2.9 Metode Kuantitatif dalam Penelitian
2.9.5 PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modelling)
PLS-SEM merupakan metode analisis yang powerful karena dapat digunakan pada setiap jenis skala data (nominal, ordinal, interval, dan rasio) serta syarat asumsi yang lebih fleksibel (Yamin & Kurniawan, 2011). Software terkenal yang banyak digunakan untuk PLS-SEM adalah SmartPLS, XLSTAT PLS-PM, Visual PLS, dan lainnya. Gaston dalam Yamin dan Kurniawan (2011) menyebutkan PLS dapat juga digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis) dan tujuan eksplorasi. Meskipun PLS lebih diutamakan sebagai eksplorasi daripada konfirmasi, PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak terdapat hubungan dan kemudian proposisi untuk pengujian. Tujuan utamanya adalah menjelaskan hubungan antar konstrak dan menekankan pengertian tentang nilai hubungan tersebut. Dalam hal ini, hal penting yang harus diperhatikan adalah adanya teori yang memberikan asumsi untuk menggambarkan model, pemilihan variabel, pendekatan analisis, dan interpretasi hasil.
Keunggulan-keunggulan PLS (Jogyanto dan Abdillah, 2009):
1. Mampu memodelkan banyak variable dependen dan variable independen (model kompleks).
2. Mampu mengelola masalah multikolinearitas antar variable independen.
3. Hasil tetap kokoh walaupun terdapat daya yang tidak normal dan hilang.
4. Menghasilkan variable laten independen secara langsung berbasis cross-product yang melibatkan variable laten dependen sebagai kekuatan prediksi.
5. Dapat digunakan pada kontruk reflektif dan formatif.
6. Dapat digunakan pada sampel kecil.
7. Tidak mensyaratkan data berdistribusi normal.
8. Dapat digunakan pada data dengan tipe skala berbeda, yaitu: nominal, orginal dan kontinus.
Kepopuleran penggunaan PLS-SEM di antara para peneliti dan praktisi adalah karena empat alasan. Pertama, algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk hubungan antara indikator dengan konstrak laten nya yang bersifat reflektif saja tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif. Kedua, PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang kecil.
Ketiga, PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data. Keempat, PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin & Kurniawan, 2011).
Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer model atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural.
1. Evaluasi Model Pengukuran
Evaluasi terhadap model pengukuran meliputi pemeriksaan individual item reliability, internal consistency atau construct reliability, average variance extracted, dan discriminant validity. Ketiga pengukuran pertama dikelompokkan dalam convergent validity. Convergent validity mengukur besarnya korelasi antara konstrak dengan variabel laten.
Dalam evaluasi convergent validity dari pemeriksaan individual item reliability, dapat dilihat dari nilai standardized loading factor.
Standardized loading factor menggambarkan besarnya korelasi antara setiap item pengukuran (indikator) dengan konstraknya. Nilai loading factor diatas 0,7 dapat dikatakan ideal, artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang mengukur konstrak.
Selanjutnya melihat internal consistency reliability dari nilai composite reliability. Composite reliability lebih baik dalam mengukur internal consistency dibandingkan cronbach’s alpha dalam model SEM dikarenakan composite reliability tidak mengasumsikan kesamaan boot dari setiap indikator. Cronbach’s alpha cenderung menaksir lebih rendah construct reliability dibandingkan composite reliability. Nilai batas 0,7 keatas berarti dapat diterima dan diatas 0,8 dan 0,9 berarti sangat memuaskan.
Ukuran lain dari convergent validity adalah nilai average variance extracted (AVE). Nilai ini menggambarkan besaran varian atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh konstrak laten.
Nilai AVE minimal 0,5 menunjukan ukuran convergent validity yang baik. Artinya, variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-indikatornya.
Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading, kemudian membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstrak.
Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi indikator dengan konstraknya dan konstrak blok lainnya. Bila korelasi antara indikator dengan konstraknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstrak blok
lainnya, hal ini menunjukan konstrak tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya. Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi anatara konstrak.
2. Evaluasi Model Struktural
Ada beberapa tahap untuk mengevaluasi model struktural. Pertama adalah melihat signifikansi hubungan antara konstrak. Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak. Path coefficient (β) diuji dengan nilai ambang batas diatas 0,1 untuk menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di dalam model.
Kedua, mengevaluasi nilai (coefficient of determination) untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous variabel dengan standar pengukuran sekitar 0,67 sebagai kuat, sekitar 0,33 moderat, dan 0,19 atau dibawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah.
Ketiga, melihat nilai t-test dengan metode bootstrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5% untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian akan diterima jika memiliki t-test lebih besar dari 1,96.
Keempat, pengujian f2 (effect size) untuk memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas sekitar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk
menengah, dan 0,35 untuk pengaruh besar. f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Di mana f2 merupakan nilai effect size, R2 include merupakan nilai R2 yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukan ke model, dan R2 exclude merupakan nilai R2 yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan dari model.
Kelima, menguji (predictive relevance) dengan metode blindfolding untuk memberikan bukti bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model dengan ambang batas pengukuran diatas nol.
Keenam, melakukan pengujian (Relative Impact) masih dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif pengaruh sebuah keterkaitan prediktif sebuah variabel tertentu dengan variabel lainnya dengan nilai ambang batas sekitar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk pengaruh menengah/sedang, dan 0,35 untuk pengaruh besar.
Rumus yang digunakan untuk perhitungan adalah sebagai berikut.
Di mana q2 merupakan nilai yang menunjukan kapabilitas prediksi model, sementara Q2 include merupakan nilai yang memiliki kedekatan prediksi relevansi, dan Q2 exclude nilai yang didak memiliki kedekatan prediksi relevansi.
48 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Berdasarkan pendekatan, secara garis besar ada dua macam penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian ini sendiri secara umum dilakukan dengan pendekatan kuantitatif sesuai tujuannya yaitu mengukur loyalitas pelanggan supersoccertv dan menguji hipotesis terkait dengan tingkat kualitas, tingkat penilaiain pengguna, kepercayaan, kepuasan dan loyalitas pelanggan terhadap supersoccertv. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif maka diperlukan metode pengumpulan data dan analisis data untuk menyelesaikan penelitian ini. Salah satu bentuk pendekatan kuantitatif pada penelitian ini adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui survei dengan menggunakan kuesioner dan analisis data yang dilakukan secara statistik dengan menggunakan aplikasi pengolah data statistik SmartPLS. Sesuai dengan jenis pendekatan yang telah ditentukan, secara khusus tahapan-tahapan penelitian juga menerapkan metode, teknik dan alat secara kuantitatif, seperti ditunjukan pada sub-bab tahap penelitian.
3.2 Prosedur Penelitian
Berdasarkan pada jenis penelitian yang sudah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini melalui beberapa tahapan yang diawali dengan observasi untuk
mendapatkan informasi yang dilanjutkan dengan identifikasi dan perumusan masalah, hingga akhirnya interpretasi hasil dan didapatkan kesimpulan. Berikut merupakan prosedur penelitian yang peneliti gunakan sebagai penuntun dasar pada tahapan penelitian.
Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian Uji Keterbacaan
(Pretest Kuesioner)
3.3 Metode Literatur 3.3.1 Observasi
Observasi ini dilakukan sebagai studi pendahuluan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini. Observasi dilakukan secara langsung kepada supervisor dari suppersoccertv. Kesimpulan hasil yang didapat peneliti adalah mendapatkan informasi awal bagaimana pandangan pengguna terhadap supersoccertv secara umum. Observasi dilakukan pada bulan Januari dan Februari 2018. Adapaun garis besar pertanyaan yang di tanyakan meliputi:
1. Kemajuan teknologi pada siaran streaming berbayar 2. Kelebihan dan kekurangan dari supersoccertv 3. Masalah utama pada persaingan streaming 4. Perkembangan streaming berbayar
3.3.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Identifikasi dan perumusan masalah didapatkan setelah melaksanakan observasi. Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa pentingnya pemanfaatan teknologi pada sepakbola dalam persaingan industri dan maraknya layanan streaming illegal dengan kualitas yang kurang baik. Untuk itu perlu dilakukannya evaluasi terhadap sistem yang berjalan saat ini untuk menghadapi persaingan industri dan pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan.
3.3.3 Studi Literatur
Peneliti mengkaji beberapa literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Diantaranya buku-buku seputar metode penelitian kuantitatif, E-loyality, SmartPLS untuk mengolah data. Selanjutnya peneliti juga membaca artikel terkait
E-loyality, Satisfaction, serta jurnal-jurnal yang membahas terkait penelitian sebelumnya. Studi literatur ini dilakukan selain sebagai sumber informasi juga sebagai referensi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam penelitian sebelumnya
3.3.4 Pengembangan Model
Pada penelitian ini terdapat 5 variabel dengan masing-masing variabel memiliki 3 indikator. Berikut tabel dari indikator dari setiap variabel:
Tabel 3. 1 Daftar indikator dan Pernyataan
Variabel Indikator Pernyataan
Perceived Quality
Kinerja Sistem memiliki kualitas kinerja yang cepat dalam memenuhi kebutuhan pelanggan
Kehandalan Sistem memiliki pembayaran yang dapat diandalkan
Responsiveness Sistem dapat memberikan informasi tanggapan kepada pengguna yang mengalami kesulitan Perceived Value Fitur Penilaian pengguna mengenai fitur-fitur yang
dimiliki sistem
Harga Penilaian pengguna mengenai layanan sistem sesuai dengan harga yang telah dibayarkan
Kecepatan Informasi
Penilaian pengguna mengenai sistem menampilkan informasi yang cepat untuk pengguna
Satisfaction Kemudahaan Penggunaan
Kepuasaan pengguna dengan kemudahaan dalam menggunakan sistem
Efektivitas Kepuasan pengguna dengan sistem yang mampu menghemat waktu dan biaya
Kepuasan Secara Menyeluruh
Kepuasan pengguna secara keseluruhan terkait layanan yang diberikan supersoccertv
Trust Reputasi Kepercayaan pengguna atas reputasi
suppersoccertv
Keamanan Kepercayaan pengguna terhadap sistem dalam menjaga data pribadi
Tidak Melakukan Kecurangn
Kepercayaan pengguna terhadap sistem yang tidak akan mengambil keuntungan secara illegal
Loyality Penggunaan Kembali
Pengguna akan menggunakan sistem supersoccertv kembali sebagai jasa streaming
Komitmen Komitmen pengguna untuk terus menggunakan sistem supersoccertv tanpa pengaruh sistem lain Rekomendasi Pengguna memberikan rekomendasi sistem kepada
orang lain
3.3.5 Perancangan Penelitian
Pada tahap ini, peneliti membuat rancangan penelitian yang berdasarkan hasil tahapan sebelumnya. Sehingga, dapat dihasilkan kuesioner untuk tahap uji keterbacaan (pre-test).
3.3.6 Kuesioner
Pada tahap pembuatan kuesioner, peneliti menggunakan 5 variabel dan 15 indikator untuk test uji keterbacaan (pre-test). Kelima variabel tersebut diantaranya perceived value, perceived quality, satisfaction, trust, dan e-loyalty.
Berikut adalah kuesioner yang diberikan kepada pengguna:
A. PERTANYAAN UMUM
1. Seberapa lama Anda menggunakan sistem e-commerce supersoccertv?
<1 tahun 1-3 tahun >3 tahun
B. PENGUKURAN KUALITAS LAYANAN SUPERSOCCERTV YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PELANGGAN
Skala Keterangan Singkatan
1 Sangat Tidak Setuju STS
2 Tidak Setuju TS
3 Netral N
4 Setuju S
5 Sangat Setuju SS
C1. Kualitas yang dirasakan (PERCEIVED QUALITY)
Sejauh mana kualitas yang Anda rasakan terhadap sistem e-commerce supersoccertv?
STS TS N S SS
2. Sistem menyajikan tayangan dengan kualitas terbaik 3. Sistem memiliki kinerja yang dapat diandalkan
4. Sistem mampu menjawab tanggapan dari pertanyaan teknis sesuai dengan permintaan
C2. Nilai yang di Rasakan (PERCEIVED VALUE)
Sejauh mana nilai yang Anda rasakan terhadap sistem e-commerce supersoccertv?
STS TS N S SS
5. Supersoccertv memiliki banyak fitur yang mudah digunakan
6. Supersoccertv memberikan harga sesuai dengan layanan yang diberikan
7. Supersoccertv memiliki informasi yang cepat untuk digunakan
C3. Kepuasan (SATISFACTION)
Sejauh mana tingkat kepuasan Anda terhadap sistem e-commerce supersoccertv?
STS TS N S SS
8. Saya puas dengan kemudahaan yang diberikan supersoccertv dalam mendapatkan tayangan streaming 9. Saya puas supersoccertv dapat menghemat waktu dan
biaya dalam mendapatkan tayangan streaming
10. Saya puas dengan seluruh layanan yang diberikan supersoccertv
C4. Kepercayaan (TRUST)
Sejauh mana tingkat kepercayaan Anda terhadap sistem e-commerce supersoccertv?
STS TS N S SS
11. Saya percaya supersoccertv memiliki nilai reputasi yang baik
12. Saya percaya dengan keamanan supersoccertv dalam menjaga data pribadi
13. Saya percaya supersoccertv tidak akan melakukan kecurangan
C5. Loyalitas (LOYALITY)
Sejauh mana tingkat kesetiaan atau loyalitas Anda terhadap sistem e-commerce supersoccertv ?
STS TS N S SS
14. Saya akan menggunakan supersoccertv kembali sebagai layanan jasa streaming
15. Saya tidak akan menggunakan sistem jasa streaming lain selain supersoccertv
16. Saya akan merekomendasikan supersoccertv kepada orang lain
3.3.7 Uji Keterbacaan (Pretest Kuesioner)
Uji keterbacaan dilakukan untuk memvalidasi kuesioner sebelum pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan
3.3.8 Pengumpulan Data (Survei)
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner yang telah dibuat pada tahap sebelumnya dengan menggunakan fitur google form.
3.3.9 Analisis Data
Setelah peneliti mendapatkan hasil pengumpulan data selanjutnya peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan dua analisis yaitu analisis pengukuran model (model measurement analysis) dan stuktur model (structural model analysis).
3.3.10 Interpretasi Hasil Penelitian
Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi hasil penelitian berdasarkan hasil analisis data yang didapatkan serta memperhatikan dan menimbang pelaksanaan proyek SI secara praktis di lapangan.
3.3.11 Kesimpulan dan Saran
Pada Tahap ini, peneliti melakukan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
3.4 Penentuan Model dan Hipotesis Penelitian
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model E-loyality (María et al., 2008), dengan penambahan variabel Perceived Value (Sarantidou, 2017).
Yang terdiri dari 5 variabel dalam model penelitian ini yang meliputi kualitas yang dirasakan (Perceived quality), nilai yang dirasakan (Perceived
Value), Kepuasan (Satisfaction), Kepercayaan (Trust) dan Elektronik Loyalitas (E-loyality).
