BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3.2. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki cirri-ciri atau karekteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenal generalisasi dari hasil penelitian.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahan dagang (trade retail) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, tercatat sebanyak 20 perusahaan sehingga populasi yang digunakan adalah 60 data laporan keuangan. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang dijadikan populasi dalam penelitian ini yaitu:
1. PT. Ace Hardware, Tbk
2. PT. Alfa Retalindo, Tbk
3. PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk
4. PT. Catur Sentosa Adipra, Tbk
5. PT. Enseval Putra Megatading, Tbk
7. PT. FKS Multi Agro, Tbk
8. PT. Multi Indo Citra
9. PT. Nusantara Infrastruktur, Tbk
10.PT. Mitra Adi Perkasa, Tbk
11.PT. Matahari Putra Prima, Tbk
12.PT. Singer Indonesia, Tbk
13.PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk
14.PT. Rimo Catur Lestari, Tbk
15.PT. Millenium Phrmacon Internasional, Tbk
16.PT. Tigaraksa Satria
17.PT. Toko Gunung Agung, Tbk
18.PT. AGIS, Tbk
19.PT. Triwira Insan Lestari, Tbk
20.PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang mempunyai dan karekteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sampel harus
merupakan representative dari sebuah populasi. Teknik yang digunakan
untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel yang ditujukan untuk tujuan tertentu dan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan (Sugiyono: 2006: 78)
Adapun kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel tersebut yaitu antara lain:
1. Perusahaan sampel adalah perusahaan dagang (trade retail) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai per 31 Desember 2009, serta yang masih aktif dalam melakukan perdagangan.
2. Perusahaan sampel adalah perusahaan dagang (trade retail) yang
mempunyai data laporan keuangan yang lengkap, valid dan telah diaudit oleh auditor independen.
3. Perusahaan dagang (trade retail) yang selama tahun 2007-2009
memperoleh laba usaha.
Berdasarkan kriteria di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan sehingga sampel yang digunakan adalah 30 data laporan keuangan.
Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini:
1. PT. Ace Hard Ware Indonesia, Tbk.
2. PT. Mitra Adi Perkasa, Tbk.
4. PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk.
5. PT. Ramayana Lestari, Tbk.
6. PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk.
7. PT. Matahari Putra Prima, Tbk.
8. PT. Tigaraksa Satria, Tbk.
9. PT. Toko Gunung Agung, Tbk.
10.PT. Triwira Insan Lestari, Tbk.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis-jenis Data Yang Diambil
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang dijadikan sampel penelitian dari tahun 2007-2009. Ditinjau dari sifatnya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Bursa Efek Indonesia yang berupa laporan keuangan perusahaan, dan capital
market directory periode 2007-2009.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan ialah dengan teknik dokumentasi, yaitu dengan cara melihat, mempelajari dan mengutip catatan-catatan yang diperoleh berupa laporan keuangan khususnya pada neraca dan laporan laba rugi.
3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Asumsi Klasik
Ghozali (2009: 159) menyatakan bahwa teknik estimasi variabel dependen yang melandasi analisis regresi disebut Ordinary Least Square
(OLS) atau pangkat terkecil biasa. Regresi dengan model estimasi OLS akan memberikan hasil yang Best Linier Unbiased Estimator (BLUE)
jika memenuhi semua asumsi klasik. Hasil asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk memastikan bahwa sebaran data yang digunakan bersifat normal. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov dan metode Shapiro Wilk.
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distibusi data mengikuti distribusi normal, berikut ini adalah pedomannya (Soemarsono, 2004: 43) adalah:
a.Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusinya adalah tidak normal.
b. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka distibusi adalah normal.
2. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamat ke pengamat yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang bersifat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009: 125).
Alat uji yang digunakan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif dalam suatu persamaan regresi dapat dilakukan dengan uji korelasi Rank Spearman (Algifari, 2000: 86).
Menurut Santoso (2002: 301) deteksi adanya heteroskedastisitas adalah:
a) Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas. b) Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas.
3. Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model linier ada korelasi antara korelasi pengganggu periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji
apakah terjadi autokorelasi atau tidak, digunakan uji Durbin-Watson (DW-Test). Suatu observasi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson terletak antara batas atas atau upper bound (du)
dan (4-du) (Ghozali, 2009: 99).
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel Watson dengan jumlah variabel bebas (k) dan jumlah data (n) sehingga diketahui dι dan dν maka dapat diperoleh distribusi daerah keputusan ada atau tidak terjadi autokorelasi. Pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (Uji Dw) dengan
ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Klasifikasi Durbin Waston
Dw Kesimpulan
Kurang dari -2 Ada Autokorelasi Positif Diantara -2 sampai +2 Tidak ada autokorelasi
Diatas +2 Ada autokorelasi negatif
Sumber: Santoso (2002: 218)
4. Multikolinearitas
Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinieritas dalam penelitian ini dengan melihat besarnya nilai variance inflation factor (VIF).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai variance
inflation factor (VIF) < 10, dan mempunyai angka tolerance
mendekati 1 maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditentukan adanya kolerasi antar variabel bebas atau bebas multikolinieritas (Ghozali, 2009: 96).
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis