• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

Populasi adalah seluruh objek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lansia penderita jantung koroner yang berada di Medan

Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau seluruh populasi, maka peneliti hanya meneliti sebahagian dari populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian yang lebih dikenal dengan nama sampel. Sampel adalah sebahagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak lima puluh orang.

a. Lanjut usia yang berusia 55 tahun keatas. Pemilihan rentang usia ini disesuaikan dengan definisi lansia menurut UU kesehatan, Definisi ini berpatokan pada umur harapan hidup tahun 1955 yang berkisar 61-63 tahun dan umur masa pensiun 55 tahun serta UU no. 4 tahun 1965.

b. Bertempat tinggal di kota Medan.

c. Beragama Islam.

d. Shalat lima waktu secara teratur.

2. Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sample adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu agar diperoleh sampel yang dapat mewaliki populasi

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

non random secara incidental yang berarti setiap anggota populasi tidak mendapatkan

kesempatan yang sama untuk dapat terpilih menjadi anggota sampel dimana sampel dari populasi didasarkan pada faktor kebetulan dan kemudahan dijumpainya sampel yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian (Hadi, 2000).

Menurut Hadi (2000), teknik incidental sampling memiliki kelebihan dan

kelemahan didalam membuat kesimpulan dari suatu penelitian. Kelebihan teknik ini adalah kemudahan didalam menemukan sampel, menghemat waktu, tenaga, biaya dan adanya keterandalan subjektifitas untuk melihat bahwa subjek yang dipilih sudah sesuai dengan karakteristik subjek penelitian yang telah ditetapkan.

D. Lokasi Penelitian

Peneliti mengadakan penelitian di kota Medan. Hal ini mengingat keterbatasan waktu dan tenaga peneliti, dan untuk penghematan biaya penelitian.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

penskalaan model Likert untuk skala keteraturan shalat lima waktu dan rating scale untuk

skala regulasi emosi.

Prosedur penskalaan model Likert ini didasari oleh dua asumsi (Azwar, 2000)

1. Setiap pernyataan yang ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang favorabel

atau pernyataan yang unfavorabel.

2. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi

bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.

Hadi (2000) mengemukakan bahwa skala psikologis mendasarkan diri pada

laporan-laporan pribadi. Selain itu skala psikologis memiliki kelebihan dengan asumsi sebagai berikut:

1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.

2. Apa yang dikatakan oleh subjek tentang kepada peneliti adalah benar dan dapat

dipercaya.

3. Interpretasi subjek tentang pernyataan–pernyataan yang diajukan sama dengan apa

Selain itu metode skala psikologis digunakan dalam penelitian atas dasar pertimbangan:

1. Metode skala psikologis merupakan metode yang praktis.

2. Dalam waktu yang relatif singkat dapat dikumpulkan data yang banyak.

3. Metode skala psikologis merupakan metode yang dapat menghemat tenaga dan

ekonomis.

1. Skala Keteraturan Shalat Lima Waktu.

Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat keteraturan shalat pada lansia penderita jantung koroner adalah skala keteraturan shalat yang telah dibuat oleh saudara Sutriyani (2005). Namun ada beberapa aitem yang telah dirubah sesuai kebutuhan peneliti. Adapun penggunaan alat dalam penelitian ini sudah atas sepengetahun yang bersangkutan. Skala keteraturan shalat ini memiliki koefisien korelasi 0,249-0,729 dan

hasil perhitungan reliabilitas skala keteraturan shalat diperoleh nilai koefisien korelasi 

= 0.954. Skala ini dibuat berdasarkan berdasarkan aspek-aspek keteraturan shalat dari Adi (1994) yaitu: 1. Faktor ketepatan dan disiplin, 2. Faktor kesadaran dan tanggung jawab, 3. Faktor kekuatan kehendak dan dapat mengatasi pengaruh lingkungan. Skala ini terdiri dari pernyataan dengan empat pilihan jawaban yaitu: Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S) dan Sangat Sesuai (SS). Skala disajikan dalam bentuk

pernyataan favourable (mendukung) dan unfavourable (tidak mendukung). Nilai setiap

pilihan bergerak dari 1-4, bobot penilaian untuk pernyataan favourable yaitu STS = 1, TS

TS = 3, S = 2 dan SS = 1. Untuk lebih jelasnya, cara penilaian skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1:

