• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis dan Sumber Data

V. POLA KEMITRAAN USAHAT ANI AYAM RAS PEDAGING PADA CV JANU PUTRO

5.1. Pola kemitraan

Kemitraan adalah suatu hubungan kerjasama antara kedua belah pihak, dimana ada yang berperan sebagai inti dan plasma. CV Janu putro berperan sebagai inti dari usaha budidaya ayam ras pedaging pada peternakan rakyat (plasma) yang berada di Kecamatan Pamijahan, Bogor Barat. Menurut Simatupang (1997), mekanisme pola kemitraan diatur dalam suatu kontrak kesepakatan. Seluruh mekanisme kemitraan ditetapkan oleh inti dan disetujui oleh plasma yaitu (1) Persyaratan mengikuti pola kemitraan usaha ; (2) Cara penetapan harga sarana produksi peternakan dan hasil panen ; (3) Pola pengaturan produksi ; (4) sistem pengawasan inti ; (5) Pemberian Bonus dan sanksi dan (6) Teknik budidaya ayam ras pedaging.

5.1. 1. Persyaratan Peternak Plasma

Persyaratan untuk mengikuti pola kemitraan usaha merupakan dasar dari kerjasama yang akan dilakukan inti maupun plasma. Inti mempunyai alasan yang cukup kuat untuk persyaratan tempat tinggal, yang dimaksudkan untuk mempermudah hubungan antara kedua belah pihak demi kelancaran jalannya kemitraan usaha.

Persyaratan agunan adalah salah satu jaminan yang telah ditetapkan oleh inti, jaminan ini dimaksudkan untuk mengikat para peternak mitranya agar lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan kewajiban sebagai plasma. Agunan dapat berupa sertifikat tanah, bangunan, dan Bukti Pemilikan Kendaraan

Bermotor (BPKB). Perjanjian mengenai agunan ini dibuat melalui surat perjanjian antara inti dengan plasma yang disahkan dan ditandatangani didepan notaris yang telah ditunjuk oleh inti pada saat pendaftaran.

Adapun persyaratan pola kemitraan usaha CV Janu Putro dengan plasmanya adalah :

1. Mempunyai tempat tinggal yang tetap

2. Memberikan agunan sebagai jaminan bagi inti 3. Menandatangani surat perjanjian kontrak

4. Mengetahui bidang peternakan ayam ras pedaging

5. Menyediakan kandang, peralatan, tenaga kerja, perlengkapan dan sarana lain yang diperlukan dalam budidaya ayam ras pedaging.

Kandang, peralatan dan perlengkapan merupakan modal utama untuk beternak, dan harus dalam kondisi yang baik dan layak untuk digunakan. Menjamin kesinambungan jalannya kerjasama, inti sangat menekankan kejujuran agar dapat menumbuhkan rasa saling percaya diantara kedua belah pihak

5.1.2. Hak dan Kewajiban Inti dan Plasma

Inti berperan sebagai pemasok sarana produksi peternakan meliputi, DOC, pakan, vaksin dan obat-obatan, serta bahan kimia. Inti juga memberikan pengawasan dan penyuluhan kepada plasma yang dilakukan setiap harinya.

Kewajiban plasma adalah melakukan usaha ayam ras pedaging dengan sebaik-baiknya. Pada akhir siklus produksi, para peternak plasma menyerahkan kembali seluruh ayam ras pedaging yang dihasilkannya kepada inti untuk dijual. Hak plasma adalah menerima bimbingan teknis dan menerima pasokan sarana produksi peternakan dari inti.

Hal yang sangat penting dalam pola kemitraan usaha ini adalah pemasaran. Seluruh hasil produksi peternak plasma berupa ayam ras pedaging

dipasarkan inti ke wilayah pasar Bogor, pasar Depok dan kewilayah Jakarta yaitu pasar Kramat Jati. Inti memasarkan ayam ras pedaging dalam bentuk ayam hidup, besarnya permintaan hasil produksi tergantung pada permintaan pasar.