Gambar 3. 2 E-loyality
Dari model tersebut didapat 7 hipotesis yang akan diuji yaitu:
H.1 Apakah Perceived Quality berpengaruh signifikan terhadap Satisfaction ? H.2 Apakah Perceived Quality berpengaruh signifikan terhadap E- Loyality ? H.3 Apakah Perceived Quality berpengaruh signifikan terhadap Perceived
Value ?
H.4 Apakah Perceived Value berpengaruh signifikan terhadap Satisfaction ? H.5 Apakah Satisfaction berpengaruh signifikan terhadap Trust ?
H.6 Apakah Satisfaction berpengaruh signifikan terhadap Loyality ? H.7 Apakah Trust berpengaruh signifikan terhadap Loyality ?
3.5 Populasi Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran populasi adalah pengguna supersoccertv di DKI Jakarta yang berperan langsung dalam menggunakan sistem streaming berbayar supersoccertv. Berdasarkan laporan pertanggal 31 Januari 2018, jumlah pengguna yang diperoleh dari supervisor supersoccertv adalah sebesar 10.320 orang.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 10.320 orang, sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 5% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai berikut:
= 5
Dengan mempertimbangkan jumlah populasi yang banyak, keterbatasan waktu dan biaya, sejumlah 386 orang pengguna supersoccertv menjadi sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel tersebut melebihi dari jumlah minimum sampel yang telah dihitung menggunakan rumus slovin dengan nilai batas kelonggaran ketidaktelitian ( ) adalah 5%.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari penjelasan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Lembar kuesioner terdiri dari tujuh pertanyaan mengenai profil responden, 3 pertanyaan mengenai penggunaan supersoccertv, serta 15 pertanyaan pengujian yang telah disesuaikan dengan variabel yang ada di model e-loyality.
3.7 Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara tidak langsung, yaitu dengan penyebaran melalui email dan media sosial (whatsapp, line, instagram) dengan bantuan fitur google forms untuk pengisiannya. Peneliti menyadari penyebaran kuesioner secara tidak langsung (online) akan menghemat waktu serta biaya dalam penelitian.
Penyebaran kuesioner ini dilakukan dalam kurun waktu 2 bulan yaitu tanggal 21 September – 31 November 2018 guna mencapai jumlah sampel yang ditargetkan.
3.8 Metode Analisis Data
Setelah semua data terkumpul dilakukan analisis pada penelitian ini, analisis data dibagi menjadi dua yaitu:
1. analisis deskriptif
Pertama, peneliti melakukan analisis deskriptif data demografis dengan menggunakan perangkat lunak Ms.Excel. Data responden dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, lama penggunaan sistem.
2. analisis inferential.
Selanjutnya dilakukan pengolahan data secara inferential untuk menganalisa data dan menguji hipotesis pada penelitian ini dengan pendekatan PLS-SEM menggunakan software SmartPLS versi 3.0.
3.9 Interpretasi Hasil Penelitian
Interprestasi hasil secara kuantitatif akan menjadi fokus dalam penelitian ini. Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil interprestasi penemuan penelitian yang komprehensif secara kuantitatif.
Tabel 3. 2 Referensi Indikator
Kode Variabel
Indikator
Definisi Pernyataan Referensi
Kode Nama Indikator
PCQ Perceived Quality PCQ1 Kinerja Tingkat kepuasan pengguna
mengenai kinerja sistem untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan penggunanya.
Sistem memiliki kualitas kinerja yang cepat dalam memenuhi kebutuhan pelanggan PCQ2 Kehandalan Tingkat fungsionalitas kegunaan
sistem.
Sistem memiliki pembayaran yang dapat diandalkan
PCQ3 Responsiveness Tanggapan yang diberikan kepada pengguna ketika mengalami masalah.
Sistem dapat memberikan informasi tanggapan kepada pengguna yang mengalami kesulitan
PCV Perceived Value PCV1 Fitur Kemampuan sistem terhadap fitur
yang dimiliki
Penilaian pengguna mengenai fitur-fitur yang dimiliki sistem
Ayu (2009) Rifai et,al (2016) Eryadi et,al (2016) PCV2 Harga Kemampuan sistem dalam
menentukan informasi harga kepada pengguna.
