• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

4.3.1. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0 For Windows

Berdasarkan dari hasil Uji analisis regresi linier berganda dengan alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS.16.0, dapat dilihat pada tabel 4.8, sebagai berikut:

Tabel 4.8. Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda Nilai Koefisien Model ( B ) (Constant) 415.844.834.635 Perputaran kas (X1) - 888.156.574 Perputaran piutang (X2) - 133.478.034.418 1 Perputaran persediaan (X3) - 9.414.572.216 Sumber : Lampiran. 6

Berdasarkan pada 4.8. dapat dibuat model persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 415.844.834.635 - 888.156.574X1 - 133.478.034.418X2 -9.414.572.216 X3

Dari model persamaan regresi linier tersebut di atas, dapat diinterprestasikan, sebagai berikut:

Konstanta (b0)

Nilai konstanta (b0) sebesar 415.844.834.635 menunjukkan bahwa,

apabila variabel perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan, konstan maka besarnya nilai laba usaha yaitu sebesar 415.844.834.635 satuan.

Konstanta (b1) Untuk Variabel Perputaran Kas (X1)

Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar - 888.156.574 nilai (b1)

yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara laba usaha (Y) dengan perputaran kas(X1) yang artinya jika nilai perputaran

turun sebesar 888.156.574 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan.

Konstanta (b2) Untuk Variabel Perputaran Piutang (X2)

Besarnya nilai koefisien regresi (b2) sebesar - 133.478.034.418 nilai

(b2) yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah

antara laba usaha (Y) dengan perputaran piutang (X2) yang artinya jika nilai

perputaran piutang (X2) naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai laba

usaha (Y) akan turun sebesar 133.478.034.418 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan.

Konstanta (b3) Untuk Variabel Perputaran Persediaan (X3)

Besarnya nilai koefisien regresi (b3) sebesar - 9.414.572.216 nilai (b3)

yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara laba usaha (Y) dengan perputaran persediaan (X3) yang artinya jika nilai

perputaran persediaan (X3) naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai

laba usaha (Y) akan turun sebesar 9.414.572.216 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan.

4.3.2. Uji Hipotesis

4.3.2.1. Uji Kesesuaian Model atau Uji F

Dari hasil Uji Kesesuaian Model atau Uji F dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS.16.0, For Windows mengenai analisis hubungan secara simultan, dapat dilihat pada tabel 4.9, sebagai berikut:

Tabel 4.9. Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model Nilai F hitung Nilai Signifikan Ketentuan Keterangan

5.806 0,004 0,05 Berpengaruh Signifikan Sumber: Lampiran. 6

Berdasarkan pada tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai F hitung sebesar 5,806 dengan tingkat taraf signifikansi sebesar 0,004 (lebih kecil dari 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang

berarti bahwa model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh dari perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap laba usaha pada perusahaan dagang (trade retail) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hipotesis pertama yang menduga bahwa perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap laba usaha pada Perusahaan Dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia teruji kebenarannya.

Dari hasil pengujian juga diperoleh nilai R square yang dapat dilihat pada tabel 4.10, sebagai berikut:

Tabel. 4.10 : Koefisien Determinasi (R square / R2) Model Summaryb

Model R Square

1 0.401

Sumber: Lampiran. 6

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukkan besarnya nilai koefisien Determinasi (R square / R2) sebesar 0,401, hal ini menunjukkan bahwa perubahan laba usaha (Y) mampu dijelaskan oleh variabel perputaran kas (X1), perputaran piutang (X2), dan perputaran persediaan (X3) sebesar 40,1%, sedangkan sisanya 59,9% dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

4.3.2.2. Uji Parsial atau Uji t

Dari hasil Uji Parsial atau Uji t dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS.16.0, For Windows mengenai analisis hubungan secara parsial, dapat dilihat pada tabel 4.11, sebagai berikut :

Tabel 4.11 : Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial Variabel t hitung Sig Correlation

partial r

2

Keterangan Perputaran kas (X1) -1,804 0,083 -0,333 0,111 Tidak berpengaruh Perputaran piutang (X2) -1,932 0,064 -0,354 0,125 Tidak berpengaruh Perputaran persediaan (X3) -2,542 0,017 -0,446 0,199 Berpengaruh

Sumber ; Lampiran. 6

Berdasarkan dari tabel 4.11 di atas dapat diinterprestasikan, yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh Perputaran Kas (X1) Terhadap Laba Usaha (Y)

Berdasarkan tabel 4.11 di atas menunjukkan besarnya nilai t hitungsebesar -1,804, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,083 (lebih besar dari 0,05), maka H1 ditolak dan H0 diterima yang berarti

perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap laba usaha.

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel perputaran kas terhadap laba usaha, dapat diketahui dengan menghitung nilai Correlation partial. Dan berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai Correlation Partial (r) = (0,333)2 = 0,111, yang berarti bahwa variabel perputaran kas mampu mempengaruhi laba usaha yaitu sebesar 0,111 atau sebesar 11,1%.

2. Pengaruh Perputaran Piutang (X2) Terhadap Laba Usaha (Y)

Berdasarkan tabel 4.11 di atas menunjukkan besarnya nilai t hitungsebesar -1,932, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,064 (lebih besar dari 0,05), maka H1 ditolak dan H0 diterima yang berarti

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel perputaran piutang terhadap laba usaha, dapat diketahui dengan menghitung nilai Correlation partial. Dan berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai Correlation Partial (r) = (0,354)2 = 0,125, yang berarti bahwa variabel perputaran piutang mampu mempengaruhi laba usaha yaitu sebesar 0,125 atau sebesar 12,5%.

3. Pengaruh Perputaran Persediaan (X3) Terhadap Laba Usaha (Y)

Berdasarkan tabel 4.11 di atas menunjukkan besarnya nilai t hitungsebesar -2,542, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017 (lebih kecil dari 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti

perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap laba usaha. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel perputaran persediaan terhadap laba usaha, dapat diketahui dengan menghitung nilai Correlation partial. Dan berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai Correlation Partial (r) = (0,446)2 = 0,199, yang berarti bahwa variabel perputaran persediaan mampu mempengaruhi laba usaha yaitu sebesar 0,199 atau sebesar 19,9%

Berdasarkan hasil Uji Hipotesis dengan menggunakan uji parsial atau uji t menunjukan bahwa besarnya kemampuan yang dimiliki oleh variabel perputaran persediaan dalam mempenaruhi laba usaha yaitu sebesar 0,199 atau sebesar 19,9% > dari besarnya kemampuan yang dimiliki oleh variabel perputaran kas yaitu sebesar 0,111 atau sebesar 11,1%, dan oleh variabel perputaran piutang yaitu sebesar 0,125 atau sebesar 12,5%, sehingga dapat diambil kesimpulan

bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap laba usaha pada perusahaan dagang (trade retail) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hipotesis kedua yang menduga perputaran persediaan yang memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap perolehan laba pada perusahaan dagang (trade retail) di Bursa Efek Indonesia yang diajukan teruji kebenarannya.

4.4. Pembahasan 4.4.1. Implikasi

Berdasarkan pada perhitungan dan pengelohan data, diketahui bahwa secara simultan perputaran kas,perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap laba usaha dengan nilai F-hitung sebesar 5,806 dengan tingkat taraf signifikansi sebesar 0,004 (lebih kecil dari 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa adanya perputaran kas yang besar serta perputaran piutang, dan perputaran persediaan yang banyak maka akan meningkatkan aktivitas dalam penjualan sehingga laba perusahaanpun dapat meningkat. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kusuma (2008).

