OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING
MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR
OLEH
ARI MURNI
A 14103515
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
RINGKASAN
ARI MURNI. Optimalisasi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada Paternakan Ayam Ras Pedaging Mitra CV Janu Putro di Kec. Pamijahan Kab. Bogor. Dibawah bimbingan DWI RACHMINA.
Seiring dengan meningkatnya pendapatan dan kesadaran gizi masyarakat secara umum permintaan komoditas ternak dan bahan asal ternak, khususnya daging semakin meningkat, oleh karena itu perlu adanya peningkatan produksi daging guna memenuhi permintaan tersebut. Salah satu daging yang selalu mengalami peningkatan konsumsi adalah daging yang berasal dari ayam ras pedaging, karena memiliki nilai gizi terutama kadar protein yang tinggi dibanding ternak yang lain yaitu sebesar 23,40 persen. Selain itu daging ayam baik untuk dikonsumsi dalam jumlah yang besar karena memiliki kadar lemak yang paling rendah yaitu 1,90 persen.
Perusahaan peternakan ayam ras pedaging CV Janu Putro merupakan salah satu dari perusahaan kemitraan (inti plasma) peternakan ayam pedaging di Indonesia yang menghasilkan ayam hidup. Perusahaan ini mempunyai mitra yang tersebar di beberapa desa didaerah Bogor. CV Janu Putro berperan sebagai inti dalam hubungan kemitraan, sedangkan plasmanya adalah peternak rakyat yang berada di Kecamatan Pamijahan. Setiap peternak (plasma) diberikan pembinaan, sarana produksi, kualitas DOC yang bagus dan cara pemasaran hasil ayam ras pedaging yang sama. Akan tetapi apakah dengan pemberian fasilitas yang sama, akan menghasilkan produktifitas yang sama juga? Permasalahan lain yang dihadapi oleh peternakan ayam ras padaging mitra CV Janu Putro yaitu distribusi DOC dan pakan yang kurang lancar, masuknya penyakit flu burung dan kelebihan dalam penggunaan tenaga kerja, merupakan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam berproduksi, sehingga jumlah produksi yang dihasilkan harus memperhatikan tujuan, kendala dan kondisi pasar yang ada. Berdasarkan permasalahaan diatas maka tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat produksi yang optimal pada masing-masing peternak dan menganalisis alokasi penggunaan input-input produksi yang dapat memberikan keuntungan maksimal.
Penelitian ini dilakukan dipeternakan mitra CV Janu Putro yang merupakan cabang perusahaan dari CV Janu Putro di Yogyakarta. Perusahaan tersebut berlokasi di Jl Raya Darmaga Km 7, Bogor. Penentuan perusahaan dilakukan secara sengaja (purposive). Waktu penelitian di lapang dilaksanakan pada pertengahan bulan Januari 2006. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data skunder. Data yang digunakan adalah data tahun 2005-2006. Alat analisis yang diginakan yaitu program linier. Komponen kendala yang dimasukkan meliputi DOC, pakan, vaksin dan obat-obatan, sekam, utilitas, permintaan dan kapasitas kandang pada masing-masing peternak.
Pada faktor produksi DOC masih banyak terdapat sumberdaya yang tersisa, kecuali untuk peternak ke-dua. Penggunaan pakan yang berlebih pada umumnya terjadi pada semua peternak mitra CV Janu Putro. Peternak ke empat, ke-sembilan. ke-tiga belas dan ke-lima belas telah menggunakan seluruh sumberdaya yang sehingga penggunaannya sudah optimal. Penggunaan vaksin dan obat-obatan pada peternak tiga, empat , sembilan, sepuluh, ke-tiga belas dan peternak ke-lima belas sudah optimal. Pada umumnya penggunaan sekam untuk masing-masing peternak belum optimal atau masih belum menggunakan seluruhnya sumberdaya yang ada. Kelebihan biaya utilitas yang paling banyak terjadi pada peternak ke-enam belas. Sementara untuk peternak yang sudah bisa dikatakan optimal dalam penggunaan biaya utilitas yaitu pada peternak ke-satu belas dan peternak ke-dua. Pada peternak ke-tiga, ke-tujuh, ke-delapan, ke-sepuluh, ke-sebelas dan peternak ke-dua belas jumlah ayam ras pedaging yang dihasilkan telah memenuhi jumlah permintaan ayam ras pedaging yang dibutuhkan oleh CV Janu Putro, namun selain untuk peternak diatas, belum memenuhi permintaan dari CV Janu Putro. Penggunaan kapasitas kandang pada masing-masing peternak belum ada yang optimal. Peternak ke-enam merupakan kelebihan kapasitas kendang yang paling besar yaitu 2481 m2 .
Hasil analisis dengan menggunakan program linier dapat disimpulkan bahwa usahatani ayam ras pedaging yang dijalankan peternak mitra CV Janu Putro pada umumnya sudah optimal, kecuali untuk peternak ke tiga, ke empat, ke lima, ke enam dan peternak ke sepuluh, agar lebih meningkatkan lagi produksi yang dihasilkan, sehingga total keuntungan aktual yang diperoleh jauh di bawah total keuntungan optimalnya. Total keuntungan pada kondisi optimal sebesar Rp 516709407/tahun, sementara total keuntungan aktual yang diperoleh peternak adalah sebesar Rp 512851260/tahun Hal ini disebabkan oleh kedua peternak tersebut menggunakan sistim kandang bertingkat, sehingga mortalitas atau persentase kematian ayam ras pedaging lebih besar, penularan penyakit juga lebih cepat, kebersihan dan kekeringan lantai kandang harus benar-benar diperhatikan, karena kotoran kandang yang berada di atas akan langsung jatuh ke bawah.
OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR - FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING
MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR
Oleh
Ari Murni A 14103515
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi disusun oleh:
Nama : Ari Murni
NRP. : A14103515
Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis
Judul : Optimalisasi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada
Peternakan Ayam Ras Pedaging Mitra CV. Janu Putro
Di Kec. Pamijahan Kab. Bogor
Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar
Sarjan Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Megetahui Dosen Pembimbing
Ir.Dwi Rachmina, MS NIP. 131918503
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Supiandi sabiham, M. Agr NIP. 130422698
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
”OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA
PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC.
PAMIJAHAN KAB. BOGOR” BENAR –BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA
SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH
PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN
BOGOR, MEI 2006
ARI MURNI
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Padang tanggal 09 Januari 1982, merupakan anak
kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Makmur dan Ibu Nedrayenni.
Jenjang pendidikan pertama yang telah ditempuh penulis adalah TK
Cendrawasih pada tahun 1987, kemudian pada tahun 1998 penulis memasuki
pendidikan dasar di SDN 076 Duri-Riau. Selanjutnya pada tahun 1994
melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 21 Padang
dan lulus pada tahun 1997. tahun 1997 penulis melanjutkan sekolah di Sekolah
Pertanian Pembangunan (SPP) Padang Mengatas-Payakumbuh.
Pada tahun 2000 penulis diterima menjadi mahasiswa di Institut Pertanian
Bogor (IPB) di Program Studi Agribisnis Peternakan, jurusan Sosial Ekonomi
Industri Peternakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selanjutnya pada tahun 2003 penulis
melanjutkan jenjang pendidikan ke Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui ujian
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia–Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat akademis untuk
menyelesaikan studi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi sampai
terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dorongan dari berbagai
pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya. Pada
kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih atas segala bantuan
yang telah diberikan terutama kepada :
1. Ibu Ir. Dwi Rachmina, MS selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran hingga terselesaikannya laporan
ini.
2. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MS yang telah memberikan masukan dan bersedia
menjadi dosen evaluator pada saat kolokium.
3. Ibu Ir. Ana Fariyanti, MS selaku dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktunya pada saat penulis melakukan ujian akhir.
4. Ibu Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator dan komisi
pendidikan yang telah bersedia meluangkan waktunya pada saat penulis
melakukan ujian akhir.
5. Bapak Johar selaku kepala unit produksi CV Janu Putro yang telah
6. Karyawan serta peternak mitra CV janu Putro terutama kepada Bapak
Saeful dan Bapak Ade yang telah membantu dan memberikan data
maupun kuisioner yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini.
7. Mama dan Papa tercinta yang telah memberikan dorongan doa,
perhatian, kesabaran serta kasih sayangnya selama ini dan untuk
kakakku Putri serta adik-adikku Abang, Isye dan Vio.
8. Kelurga besar Ny. Noerman atas perhatian, dorongan baik materi
maupun moril yang diberikan kepada penulis selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna
baik dalam penyajian materi maupun dalam ide-ide pokok yang ingin penulis
sampaikan, untuk itu penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sebagai bahan perbaikan pada masa yang akan datang.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Bogor, Mei 2006
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-NYA, shalawat dan
salam tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih dan
penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu selama masa
perkuliahan dan juga dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu :
1. Mama dan Papa tercinta yang telah memberikan dorongan doa,
perhatian, kesabaran serta kasih sayangnya selama ini dan untuk
kakakku Putri serta adik-adikku Abang, Isye dan Vio.
2. Kelurga besar Ny. Noerman atas perhatian dorongan baik materi maupun
moril yang diberikan kepada penulis selama ini.
3. My soulmate Muhammad Fauzi, atas semua kasih sayang, doa,
dorongan, perhatian, kesabaran dan pengorbanan yang tercurah kepada
penulis selama ini.
4. Adikku sayang Andriani dan Ana, yang telah memberikan masukan dan
gambaran tentang lokasi penelitian yang penulis lakukan.
5. Para Sobatku, Erma, Leli, Ika, Emi, M’ Irma, dan Saprin, terimakasih telah
mendengarkan keluh kesahku dan menjadi sahabatku dalam suka dan
duka.
6. Teman-teman seperjuangan, Chika, Yanti, dan M’ Fani “ayo chayo
terus”!, perjalan kita masih panjang teman.
7. K’Aan dan M’Tina yang telah banyak membantu penulis dalam
OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING
MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR
OLEH
ARI MURNI
A 14103515
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
RINGKASAN
ARI MURNI. Optimalisasi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada Paternakan Ayam Ras Pedaging Mitra CV Janu Putro di Kec. Pamijahan Kab. Bogor. Dibawah bimbingan DWI RACHMINA.
Seiring dengan meningkatnya pendapatan dan kesadaran gizi masyarakat secara umum permintaan komoditas ternak dan bahan asal ternak, khususnya daging semakin meningkat, oleh karena itu perlu adanya peningkatan produksi daging guna memenuhi permintaan tersebut. Salah satu daging yang selalu mengalami peningkatan konsumsi adalah daging yang berasal dari ayam ras pedaging, karena memiliki nilai gizi terutama kadar protein yang tinggi dibanding ternak yang lain yaitu sebesar 23,40 persen. Selain itu daging ayam baik untuk dikonsumsi dalam jumlah yang besar karena memiliki kadar lemak yang paling rendah yaitu 1,90 persen.
Perusahaan peternakan ayam ras pedaging CV Janu Putro merupakan salah satu dari perusahaan kemitraan (inti plasma) peternakan ayam pedaging di Indonesia yang menghasilkan ayam hidup. Perusahaan ini mempunyai mitra yang tersebar di beberapa desa didaerah Bogor. CV Janu Putro berperan sebagai inti dalam hubungan kemitraan, sedangkan plasmanya adalah peternak rakyat yang berada di Kecamatan Pamijahan. Setiap peternak (plasma) diberikan pembinaan, sarana produksi, kualitas DOC yang bagus dan cara pemasaran hasil ayam ras pedaging yang sama. Akan tetapi apakah dengan pemberian fasilitas yang sama, akan menghasilkan produktifitas yang sama juga? Permasalahan lain yang dihadapi oleh peternakan ayam ras padaging mitra CV Janu Putro yaitu distribusi DOC dan pakan yang kurang lancar, masuknya penyakit flu burung dan kelebihan dalam penggunaan tenaga kerja, merupakan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam berproduksi, sehingga jumlah produksi yang dihasilkan harus memperhatikan tujuan, kendala dan kondisi pasar yang ada. Berdasarkan permasalahaan diatas maka tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat produksi yang optimal pada masing-masing peternak dan menganalisis alokasi penggunaan input-input produksi yang dapat memberikan keuntungan maksimal.
Penelitian ini dilakukan dipeternakan mitra CV Janu Putro yang merupakan cabang perusahaan dari CV Janu Putro di Yogyakarta. Perusahaan tersebut berlokasi di Jl Raya Darmaga Km 7, Bogor. Penentuan perusahaan dilakukan secara sengaja (purposive). Waktu penelitian di lapang dilaksanakan pada pertengahan bulan Januari 2006. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data skunder. Data yang digunakan adalah data tahun 2005-2006. Alat analisis yang diginakan yaitu program linier. Komponen kendala yang dimasukkan meliputi DOC, pakan, vaksin dan obat-obatan, sekam, utilitas, permintaan dan kapasitas kandang pada masing-masing peternak.
Pada faktor produksi DOC masih banyak terdapat sumberdaya yang tersisa, kecuali untuk peternak ke-dua. Penggunaan pakan yang berlebih pada umumnya terjadi pada semua peternak mitra CV Janu Putro. Peternak ke empat, ke-sembilan. ke-tiga belas dan ke-lima belas telah menggunakan seluruh sumberdaya yang sehingga penggunaannya sudah optimal. Penggunaan vaksin dan obat-obatan pada peternak tiga, empat , sembilan, sepuluh, ke-tiga belas dan peternak ke-lima belas sudah optimal. Pada umumnya penggunaan sekam untuk masing-masing peternak belum optimal atau masih belum menggunakan seluruhnya sumberdaya yang ada. Kelebihan biaya utilitas yang paling banyak terjadi pada peternak ke-enam belas. Sementara untuk peternak yang sudah bisa dikatakan optimal dalam penggunaan biaya utilitas yaitu pada peternak ke-satu belas dan peternak ke-dua. Pada peternak ke-tiga, ke-tujuh, ke-delapan, ke-sepuluh, ke-sebelas dan peternak ke-dua belas jumlah ayam ras pedaging yang dihasilkan telah memenuhi jumlah permintaan ayam ras pedaging yang dibutuhkan oleh CV Janu Putro, namun selain untuk peternak diatas, belum memenuhi permintaan dari CV Janu Putro. Penggunaan kapasitas kandang pada masing-masing peternak belum ada yang optimal. Peternak ke-enam merupakan kelebihan kapasitas kendang yang paling besar yaitu 2481 m2 .
Hasil analisis dengan menggunakan program linier dapat disimpulkan bahwa usahatani ayam ras pedaging yang dijalankan peternak mitra CV Janu Putro pada umumnya sudah optimal, kecuali untuk peternak ke tiga, ke empat, ke lima, ke enam dan peternak ke sepuluh, agar lebih meningkatkan lagi produksi yang dihasilkan, sehingga total keuntungan aktual yang diperoleh jauh di bawah total keuntungan optimalnya. Total keuntungan pada kondisi optimal sebesar Rp 516709407/tahun, sementara total keuntungan aktual yang diperoleh peternak adalah sebesar Rp 512851260/tahun Hal ini disebabkan oleh kedua peternak tersebut menggunakan sistim kandang bertingkat, sehingga mortalitas atau persentase kematian ayam ras pedaging lebih besar, penularan penyakit juga lebih cepat, kebersihan dan kekeringan lantai kandang harus benar-benar diperhatikan, karena kotoran kandang yang berada di atas akan langsung jatuh ke bawah.
OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR - FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING
MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR
Oleh
Ari Murni A 14103515
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi disusun oleh:
Nama : Ari Murni
NRP. : A14103515
Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis
Judul : Optimalisasi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada
Peternakan Ayam Ras Pedaging Mitra CV. Janu Putro
Di Kec. Pamijahan Kab. Bogor
Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar
Sarjan Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Megetahui Dosen Pembimbing
Ir.Dwi Rachmina, MS NIP. 131918503
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Supiandi sabiham, M. Agr NIP. 130422698
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
”OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA
PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC.
PAMIJAHAN KAB. BOGOR” BENAR –BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA
SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH
PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN
BOGOR, MEI 2006
ARI MURNI
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Padang tanggal 09 Januari 1982, merupakan anak
kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Makmur dan Ibu Nedrayenni.
Jenjang pendidikan pertama yang telah ditempuh penulis adalah TK
Cendrawasih pada tahun 1987, kemudian pada tahun 1998 penulis memasuki
pendidikan dasar di SDN 076 Duri-Riau. Selanjutnya pada tahun 1994
melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 21 Padang
dan lulus pada tahun 1997. tahun 1997 penulis melanjutkan sekolah di Sekolah
Pertanian Pembangunan (SPP) Padang Mengatas-Payakumbuh.
Pada tahun 2000 penulis diterima menjadi mahasiswa di Institut Pertanian
Bogor (IPB) di Program Studi Agribisnis Peternakan, jurusan Sosial Ekonomi
Industri Peternakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selanjutnya pada tahun 2003 penulis
melanjutkan jenjang pendidikan ke Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui ujian
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia–Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat akademis untuk
menyelesaikan studi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi sampai
terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dorongan dari berbagai
pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya. Pada
kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih atas segala bantuan
yang telah diberikan terutama kepada :
1. Ibu Ir. Dwi Rachmina, MS selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran hingga terselesaikannya laporan
ini.
2. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MS yang telah memberikan masukan dan bersedia
menjadi dosen evaluator pada saat kolokium.
3. Ibu Ir. Ana Fariyanti, MS selaku dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktunya pada saat penulis melakukan ujian akhir.
4. Ibu Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator dan komisi
pendidikan yang telah bersedia meluangkan waktunya pada saat penulis
melakukan ujian akhir.
5. Bapak Johar selaku kepala unit produksi CV Janu Putro yang telah
6. Karyawan serta peternak mitra CV janu Putro terutama kepada Bapak
Saeful dan Bapak Ade yang telah membantu dan memberikan data
maupun kuisioner yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini.
7. Mama dan Papa tercinta yang telah memberikan dorongan doa,
perhatian, kesabaran serta kasih sayangnya selama ini dan untuk
kakakku Putri serta adik-adikku Abang, Isye dan Vio.
8. Kelurga besar Ny. Noerman atas perhatian, dorongan baik materi
maupun moril yang diberikan kepada penulis selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna
baik dalam penyajian materi maupun dalam ide-ide pokok yang ingin penulis
sampaikan, untuk itu penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sebagai bahan perbaikan pada masa yang akan datang.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Bogor, Mei 2006
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-NYA, shalawat dan
salam tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih dan
penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu selama masa
perkuliahan dan juga dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu :
1. Mama dan Papa tercinta yang telah memberikan dorongan doa,
perhatian, kesabaran serta kasih sayangnya selama ini dan untuk
kakakku Putri serta adik-adikku Abang, Isye dan Vio.
2. Kelurga besar Ny. Noerman atas perhatian dorongan baik materi maupun
moril yang diberikan kepada penulis selama ini.
3. My soulmate Muhammad Fauzi, atas semua kasih sayang, doa,
dorongan, perhatian, kesabaran dan pengorbanan yang tercurah kepada
penulis selama ini.
4. Adikku sayang Andriani dan Ana, yang telah memberikan masukan dan
gambaran tentang lokasi penelitian yang penulis lakukan.
5. Para Sobatku, Erma, Leli, Ika, Emi, M’ Irma, dan Saprin, terimakasih telah
mendengarkan keluh kesahku dan menjadi sahabatku dalam suka dan
duka.
6. Teman-teman seperjuangan, Chika, Yanti, dan M’ Fani “ayo chayo
terus”!, perjalan kita masih panjang teman.
7. K’Aan dan M’Tina yang telah banyak membantu penulis dalam
8. Adek-adekku yang Manis, Mei, Rina, Ogi, Icut, Erna dan Biya yang telah
memberikan semangat dan dorongannya selama penulisan skripsi ini,
serta telah bersedia meluangkan waktunya pada saat kolokium penulis.
9. Apip Hawker ku yang teladan, yang telah bersedia menemani dan
membantu penulis selama ini.
10. Nenek Ipong, Mama Ipong dan Mama dinda yang telah memberikan
nasehat, bantuan dan perhatiannya selama ini.
11. Ex AGP 37 dan rekan-rekan Ekstensi A’IX atas kebersamaannya selama
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar isi ... XII
Daftar Tabel... XIV
Daftar Gambar... XVI
Daftar Lampiran... XVII
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Peternakan Ayam Ras Pedaging ... 8
2.1.1 Pakan ... 9
2.1.2 DOC ... 9
2.1.3 Obat-obatan dan Vaksin ... 9
2.1.4 Tenaga Kerja... 10
2.1.5 Kandang ... 10
2.2 Analisis Usaha Ayam Ras Pedaging ... 10
2.3 Optimalisasi Produksi ... 12
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis... 14
3.1.1 Produksi dan Kombinasi Produksi Optimum ... 14
3.1.2 Teori Optimalisasi ... 19
3.1.3 Program Linier ... 20
3.2 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 21
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
4.2 Jenis dan Sumber Data ... 24
4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 25
4.3.1 Analisis Primal ... 32
4.3.2 Analisis Dual ... 33
Bab V. POLA KEMITRAAN USAHATANI AYAM RAS PEDAGING PADA CV JANU PUTRO
5.1. Pola Kemitraan... 34
5.1.1. Persyaratan Peternak Plasma ... 34
5.1.2. Hak Kewajiban Inti dan Plasma... 35
5.1.3. Penetapan Harga Sarana Produksi Peternakan dan Hasil Panen .. 35
5.1.4. Pola Pengaturan Produksi ... 37
5.1.5. Bentuk Pengawasan Inti ... 37
5.1.6. Bonus dan Sanksi ... 37
5.2. Gambaran Umum Perusahaan Inti ... 38
5.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan Inti ... 39
5.3. Karakteristik Peternak Plasma... 40
5.3.1. Teknik Budidaya Ayam ras Pedaging ... 40
BAB VI. OPTIMALISASI
6.1. Kondisi Aktual Peternak Ayam Ras Pedaging Mitra CV Janu Putro ... 42
6.1.1. Struktur Biaya Peternak Ayam Ras Pedaging
Mitra CV Janu Putro ... 42
6.1.2. Penerimaan Peternak Ayam Ras Pedaging Mitra CV Janu Putro.. 46
6.1.3. Penerimaan Peternak Ayam Ras Pedaging Mitra CV Janu Putro.. 47
6.2. Optimalisasi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Peternak Ayam
Ras Pedaging Mitra CV Janu Putro... 48
6.3. Perbandingan Kondisi Aktual dengan Kondisi Optimal... 52
BAB. VII KESIMPULAN
7.1. Kesimpulan ... 55
7.2. Saran ... 55
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Komposisi Nilai Gizi untuk Masing-masing Jenis Daging ... 1
2. Populasi Ternak di Indonesia Periode 2000-2004 ... 2
3. Produksi, Populasi, Konsumsi, Impor, Ekspor dan Kekurangan Produksi Daging Ayam Ras Broiler... 3
4. Sistem Penetapan Harga Sarana Produksi Peternakan
Ayam Ras Pedaging Pada CV Janu PutroTahun 2005-2006 ... 36
5. Sistem Penetapan Harga Ayam Ras Pedaging Pada CV Janu Putro
Tahun 2005-2006 ... 36
6. Keadaan Umum CV Janu Putro Tahun 2005-2006 ... 38
7. Program Vaksin dan Obat-obatan di Peternakan Mitra CV Janu Putro
Tahun 2005-2006 ... 41
8. Komponen Biaya Usahatani Ayam Ras Pedaging
Peternakan Mitra CV Janu Putro Tahun 2005-2006 ... 43
9. Penerimaan Masing-masing Peternak Mitra CV Janu Puto
Tahun 2005-5006 ... 46
10. Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Peternak Mitra CV Janu Puto
Tahun 2005-5006 ... 47
11. Penggunaan Faktor Produksi DOC Usahatani Ayam Ras Pedaging
Pada Peternak Mitra CV Janu Puto... 54
12. Penggunaan Faktor Produksi Pakan Usahatani Ayam Ras Pedaging
Pada Peternak Mitra CV Janu Puto... 55
13. Penggunaan Faktor Produksi Vaksin dan Obat-obatan
Usahatani Ayam Ras Pedaging Pada Peternak Mitra CV Janu Puto... 56
14. Penggunaan Faktor Produksi Sekam Usahatani Ayam Ras Pedaging
Pada Peternak Mitra CV Janu Puto... 57
15. Penggunaan Faktor Produksi Utilitas Usahatani
Ayam Ras Pedaging Pada Peternak Mitra CV Janu Puto ... 58
16. Permintaan Ayam Ras Pedaging Pada Masing-masing Peternak
Oleh CV Janu Putro
... 59
17. Penggunaan Kapasitas Kandang Usahatani Ayam Ras PedagingPada Peternak Mitra CV Janu Puto... 60
18. Keuntungan di Masing-masing Peternak, Batas Kenaikan
dan Batas Penurunan Keuntungan ... 61
19. Nilai RHS, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan RHS
Pada Faktor Produksi DOC ... 62
Pada Faktor Produksi Pakan ... 63
21. Nilai RHS, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan RHS
Pada Faktor Produksi Vaksin dan Obat-obatan ... 64
22. Nilai RHS, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan RHS
Permintaan Ayam ras Pedaging Pada Masing-masing Peternak
Oleh CV. Janu Putro ... 65
23. Nilai RHS, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan RHS
Pada Faktor Produksi Utilitas ... 66
24. Nilai RHS, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan RHS
Pada Faktor Produksi Minyak Tanah ... 67
25. Nilai RHS, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan RHS
Pada Kapasitas Kandang ... 68
26. Perbandingan Keuntungan Aktual dengan Optimal Usahatani
Ayam Ras Pedaging Peternak Mitra CV Janu Putro Tahun 2005-2006... 69
27. Tingkat Produksi Peternak Ayam Ras Pedaging Pada
Kondisi Aktual dan Optimal Tahun 2005-2006 ... 70
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Elastisitas Produksi dan Daerah-daerah Produksi ... 15
2. Memaksimumkan Penerimaan dengan Tingkat Produksi Tertentu ... 16
3. Kerangka Pemikiran Konseptual Optimalisasi Produksi ... 22
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Input Pengolahan Data dengan Program Lindo ... 76
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya pendapatan dan kesadaran gizi
masyarakat secara umum permintaan komoditas ternak dan bahan asal ternak,
khususnya daging semakin meningkat, oleh karena itu perlu adanya peningkatan
produksi daging guna memenuhi permintaan tersebut. Salah satu daging yang
selalu mengalami peningkatan konsumsi adalah daging yang berasal dari ayam
ras pedaging, karena memiliki nilai gizi terutama kadar protein yang tinggi
dibanding ternak yang lain yaitu sebesar 23,40 persen. Selain itu daging ayam
baik untuk dikonsumsi dalam jumlah yang besar karena memiliki kadar lemak
yang paling rendah yaitu 1,90 persen (Tabel1).