Penilaian pengguna mengenai layanan sistem sesuai dengan harga yang telah dibayarkan
PCV3 Kecepatan Informasi
Tingkat kecepatan informasi yang dihasilkan sistem.
Penilaian pengguna mengenai sistem menampilkan informasi yang cepat untuk pengguna
Tabel 3. 3 Referensi Indikator (Lanjutan)
Kode Variabel Indikator
Definisi Pernyataan Referensi
Kode Nama Indikator
SF Satisfaction SF1 Kemudahaan
Penggunaan
Tingkat kesenangan pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan sistem supersoccertv
Kepuasaan pengguna dengan kemudahaan dalam menggunakan sistem
Chang et,al (2013) Rosalina (2017)
Laurent (2016) SF2 Efektivitas Tingkat kesenangan pengguna terhadap kemampuan
sistem dalam memenuhi kebutuhanya
Kepuasan pengguna dengan sistem yang mampu menghemat waktu dan biaya
SF3 Kepuasan Secara Menyeluruh
Tingkat kesenangan pengguna secara keseluruhan terhadap sistem
Kepuasan pengguna secara keseluruhan terkait layanan yang diberikan supersoccertv
TR Trust TR1 Reputasi Tingkat kepercayaan pengguna atas citra perusahaan yang memiliki sistem.
Kepercayaan pengguna atas reputasi suppersoccertv
Bernarto et,al (2017) Putra et,al (2016) Lee dan Wu (2011) TR2 Keamanan Tingkat keamanan sistem dalam akses masuk
pengguna.
Kepercayaan pengguna terhadap sistem dalam menjaga data pribadi
TR3 Tidak Melakukan Kecurangan
Kemampuan sistem yang tidak akan melakukan kecurangan dan merugikan penggunanya.
Kepercayaan pengguna terhadap sistem yang tidak akan mengambil keuntungan secara illegal
LT e-loyality LT1 Penggunaan
Kembali
Sistem akan digunakan kembali oleh pengguna secara berulang.
Pengguna akan menggunakan sistem supersoccertv kembali sebagai jasa streaming
Chang et,al (2015) Maulana et,al (2014) Mardatila et,al (2017) LT2 Komitmen Tingkat kesetiaan pengguna yang tidak akan
menggunakan jasa pengiriman lain.
Komitmen pengguna untuk terus menggunakan sistem supersoccertv tanpa pengaruh sistem lain
LT3 Rekomendasi Tingkat keinginan pengguna dalam merekomendasikan sistem kepada orang lain
Pengguna memberikan rekomendasi sistem kepada orang lain
62 BAB IV
HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI
4.1 Hasil Analisis
4.1.1 Hasil Analisis Demografis
Tahap ini dilakukan dengan menganalisis jawaban responden khususnya terhadap pertanyaan pada bagian profil responden supersoccertv dalam kuesioner untuk menghasilkan informasi demografis terkait karakteristik responden terhadap tingkat loyalitas pengguna supersoccertv yang ada di DKI Jakarta. Berikut adalah hasil analisisnya.
1. Kota
Dapat terlihat pada Gambar 4.1 bahwa dari 386 responden yang terdapat dalam penelitian ini, pengguna tertinggi oleh responden dengan Wilayah Kota Jakarta Selatan, yaitu sebanyak 110 orang atau sebesar 29% dan yang memiliki frekuensi terendah berasal dari Wilayah Kota Jakarta Utara, yaitu sebanyak 54 orang atau sebesar 14%
Tabel 4. 1 Tabel Demografi Kota Responden
Gambar 4. 1 Diagram Lingkaran Kota Responden
Dari hasil data demografi terlihat bahwa responden dengan Wilayah Kota Jakarta Selatan memiliki frekuensi lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan Wilayah Kota yang lainnya, maka dari itu supersoccertv perlu melakukan promosi dengan penawaran harga menarik, hal ini dilakukan untuk meningkatkan terhadap jumlah customer pada kota-kota dengan jumlah customer yang rendah. Supersoccertv juga perlu menjaga kualitas layanan yang diberikan agar jumlah customer pada kota dengan jumlah customer terbanyak tidak mengalami penurunan.