Untuk pengujian secara parsial variabel perputaran kas terhadap laba usaha menunjukkan bahwa t-hitung sebesar -1,804, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,083 (lebih besar dari 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran kas secara individual tidak berpengaruh terhadap laba usaha. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ustianah (2007) dan Kusuma (2008). Perusahaan akan mengalami kerugian apabila semakin besarnya

kas, berarti semakin besar uang yang mengatur dalam perusahaan sehingga tingkat profitabilitas perusahaan akan turun. Demikian pula sebaliknya apabila aliran kas masuk lebih kecil dari pada aliran kas keluar yang disebabkan oleh perusahaan yang hanya mengejar profitabilitas saja, maka kas yang tersedia dalam perusahaan akan menjadi lebih kecil atau terjadi underinvestment pada kas. Tindakan demikian ini akan menempatkan perusahaan dalam keadaan illikuid apabila sewaktu-waktu terjadi tagihan hutang (Riyanto, 1997:94)

Hasil uji t pada variabel perputaran piutang terhadap laba usaha menghasilkan t hitung sebesar -1,932, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,064 (lebih besar dari 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap laba usaha. Hasil penelitian ini berlawanan dengan hasil penelitian Ustianah (2007). Keadaan ini menunjukkan bahwa semakin semakin besar perputaran piutang suatu perusahaan semakin besar pula risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang, dan jika perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang (Munawir, 2002:76).

Hasil uji t pada variabel perputaran persediaan terhadap laba usaha menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar -2,542, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017 (lebih kecil dari 0,05), sehingga dapt disimpulkan bahwa variabel perputaran persediaan secara parsial berpengaruh terhadap laba usaha. Hasil ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ustianah (2007). Karena perputaran persediaan

merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Tinggi rendahnya perputaran persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam persediaan (Riyanto, 1997:73).

Dari nilai koefisisien determinasi parsial dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap laba usaha adalah variabel perputaran kas, karena variabel perputaran kas memiliki nilai koefisien determinasi parsial yang lebih besar yaitu sebesar 0,199 atau sebesar 19,9% > dari besarnya kemampuan yang dimiliki oleh variabel perputaran kas yaitu sebesar 0,111 atau sebesar 11,1%, dan oleh variabel perputaran piutang yaitu sebesar 0,125 atau sebesar 12,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka semakin besar perolehan laba usaha.

Total perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan yang mempengaruhi laba usaha ditujukan dengan nilai koefisien determinasi sebesar 40,1%, sedangkan sisanya 59,9% merupakan variabel- variabel lain yang berpengaruh terhadap laba usaha yang tidak ikut diteliti dalam model regresi ini.

4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya

Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas mengenai faktor–faktor yang berpengaruh terhadap laba usaha, sedangkan perbedaannya yaitu dari segi variabel yang digunakan, periode penelitian dan objek penelitian, oleh karena itu penelitian sekarang bukan merupakan duplikasi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap laba usaha pada perusahaan dagang (trade retail) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan sekarang dapat terlihat dari table 4.12, sebagai berikut:

Tabel 4.12. Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian yang Dilakukan Sekarang:

No Nama

Peneliti Variabel Penelitian Hasil 1. Ustianah,

Leni (2007)

X: Perputaran Kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Y: Laba Usaha.

Hasil pengujian hipotesis variabel perputaran kas dan perputaran persediaan yang terbukti kebenarannya, sedangakan untuk variabel perputaran piutang tidak terbukti. Hasil hipotesis kedua yang memiliki pebgaruh dominan adalah perputaran persediaan.

2. Kusuma, Aditya (2008)

X: perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Y: Laba Usaha.

Pengujian hipotesis yang menyatakan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran

persediaanberpengaruh terhadap laba usaha teruji kebenarannya. Variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap laba usaha adala perputaran piutang. 3. Hastuti,

Niken (2010)

X: periode perputaran persediaan, periode perputaran piutang, periode perputaran hutang dagang, rasio lancar, leverage, pertumbuhan, penjualan dan ukuran perusahaan.

Y: profitabilitas perusahaan.

Variabel periode perputaran persediaan, periode perputaran hutang, rasio lancar, leverage, pertumbuhan, penjualan dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel ROA.

Berdasarkan uji t, variabel perputaran persediaan, periode perputaran hutang dagang, rasio lancar dan leverage memiliki koefisien regresi yang negatif, sedangkan pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan mempunyai koefisien regresi yang positif. 4. Gunarto

(2007)

X: tingkat perputaran piutang dan ringkat perputaran persediaan Y: rentabilitas ekonomi

Tingkat perputaran piutang dan tingkat perputaran persediaan mrmpunyai hubungan yang signifikan. Berdasarkan hasil uji parsial tingkat perputaran piutang berpengaruh signifikan.