Tabel 1. Komposisi Nilai Gizi untuk Masing-masing Jenis Daging
Jenis Daging Protein (%) Lemak (%)
Ayam Ras Pedaging 23.40 1.90
Sapi 21.50 7.50
Kambing 19.50 7.50
Babi 19.50 9.50
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan (2004)
Bisnis ayam ras pedaging memiliki sifat cepat dalam menghasilkan
penerimaan, karena dalam satu periode hanya membutuhkan waktu 6-8 minggu,
sehingga banyak peternak yang tertarik untuk mengusahakan. Hal ini diikuti
dengan perkembangan teknologi yang semakin maju baik dalam hal pembibitan,
Jumlah populasi dari ayam ras pedaging relatif tinggi dibandingkan
dengan jumlah populasi dari sapi perah, sapi potong, kerbau, kambing, dan
domba. Ini dapat dibuktikan pada laju pertumbuhan pada masing-masing ternak
(Tabel 2). Populasi ayam ras pedaging selama periode 2000-2004 mengalami
laju pertumbuhan sebesar 11,97 persen (Tabel 2), sementara untuk ternak lain
laju pertumbuhannya jauh dibawah laju pertumbuhan ayam ras pedaging. Sapi
potong, sapi perah, kerbau, kambing dan domba hanya sebesar 1,9 persen, 0,37
persen, 1,71 persen, 1,98 persen dan 3,83 persen. Berdasarkan dari data
populasi (Tabel 2), seharusnya banyak investor yang menanamkan modalnya
dalam bisnis ayam ras pedaging, namun dalam kenyataannya tidak sesuai
dengan yang diharapkan, hal ini mungkin disebabkan oleh ketersediaan DOC
(Day old chick) yang terbatas.
Tabel 2. Populasi Ternak di Indonesia Periode 2000-2004
Jenis Ternak
Populasi (ekor) Laju %/thn 2000 2001 2002 2003 2004
Sapi Potong 354.000 347.000 358.000 374.000 382.000 1,9 Sapi Perah 11.008.000 11.137.000 11.998.000 10.504.000 10.726.000 0,37 Kerbau 24.050.000 2.333.000 2.403.000 2.459.000 2.572.000 1.71 Kambing 12.566.000 12.464.000 12.549.000 11.722.000 13.442.000 1,98 Domba 7.427.000 7.401.000 7.641.000 9.811.000 8.246.000 3.83 Ayam Ras
Pedaging
530.874.057 621.870.428 865.074.785 847.743.895 895.155.485 11.97
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan (2004)
Produksi ayam ras pedaging selama periode 2000-2004 mengalami laju
pertumbuhan rata-rata sebesar 12,01 persen/tahun (Tabel 3). Peningkatan
produksi tertinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 40,01 persen. Konsumsi
ayam ras pedaging dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan, dengan
pedaging terbesar terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 1.726.900.155 kg .
Jumlah produksi ayam ras pedaging dari tahun ke tahun lebih rendah di
bandingkan dengan jumlah konsumsi ayam ras pada setiap tahunnya, untuk
mengatasi hal tersebut pemerintah melakukan impor terhadap ayam ras
pedaging.
Impor ayam ras pedaging terbesar terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar
14.017.400 kg. Impor ayam ras pedaging terus-menerus mengalami penurunan
untuk tiap tahun yaitu sebesar 55,40 persen, walaupun pemerintah telah
melakukan impor terhadap ayam ras pedaging namun tetap saja produksi
mengalami kekurangan. Kekurangan produksi ini terjadi setiap tahunnya. Pada
tahun 2004 terjadi kekurangan produksi yang terbesar yaitu sebesar 950.655.413
kg. Berdasarkan dari data kekurangan produksi ayam ras pedaging (Tabel 3.)
yang terjadi dari tahun ke tahun maka hal tersebut merupakan peluang bagi
peternakan ayam ras pedaging untuk lebih meningkatkan lagi produksinya agar
dapat memenuhi permintaan konsumen.
Populasi ayam ras pedaging pada tahun 2003 mengalami penurunan
yaitu sebesar 2 persen, hal ini disebabkan oleh masuknya penyakit baru yang
berasal dari Hongkong yang dikenal dengan flu burung, namun pada tahun 2004 populasi ayam ras padaging kembali mengalami peningkatan menjadi 5,59
Tabel 3 Produksi, Populasi, Konsumsi, Impor, dan Kekurangan Produksi Daging Ayam Ras Pedaging di Indonesia Periode 2000-2004
Tahun Produksi
(kg) 1)
Populasi
(Ekor) 1)
Konsumsi
(kg/thn) 2)
Impor
(kg/thn) 1)
Kekurangan
Produksi
(kg/thn) 1) 2000 515.000.000 530.874.057 1.060.091.450 14.017.400 531.777.850
2001 537.000.000 621.870.428 1.103.045.122 1.454.200 566.331.122
2002 751.900.000 865.074.785 1.219.017.250 949.800 468.513.750
2003 771.700.000 847.743.895 1.473.728.254 546.000 704.242.954
2004 780.600.000 895.155.485 1.726.900.155 243.516 950.655.413
Laju Per- tumbuhan (%/tahun)
12,01 11,97 13,16 -55,40 18,63
Sumber : 1) Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan (2004) 2)
Konsumsi Daging Ayam ras Pedaging/kap x Jumlah Penduduk (Badan Pusat Statistik 2004)
Setiap usahatani selalu berusaha untuk berproduksi dengan optimal agar
mencapai keuntungan maksimum sekaligus dapat memenuhi konsumsi atau
permintaan pasar. Berproduksi dengan optimal dapat dilakukan dengan cara
mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi yang
umumnya digunakan dalam beternak ayam ras pedaging adalah DOC (Day Old Chick), pakan, tenaga kerja, obat-obatan, kandang, peralatan, energi dan pemeliharaan. Penggunaan secara optimal dari faktor-faktor produksi ini akan
menghasilkan produksi yang tinggi dan perusahaan dapat mencapai keuntungan
maksimum dengan cara melakukan optimalisasi produksi.
Saptana (1999), mengatakan bahwa Propinsi Jawa Barat terkenal
sebagai daerah sentra produksi dan tujuan pasar utama produk ternak ayam
ras pedaging di Indonesia. Hal ini dilandasi oleh beberapa alasan yaitu ; (1)
adanya permintaan yang tinggi, akibat adanya perkembangan industri kawasan
[image:31.596.113.511.136.351.2]utama (Jakarta). (3) adanya dukungan investasi industri baik industri hulu
(industri pembibitan dan industri pakan ternak) maupun industri hilir (rumah
potong ayam), berbagai restoran serta rumah makan. Salah satu usaha
peternakan yang bergerak di bidang ayam ras pedaging dan berlokasi di daerah
Bogor adalah peternak mitra CV. Janur Putro yang beralamat di Kecamatan
Pamijahan Kab. Bogor.