Gambaran Penilaian Skala Likert Pada Penelitian

BENTUK PERNYATAAN SKOR

1 2 3 4

Favourable STS TS S SS

Unfavourable SS S TS STS

Tabel 2:

Distribusi Aitem-aitem Skala Keteraturan Shalat Sebelum Uji Coba

No Aspek-aspek Keteraturan Shalat

Aitem Total

Favourable Unfavourable

1. Ketepatan dan disiplin 7, 9, 15, 18, 31, 35,

37, 43, 44. 3, 5, 12, 13, 20, 27, 33, 40, 42. 18 2. Kesadaran dan tanggung jawab 1, 11, 19, 28, 38, 48, 51, 52. 8, 14, 17, 21, 25, 26, 32, 36, 39, 53. 18 3. Kekuatan kehendak dan dapat mengatasi pengaruh lingkungan 2, 10, 16, 23, 29, 41, 46, 47,49. 4, 6, 22, 24, 30, 34, 45, 50. 17 Total 26 27 53

Ketiga faktor di atas dihubungkan dengan shalat lima waktu yaitu shalat Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya, dalam kondisi biasa dan dalam kondisi istimewa seperti sedang sibuk, bepergian, sakit, dan lelah.

2. Skala Regulasi Emosi

Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat regulasi emosi melalui skala regulasi emosi disusun Septiani (2007) dengan mengembangkan skala regulasi emosi (DERS) yang disusun oleh Gratz dan Roemer (2004). Hal ini dikarenakan agar aitem-aitem yang diterima setelah uji coba tidak sedikit dan dapat mewakili aspek-aspek regulasi emosi yang akan diukur. Pernyataan dalam skala asli DERS menggunakan istilah

‘upset’ untuk menunjukkan emosi yang dirasakan. Oleh karena itu, agar lebih dimengerti

sampel penelitian dan mencakup berbagai jenis emosi yang sering dirasakan, maka

sinonim kata ‘upset’ dalam bahasa Indonesia diubah menjadi marah, sedih, cemas dan

takut dalam skala penelitian ini. Skala regulasi emosi dibuat dengan menerjemahkan aitem-aitem dalam skala DERS dengan bantuan ahli bahasa inggris. Skala regulasi emosi yang disusun oleh Septiani (2007) ini memiliki reliabilitas 0,898.

Skala regulasi emosi disusun berdasarkan aspek-aspek regulasi emosi, yaitu

strategies to emotion regulation (Strategies), engaging in goal directed behavior (Goals),

control emotional responses (Impulse), acceptance of emotional response (Acceptance)

(Gratz & Roemer, 2004). Model skala regulasi emosi menggunakan rating scale dengan

6 pilihan jawaban. Jumlah aitem pada skala regulasi emosi terdiri dari 38 aitem. Adapun

contoh rating scale yang digunakan peneliti dalam skala regulasi emosi dapat dilihat pada

tabel 3.

Tabel 3:

Contoh rating scale regulasi emosi

Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favorable ( mendukung ) dan

unfavorable ( tidak mendukung ). Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai dengan 6.

Bobot penilaian untuk pernyataan favorable, yaitu : pilihan jawaban 1 = memiliki skor 1,

2 = 2, 3 = 3, 4 = 4, 5 = 5, 6 = 6, sedangkan bobot untuk pernyataan unfavorable yaitu :

pilihan jawaban 1 = memiliki skor 6, 2 = 5, 3 = 4, 4 = 3, 5 = 2, 6 = 1. Semakin besar perbedaan skor akhir dan skor awal pengukuran regulasi emosi menunjukkan besarnya peningkatan kemampuan regulasi emosi seseorang dan sebaliknya semakin kecil perbedaan skor akhir dan skor awal pengukuran regulasi emosi menunjukkan kecilnya peningkatan kemampuan regulasi emosi seseorang. Tabel 3 dibawah ini merupakan penyebaran aitem-aitem skala regulasi emosi.

Tabel 4:

Distribusi Aitem-aitem Skala Regulasi Emosi Sebelum Uji Coba

No Aspek-aspek Regulasi Emosi Aitem Total Favourable Unfavourable 1. Strategy 18, 19, 28 , 36 5, 24, 26, 32, 38 9 2. Goal 3, 16, 17, 30, 35, 37 8, 11, 25, 31, 33 11 3. Impulse 1, 7, 12, 15, 20 2, 10, 13, 14, 21, 27, 34 12 4. Acceptance 6, 9, 23, 29 4, 22 6 Total 19 19 38

Dokumen terkait