5. Hernawati, Ima (2007)

X: efisiensi modal kerja, likuiditas, solvabilitas. Y: Profitabilitas.

Efisisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan terbukti kebenarannya. Secara parsial efisiensi modal kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

6. Yulistri, Imelda (2009)

X: efektifitas modal kerja dan kebutuhan modal kerja. Y: profitabilitas.

Efektiftifitas modal kerja dan kebutuhan modal kerja berpengaruh terhadap laba bersih industri barang konsumsi di BEI. Secara parsial efektivitas modal kerja dan kebutuhan modal kerja berpengaruh terhadap laba bersih industri barang konsumsi di BEI.

7. Rahmasari, Hesti (2011) X: perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan. Y: laba usaha

Secara simultan terdapat pengaruh dari perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap laba usaha pada perusahaan dagang. Secara parsial meninjukkan bahwa besarnya kemampuan yang dimiliki oleh variabel perputaran persediaannya adalah yang paling dominan terhadap laba usaha.

4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat

Berdasarkan dari tujuan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris dari pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap perolehan laba usaha pada perusahaan dagang (trade retail) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, telah tercapai.

Dari manfaat yang telah dikemukakan, maka hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi yang dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengelola modal kerjanya khususnya kas, piutang, dan persediaan beserta perputarannya. Maka untuk masa yang akan datang pihak manajemen dapat lebih cermat dan teliti dalam meningkatkan efisiensi modal kerja dan laba perusahaan.

4.4.4. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan- keterbatasan penelitian tersebut yaitu:

1. Sampel yang diambil relatif kecil, sehingga kurang dapat mengukur pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap perolehan laba usaha.

2. Pengambilan sampel yang menggunakan pendekatan purposive sampling yang berakibat pada hasil penelitian ini tidak dapat digenaralisasi secara luas untuk setiap perusahaan public di Indonesia,

dan tidak semua perusahaan yang terdaftar di BEI dijadikan sampel dalam penelitian ini hanya perusahaan kategori Dagang.

3. Dari hasil penelitian juga dapat dilihat adanya pengaruh dari variabel lain, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap laba usaha.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengelolaan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil Uji Hipotesis dengan menggunakan uji kesesuaian model atau uji F dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap laba usaha pada perusahaan dagang (trade retail) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

sehingga hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini teruji kebenarannya.

2. Selanjutnya dari hasil Uji Hipotesis dengan menggunakan uji parsial atau uji t menunjukan bahwa besarnya kemampuan yang dimiliki oleh variabel perputaran persediaan dalam mempenaruhi laba usaha, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap laba usaha pada perusahaan dagang (trade retail) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah diperoleh di atas, peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Perusahaan hendaknya lebih meningkatkan perputaran persediaan, karena berdasarkan hasil analisa kontribusinya yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap perolehan laba usaha dibandingkan perputaran kas, perputaran piutang.

2. Bagi Universitas

Dapat menambah perbendaharaan perputaran dan kepentingan ilmiah sehingga dapat dipakai sebagai acuan penelitian yang akan datang.

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan terntang pentingnya pengaruh pengelolaan modal kerja yaitu perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan terhadap perolehan laba usaha, sehingga dapat menentukan langkah-langkah yang pasti guna meningkatkan laba usaha yang ingin dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 2000, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Edisi Kedua. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting. Edisi Tujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Carl S Warren, James M Reeve, Philip E Fess, 2005, Pengantar Akuntansi. Edisi Dua Puluh Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, EdisiKeempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gunarto, 2007, Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang dan Tingkat Perputaran

Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada KPRI di Kabupaten Kudus Tahun 2004-2007. Semarang, Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

Hastuti, Niken, 2010, Analisis Pengaruh Preiode Perputaran Persediaan, Periode Perputaran Hutang Dagang, Rasio Lancar, Leverage, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran (Studi pada: Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2006-2008). Semarang, Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Hermawati, Ima, 2007. Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi di BEJ). Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Horngren, Charles T, Walter T Harrison, 1997, Akuntansi di Indonesia. Edisi Pertama. Alih Bahasa oleh Thomas H Secokusumo, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kusuma, Aditya, 2008, Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Surabaya, Skripsi. Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran”Jawa Timur.

Munawir, S, 2002, Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang, 1997, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Santoso, Singgih, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sianturi, Lamriama dan Mulyani, 2008, Pengaruh Peprputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Perusahaan Barang Konsumsi Yang terdaftar di BEI. 15 Nopember 2010, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, http://akuntansi.usu.ac.id/jurnal-akuntansi-15.html.

Soemarso, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Stice, Earl K James, James D Stice, dan Fred Skousen, 2004, Akuntansi Keuangan Menengah. Edisi Lima Belas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suad, Husnan, 2004. Manajemen Keuangan. Edisi Ke Empat, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Penerbit ALFABETA, Jakarta. Suharyadi, Purwanto, 2004, Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.

Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sulaiman, Wahid, 2004, Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Ustianah, Leni, 2007, Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta. Surabaya, Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran” Jawa Timur.

Yulistri, Imelda, 2009. Pengaruh Efektivitas dan Kebutuhan Modal Kerja Terhadap Laba Bersih Industri

Barang Konsumsi di BEI. Medan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Tabulasi Data: Perputaran Kas (X1)

Perusahaan Dagang Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007–2009 Rumus : Cash) (Average Rata - Rata Kas Sales) (Net Penjualan Kas Perputaran  Kas Rata-rata

No Nama Perusahaan Tahun Penjualan

Bersih Kas

awal tahun

Kas

akhir tahun rata-rata

Perp. Kas

2007 886.625.097.772 8.017.214.001 99.647.519.425 53.832.366.713 16,47

2008 1.279.833.912.440 99.647.519.425 96.668.475.049 98.157.997.237 13,04

1 PT. Ace Hard Ware Indonesia, Tbk

2009 1.358.774.766.612 96.668.475.049 395.771.699.900 246.220.087.475 5,52

2007 3.886.432.845.000 160.806.747.000 338.612.752.000 249.709.749.500 15,56

2008 3.468.035.874.000 338.612.752.000 278.153.222.000 308.382.987.000 11,25

2 PT. Mitra Adi Perkasa, Tbk

2009 4.112.215.038.000 278.153.222.000 189.686.754.000 233.919.988.000 17,58 2007 5.147.229.000.000 98.847.000.000 148.823.000.000 123.835.000.000 41,57 2008 5.863.988.000.000 148.823.000.000 148.636.000.000 148.729.500.000 39,43 3 PT. Hero Supermarket, Tbk 2009 6.653.396.000.000 148.636.000.000 52.743.000.000 100.689.500.000 66,08 2007 2.134.032.631.000 28.865.273.000 140.711.583.000 84.788.428.000 25,17 2008 2.711.646.084.000 140.711.583.000 37.121.081.000 88.916.332.000 30,50

4 PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk

2009 2.874.247.528.000 37.121.081.000 33.427.335.000 35.274.208.000 81,48 2007 4.892.649.000.000 552.947.000.000 693.200.000.000 623.073.500.000 7,85 2008 4.407.554.000.000 693.200.000.000 841.838.000.000 767.519.000.000 5,74 5 PT. Ramayana Lestari, Tbk 2009 4.310.395.000.000 841.838.000.000 655.450.000.000 748.644.000.000 5,76 2007 6.367.356.637.887 235.342.383.530 133.938.332.566 184.640.358.048 34,49 2008 7.392.483.649.350 133.938.332.566 347.731.566.277 240.834.949.422 30,70

6 PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk

2009 8.550.126.695.215 347.731.566.277 270.222.290.977 308.976.928.627 27,67

2007 9.768.075.000.000 1.230.858.000.000 2.763.702.000.000 1.997.280.000.000 4,89

2008 9.027.618.000.000 2.763.702.000.000 1.742.666.000.000 2.253.184.000.000 4,01

7 PT. Matahari Putra Prima, Tbk

2009 10.280.457.000.000 1.742.666.000.000 2.252.173.000.000 1.997.419.500.000 5,15