1.2. Perumusan Masalah
Perusahaan peternakan umumnya bertujuan untuk memperoleh
keuntungan maksimum dan dapat dijadikan andalan usahanya. Upaya
perusahaan untuk mencapai keuntungan maksimum dapat dilakukan dengan
menekan biaya produksi yang dikeluarkan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
perusahaan harus mampu mengidentifikasi komponen-komponen biaya produksi
yang dapat ditekan atau dikurangi.
Perusahaan ayam ras pedaging dalam menghasilkan produksinya
dihadapkan pada beberapa permasalahan antara lain (1) distribusi DOC dan
pakan yang kurang lancar, hal ini akan mempengaruhi waktu atau masa
berproduksi ayam ras pedaging atau tidak tepat (waktu) dalam berproduksi, dan
mengakibatkan biaya produksi yang dikeluarkan lebih besar, sehingga tidak
heran keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan belum maksimum. (2)
masuknya penyakit baru dikenal dengan flu burung yang menyerang ayam ras pedaging yang berasal dari Hongkong menyebabkan peternak harus
mengeluarkan biaya tambahan untuk vaksin dan obat-obatan. (3) kelebihan
dalam penggunaan tenaga kerja juga mempengaruhi dalam hal biaya produksi
yang dikeluarkan perusahaan. Biasanya untuk satu orang tenaga kerja mampu
Semakin efisien dalam penggunaan tenaga kerja, maka biaya produksi yang
akan dikeluarkan oleh perusahaan tersebut bisa lebih dikurangi atau ditekan.
Perusahaan peternakan ayam ras pedaging CV Janu Putro merupakan
salah satu dari perusahaan kemitraan (inti plasma) peternakan ayam pedaging di
Indonesia yang menghasilkan ayam hidup. Perusahaan ini mempunyai mitra
yang tersebar di beberapa desa didaerah Bogor. CV Janu Putro berperan
sebagai inti dalam hubungan kemitraan, sedangkan plasmanya adalah peternak
rakyat yang berada di Kecamatan Pamijahan. Setiap petrenak (plasma) diberikan
pembinaan, sarana produksi, kualitas DOC yang bagus dan cara pemasaran
hasil ayam ras pedaging yang sama. Akan tetapi apakah dengan pemberian
fasilitas yang sama, akan menghasilkan produktifitas yang sama juga?
Permasalahan lain yang dihadapi oleh peternakan ayam ras padaging mitra CV
Janu Putro yaitu distribusi DOC dan pakan yang kurang lancar, masuknya
penyakit flu burung dan kelebihan dalam penggunaan tenaga kerja, merupakan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam berproduksi, sehingga jumlah
produksi yang dihasilkan harus memperhatikan tujuan, kendala dan kondisi pasar
yang ada.
Terbatasnya sumberdaya yang tersedia dan sulitnya mendapatkan input
serta masuknya penyakit flu burung yang menyebabkan produksi dan
penggunaan faktor-faktor produksi belum optimal, maka perlu dicari penyelesaian
bagaimana mengoptimalkan alokasi penggunaan sumberdaya sehingga tercapai
kondisi optimal. Melihat keadaan tersebut peternakan ayam ras pedaging mitra
CV. Janu Putro harus melakukan suatu perencanaan produksi dengan menekan
biaya produksi secara tepat yang mencangkup pengelolaan input yang tepat dan
penggunaan tenaga kerja sesuai dengan kapasitas optimalnya. Adapun fokus
pengamatan dalam penelitian ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan
1. Apakah produksi ayam ras pedaging yang dihasilkan pada
masing-masing peternak telah optimal ?
2. Bagaimana alokasi penggunaan input produksi yang dapat memberikan
kondisi optimal ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahaan diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Menganalisis tingkat produksi yang optimal pada masing-masing peternak
2. Menganalisis alokasi penggunaan input-input produksi yang dapat
memberikan keuntungan maksimal
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat sebagai informasi bagi :
1. Sebagai sarana bagi peneliti untuk mempunyai pengalaman dan
pengetahuan tentang kemitraan dalam komoditi ayam ras pedaging
2. Sebagai sumber informasi bagi para peternak kecil yang mengikuti pola
serupa
3. Peternak mitra CV. Janu Putro sebagai masukan dan pertimbangan
dalam menentukan tingkat produksi dan alokasi penggunaan faktor-faktor
produksi di masing-masing peternak
4. Instansi-instansi yang terkait dalam bidang pendidikan tentang salah satu
contoh penggunaan metode program linier dalam suatu penelitian
deskriptif pada sebuah perusahaan peternakan ayam ras pedaging CV.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di peternakan mitra CV. Janu Putro,
peternakan ini mempunyai sembilan belas peternak yang tersebar dibeberapa
lokasi di Kecamatan Pamijahan. Penelitian ini akan dilakukan pada ke sembilan
belas peternak tersebut yang ada di peternakan mitra CV. Janu Putro. Pemilihan
lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), untuk mempermudah dalam pencarian informasi data yang diinginkan. Penelitian ini dilaksanakan pada
II. TINJAUAN PUSTAKA
Rasyaf (1999), mengemukakan bahwa ayam ras pedaging baru dikenal
menjelang periode 1980-an meskipun galur murninya sudah diketahui pada
tahun 1960-an ketika peternak mulai memeliharanya. Akan tetapi, ayam ras
pedaging komersial seperti sekarang ini memang baru populer pada periode
1980-an. Pada akhir periode 1980-an pemegang kekuasaan mencanangkan
penggalakan konsumsi daging ayam untuk menggantikan atau membantu
konsumsi daging ruminansia yang saat itu semakin sulit keberadaannya. Hal
tersebut membawa akibat peternakan ras pedaging bangkit dan peternak
musiman muncul. Rasyaf (2002) menyatakan bahwa ada tiga unsur dalam
beternak, yaitu : (1) unsur produksi, (2) unsur manajemen, dan (3) unsur pasar
dan pemasaran. Pengembangan ketiga unsur itulah yang menunjang
keberhasilan peternak mengelola usaha peternakannya. Rasyaf (2004) juga
menyatakan bahwa ada lima unsur manajemen produksi ayam ras pedaging,
yaitu : (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) pengarahan, (4)
pengkoordinasian, dan (5) pengendalian.
2.1. Manajemen Peternakan Ayam Ras Pedaging
Sarawati (1989), mengatakan bahwa pengelolaan (tata laksana)
merupakan suatu usaha dari peternak untuk menyediakan lingkungan hidup yang
dibutuhkan ayam, sehingga ayam tersebut mampu menunjukkan potensi secara
besar karena bibit yang baik tanpa pengelolaan yang baik tidak akan dapat
mencapai produksi yang optimum.
Menurut Bruce dan Taylor (1994), produksi adalah pembuatan suatu
barang/jasa/output/produk. Faktor produksi merupakan barang atau jasa untuk
mempermudah suatu proses produksi dan turut menentukan keberhasilan suatu
usaha. Tersedianya sarana produksi merupakan syarat mutlak yang harus
dipenuhi untuk melaksanakan proses produksi. Produksi yang tinggi dapat
dicapai bila semua faktor produksi yang ada tersedia dalam jumlah yang cukup
dan bermutu baik dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan produksinya. Faktor-faktor penting dalam produksi ayam ras
pedaging antara lain: pakan, DOC, obat-obatan, tenaga kerja dan kandang.
2.1.1. Pakan
Pakan merupakan kumpulan bahan makanan yang layak dimakan oleh
ayam dan telah disusun mengikuti aturan tertentu. Aturan itu meliputi nilai
kebutuhan gizi bagi ayam dan nilai kandungan gizi dari bahan makanan yang
digunakan.
Hasil penelitian Sulvadewi (2000) menunjukkan bahwa biaya pakan
ayam ras pedaging pada kelompok peternak plasma ”Jaya Broiler” adalah 69.59
persen. Hasil penelitian Imaduddin (2001) memperoleh biaya pakan 66.99
persen dari biaya produksi. Dari kenyataan ini dapat dilihat bahwa biaya pakan
merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yang dikeluarkan.
2.1.2. DOC (Day old chick)
Menurut surat keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No
362/Kpts/Tn.120/5/1990 yang dimakasud dengan bibit adalah ternak, telur tetas
dan embryo yang dihasilkan melalui seleksi, dan mempunyai mutu genetik yang
Ciomas Adisatwa Sukabumi menunjukkan bahwa 25.39 persen biaya produksi
adalah biaya untuk DOC.
