KAJIAN PUSTAKA
1. Pokok Bahasan Sistem Ekskresi a. Pengertian Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa metabolism (metabolit) yang sudah tidak berguna dalam tubuh makhluk hidup. Fungsi sistem ekskresi adalah untuk menjaga kesetimbangan (homeostatis) tubuh secara osmoregulasi. Sistem ekskresi meliputi ginjal, hati, paru-paru, dan kulit (Khadijah, 2015: 11).
b. Alat-Alat Sistem Ekskresi 1) Paru-paru
Paru-paru menempati sebagian besar ruangan rongga dada. Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang membentuk saluran yang semakin kecil ukurannya. Saluran yang terkecil disebut dengan bronkioulus. Pada setiap bronkioulus terdapat segerombol kantung kecil seperti anggur, berdinding tipis yang disebut alveoulus. Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida terjadi diantara alveolus dengan kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin dan diedarkan ke seluruh tubuh. Seiring dengan kejadian tersebut, gas karbondioksida dikembalikan oleh sel-sel tubuh melalui kapiler darah. Karbondioksida akan meninggalkan tubuh pada saat mengeluarkan napas (Putra, 2017: 95-96).
Gambar 2.1 Struktur Paru-Paru
Sumber:https://www.sekolahan.co.id/pengertian-struktur-bagian-fungsi-gangguan-dan-
penyakit-pada-bronkus/
Fungsi paru yang utama adalah melaksanakan pertukaran gas anatara O2 dan CO2 di membrane respirasi (pada pernapasan eksternal)
25
dan pada pernapasan internal meliputi pengangkutan O2 dan CO2 dalam peredaran darah serta utilisasi O2 dijaringan-jaringan dan pembebasan sisa metabolisme CO2 untuk dibuang keluar tubuh oleh membrane respirasi (Bakhtiar, 2016: 92).
2) Ginjal
Organ ginjal pada manusia memiliki peran sangat besar dalam mengatur proses pembuangan zat berbahaya tubuh berupa urin. Ginjal terdapat dibagian dinding otot bagian belakang dari rongga perut. Bentuk ginjal digambarkan seperti kacang dengan ukuran sekepalan tangan.
Ginjal memiliki sepasang ureter, sebuah kandung kemih dan ureter berfungsi mengeluarkan urin (Julisawaty, 2020: 159-160).
Ginjal mengeksresikan produk metabolisme seperti ammonia dan mempunyai fungsi penting dalam memelihara homeostatis. Unit ginjal yang digunakan sebagai organ ekskresi adalah nephron. Sebuah nephron tersusun dari badan malphigi dan saluran kemih. Badan malphigi menghasilkan urin sederhana (Safaritofa, 2017: 87).
Gambar 2.2 Struktur Ginjal
Sumber: Julisawati (2020: 160)
Struktur dari ginjal menurut Julisawaty (2020: 160-161) adalah sebagai berikut:
a) Korteks (Cortex), adalah bagian ginjal paling luar. Bagian luar korteks ginjal dibungkus kapsul berupa jaringan lemak sebagai pelindung bagian dalam ginjal
b) Medula (Medulla), mempunyai bentuk halus dan dalam. Medula memiliki lengkung henle bentuk piramida ginjal. Bagian ini terdiri dari nefron dan tubulus.
c) Tubulus, bekerja mengangkut cairan ke ginjal bergerak menjauh dari nefron kemudian mengumpulkan dan mengangkut keluar urine
d) Pelvis ginjal (Renal pelvis), berbentuk corong merupakan bagian paling dalam. Berfungsi sebagai jalur cairan menuju ke kantong kemih. Bagian pertama pelvis mengandung calyces. Bagian ini berbentuk cangkir kecil berfungsi mengumpulkan cairan mengirim ke kandung kemih.
Gambar 2.3 Nefron Ginjal Sumber: Julisawati (2020: 160)
27
Proses pembentukan urin meliputi tiga proses dasar, yaitu proses filtrasi di glomerulus, reabsorbsi di tubulus, dan sekresi tubulus (Khadijah, 2015: 11). Menurut Julisawaty (2020: 161) bahwa nefron bagian anatomi ginjal berfungsi dalam penyaringan darah. Nefron mengambil darah, memetabolisme nutrisi, dan menyebarkan produk limbah hasil penyaringan. Nefron bekerja melewati area korteks dan medulla ginjal. Berikut adalah proses pembentukan urine dalam bagian dari nefron:
a) Badan malphigi, setelah darah masuk ke nefron, darah masuk ke bagian badan malphigi (korpus ginjal). Bagian ini memiliki dua struktur tambahan yaitu glomerulus yang merupakan kelompok kapiler yang berfungsi menyerap protein dari darah melalui badan malphigi dan kapsul bowman.
b) Tubulus ginjal, berbentuk tabung berawal dari kapsul bowman dan berakhir di tubulus pengumpul. Setiap tubulus mempunyai bagian
Tubulus proksimal yang berfungsi untuk menyaring air, natrium, dan glukosa dalam darah.
Lengkungan Henle, berfungsi untuk menyerap kalium, klorida, dan natrium dalam darah.
Tubulus ginjal, berfungsi untuk menyerap banyak natrium darah dan mengambil kalium serta asam
c) Tubulus pengumpul, nefron menyaring limbah kemudian dikirim ke tubulus pengumpul selanjutnya urin ke pelvis ginjal. Pelvis ginjal di ureter mengirim urin mengalir ke kandung kemih untuk ekskresi.
3) Kulit
Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi tubuh manusia.
Berat kulit pada manusia diperkirakan seberat 7% dari berat tubuh total.