Jakarta Utara;
Kota Jumlah Presentasi
Jakarta Barat 65 17%
Jakarta Timur 82 21%
Jakarta Selatan 110 29%
Jakarta Utara 54 14%
Jakarta Pusat 73 19%
2. Jenis Kelamin
Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa dari 386 dari responden yang digunakan dalam penelitian ini, sebagian besar didominasi oleh responden dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 332 orang atau sebesar 86% dan sisa nya berasal dari responden perempuan, yaitu sebanyak 54 orang atau sebesar 14%.
Tabel 4. 2 Tabel Demografi Jenis Kelamin
Gambar 4. 2 Diagram Lingkaran Jenis Kelamin Responden
Dari hasil data demografi dapat terlihat bahwa responden laki-laki sangat mendominasi jumlah keseluruhan customer supersoccertv. Rendahnya customer dengan jenis kelamin wanita bisa disebabkan karena kurang populernya olahraga sepakbola bagi wanita, maka dari itu supersoccertv
Perempuan;
54; 14%
Laki-Laki;
332; 86%
Perempuan Laki-Laki Jenis Kelamin Jumlah Presentasi
Laki-Laki 332 86%
Perempuan 54 14%
perlu membuat event untuk mengenalkan dan mempopulerkan sepakbola pada wanita, dengan cara menyelenggarakan kompetisi sepakbola wanita.
3. Usia
Berdasarkan diagram lingkaran usia responden seperti yang ditunjukan dalam Gambar 4.3, responden didominasi oleh usia 21-40 tahun sebanyak 354 orang atau sebesar 92%, usia kurang dari 20 tahun sebanyak 32 orang atau sebesar 8%.
Tabel 4. 3 Tabel Demografi Usia
Gambar 4. 3 Diagram Lingkaran Usia Responden 41-60 th; 0;
0%
>61 th; 0; 0% <20 th; 32;
8%
21 - 40 th;
354; 92%
41-60 th
>61 th
<20 th 21 - 40 th Usia Jumlah Presentasi
<20 th 32 8%
21 – 40 th 354 92%
41 – 60 th 0 0%
>61 th 0 0%
Seperti yang terlihat pada Gambar 4.3 bahwa responden yang memiliki frekuensi tertinggi yaitu responden dengan usia antara 21-40 tahun sebesar 92% atau sebanyak 354 orang dan responden terendah adalah dengan usia antara <20th sebesar 8% atau sebanyak 32 orang. Hal ini dikarenakan mayoritas usia customer dibawah 20 tahun belum mempunyai penghasilan tetap untuk berlangganan supersoccertv. Maka dari itu supersoccertv bisa memberlakukan harga promosi yang sesuai dengan kemampuan keuangan cstomer yang pada umumnya usia dibawah 20 tahun merupaka pelajar.
Seperti yang terlihat pada Gambar 4.3 bahwa responden yang memiliki frekuensi tertinggi yaitu responden dengan usia antara 21-40 tahun sebesar 92% atau sebanyak 354 orang dan responden terendah adalah dengan usia antara <20th sebesar 8% atau sebanyak 32 orang. Hal ini dikarenakan mayoritas usia customer dibawah 20 tahun belum mempunyai penghasilan tetap untuk berlangganan supersoccertv. Maka dari itu supersoccertv bisa memberlakukan harga promosi yang sesuai dengan kemampuan keuangan cstomer yang pada umumnya usia dibawah 20 tahun merupaka pelajar.