2.1.3. Obat-obatan dan Vaksin
Obat-obatan dan vaksin yang dimaksud disini adalah obat-obatan yang
digunakan untuk pengobatan ternak yang terserang penyakit, vaksin untuk
pencegahan penyakit serta antibiotika dan vitamin yang dapat mendukung
pertumbuhan ayam sehingga dapat tumbuh secara optimal. Cara penggunaan
obat-obatan ada tiga cara yaitu melalui air minum, melalui ransum dan melalui
suntikan. Vaksin digunakan untuk mempertahankan kondisi sehat pada ternak
dan mencegah penyakit asal virus. Cara penggunaan vaksin ini ada tiga cara
pula, yaitu melalui air minum, melalui suntikan dan melalui semprotan. Hasil
penelitian Imaduddin (2001) menunjukkan bahwa obat-obatan yang sering
digunakan untuk pengobatan ternak ayam yang terserang penyakit diantaranya
Furazolidone, Sulfonamidos untuk pengobatan Pollorum, Tipoid, Paratipoid. 2.1.4. Tenaga Kerja
Hasil penelitian Imaduddin (2001) menunjukkan bahwa 1.53 persen biaya
produksi adalah biaya tenaga kerja pada peternakan rakyat. Tenaga kerja di
usaha peternakan bersifat tidak padat karya, tetapi tidak harus dan tidak selalu
padat modal. Kesibukan utama peternakan ayam ras pedaging terjadi pada saat
pemberian makanan. Selebihnya hanya menjalankan fungsi pengawasan dan
pencegahan penyakit saja. Itulah sebabnya di peternakan ayam ras pedaging
dikenal sistem ”rotasi”. Artinya pekerja atau peternak mulai bekerja dari anak
ayam, lalu berlanjut hingga kelompok usia tertua. Sementara hasil penelitian
Rommie(1998) menunjukkan bahwa 1.74 persen biaya produksi adalah biaya
2.1.5. Kandang
Kandang dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan dan
perlindungan bagi ternak, kemudahan dalam pemeliharaan dan kelancaran
proses peroduksi. Dengan kondisi kandang yang baik diharapkan dapat dicapai
efisiensi produksi ayam ras pedaging yang tinggi. Dalam penelitian Dewi (1993),
menunjukkan bahwa kepadatan kandang 10 ekor m2 menghasilkan berat karkas
yang lebih baik yaitu rata-rata 1.27 kg dibandingkan dengan kepadatan kandang
12 ekor per m2 yaitu 1.2 kg bagi ayam ras pedaging umur enam minggu.
2.2. Analisis Usaha Ayam Ras Pedaging
Rostini (1993), dari hasil penelitiannya pada usaha penggemukan ayam
ras pedaging mengatakan bahwa penggunaan biaya produksi variabel jauh lebih
besar dari pada biaya produksi tetapnya. Penggunaan biaya produksi tertinggi
untuk biaya variabel yaitu 80.88 persen per tahun dan untuk biaya tetapnya
sebesar 19.12 persen per tahun. Distribusi biaya yang dikeluarkan dalam
peternakan ayam ras padaging adalah sebagai berikut : biaya untuk pembelian
bibit atau DOC 24 persen, biaya untuk pakan 66 persen, biaya untuk tenaga
kerja 4 persen, lain-lain (penyusutan kandang dan alat, energi, pemeliharaan,
vaksinasi, dan obat-obatan) 6 persen.
Pada proses produksi ayam ras pedaging, biaya yang terbesar
dikeluarkan oleh perusahaan adalah biaya variabel, terutama biaya ransum dan
biaya DOC. Dari hasil penelitian Imaduddin (2001) persentase biaya ransum
lebih besar dari pada persentase biaya DOC dan biaya lain-lain. Untuk biaya
ransum sebesar 66.59 persen, biaya DOC 25.39 persen dan biaya lain-lain 8.02
biaya produksi yang terbesar diantara input produksi lainnya. Adapun komposisi
biaya produksi terdiri dari biaya ransum 61.40 persen, DOC 27.72 persen,
obat-obatan 3.23 persen, tenaga kerja 3.36 persen dan biaya depresiasi sebesar 4.23
persen.
Dari hasil penelitiannya, Suprapti (1989), Rostini (1993) dan Imaduddin
(2001), menghitung penerimaan peternak dari hasil usaha ayam ras padaging
berupa penjualan daging ayam, pupuk kandang, karung bekas, ransum serta
kardus box DOC. Hasil perhitungannya menunjukkan bahwa penerimaan
peternak dari hasil penjualan ayam sangat dipengaruhi oleh harga per kg daging
pada saat itu. Penerimaan terbesar berasal dari penjualan ayam yaitu berkisar
antara 99.09-99.11 persen, sedangkan dari penjualan hasil ikutan (pupuk
kandang, karung bekas, kotak kardus DOC) hanya berkisar antara 0.89-0.91
persen.
Pada bisnis ayam ras pedaging tidak semuanya mengalami keuntungan
atau kerugian. Hal ini tergantung dari besarnya penerimaan yang diperoleh dan
biaya produksi yang dikeluarkan Penelitian Suprapti (1989), menggambarkan
keadaan rata-rata penerimaan dan rata-rata biaya produksi pada usaha ternak
ayam ras pedaging CV. Setia Budi. Ditunjukkan bahwa rata-rata biaya produksi
pada usaha ternak ayam ras pedaging tersebut lebih besar dari pada
penerimaan yang diperoleh. Dengan demikian penerimaan ayam ras pedaging
tersebut menderita kerugian. Kerugian tersebut terjadi karena harga ayam ras
pedaging lebih rendah dari pada biaya produksi yang dikeluarkannya. Selain
faktor harga, berat hidup ayam ras pedaging menentukan tingkat penerimaan
peternak. Sementara hasil penelitian Imadudin (2001) dan Rostini (1993),
menggambarkan penerimaan yang diperoleh lebih besar dari biaya produksi
yang dikeluarkan, sehingga keadaan pada masing-masing perusahaan tersebut
2.3. Optimalisasi Produksi
Penelitian mengenai optimalisasi telah banyak dilakukan peneliti-peneliti
sebelumnya dengan komoditi yang berbeda, hasil penelitian Ika (2001) di CV.
Pekerja Keras menunjukkan bahwa kendala utama dalam pengalokasian
penggunaan faktor-faktor produksi di perusahaan peternakan ayam ras pedaging
adalah ketidak efisienan dalam alokasi input-input produksi yang dimiliki. Adapun
alat analisis yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode program linier
yang mana tujuan dari penggunaan input-input produksi yang dapat
memaksimumkan keuntungan yang diterima.
Rostini (1993), dari hasil penelitiannya pada usaha penggemukan ayam
ras pedaging menggunakan empat bentuk peubah yang diukur dan dianalisis
yaitu keuntungan maksimum, penerimaan total, biaya produksi total serta jumlah
dan alokasi penggunaan input-input produksi yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut. Model yang digunakan dalam penelitiannya adalah program linier.
Fungsi program linier yang digunakan yaitu fungsi maksimisasi keuntungan
dengan menggunakan dua puluh sembilan kendala. Berdasarkan hasil
sensitivitas keutungan optimal yang diterima oleh pihak perusahaan masih dapat
ditingkatkan lagi. Peningkatan keuntungan tersebut adalah sebesar 7.36 persen
dari total keuntungan pada kondisi awal sebesar 1.59 persen. Dalam penelitian
Mulatsih (1987) di usahatani terpadu menggunakan program linier dengan
metode simpleks. Kendala-kendala yang dipertimbangkan terdiri dari empat
kendala meliputi kemampuan kolam menampung kotoran ayam, kapasitas
tampung kolam terhadap bio massa ikan dan populasi ikan serta syarat-syarat
teknis pemeliharaan ikan.
Penelitian Aprido (2005), menggunakan alat analisis Program linier dalam
Indonesia, Tbk di wilayah Jabotabek. Kendala-kendala yang diperhitungkan
dalam penelitiannya adalah kendala yang menyebabkan pendistribusian dan
penyimpanan karkas berbeda dalam penggunaan sumberdaya seperti kendala
kemampuan supply gudang per periode, kebutuhan outlet per periode dan kapasitas gudang.
