi Jawa Barat dengan objek wisata antara lain Taman Buaya Indonesia Jaya, Pantai Muara Beting dan Muara Gembong, Pantai Muara Bendera, Situ Gede, Saung Ranggon, serta bekas Pabrik Gula Cibarusah. Kota Bekasi dilintasi oleh Jalan Tol Jakarta– Cikampek, dengan empat gerbang tol akses, yaitu Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Bekasi Barat dan Bekasi Timur, serta Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta dengan empat gerbang tol akses, yaitu Jati Warna, Jati Asih, Kalimalang, dan Bintara. Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang menghubungkan pusat kota dengan Bekasi Utara, pemerintah bersama pengembang Summarecon Agung telah membangun jalan layang sepanjang 1 km. Disamping itu pemerintah juga berencana akan membangun Jalan Layang Bulak Kapal di Jalan Joyomartono, Bekasi Timur.

Permasalahan yang dihadapi Kota Bekasi adalah sebagai berikut:

a. Tingginya kebutuhan masyarakat akan penyediaan rumah sebagai salah satu wilayah penyangga DKI Jakarta;

b. Banjir akibat Bendung Kali Bekasi yang sudah tidak mampu menampung air;

c. Kemacetan lalu lintas antar kawasan;

d. Prasarana sanitasi lingkungan yang masih belum mencakup seluruh wilayah; serta

e. Backlog rumah yang tinggi akibat limpasan penduduk Kota Jakarta. Indikasi program utama yang diusulkan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan di atas adalah:

a. Pembangunan rumah susun dan RSH bagi MBR melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP);

b. Perbaikan tanggul dan bendungan; c. Peningkatan konektivitas antar kawasan;

d. Pembangunan infrastruktur sanitasi pengolahan air limbah; serta e. Pembangunan kawasan-kawasan perumahan yang mendukung

program sejuta rumah. 2. Kota Baru Kemayoran

Luas area Kota Baru Kemayoran sebesar 454 ha. Lahan di kawasan ini diperuntukkan sebagai lahan komersial, permukiman (rumah mewah, rumah menengah, rumah sederhana), taman umum, hutan kota, waduk, dan lapangan olah raga. Pada kawasan ini terdapat Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta.