• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.3 Populasi dan Sampel .1Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian datarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pasien ruang rawat inap kelas III RSUD Kota Cilegon. Tercatat dalam data yang peneliti dapatkan, pasien rawat inap kelas III

42

pada RSUD Kota Cilegon periode Januari s/d Mei 2016 yaitu sebanyak 1.926 pasien.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2009:81).

Teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang refresentatif dari populasi. Secara teknis ada dua cara yang dapat digunakan dalam teknik sampling, yaitu teknik sampling acak dan teknik sampling tak acak. Untuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini maka digunakan rumus “Slovin” dalam Sugiyono (2006-57). Dengan jumlah populasi sebanyak 1.926 pasien dan dengan taraf kesalahan 10%.

Berikut ini rumus menentukan ukuran sampel menurut Slovin:

Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi e = Taraf Kesalahan 𝑛 =

N

1 + Ne

2

43 Diketahui : N = 1926 e = 10% (0,1) Ditanya : n ? Jawaban: 𝑛 = 1926 1+1926(0.1)2 𝑛 = 95 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

simple random sampling. Teknik simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara memberi peluang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sekaran, 2006). Teknik ini dilakukan karena pertimbangan bahwa populasinya bervariasi, berbeda-beda karakternya dan bersifat heterogen sehingga peneliti merasa perlu memberikan peluang yang sama kepada semua anggota populasi yaitu pasien rawat inap kelas III di RSUD Kota Cilegon. Penunjukkan sampel dengan teknik simple random sampling peneliti lakukan dengan cara mengundi secara acak anggota populasi penelitian.

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating). (dalam Bungin 2009:164-168),

44

1. Editing adalah tahap memeriksa data. Data yang dikumpulkan melalui angket sebelum diolah perlu diperiksa terlebih dahulu kebenarannya (Adi, 2004:118). Tujuan editing dalam penelitian ini yaitu mengurangi kesalahan atau kekurangan yang mungkin terjadi dalam daftar pertanyaan agar tidak menyulitkan pada tahap selanjutnya. Menurut Irawan (2006:180) editing data mengacu pada kegiatan persiapan data sebelum dianalisis.

2. Coding adalah tahap pemberian identitas. Dalam penelitian ini data diberi kode misalnya Q1 untuk menunjukan pertanyaan No.1 dalam angket agar memudahkan penginputan data dalam SPSS. Bungin (2005:166) mengatakan coding adalah tahap dimana data yang telah diedit selanjutnya diklasifikasikan dan diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.

3. Tabulating adalah tahap pembuatan tabel. Jawaban yang telah diberi kode, kategori jawaban kemudian dimasukan ke dalam tabel (Narbuko dan Achmadi 2005:155). Pada penelitian ini, tabulating dilakukan untuk memudahkan dalam membaca hasil perhitungan SPSS.

Dalam penelitian kuantitatif, kegiatan analisis data adalah megelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti serta melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

45 3.5.1 Uji Validitas

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (dalam Sugiyono, 2009:121). Untuk menguji validitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi Product Moment n = Jumlah sampel

∑xy = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan

∑x = Jumlah skor dalam sebaran X

∑y = Jumlah skor dalam sebaran Y

∑x² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑y² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

Ketentuan pengujian uji validitas adalah rhitung dibandingkan dengan rtabel (dengan melihat taraf signifikansi penelitian, yakni sebesar 5% atau 0,05, dan jumlah N atau responden, barulah kita akan mendapatkan nilai rtabel) sebagai berikut :

1) Jika rhitung ≤ rtabel maka instrumen dikatakan tidak valid 2) Jika rhitung> rtabel maka instrumen penelitian dikatakan valid

r = n ∑xy − ( ∑x)( ∑y)

46 3.5.2 Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah isntrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Sugiyono (2009:121). Adapun, pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Dengan dilakukan uji reliabilitas, maka akan menghasilkan suatu instrumen yang benar-benar tepat atau akurat dan mantap. Apabila koefisien reliabilitas instrumen yang dihasilkan lebih besar, berarti instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang cukup baik (> 0,6).

Tabel 3.3

Tingkat Reliabilitas Berdasarkan nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 s/d 0,20 Kurang Reliabel

>0,20 s/d 0,40 Agak Reliabel >0,40 s/d 0,60 Cukup Reliabel >0,60 s/d 0,80 Reliabel

>0,80 s/d 1,00 Sangat Reliabel

3.5.3 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah data yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner terdistribusi normal dan tidak. Adapun uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan penghitungan One Sample Kolmogorov Smirnov Test, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

47

1) Jika Sign pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka data sampel berdistribusi tidak normal

2) Jika Sign pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data sampel berdistribusi normal

3.5.4 Pengujian Hipotesis 1. Uji t

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji T karena variabel penelitian dalam penelitian ini bersifat tunggal. Untuk melakukan pengujian hipotesis deskriptif menggunakan t-test satu sampel dan menggunakan uji pihak kanan. Menurut Sugiyono (2009:164-165), uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho)

berbunyai “lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar (>)”. Pengujian hipotesis

deskriptif ini menggunakan rumus t-test sebagai berikut:

Keterangan:

t = Nilai t yang dihitung X = Nilai rata-rata

µ˳ = Nilai yang dihipotesiskan s = Simpangan baku

n = Jumlah anggota sampel

Sementara untuk mencari ttabel maka terlebih dahulu tentukan taraf

signifikansi, misalnya (α = 0,05), kemudian dicari ttabel dengan derajat

t =X − μ˳

s

48

kebebasan (df) = n – 1. Kemudian mengacu pada ketentuan sebagai berikut :

1. Jika thitung > ttabel atau probabilitas (α uji t)<α = 0,05; maka H0 ditolak Ha diterima artinya signifikan.

2. Jika thitung ≤ ttabel atau probabilitas (α uji t) ≥α = 0,05; maka H0 diterima Ha ditolak artinya tidak signifikan.

Dokumen terkait