2007 3.576.414.659.112 29.134.383.078 30.873.718.451 30.004.050.765 119,20

8 PT. Tigaraksa Satria, Tbk

2008 4.353.189.838.121 30.873.718.451 27.263.463.502 29.068.590.977 149,76

2009 4.788.473.659.385 27.263.463.502 43.043.465.962 35.153.464.732 136,22

2007 1.309.585.670.158 12.425.205.355 15.836.657.915 14.130.931.635 92,68

2008 1.625.801.390.910 15.836.657.915 36.139.004.460 25.987.831.188 62,56

9 PT. Toko Gunung Agung, Tbk

2009 1.620.092.120.366 36.139.004.460 36.652.928.529 36.395.966.495 44,51

2007 110.613.078.662 190.820.375 649.308.215 420.064.295 263,32

2008 110.911.001.227 649.308.215 11.099.942.797 5.874.625.506 18,88

10 PT. Triwira Insan Lestari, Tbk

2009 143.609.421.801 11.099.942.797 972.453.400 6.036.198.099 23,79

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Tabulasi Data : Perputaran Piutang (X2)

Perusahaan Dagang Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007– 2009 Rumus : Rata Rata Piutang Bersih Kredit Penjualan Piutang Perputaran  Piutang Rata-rata

No Nama Perusahaan Tahun Penjualan

Kredit Bersih Piutang

awal tahun

Piutang

akhir tahun rata-rata

Perp. Piut

2007 13.960.327.686 13.756.655.370 19.266.356.433 16.511.505.902 0,85

2008 76.946.678.896 19.266.356.433 90.393.943.847 54.830.150.140 1,40

1 PT. Ace Hard Ware Indonesia, Tbk

2009 8.446.966.591 90.393.943.847 13.965.583.110 52.179.763.479 0,16

2007 110.813.042.000 146.506.938.000 174.542.193.000 160.524.565.500 0,69

2008 133.990.527.000 174.542.193.000 198.786.053.000 186.664.123.000 0,72

2 PT. Mitra Adi Perkasa, Tbk

2009 127.196.667.000 198.786.053.000 182.067.211.000 190.426.632.000 0,67 2007 89.107.000.000 110.894.000.000 99.845.000.000 105.369.500.000 0,85 2008 83.075.000.000 99.845.000.000 94.106.000.000 96.975.500.000 0,86 3 PT. Hero Supermarket, Tbk 2009 103.967.000.000 94.106.000.000 122.740.000.000 108.423.000.000 0,96 2007 335.475.313.000 282.518.246.000 335.488.055.733 309.003.150.867 1,09 2008 336.655.480.000 335.488.055.733 348.111.008.000 341.799.531.867 0,98

4 PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk

2009 382.134.927.000 348.111.008.000 382.153.948.143 365.132.478.072 1,05 2007 6.500.000.000 14.319.000.000 19.484.000.000 16.901.500.000 0,38 2008 2.940.000.000 19.484.000.000 13.116.000.000 16.300.000.000 0,18 5 PT. Ramayana Lestari, Tbk 2009 2.253.000.000 13.116.000.000 20.240.000.000 16.678.000.000 0,14 2007 712.144.610.113 553.974.484.052 762.402.450.504 658.188.467.278 1,08 2008 791.917.709.676 762.402.450.504 845.141.858.019 803.772.154.262 0,99

6 PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk

2009 3.028.085.821.121 845.141.858.019 3.127.822.910.145 1.986.482.384.082 1,52

2007 96.254.000.000 1.100.241.000.000 227.741.000.000 663.991.000.000 0,14

2008 45.478.000.000 227.741.000.000 691.368.000.000 459.554.500.000 0,10

7 PT. Matahari Putra Prima, Tbk

2009 30.993.000.000 691.368.000.000 167.928.000.000 429.648.000.000 0,07 2007 577.163.326.819 467.438.204.325 614.166.560.149 540.802.382.237 1,07 2008 647.481.803.437 614.166.560.149 678.531.989.131 646.349.274.640 1,00 8 PT. Tigaraksa Satria, Tbk 2009 606.628.292.751 678.531.989.131 660.301.128.400 669.416.558.766 0,91 2007 1.150.656.340 5.114.187.792 5.453.073.255 5.283.630.524 0,22 2008 1.016.683.940 5.453.073.255 5.601.309.290 5.527.191.273 0,18