Berdasarkan uraian mengenai hasil penelitian di atas dapat disimpulkan
bahwa pada umumnya kendala yang dihadapi dalam proses produksi terletak
pada keterbatasan sumberdaya yang dimiliki (modal, bahan baku, jam tenaga
kerja, jam kerja mesin dan kapasitas). Hal yang membedakan penelitian yang
penulis lakukan dengan penelitian terdahulu adalah (1) Pada penelitian yang
dilakukan Ika (2001), biaya tetap dan biaya variabel dimasukkan kedalam fungsi
kendala, sementara penulis hanya memasukkan biaya variabelnya saja. (2)
Penelitian Ika (2001), hanya pada satu orang pemilik peternakan, sedangkan
penulis membahas untuk sembilan belas pemilik peternakan. CV Pekerja Keras
tempat Ika (2001) melakukan penelitian, berperan sebagai peternak dan
langsung menjual hasil output ke pasar, sementara CV Janu Putro tempat
penulis melakukan penelitian, berperan sebagai inti yang mana fungsinya hanya
sebagai penyedia sarana produksi dan memasarkan hasil output, namun usaha
budidaya ayam ras pedaging dilakukan oleh plasma yaitu peternak rakyat yang
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Tujuan perusahaan dalam melakukan aktivitasnya adalah untuk
memaksimumkan keuntungan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk
mewujudkan tujuan tadi ialah dengan menentukan kombinasi produksi yang
optimum.
3.1.1. Produksi dan Kombinasi Produksi Optimum
Menurut Assuari (1999), produksi didefinisikan sebagai semua kegiatan
dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau yang
menstransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang
berupa barang dan jasa. Proses produksi dimulai dengan adanya permintaan
barang atau jasa, penyediaan input yang mendukung, proses transformasi dan
terciptanya hasil produk barang dan jasa (output).
Output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan tergantung pada jumlah
faktor produksi (input) yang digunakan dalam produksi. Hubungan penggunaan
input dan ouput ini dapat dicirikan menggunakan suatu fungsi produksi. Fungsi
produksi adalah hubungan antara masukan dengan keluaran (artinya : teknologi
produksi) yang dinyatakan secara numerik atau sistematis (Nicholson, 1995).
Dalam bentuk matematika sederhana, fungsi produksi dapat dituliskan
sebagai berikut :
Y = f (X1, X2, X3,……, Xn)
Xi = Faktor-faktor produksi (input)
f = Bentuk hubungan yang mentransformasikan input kedalam
output
Berdasarkan hubungan antara faktor produksi dan produksi pada fungsi
produksi maka hal tersebut merupakan konsep efisiensi teknis. Penggunaan
fungsi produksi dalam memproduksi output akan dikatakan efisien secara teknis
apabila penggunaan fungsi produksi tersebut dapat menghasilkan suatu produksi
yang maksimal. Menurut Nicholson (1995), seseorang pengusaha mencapai
keuntungan maksimal bila telah menentukan pilihan kombinasi faktor-faktor
produksi secara optimal. Optimalisasi penggunaan fungsi produksi pada
prinsipnya adalah bagaimana penggunaan faktor-faktor produksi dilakukan
seefisien mungkin (Soekartawi, 1994). Dengan kata lain efisiensi akan tercapai
pada saat penggunaan faktor-faktor produksi sudah optimal.
Hubungan fisik antara input dan output dapat digambarkan suatu fungsi
produksi seperti pada Gambar 1. Berdasarkan elastisitas produksi, daerah
produksi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Daerah I (daerah irrasional atau kenaikan hasil yang semakin bertambah),
daerahyang elastisitas produksi > 1. Produk Marjinal (PM) mencapai titik
maksimal dam kemudian mengalami penurunan, namun penurunan tersebut
masih lebih besar dari Produk Rata-Rata (PR). PM akan mempunyai nilai
yang sama dengan PR pada saat PR maksimal.
2. Daerah II (daerah rasional atau kenaikan hasil tetap), daerah yang elastisitas
produksinya antara 0 dan 1. Keuntungan maksimal akan tercapai karena
faktor-faktor produksi telah digunakan secara maksimal.
3. Daerah III (daerah irrasional atau kenaikan hasil menurun), daerah yang
ditunjukkan oleh PM yang bernilai negatif dan faktor produksi yang sudah
dipakai sudah tidak efisien.
Hubungan fisik antara faktor produksi dengan produksi dapat digambarkan dalam
suatu proses produksi seperti pada Gambar 1.
Y
PT
DAERAH I DAERAH II DAERAH III
Xn
Y
PR
X1 X2 X3
PM
Xn
Gambar 1. Elastisitas Produksi dan Daerah-daerah Produksi (PM = Produk
Marjinal, PR = Produk Rata-Rata dan PT = Produk Total)
Sumber : Lipsey
et. al
. (1987)
[image:45.596.114.429.204.599.2]Agar dapat memaksimumkan keuntungan maka perusahaan harus
melakukan produksi pada tingkat optimal. Penentuan kombinasi produksi
optimum dijelaskan melalui kurva kemungkinan produksi (production possibility curve ) dan garis isorevenue. Kurva kemungkinan produksi (KKP) menunjukkan semua kombinasi keluaran (output) yang dapat dihasilkan oleh satuan ekonomi
tertentu dengan menggunakan sumberdaya yang sudah tertentu jumlahnya
(Nicholson, 1995). Dengan kata lain, KKP adalah suatu kurva yang dapat
menjelaskan tentang kombinasi produk atau output yang dapat dihasilkan melalui
penggunaan sumberdaya dalam jumlah tertentu secara efisien. KKP juga disebut
isoresource curve karena masing-masing titik dalam kurva tersebut menunjukkan kombinasi output yang dapat dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input
yang sama. Sebaliknya garis isorevenue adalah memberikan penerimaan tertentu kepada perusahaan.
Output X
2A
u
C
[image:46.596.115.397.408.662.2]
Gambar 2. Memaksimumkan Penerimaan dengan Tingkat Produksi Tertentu Sumber : Nicholson, Water. 1995.
b
E
a
w
s
TR
2TR
1Keterangan :
OAEB : kombinasi produksi yang dapat dicapai C : kombinasi produksi yang tidak dapat dicapai u, x,w : output X2
t,r,v : input X1
a : titik kombinasi produksi X1 sebesar t dengan X2 sebesar u b : titik kombinasi produksi X1 sebesar v dengan X2 sebesar w E : titik kombinasi produksi optimum
TR1 : total penerimaan pada saat berproduksi X1 sebanyak v dan X2 sebesar w TR2 : total penerimaan pada saat berproduksi X1 sebanyak r dan X2 sebanyak r
Perusahaan diasumsikan menggunakan sumberdaya yang ada untuk
memproduksi dua barang yaitu X1 dan X2 (Gambar 1). KKP antara X1 dan X2
ditunjukkan oleh daerah OAEB. Batas kemungkinan produksi (production possibility boundary) yang membatasi antara kombinasi produksi yang dapat dicapai dengan yang tidak dapat dicapai diperlihatkan oleh AEB. Titik di sebelah
kiri bawah kurva merupakan kombinasi produk yang dapat dicapai tanpa
menghabiskan sumberdaya yang tersedia. Sedangkan titik-titik di kanan atas
kurva merupakan kombinasi produk yang tidak dapat dicapai karena tidak
cukupnya sumberdaya untuk memproduksi kedua jenis barang tersebut.
Menurut Lipsey (1987), batas kemungkinan produksi mengutarakan tiga
konsep, yaitu :
1. Kelangkaan (scarcity). Diperlihatkan oleh kombinasi-kombinasi yang tidak bisa dicapai melebihi batas.
2. Pilihan (choice). Ditunjukkan oleh kebutuhan memilih dari sekian titik-titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang batas
3. Biaya peluang (opportunity cost). Diperlihatkan dengan kemiringan batas tersebut kekanan bawah
Kelangkaan menyebabkan adanya pilihan-pilihan dan setiap pilihan
mencerminkan biaya peluangnya. Akibat keterbatasan sumberdaya, keputusan
produksi barang lain X2. hal ini mencerminkan konsep opportunity cost, yakni suatu ukuran yang menyatakan jumlah barang lain yang harus dikorbankan untuk
menambah barang X sebesar satu satuan. Bentuk KKP yang cembung
melambangkan peningkatan biaya peluang (increasing opportunity cost) dalam memproduksi kedua komoditi tersebut.
Titik E yaitu titik pada saat KKP bersinggungan dengan garis isorevenue merupakan titik kombinasi produksi yang optimum. Pada Gambar 1 perusahaan
berproduksi barang X1 sebesar r dan barang X2 sebesar s, sehingga total
penerimaan yang diterima perusahaan maksimal, yaitu sebanyak TR2. Kombinasi
produksi di titik a yaitu pada saat perusahaan memproduksi X1 sebesar t dan X2
sebesar u bukanlah kombinasi produksi optimal, karena total penerimaan yang
dihasilkan lebih rendah dari TR2. begitu pula pada saat perusahaan melakukan
kombinasi di titik b yaitu produksi X1 sebanyak v dan X2 sebanyak w maka akan
didapat total penerimaan sebesar TR1 yang lebih sedikit dibandingkan dengan
TR2.
