BAB II LANDASAN TEORI
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung
2.1.1.1 PKn Sebagai Pendidikan Nilai
Amerika Serikat merupakan Negara asal dikembangkannya civics dan civic Education. Civics dan Civic Education kemudian dikaitkan juga dengan
istilah lain tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang menjadi salah satu isu penting dunia yaitu Citizenship Education. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan perluasan dari mata pelajaran civics dimana Pendidikan Kewarganegaraan lebih berorientasi pada praktik warga negara. Maka dari itu Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan supaya siswa memiliki wawasan dan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, sikap dan perilaku sebagai tindakan cinta tanah air berdasarkan pancasila (Aziz & Sapriya, 2011).
Kewarganegaraan dalam bahasa Inggris disebut juga Civic jika ilmu kewarganegaraan disebut Civic Education. Menurut Undang-Undang Nomor 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional tentang dasar fungsi dan tujuan pendidikan pasal 2 dikatakan (Darmadi, 2010) : “Pendidikan Nasional
Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945”. Selanjutnya pasal 3 dikatakan : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan sebuah mata pelajaran yang tidak akan terlepas dari siswa. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) selalu ada sejak siswa duduk di bangku Sekolah Dasar, bahkan hingga di perguruan tinggi pun akan selalu kita temukan. Menurut Amin (2008) Pendidikan Kewarganegaraan yaitu usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar masa datang menjadi patriot pembela bangsa dan negara. Patriot pembela bangsa dan negara ialah pemimpin yang mempunyai kecintaan, kesetiaan, serta keberanian untuk membela bangsa dan tanah air melalui bidang profesinya masing-masing. Sementara menurut Chamim (2004), Pendidikan Kewarganegaraan bagi bangsa Indonesia berarti pendidikan pengetahuan, sikap mental, nilai-nilai dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi sehingga terwujud masyarakat yang demokratis dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, serta demokratis.
Menurut Winarno (2013) misi dari Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dimasa sekarang ini memiliki beberapa misi, diantaranya yaitu: (1) PKn sebagai pendidikan politik, (2) PKn sebagai pendidikan nilai, (3) PKn sebagai pendidikan
nasionalisme, (4) PKn sebagai pendidikan hukum, (5) PKn sebagai pendidikan multukultural, (6) PKn sebagai pendidikan resolusi konflik. PKn sebagai pendidikan politik disini berarti bahwa program pendidikan PKn memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai warga negara yang memiki pengetahuan polotik dan kesadaran politik.
PKn sebagai pendidikan nilai dimaksudkan bahwa melalui pembelajaran PKn diharapkan dapat menanamkan nilai, moral dan norma yang dianggap baik oleh bangsa dan negara pada siswa (Kusuma, 2010). Melalui PKn pula diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan nilai kebangsaan atau nasionalisme siswa, sehingga siswa lebih mencintai dan rela berkorban untuk bangsa dan negaranya. Pendidikan nilai perlu ditanamkan dengan baik pada siswa sehingga harapan dari pendidikan nilai tersebut dapat benar-benar terlaksana atau diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan nilai sangat perlu diterapkan karena nilai sendiri yang akan menjadi dasar seseorang untuk bertindak.
PKn sebagai pendidikan hukum berarti bahwa PKn memberikan pengarahan bagi siswa supaya siswa mempunyai kesadaran hukum yang tinggi. PKn sebagai pendidikan multikultural berarti bahwa PKn diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan sikap toleran terhadap sesama karena siswa hidup di lingkungan multikultural. Terakhir yaitu PKn sebagai pendidikan resolusi dimana PKn membina siswa untuk mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang tepat. Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan siswa yang demokratis, dimana siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang cerdas dan memanfaatkan kecerdasannya sebagai warga negara untuk kemajuan
bagi dirinya dan lingkungannya. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, siswa juga diharapkan mampu untuk memahami, menganalisis, dan menjawab masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945 (Kusuma & Susatim: 2010).
Pendidikan Kewargaraan yang berhasil diterapkan akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh tanggung jawab dalam diri siswa. Sikap tersebut diharapkan disertai dengan perilaku-perilaku yang sesuai yaitu: (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai falsafah bangsa, (b) berbudi pekerti luhur, disiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, (c) rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, (d) bersifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran bela negara, (e) aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara (Kusuma & Susatim: 2010).
Menurut Mulyana (2004) pendidikan nilai dimaknai sebagai: (a) penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada seseorang, (b) bantuan terhadap siswa, agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta penempatanya secara integral dalam keseluruhan hidupnya, (c) pengajaran atau bimbingan kepada siswa agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan bertindak yang konsisten.
Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai dimaknai sebagai model pendidikan yang berlandaskan pada nilai (nilai agama, sosial, budaya, pendidikan, dan nilai kebangsaan atau nasionalisme). Pendidikan Kewarganegaraan berbasis
nilai ditujukan kepada pembinaan kepribadian utuh, matang dan produktif dalam diri siswa. Selain itu Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai juga diharapkan menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan atau yang tercermin dalam diri siswa dengan cara membimbing perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut (Kusuma & Susatim: 2010).
Nilai yang dimaksud dalam Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai yaitu meyakinkan siswa bertindak atas dasar pilihannya sendiri (tanpa pengaruh orang lain). Nilai juga dijadikan patokan normatif yang dapat mempengaruhi siswa dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif. Terakhir, nilai diharapkan dapat meningkatkan nilai kebangsaan dan cinta tanah air.
Pendidikan nilai merupakan sebuah proses dalam upaya membantu siswa mengekspresikan nilai-nilai yang ada melalui pengujian kritis, sehingga siswa dimungkinkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas berpikir serta perasaannya. Menurut Somantri (2001) mengemukakan bahwa tujuan PKn di Indonesia akan tercapai lewat the great ought-nya, yaitu dengan menanamkan konsep dan sistem nilai yang sudah di anggap baik sebagai titik tolak untuk menumbuhkan warga negara yang baik.
Pendidikan berbasis nilai mencakup keseluruhan aspek sebagai alternatif pengajaran pada siswa. Tujuannya yaitu supaya siswa menyadari nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan bertindak yang konsisten. Materi PKn yang ada di Sekolah Dasar merupakan upaya yang diperlukan siswa dalam menghadapi tantangan globalisasi
yang sedang terjadi saat ini maupun yang akan datang. Melalui pendidikan nilai, diharapkan siswa mampu meningkatkan kesadaran akan nilai yang dapat digunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran berbasis nilai memiliki tujuan untuk menjadi acuan atau petunjuk yang terpola bagi guru dalam membina siswanya (Kusuma & Susatim: 2010). Siswa diharapkan dapat memiliki tatanan nilai melalui pendekatan klarifikasi nilai dan nilai-nilai yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Siswa juga diharapkan mampu memaknai nilai yang ada sehingga siswa dapat beraktivitas menggunakan proses nilai dan membantu siswa menerapkan proses nilai.
Berdasarkan penjelasan di atas, tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai pendidikan nilai, dapat saya simpulkan bahwa pendidikan nilai dapat mengimplikasikan perubahan-perubahan melalui informasi, keterampilan baru, perubahan dari segi afektif yang sangat berhubungan dengan perasaan, sikap dan emosi. Pendidikan nilai diadakan dengan tujuan untuk membantu siswa dalam berubah atau merubah tindakan dan tingkah laku siswa sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan. Selain itu pendidikan nilai diberikan pada siswa dengan membantu siswa untuk meningkatkan kesadaran akan nilai yang ada.