9 PT. Toko Gunung Agung, Tbk

2009 583.258.492 5.601.309.290 7.122.848.547 6.362.078.919 0,09

2007 53.812.602.947 27.461.327.921 53.773.628.647 40.617.478.284 1,32

2008 69.155.864.424 53.773.628.647 69.201.029.424 61.487.329.036 1,12

10 PT. Triwira Insan Lestari, Tbk

2009 71.792.346.091 69.201.029.424 71.912.346.091 70.556.687.758 1,02

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Tabulasi Data : Perputaran Persediaan (X3)

Perusahaan Dagang Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009 Rumus : Rata Rata Persediaan Bersih Penjualan Persediaan Perputaran  Persediaan Rata-rata

No Nama Perusahaan Tahun Harga Pokok

Penjualan Persediaan awal Persediaan akhir rata-rata Perp. Pers. 2007 559.482.978.073 101.276.307.603 91.618.193.506 96.447.250.555 5,80 2008 719.448.619.067 91.618.193.506 197.983.568.202 144.800.880.854 4,97

1 PT. Ace Hard Ware Indonesia, Tbk

2009 806.337.378.080 197.983.568.202 95.569.334.714 146.776.451.458 5,49

2007 2.389.361.218.000 644.824.396.000 729.420.580.000 687.122.488.000 3,48

2008 1.626.630.202.000 729.420.580.000 1.129.799.744.000 929.610.162.000 1,75

2 PT. Mitra Adi Perkasa, Tbk

2009 2.054.321.150.000 1.129.799.744.000 1.145.508.746.000 1.137.654.245.000 1,81 2007 4.035.116.000.000 427.941.000.000 494.919.000.000 461.430.000.000 8,74 2008 4.497.313.000.000 494.919.000.000 626.283.000.000 560.601.000.000 8,02 3 PT. Hero Supermarket, Tbk 2009 5.041.558.000.000 626.283.000.000 836.502.000.000 731.392.500.000 6,89 2007 1.865.857.379.000 282.678.603.000 358.589.119.000 320.633.861.000 5,82 2008 2.346.667.542.000 358.589.119.000 471.219.597.000 414.904.358.000 5,66

4 PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk

2009 2.520.170.889.000 471.219.597.000 532.394.736.000 501.807.166.500 5,02 2007 3.568.532.000.000 353.019.000.000 498.386.000.000 425.702.500.000 8,38 2008 2.883.585.000.000 498.386.000.000 475.377.000.000 486.881.500.000 5,92 5 PT. Ramayana Lestari, Tbk 2009 2.839.025.000.000 475.377.000.000 640.758.000.000 558.067.500.000 5,09 Lampiran 3

2007 5.575.831.343.409 662.994.018.693 830.025.678.571 746.509.848.632 7,47

2008 6.469.323.123.232 830.025.678.571 922.278.487.892 876.152.083.232 7,38

6 PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk

2009 7.454.076.584.084 922.278.487.892 1.084.742.961.432 1.003.510.724.662 7,43

2007 7.188.981.000.000 790.945.000.000 906.377.000.000 848.661.000.000 8,47

2008 3.033.040.439.648 906.377.000.000 983.008.000.000 944.692.500.000 3,21

7 PT. Matahari Putra Prima, Tbk

2009 4.322.546.993.180 983.008.000.000 1.171.805.000.000 1.077.406.500.000 4,01 2007 3.158.065.347.446 362.055.174.591 476.799.686.841 419.427.430.716 7,53 2008 3.033.040.439.648 476.799.686.841 573.933.155.405 525.366.421.123 5,77 8 PT. Tigaraksa Satria, Tbk 2009 4.322.546.993.180 573.933.155.405 525.132.806.406 549.532.980.906 7,87 2007 1.167.242.760.579 29.693.522.918 44.334.986.082 37.014.254.500 31,53 2008 1.467.529.110.531 44.334.986.082 50.193.295.871 47.264.140.977 31,05