3.1.2 Teori Optimalisasi
Optimalisasi adalah pendekatan normatif dengan mengidentifikasikan
penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik
maksimum atau minimum suatu fungsi tujuan. Perilaku optimalisasi yang
dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai keuntungan maksimum dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Maksimisasi, yaitu menggunakan atau mengalokasikan masukan yang
sudah tertentu untuk mendapatkan keuntungan maksimal (contsrained output maxsimaztion)
2. Minimisasi, yaitu menghasilkan tingkat output tertentu dengan
Secara umum, jenis persoalan optimalisasi ini meliputi optimalisasi tanpa
kendala dan optimalisasi dengan kendala. Dalam optimalisasi tanpa kendala,
faktor-faktor yang menjadi kendala terhadap fungsi tujuan diabaikan sehingga
dalam menentukan nilai maksimum atau minimum tidak terdapat
batasan-batasan terhadap berbagai pilihan X yang tersedia. Pada kasus yang tidak
dibatasi, kondisi order pertama menyatakan bahwa setiap kegiatan yang
berkontribusi terhadap sasaran pelaku ekonomi harus ditingkatkan sampai titik
dimana kontribusi marjinal dari peningkatan lebih lanjut adalah nol. Dalam istilah
matematis istilah kondisi order pertama untuk sebuah optimum mengharuskan
semua derivatif parsial sama dengan nol (Nicholson, 1995).
Dalam menyelesaikan optimalisasi berkendala, telah terdapat beberapa
tekhnik optimalisasi seperti metode regresi berganda dan metode program linier.
Metode regresi berganda menggunakan asumsi bahwa faktor-faktor produksi
yang dapat mewakili variabel-variabel yang mempengaruhi hasil produksi dan
data tersebar normal. Metode ini menggunakan persamaan yang melibatkan dua
atau lebih variabel, dimana variabel yang satu variabel yang dijelaskan (Y) dan
yang lain disebut variabel yang menjelaskan (X). Sementara metode program
linier merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah
optimalisasi berkendala di mana fungsi tujuan maupun kendala adalah fungsi
linier. Metode ini dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan bantuan
komputer untuk menghasilkan solusi yang cepat dan akurat bagi para praktisi
manajemen perusahaan. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini
3.1.3. Program Linier
Program linier berguna dalam membantu manajer untuk merencanakan
dan mengambil keputusan relatif dari pengalokasian sumberdaya. Program linier
dapat diterapkan secara luas untuk memecahkan masalah-masalah di bidang
ekonomi, pertanian, kemiliteran, transportasi, bisnis, industri dan sebagainya.
Dalam merumuskan suatu persoalan atau permasalahan yang di hadapi
kedalam model program linier, terdapat karekteristik-karakteristik yang harus
dipenuhi yaitu (Nasendi dan anwar, 1985):
1. Ada tujuan yang akan dicapai secara tegas dan jelas
2. Terdapat berbagai alternatif kegitan untuk mencapai tujuan tersebut
3. Terbatasnya sumberdaya yang tersedia
4. Dapat dirumuskan secara kuantitatif
5. Adanya keterkaitan antar variabel
Menurut Nicholson (1995), program linier mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dari program linier adalah :
1. Mudah dilaksanakan apabila menggunakan alat bantu komputer
2. Dapat memakai banyak variabel sehingga berbagai kemungkinan untuk
memperoleh pemanfaatan sumberdaya yang optimum dapat tercapai
3. Fungsi tujuan dapat di fleksibelkan sesuai dengan tujuan penelitian atau
berdasarkan data yang tersedia
Kelemahan dari program linear adalah sulitnya analisis dengan banyak
variabel jika tidak tersedia alat bantu komputer. Kelemahan lainnya adalah tidak
diperhitungkan adanya economic of scale untuk memenuhi asumsi linearitas. Oleh karena itu. Program linier kurang mewakili keadaan yang sebenarnya.
Program linier terdiri dari fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan adalah
fungsi yang menggambarkan sasaran atau tujuan dalam permasalahan program
memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Fungsi kendala adalah
bentuk penyajian secara matematis kendala-kendala kapasitas yang tersedia
yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan.
Dalam kehidupan nyata terdapat ketidakpastian akibat kondisi yang selalu
berubah. Oleh karena itu dibutuhkan analisis sensitivitas untuk mengetahui
sejauh mana perubahan tersebut mempengaruhi solusi optimal. Pada dasarnya
analisis sensitivitas dirancang untuk mempelajari akibat perubahan dalam
parameter model program linier terhadap pemecahan optimum (Taha, 1996).
Perubahan tersebut meliputi perubahan kapasitas sumberdaya (nilai sebelah
kanan dari masing-masing kendala), perubahan pada koefisien fungsi kendala,
penambahan variabel baru serta penambahan fungsi kendala baru. Analisis ini
memberikan karakteristik dinamis pada model yang memungkinkan analis
mempelajari perilaku pemecahan optimum sebagai hasil dari perubahan dalam
parameter model. Sedangkan tujuan akhir dari analisis adalah untuk mengetahui
informasi mengenai pemecahan optimum yang baru dan yang dimungkinkan
(yang bersesuaian dengan perubahan dalam parameter tersebut) dengan
perhitungan tambahan yang minimal.
Analisis sensitivitas atau kepekaan digunakan untuk mengetahui
pengaruh dari perubahan tersebut terhadap kondisi optimal, dimana akan
dihasilkan suatu selang perubahan. Apabila perubahan yang terjadi masih
didalam selang maka hasil kondisi optimal relatif stabil. Selang tersebut terdiri
atas batas minimum/batas penurunan (allowable decrease) dan batas maksimum/batas kenaiakan (allowable increase). Batas minimum memperlihatkan besarnya penurunan nilai parameter atau nilai ruas kanan
kendala yang diperbolehkan. Dalam perubahan pada biaya dan harga terhadap
berada dalam selang yang diperbolehkan maka kondisi optimal tidak akan
berubah.
3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual
Tujuan suatu perusahaan dalam melakukan usahanya adalah untuk
memaksimalkan keuntungan. Akan tetapi, perusahaan menghadapi kenyataan
tentang adanya keterbatasan sumberdaya. Sumberdaya yang terbatas
mengakibatkan jumlah produksi yang dihasilkan tidak optimal. Sementara itu,
pemakaian sumberdaya secara berlebihan akan menyebabkan inefisiensi biaya
sehingga keuntungan perusahaan tidak maksimal. Oleh karena itu dalam
melakukan produksi, perusahaan membutuhkan suatu perencanaan produksi
optimal untuk dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Perencanaan produksi optimal dapat dilakukan dengan cara
mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor produksi, sehingga menghasilkan
produksi yang tinggi dan perusahaan dapat mencapai keuntungan maksimum
dengan cara melakukan optimalisasi produksi. Optimalisasi adalah serangkaian
proses untuk mendapatkan gugus kondisi yang diperlukan dan mendapatkan
hasil terbaik dalam situasi tertentu. Optimalisasi memiliki fungsi tujuan untuk
memaksimumkan nilai atau keuntungan yang dihasilkan dari proses produksi
atau fungsi tujuan meminimumkan biaya yang dikeluarkan dari proses produksi,
dengan memperhatikan kendala-kendala yang dihadapi. Oleh karena itu dalam
upaya pencapaian tujuan tersebut, kegiatan produksi selalu berusaha untuk
mengalokasikan sumberdaya-sumberdaya yang terbatas atau saling bersaing.
Terbatasnya sumberdaya yang tersedia, sulitnya mendapatkan input,
harga yang berfluktuatif, permintaan pasar yang tidak terpenuhi, maka perlu
sumberdaya sehingga tercapai kondisi optimal. Kondisi optimal diperlukan untuk
mencapai suatu perencanaan yang mapan. Perencanaan produksi optimal
diperoleh dengan menggunakan program linier. Program linier dipilih karena
memberikan penyelesaian atas keterbatasan alokasi sumberdaya yang ada.
Hasil dari pengolahan data akan memberikan suatu hasil produksi yang optimal
agar tercapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalisasi keuntungan.
Kegitan produksi aktual perusahaan kemudian dibandingkan dengan hasil
perencanaan produksi optimal dan di evaluasi apakah perusahaan sudah
melakukan produksi secara optimal atau belum. Apabila belum optimal, maka
dicari alternatif kegiatan produksi yang dapat menghasilkan keuntungan
maksimal.
Setelah itu dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui sejauh mana
solusi optimal yang diperoleh dapat diterapkan perusahaan apabila terjadi
perubahan-perubahan dalam parameter yang mempengaruhi pencapaian tingkat
keuntungan