5.1.3. Penetapan Harga Sarana Produksi Peternakan dan Hasil Panen

Harga sarana produksi peternakan (DOC, pakan, vaksin, obat-obatan dan vitamin) serta ayam hasil panen yang ditetapkan inti yaitu berdasarkan harga kontrak (Tabel 4). Harga kontrak yaitu harga yang ditetapkan oleh suatu harga dasar yang disepakati oleh kedua belah pihak. Harga kontrak ditentukan oleh inti pada setiap periode yaitu sebelum pengiriman bibit ayam (DOC) dan sarana produksi ternak lainnya ketempat peternak plasma.

Tabel 4. Sistem Penetapan Harga Sarana Produksi Peternakan Ayam Ras Pedaging Pada CV Janu Putro Tahun 2005-2006

Sarana Produksi Harga Pasar (Rp/Kg)

Harga Kontrak (Rp/Kg)

Harga Pakan 2850 3000

Harga DOC 2600 3000

Harga Vaksin dan obat-obatan 70.000 80.000

Penetapan harga hasil panen dilakukan berdasarkan harga yang telah ditetapkan sebelumnya, biasanya disebut harga kontrak dan ditetapkan oleh inti (Tabel 4). Biasanya harga kontrak yang disepakati selalu berada di atas harga pasar. Hal inilah yang merangsang CV Janu Putro untuk berbisnis dalam kemitraan, dimana keuntungan yang diperoleh berasal dari penjualan sarana produksi peternakan. Peternak juga merasakan keuntungan yang sama, karena harga jual ayam ras pedaging juga selalu di atas harga pasar, dimana harga ayam ras pedaging di pasar Rp 7.500/kg, sementara harga kontrak sebesar Rp 8.030/kg, sehingga peternak tidak kawatir akan jatuhnya harga ayam selain itu

peternak terjamin dalam pasokan DOC, pakan, vaksin, obat-obatan dan vitamin.serta merasa mudah dalam memasarkan ayam.

5.1.4 Pola Pengaturan Produksi

Pola pengaturan produksi merupakan pola yang ditetapkan inti untuk memperoleh jumlah produksi yang dikehendaki sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang ada. Pemanenan hasil produksi dilakukan dengan memperhatikan kondisi pasar (permintaan pasar) dan harga pasar yang berlaku serta kesiapan ayam untuk dipanen dengan bobot hidup panen umumnya adalah 1.6 kg pada umur berkisar 35 hari.

Skala usaha berhubungan dengan kapasitas tampung kandang dan yang berlaku adalah satu meter persegi untuk 8 sampai 10 ekor ayam, sehingga dengan pertimbangan tersebut kandang tidak terisi dengan melebihi kapasitas tampungnya. Kesepakatan antara inti dan plasma juga menjadi pertimbangan. 5.1.5. Bentuk Pengawasan Inti

Sistem pengawasan sangat diperlukan demi kelancaran kerjasama antara inti dengan plasma, mengingat wilayah plasma tersebar diberbagai desa dan relatif jauh dari inti. Pengawasan dilakukan oleh dua orang Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Frekuensi pengawasan inti terhadap plasma dilakukan hampir setiap harinya. Kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh PPL adalah : pengontrolan penggunaan pakan oleh peternak, pengontrolan mortalitas ayam ras pedaging, sanitasi kandang, peralatan dan pengontrolan kesehatan ternak.

5.1.6. Bonus dan Sanksi

Perusahaan inti menerapkan sistem bonus dan sanksi pada peternak (plasma). Bonus yang diberikan oleh inti kepada peternak plasma yang memiliki prestasi baik yang dinilai dari rasio konversi pakan (FCR) dan mortalitas selama periode pemeliharaan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh pihak

inti. Bonus tersebut dalam bentuk biaya kompensasi prestasi apabila selisih FCR aktual dengan FCR standar yaitu :

1. 0,000 – 0,067 memperoleh bonus sebesar Rp 50/kg panen 2. 0,068 – 0,11 memperoleh bonus sebesar Rp 75/kg panen 3. >= 0,119 memperoleh bonus sebesar Rp100/kg panen

Sanksi yang diberikan oleh inti pada plasmanya adalah apabila peternak tidak mengindahkan intruksi atau peringatan yang diberikan oleh pihak inti. Bentuk dari pemberian sanksi sesuai dari kesalahan, seperti teguran lisan yang diberikan selama satu periode, apabila peternak tidak mengindahkan teguran tersebut maka inti berhak untuk memutuskan atau menghentikan hubungan kerjasama (kemitraan).

Dokumen terkait