• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati, agar pekerjannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.32

1. Pedoman observasi

Tabel 3.1

Lembar pengamatan penilaian keterampilan berbicara

Variabel Indikator Deskripsi Penilain ket

BB MB BSH BSB Kemampuan

mengungkapkan bahasa pada anak

1. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks

1.1anak mampu menjawab pertanyaan seperti “halo apa kabarmu”

1.2 anak mampu menjawab pertanyaan seperti “kamu lagi dimana”

31Iman Gunawan, (2015), Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktek, (Jakarta: PT Bumi Aksara), h. 179-180.

32Sugiono, (2017), Metode Penelitian Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta), h. 83.

2. Berkomunikasi secara lisan dan memiliki perbendaharaan kata

2.1 anak mampu bercakakap-cakap dengan temannya tanpa ragu- ragu dan malu seperti

“pada saat anak berbicara anak tidak gugup dan malu

2.2 anak mampu mengungkapkan kalimat yang meiliki kosakata yang baik dan benar sperti “ selamat pagi, selamat malam, sampai jumpa lagi

3. Menyusun kalimat sederhana dalam stuktur lengkap

3.1 anak mampu mengungkapkan kalimat

sederhana yan berstruktur seperti “aku akan

32

kerumahmu sebentaruntuk bermain telepon kaleng

3.2 anak mampu mengungkapkan kalimat

sederhana yang berstruktur seperti “aku bermain telepon kaleng disekolah 4. Memiliki

banyak kata kata untuk mengespresikan ide atau

perasaan pada orang lain

4.1 anak mampu mengungkapan ide atau

pemikirannya setelah pulang sekolah kita akan bermain telepon kaleng 4.2 anak mampu mengungkapkan perasaanya pada orang lain “ perasaan senang setelah

melakukan

permainan telepon kaleng

Sumber: PERMENDIKBUD NO. 137 TAHUN 2014 (LAMPIRAN 1) STANDAR ISI PAUD, h. 31, Desember 2015.

Keterangan:

BB : belum berkembang MB : mulai berkembang

BSH : berkembang sesuai harapan BSB : berkembang sangat baik

Konversi nilai skor dari indikator pengamtan BB : 1 BSH : 3

MB : 2 BSB : 4 2. Dokumentasi

Dokomentasi adalah mencari data mengenai hal hal yang ada hubungannya dengan masalah yang hendak peneliti kaji, berupa catatan, natulen rapat, agenda, dan data lain yang bersifat dokumenter.33 Juga merupakan proses pencarian, pengumpulan dan penyediaan data sebagai bukti akurat untuk memperkuat informasi yang telah diperoleh. Dokumentasi ini bisa berupa gambar ataupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh saat penelitian berlangsung.

33 Suharsimi Arikanto, (2022), Prosedur penelitian suatu pendekatakan praktek, (jakarta:

rineka cipta), h. 206.

34

E. Prosedur Penelitian

Adapun tahap-tahap prosedur pengumpulan data dalam penelitian, sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

Yaitu tahap awal sebelum memulai suatu kegiatan sebelum peneliti langsung ke lapangan untuk mengumulkan data, seperti mengurus surat izin untuk mengadakan penelitian di lokasi yang telah ditentukan.

b. Tahap penyusunan

Tahap yang dilakukan dengan tujuan agar peneliti mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data, penyusunan yang dimaksud berupa penyusunan instrument penelitian dan rubrik penilaian yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti.

c. Tahap pelaksanaan

Melakukan penelitian lapangan untuk mendapatkan data konkrit dengan menggunakan variabel-variabel yaitu pemberian skala kepada peserta didik.

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan ialah kuantitatif statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang berhubungan bagaimana cara menggambarkan, menguraikan, menjabarkan, atau mendeskripsikan data agar mudah dipahami. Statistik deskriptif juga berhubungan dengan berbagai teknik penyajian, pengorganisasian, pengumpulan, penyederhanaan, dan pengumpulan data ke bentuk yang lebih mudah dimengerti, seperti contoh dalam bentuk grafik atau tabel. (Berikut langkah-langkah dalam penyusunan distibusi frekuensi sebagai berikut)

a. Menghitung rentangan atau daerah jangkauan (Range)

Keterangan:

J : daerah jangkauan (Range)

: Nilai terbesar

b. Rata-rata hitung (mean)

̅

Keterangan:

X : Mean

Xi : Nilai tiap data N : Jumlah data c. Standar deviasi

̅ √

Ketengan:

S : stanfar deviasi Xi : Nilai tiap data

X : Mean N : Jumlah data d. Varians

36

e. Menghitung kategorisasi

Untuk mengkategorikan penerapan permainan telepon untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Mulia maka digunakan kategorisasi variabel berjenjang dengan mengacu pada sebaran dan standar deviasi dengan rumus sebagai berikut:

Rendah : x < (𝜇 − 1,0 (𝜎))

Sedang : (𝜇 − 1,0 (𝜎)) ≤ < (𝜇 + 1,0 (𝜎)) Tinggi : x ≥ (𝜇 + 1,0 (𝜎)).

keterangan:

x: skor mental sampel

𝜇: rata rata dsitribusi dalam populasi 𝜎: deviasi standar distributor populasi34

34 Awang Andi. (2022). Peningkatang Kepercayaan Diri Melalui Kegiatan Outbound Giring Balon Peserta Didik Kelas B Raudaatul Athfal Alauddin Makassar.

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

TK Mulia terletak di dusun temmateno Desa Laburasseng, Kec. Libureng Kab. Bone. Sekolah ini terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok A dan B, dan terdiri dari 2 kelas yaitu 1 kelas A dan 2 kelas B. Adapun nama kepala sekolahnya ialah Suati, S.Pd. AUD. M.Pd. Fasilitas sekolah terdiri dari ruang belajar, kantor, toilet, alat bermain (indoor dan outdoor), taman dan lemari.

TK Mulia meliki Visi yaitu terciptanya sumber daya manusia yang beriman, bertakwah, berbudi luhur, berakhlak mulia, berbudi pekerti, jujur cerdas dan terampil.

Adapun misi yaitu 1) meningkatkan kualitas tenaga usia dini, 2) menyiapkan dan memaksimalkan penggunaan dan prasarana dan pembelajaran, 3) mengoptimalkan kegiatan pembelajaran, budi pekerti pada usia dini, 4) memperluas kesempatan belajar pada anak usia dini, 5) meningkatkan efektifitas pengolahan pelajaran, 6) mengembangkan atau melestarikan lingkungan sekolah.

Selain visi misi TK Mulia juga memiliki tujuan yaitu 1) membentuk pribadi dengan menanamkan nilai- nilai moral budi pekerti, etika dengan harapan setelah dewasa menjadi insan yang berguna bagi dirinya sendiri, nusa, bangsa dan agama, 2) siswa memilki dasar dasar pengetahuan, kemampuan, keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, 3) Siswa kreatif, terampil untuk mengembangkan dirinya terus menerus.

38

B. Hasil Penelitian

1. Gambaran keterampilan berbicara sebelum diberikan permainan telepon kaleng pada anak kelompok B

Hasil penelitian pada anak kelompok B menunjukkan bahwa keterampilan berbicara pada anak dikelompok B yang berjumlah 10 anak sebelum diberikan permainan telepon kaleng yaitu belum terlihat efektif. Hal ini terlihat dari data yang dihasilkan peneliti melalui pengamatan pada saat anak diminta untuk melakukan percakapan.

Data yang diperoleh untuk melihat gambar keterampilan berbicara anak yaitu dari instrumen penelitian yang berupa pedoman observasi keterampilan berbicara pada anak kelompok B. Penelitian yang dilakukan terhadap keterampilan berbicara anak kelompok B yaitu 8 butir pengamatan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaaan Nomor 137 Tahun 2014, dengan menggunakan 4 skala penilaian yaitu, pertama BB (anak belum bisa) dengan nilai 1, MB (anak sudah mulai bisa tetapi masih sering kali terdapat kesalahan) dengan nilai 2, BSH (anak sudah bisa sesuai dengan harapan) dengan nilai 3 dan BSB (anak sudah bisa berbicara dengan sangat baik) dengan nilai 4. Hasil pretest pada penelitian Ini di laksanakan pada tanggal 18 juli 2022.

Berdasakan penelitian yang saya lakukan di TK Mulia Desa Laburasseng terdapat beberapa anak yang belum berkembangan keterampilan berbicaranya sebelum diberikan permainan telepon kaleng pada peserta didik kelompok B.

Berikut adalah hasil penelitian pretest:

Tabel 4.1

Nilai pretest keterampilan berbicara pada anak kelompok B sebelum diberikan permainan telepon kaleng

No Nama Anak Nilai Pretest

1 AH 15

2 DS 20

3 RA 16

4 AD 17

5 MD 16

6 RR 16

7 RA 18

8 MA 19

9 MR 18

10 AR 17

Keterampilan berbicara pada anak kelompok B Berdasarkan tabel 4.1 diatas, menunjukkan bahwa pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman observasi keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Mulia Desa Laburasseng sebelum diberikan permainan telepon kaleng.