9 PT. Toko Gunung Agung, Tbk

2009 1.460.701.988.154 50.193.295.871 63.127.424.798 56.660.360.335 25,78

2007 70.437.921.603 47.673.354.749 55.098.189.243 51.385.771.996 1,37

2008 78.533.801.082 55.098.189.243 141.324.826.765 98.211.508.004 0,80

10 PT. Triwira Insan Lestari, Tbk

2009 118.216.202.109 141.324.826.765 120.107.985.042 261.432.811.807 0,45

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Tabulasi Data : Laba Usaha (Y)

Perusahaan Dagang Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009

No Nama Perusahaan Tahun Laba Usaha

2007 96.866.414.049,00

2008 164.477.191.401,00

1 PT. Ace Hard Ware Indonesia, Tbk

2009 178.200.902.320,00

2007 257.184.468.000,00

2008 303.348.599.000,00

2 PT. Mitra Adi Perkasa, Tbk

2009 307.715.711.000,00 2007 79.415.000.000,00 2008 180.677.000.000,00 3 PT. Hero Supermarket, Tbk 2009 254.956.000.000,00 2007 74.216.683.000,00 2008 108.869.436.000,00

4 PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk

2009 49.260.360.000,00

2007 367.519.000.000,00

5 PT. Ramayana Lestari, Tbk

2008 416.603.000.000,00

2009 366.545.000.000,00

2007 307.103.862.167,00

2008 363.103.862.167,00

6 PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk

2009 484.356.522.146,00

2007 401.367.000.000,00

2008 491.299.000.000,00

7 PT. Matahari Putra Prima, Tbk

2009 504.273.000.000,00 2007 81.968.272.512,00 2008 122.062.165.831,00 8 PT. Tigaraksa Satria, Tbk 2009 87.032.403.964,00 2007 8.497.680.219,00 2008 11.625.199.754,00

9 PT. Toko Gunung Agung, Tbk

2009 5.587.026.067,00

2007 30.332.307.835,00

2008 17.039.722.250,00

10 PT. Triwira Insan Lestari, Tbk

2009 5.310.920.961,00 Sumber : Bursa Efek Indonesia

Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov

DENGAN PROGRAM SPSS. 16.0. FOR WINDOWS

NPar Tests

Lampiran 5 Lampiran 5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 30 ,0000122 127292081996,93 ,104 ,084 -,104 ,571 ,900 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Uji Regresi Linier Berganda

DENGAN PROGRAM SPSS. 16.0. FOR WINDOWS

Regression

Descriptive Statistics

204,227,133,020.3667 164,494,786,366.01940 30 46.6943 57.12046 30

.7270 .44401 30

7.7653 7.76704 30 Laba usaha (Y)

Perputaran kas (X1) Perputaran piutang (X2) Perputaran persediaan (X3) Mean Std. Deviation N Variables Entered/Removedb Perputaran persediaan (X3), Perputaran kas (X1), Perputaran piutang (X2)a . Enter Model 1

Variables Entered Variables Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: Laba usaha (Y) b.

Model Summaryb

,633a ,401 ,332 134,435,422,019.74060 ,932

Model 1

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Perputaran persediaan (X3), Perputaran kas (X1), Perputaran piutang (X2) a.

Dependent Variable: Laba usaha (Y) b. ANOVAb 3,148E+023 3 1,049E+023 5,806 ,004a 4,699E+023 26 1,807E+022 7,847E+023 29 Regression Residual Total Model 1

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Perputaran persediaan (X3), Perputaran kas (X1), Perputaran piutang (X2) a.

Dependent Variable: Laba usaha (Y) b.

Uji Nonparametric Correlation Rank Spearman

DENGAN PROGRAM SPSS. 16.0. FOR WINDOWS

Lampiran 7 Coefficientsa 4.158E+011 7E+010 6,235 ,000 -888156574 5E+008 -1.8 ,083 -,333 ,788 1,269 -1.335E+011 7E+010 -1.9 ,064 -,354 ,662 1,511 -9414572216 4E+009 -2.5 ,017 -,446 ,753 1,328 (Constant) Perputaran kas (X1) Perputaran piutang

Dokumen terkait