• Tidak ada hasil yang ditemukan

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Hadi (2002) populasi adalah seluruh penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Populasi memiliki karakteristik yang dapat diperkirakan dan diklasifikasikan sesuai dengan keperluan penelitian. Sedangkan sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci.

Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT. Telkom Divisi Regional I Medan. Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari

keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian, atau yang dikenal dengan nama sampel.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2012). Sampel harus memiliki sedikitnya satu sifat yang sama agar dapat dilakukan generalisasi (Kaplan & Saccuzo, 2005). Subjek penelitian menurut Azwar (2004) adalah sumber utama data penelitian, yaitu mereka yang memiliki data mengenai variabel yang akan diteliti. Karakteristik subjek penelitian diperlukan untuk menjamin homogenitasnya. Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Level staff/karyawan

b. Telah bekerja minimal 6 bulan

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampling adalah cara untuk menentukan sampel dalam suatu penelitian. Penentuan sampel harus memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi (Hadi, 2002). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2003). Sampel diambil sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan.

3. Jumlah Sampel Penelitian

Sugiarto (2003) berpendapat bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah 30, walaupun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti lain menganggap bahwa sampel sebesar 100

merupakan jumlah yang minimum. Menurut Azwar (2004), secara tradisional statistika menganggap jumlah sampel yang lebih dari 60 subjek sudah cukup banyak. Hadi (2002) menambahkan bahwa menetapkan jumlah sampel yang banyak lebih baik dari pada menetapkan jumlah sampel yang sedikit. Namun sesungguhnya tidak ada batasan mengenai berapa jumlah sampel ideal yang harus digunakan dalam suatu penelitian. Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 67 subjek.

D. Metode Pengumpulan Data

Alat ukur yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur (Hadi, 2002). Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode skala. Skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu (Azwar, 2009).

Menurut Azwar (2009) karakteristik dari skala psikologi yaitu: (a) Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan; (b) Dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem, maka skala psikologi selalu banyak berisi aitem-aitem; (c) Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau

salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh‐sungguh. Hanya saja jawaban yang berbeda dinterpretasikan secara berbeda pula.

Penskalaan yang digunakan dalam skala ini adalah model Likert. Penskalaan model Likert merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Pada model penskalaan ini terdapat dua jenis pernyataan, yaitu favourable dan unfavourable. Pernyataan favourable merupakan pernyataan yang mendukung objek sikap yang diungkap, sedangkan pernyataan unfavourable merupakan pernyataan yang tidak mendukung objek sikap yang hendak diungkap (Azwar, 2009).

Penelitian ini menggunakan dua skala psikologis, yaitu skala intensi turnover dan skala bullying di tempat kerja.

1. Skala Intensi Turnover

Skala intensi turnover yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek intensi yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein (1975), meliputi :

a. Perilaku (behavior). Contoh aitemnya adalah saya ingin keluar dari perusahaan ini.

b. Sasaran (target). Contoh aitemnya adalah saya ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi.

c. Situasi (situation). Contoh aitemnya adalah saya akan mencari pekerjaan lain ketika saya tidak mendapatkan promosi di perusahaan.

d. Waktu (time). Contoh aitemnya adalah pada waktu tertentu saya absen dalam bekerja.

Skala intensi turnover ini menggunakan lima pilihan jawaban yang terdiri dari Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan favourable dan unfavourable dengan rentang skor dari 1-5. Pada aitem favorable sistem penilaiannya adalah SS=5, S=4, N=3, TS=2, STS=1. Pada aitem yang unfavorable sistem penilaian dilakukan dengan sebaliknya, yaitu SS=1, S=2, N=3, TS=4, STS=5. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi tingkat intensi turnover. Sebaliknya, semakin rendah skor jawaban maka semakin rendah tingkat intensi turnover. Adapun Blue Print untuk skala intensi turnover diuraikan dalam tabel berikut :

Tabel 1. Blue Print Skala Intensi Turnover

No. Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah Aitem Bobot (%)

1 Perilaku 4, 9, 13 1, 2, 7 6 25% 2 Sasaran 6, 11, 21 3, 17, 20 6 25% 3 Situasi 5, 8, 14 10, 15, 23 6 25% 4 Waktu 12, 19, 22 16, 18, 24 6 25%

2. Skala Bullying di Tempat Kerja

Skala bullying di tempat kerja disusun berdasarkan bentuk bullying di tempat kerja menurut Einarsen, Hoel dan Notelaers (2009) yang terdiri atas 3 bentuk, yaitu : a. Work related bullying

b. Person related bullying c. Physical intimidation bullying

Setiap bentuk bullying di atas diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan dengan lima pilihan jawaban yang terdiri dari Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Setiap Bulan (SB), Setiap Minggu (SM), dan Setiap Hari (SH). Rentang skor dalam skala ini dari 1-5. Sistem penilaiannya adalah TP = 1, JR = 2, SB = 3, SM = 4, SH = 5. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi tingkat bullying yang diterima. Sebaliknya, semakin rendah skor jawaban maka semakin rendah tingkat bullying yang diterima. Adapun Blue Print untuk skala bullying di tempat kerja diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 2. Blue Print Skala Bullying di Tempat Kerja

No. Bentuk Aitem Jumlah

Aitem Bobot (%) 1 Work related bullying 1,4,6,10,13,15,19,21,22,28 10 33,4% 2 Person related bullying 2,5,9,12,16,18,23,26,29,30 10 33,3% 3 Physical intimidation bullying 3,7,8,11,14,17,20,24,25,27 10 33,3% Total 30 100%

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Dokumen terkait