40

Tabel 4.2

Perolehan Nilai Pre-test Pada Anak kelompok B Disetiap Masing-Masing Indikator

Nama anak Indikator

1 2 3 4 Skor

1.1 1.2 2.1 2.2 3.1 3.2 4.1 4.2

AH 3 2 2 3 2 2 1 2 15

AS 3 3 2 3 3 2 2 2 20

RA 2 3 2 2 1 2 1 3 16

AD 2 1 2 1 3 3 3 2 17

MA 2 2 1 2 2 3 3 1 16

RR 2 2 2 2 1 2 2 3 16

RA 3 2 2 3 3 1 1 3 18

MA 2 3 3 3 2 2 3 1 19

MR 3 3 2 2 2 2 1 3 18

AR 2 2 3 2 1 2 2 3 17

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Mulia Desa Laburasseng dalam setiap indikator masih ada beberapa yang belum maksimal. Di mana pada indikator pertama yaitu mampu Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks yang dibuktikan dengan sub indikator yaitu anak mampu menjawab pertanyaannya seperti “Halo, bagaimana kabarmu?”

tedapat 6 anak yang mendapat nilai 2 dengan kategori MB, terdapat 8 anak yang mendapat nilai 4 dengan kategori BSH. Dan adapun yang dibuktikan sub indikator yaitu anak mampu menjawab pertanyaan seperti “kamu lagi dimana” terdapat 1 anak yang mendapat skor 1 dengan kategori BB, terdapat 5 anak yang mendapat nilai 2 dengan kategori MB, terdapat 4 anak yang mendapat nilai 3 dengan kategori BSH.

Indikator yang kedua yaitu berkomunikasi secara lisan dan memiliki perbendaharaan kata, yang dibuktikan dengan sub indikator yaitu anak mampu bercakap-cakap dengan temannya secara langsung tanpa ragu dan malu seperti “ pada saat anak berbicara anak masih gugup dan tunduk, terdapat 1 anak yang mendapat skor 1 dengan kategori BB, terdapat 7 anak yang mendapat skor 2 dengan kategori BSH, terdapat 2 anak yang mendapat skor 3 dengan kategori BSH. Dan adapun yang dibuktikan sub indakator yaitu anak mampu mengungkapkan kalimat yang memiliki kosakata yang baik dan benar seperti "selamat pagi, selamat malam, sampai jumpa lagi" terdapat 1 anak yang mendapat skor 1 dengan kategori BB, terdapat 5 anak yang mendapat skor 2 dengan kategori MB, terdapat 4 anak yang mendapat skor 3 dengan kategori BSH.

Indikator yang ketiga yaitu menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan), yang dibuktikan dengan sub indikator yaitu anak mampu mengungkapkan kalimat sederhana yang terstuktur seperti "aku akan kerumahmu sebentar untuk bermain telepon kaleng" terdapat 3 anak yang mendapat skor 1 dengan kategori BB, terdapat 4 anak mendapat skor 2 dengan kategori MB, terdapat 3 anak yang mendapat skor 3 dengan kategori BSH. Dan adapun yang dibuktikan sub indikator yaitu anak mampu mengungkapkan kalimat sederhana yang terstuktur seperti "aku bermain telepon kaleng disekolah" terdapat 1 anak yang mendapat skor 1 dengan kategori BB, terdapat 7 anak yang mendapat skor 2 dengan kategori MB, terdapat 2 anak yang mendapat skor 3 dengan kategori BSH.

Indikator yang kempat yaitu memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide dan perasaan pada orang lain, yang dibuktikan dengan sub indikator yaitu anak mampu mengungkapkan ide atau pikiranya seperti kalimat

42

"Setelah pulang sekolah kita akan bermain bersama" terdapat 4 anak yang mendapat skor 1 dengan kategori BB, terdapat 3 anak yang mendapat skor 2 dengan kategori MB, terdapat 3 anak yang mendapat skor 3 dengan kategori BSH. Dan adapun yang dibuktikan sub indikator yaitu anak mampu mengungkapkan perasaannya kepada orang lain seperti perasaan senang setelah melakukan permainan telepon kaleng, terdapat 2 anak yang mendapat skor 1 dengan kategori BB, terdapat 3 anak yang mendapat skor 2 dengan kategori MB, terdapat 5 anak yang mendapat skor 3 dengan kategori BSH.

Berikut hasil analisis statistik deskriptif pada keterampilan berbicara anak sebelum diberikan permainan telepon kaleng.

a.

b. Rata rata hitung (Mean) ̅

̅

̅ ̅

Tabel 4.3

Nilai statistik deskriptif keterampilan berbicara pada anak kelompok B No. Nilai (Xi) Rata-rata ( ̅ ) (Xi - ̅ ) (Xi - ̅ )2

1 15 17.2 2,2 2,84

2 20 17,2 2,8 7,84

3 16 17,2 1,2 1,44

4 17 17,2 0,2 0,04

5 16 17,2 1,2 1,44

6 16 17,2 1,2 1,44

7 18 17,2 0,8 0,64

8 19 17,2 1,8 3,24

9 18 17,2 0,8 0,64

10 17 17,2 0,2 0,04

Jumlah 172 - 11.5 19,6

c. Nilai Standar Deviasi

̅ √

= 1,1 dibulatkan menjadi 1 d. Varians

44

e. Kategorisasi

Hasil pretest keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Mulia Desa Laburasseng Kecematan Libureng Kabupaten Bone. Diperoleh nilai terendah 15, nilai tertinggi 20, nilai rata rata17,2, dan nilai standar deviasi 1. Data pretest keterampilan berbicara pada anak kelompok B, dapat diketahui dengan mengkategorikan nilai tiap anak. Adapun interval pretest keterampilan berbicara di golongkan kedalam 3(tiga) kategori, dengan perhitungan sebagai berikut:

Rendah: x < ( σ

x < (17,2 1)) x <17,2 1

x < 16,2 = 16( dibulatkan) Sedang: ( σ < x <( + 1,0 (σ

17,2 1)) < x < 17,2+ 1,0 (1)) 17,2 1) < x < 17,2+ 1

16,2 < 18,2

16 < 18( dibulatkan) Tinggi: x > ( + 1,0 (σ

x > 17,3 + 1,0 (2)) x > 17,2 + 1

x > 18,2 = 18( dibulatkan)

Tabel 4.4

Kategorisasi pre-test keterampilan berbicara pada anak kelompok B Batas Kategori Fi Kategori Persentase

σ 1 Rendah 10%

( σ < x <( + 1,0 (σ 5 Sedang 50%

σ 4 Tinggi 40%

Jumlah 10 - 100%

Grafik 4.1 Kategori Presentase (Pre-test) keterampilan berbicara pada anak Kelompok B

Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar diagram di atas, dapat dilihat bahwa keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Mulia Desa Laburasseng hasil pretest sebelum diberikan permainan telepon kaleng, terdapat 10% anak berada pada kategori rendah yang berjumlah 1 orang, 50% anak berada pada kategori sedang yang berjumlah 5 orang dan 40% anak berada pada kategori tinggi yang berjumlah 4 orang.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa persentase dari hasil pretest berada pada kategori sedang.

10%

50%

40%

Rendah Sedang Tinggi

46

2. Gambaran keterampilan berbicara pada anak kelompok B setelah diberikan permainan telepon kaleng

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 21 juli sampai 4 agustus, menunjukkan bahwa keterampilan berbicara pada anak setelah diberikan permainan telepon kaleng mengalami perubahan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan oleh peneliti dengan menggunakan instrumen penelitian yang terdiri dari 8 butir pengamatan berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 137 tahun 2014, dengan menggunakan 4 skala penelian yaitu, pertama BB (anak belum bisa) dengan nilai 1, MB anak sudah mulai bisa tetapi masih sering kali terdapat kesalahan) dengan nilai 2, BSH (anak sudah bisa sesaui dengan harapan) dengan nilai 3 dan BSB (anak sudah bisa berbicara dengan sangat baik) dengan nilai 4.

Berdasakan penelitian yang saya lakukan di TK Mulia Desa Laburasseng terdapat beberapa anak yang sudah berkembangan keterampilan berbicaranya setelah diberikan permainan telepon kaleng pada peserta didik kelompok B. Berikut adalah hasil penelitian posttest:

Tabel 4.5

Nilai Post-test Keterampilan Berbicara pada anak Kelompok B setelah Diberikan Permainan Telepon Kaleng