Pada permukaan luar kuliat tubuh terdapat adanya pori-pori (rongga) yang menjadi tempat keluarnya keringat. Secara umum kulit memiliki 2 lapisan yaitu epidermis (kulit ari) dan dermis (kulit jangat) serta terdapat suatu lapisan lemak dibawah kulit atau yang disebut Hipodermis (Murnalis, 2019: 56)
Kulit sebagai alat ekskresi mengeluarkan zat berlemak dan keringat yang mengandung air, garam, urea, serta ion-ion seperti Na+. Keringat keluar dari tubuh karena disebabkan oleh beberapa faktor antara lain seperti suhu lingkungan, adanya aktivitas tubuh yang dilakukan, timbulnya emosi dan kondisi psikis. Termoregulasi kulit terjadi dengan cara pemancaran, pengaliran (konveksi), konduksi, dan penguapan atau evaporasi (Khadijah, 2015: 11).
29
Gambar 2.4 Struktur Kulit
Sumber:https://www.sehatq.com/artikel/struktur-kulit-manusia-dan-penyakit-yang-menyertainya#mengenal-struktur-kulit-manusia-dan-fungsifungsinya
Kulit manusia terdiri atas lapisan epidermis dan dermis. epidermis tersusun atas lapisan tanduk dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapatmengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar.
Lapisan germinavum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, menggantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum.Lapisan Malpighi mengandung zat melanin yang memberi warna pada kulit. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat dan kelenjar. Kelenjar keringat menghasilkan keringat (Paryati, 2012: 97).
Selain berfungsi sebagai alat ekskresi yaitu pengeluaran zat keringat kulit juga memiliki fungsi lain yaitu seperti kulit berfungsi untuk melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh dan mengeluarkan
kotoran-kotoran tertentu. Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara lain iklim, tempat tinggal, kebiasaan hidup, alergi dan lain-lain (Fernando, 2016: 216).
Mekanisme pembentukan keringat 4) Hati
Hati (hepar) merupakan kelenjar yang berfungsi untuk memech beberapa senyawa yang bersifat racun (detoksifikasi), dan menghasilkan ammonia, urea, serta asam urat yang akan diekskresikan kedalam urine (Khadijah, 2015: 11). Hati merupakan organ ekskresi yang penting bagi tubuh, dimana secara alamiah hati didalam tubuh memilikin fungsi yaitu sebagai detoksifikasi yang mampu melakukan biotransformasi terhadap bahan-bahan toksi (Nangkiawa, 2019: 57).
Gambar 2.5 Struktur Hati
Sumber:
https://sciencebooth.com/2014/02/10/hati-dan-kulit-sebagai-alat-ekskresi-manusia/
31
Hati berwarna merah tua. Pada orang dewasa berat hati kira-kira 2 kg. Hati mempunyai dua jenis persediaan darah, yaitu yang datang dari arteri hepatica dan yang melalui vena porta. Terdapat empat pembuluh darah utama yang menjelajahi sluruh hati, dua yang masuk yaitu arteri hepatica dan vena porta, dan dua yang keluar yaitu vena hepatica dan saluran empedu. Hati menerima kelebihan asam amino yang akan di ubah menjadi urea yang bersifat racun. Hati menjadi tempat perombakan sel darah merah yang rusak menjadi empedu. Empedu yang dihasilkan akan disimpan dalam kantong empedu atau bilirubin.
c. Kelainan-Kelainan Pada Sistem Ekskresi
Kelainan-kelainan yang sering terjadi pada sistem ekskresi seperti glikusoria, albuminuria, batu ginjal, diabetes mellitus (kencing manis), diabetes insipidus, poliuria, gagal ginjal (anuria), uremia, nefritis, penyakit hati, sirosis hati, gangguan kulit biang keringat (miliaria), hiperhidrosis, anhidrosis, bromhidrosis, eksen (dermatitis), dan kadas/kurap (Khadijah, 2015: 11).
d. Upaya Memelihara Kesehatan Organ Ekskresi 1) Kulit
Agar kulit dapat bekerja dengan baik dan optimal permukaan kulit harus bersih dari debu dan kotoran serta dari organisme yang hidup dengan cara merawat tubuh secara keseluran dengan membiasakan mandi dua kali sehari, menggunakan sabun yang tidak bersifat iritasi, menyabuni
seluruh tubuh terutama lipatan-lipatan kulit, sela-sela jari, ketiak, dan lain-lain, segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan, badan dan kaki (Kusmiyati, 2019: 15).
2) Paru-Paru
Kesehatan paru-paru dapat dapat dijaga dengan latihan peregangan otot paru dengan mengolah napas yaitu dengan latihan melenturkan otot.
Latihan tersebut akan membantu dalam mengembalikan panjang otot kekeadaan alamiah sehingga dapat meningkatkan oksigenisasi atau proses pertukaran O2 dan CO2 (Jamaluddin, 2018: 126).
3) Ginjal
Kesehatan ginjal sebagai organ ekskresi dapat dijaga dengan memenuhi kebutuhan cairan seperti air putih sangat penting dalam menjaga kesehatan ginjal, menjaga pola makan karena masalah ginjal sebagian besar berawal dari darah tinggi dan diabetes, olahraga secara rutin, menjauhi asap rokok karena rook mengandung zat-zat racun yang dapat menghambat aliran darah (Julisawaty, 2020: 161).
4) Hati
Untuk menjaga dan merawat hati agar dapat bekerja optimal, dapat dilakukan dengan bekerja tidak berlebihan dan menjaga pola hidup sehat.
Makanan memegang peranan sangat vital dalam menjaga kesehatan organ tubuh. Hindari makanan tinggi lemak, gula, dan garam. Komsumsi tiga komponen tersebut cukup dan jangan berlebihan (Siahaan, 2017: 57)
33