No Nama Anak Nilai Post-test

1 AH 25

2 AS 32

3 RA 26

4 AD 28

5 MA 27

6 RR 28

7 RA 31

8 MA 31

9 MR 30

10 AR 29

48

Tabel 4.6

Perolehan nilai post-test pada anak disetiap masing-masing indikator

Nama anak Indikator

1 2 3 4 Skor

1.1 1.2 2.1 2.2 3.1 3.2 4.1 4.2

AN 4 3 3 4 3 3 2 3 25

AS 4 4 4 4 4 4 4 4 32

RA 4 4 3 3 3 3 4 26

AD 4 4 4 3 3 3 3 4 28

MA 3 4 3 4 3 2 4 3 27

RR 4 4 3 3 3 4 3 4 28

RA 4 4 4 4 4 4 4 3 31

MA 4 4 4 4 4 3 4 4 31

MR 4 4 4 4 3 4 3 4 30

AR 4 4 3 4 3 4 3 4 29

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Mulia Desa Laburasseng dalam setiap indikator masih ada beberapa yang belum maksimal. Dimana pada indikator pertama yaitu Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks yang dibuktikan dengan sub indikator yaitu anak mampu menjawab pertanyaannya seperti “Halo, bagaimana kabarmu?” tedapat 1 anak yang mendapat nilai 3 dengan kategori BSH terdapat 9 anak yang mendapat nilai 4 dengan kategori BSB. Dan adapun yang dibuktikan sub indikator yaitu anak mampu menjawab pertanyaan seperti “kamu lagi dimana” terdapat 1 anak yang mendapat nilai 3 dengan kategori BSH, terdapat 9 anak yang mendapat nilai 4 dengan kategori BSB.

Indikator yang kedua yaitu berkomunikasi secara lisan dan memiliki perbendaharaan kata yang dibuktikan dengan sub indikator yaitu anak mampu bercakap-cakap dengan temannya secara langsung tanpa ragu dan malu seperti

“pada saat anak bebicara anak masih gugup dan tunduk, terdapat 5 anak yang mendapat skor 3 dengan kategori BSH, terdapat 5 anak yang mendapat skor 4 dengan kategori BSH. Dan adapun yang dibuktikan sub indikator yaitu anak mampu mengungkapkan kalimat yang memiliki kosakata yang baik dan benar seperti

"selamat pagi, selamat malam, sampai jumpa lagi" terdapat 3 anak yang mendapat skor 3 dengan kategori BSH, terdapat 7 anak yang mendapat skor 4 dengan kategori BSB.

Indikator yang ketiga yaitu menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan), yang dibuktikan dengan sub indikator yaitu anak mampu mengungkapkan kalimat sederhana yang terstuktur seperti "aku akan kerumahmu sebentar untuk bermain telepon kaleng" terdapat 1 orang anak yang mendapatkan skor 2 dengan kategori MB, terdapat 6 orang anak mendapat skor 3 dengan kategori BSH, terdapat 3 anak yang mendapat skor 4 dengan kategori BSB. Dan adapun yang dibuktikan sub indikator yaitu anak mampu mengungkapkan kalimat sederhana yang terstuktur seperti "aku bermain telepon kaleng di sekolah" terdapat 1 anak yang mendapatkan skor 2 dengan kategori MB, terdapat 4 anak yang mendapatkan skor 3 dengan kategori BSH, terdapat 5 anak yang mendapatkan skor 4 dengan kategori BSB.

Indikator yang kempat yaitu memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide dan perasaan pada orang lain, yang dibuktikan dengan sub indikator yaitu anak mampu mengungkapkan ide atau pikiranya seperti kalimat

"Setelah pulang sekolah kita akan bermain bersama" terdapat 1 anak yang

50

mendapatkan skor 2 dengan kategori MB, terdapat 5 anak yang mendapatkan skor 3 dengan kategori BSH, terdapat 4 anak yang mendapatkan skor 4 dengan kategori BSB. Dan adapun yang dibuktikan sub indikator yaitu anak mampu mengungkapkan perasaannya kepada orang lain seperti perasaan senang setelah melakukan permainan telepon kaleng, terdapat 3 anak yang mendapatkan skor 3 dengan kategori BSH, terdapat 7 anak yang mendapat skor 4 dengan kategori BSB.

Berikut hasil analisis statistik deskriptif pada keterampilan berbicara pada anak kelompok setelah diberikan permainan telepon kaleng :

a. Menghitung rentangan atau daerah jangkauan (Range)

b. Nilai Mean

̅

̅

̅ ̅

Tabel 4.7

Nilai statistik deskriptif post-test preketerampilan berbicara pada anak kelompok B

No. Nilai (Xi) Rata-rata ( ̅ ) | Xi - ̅ | | Xi - ̅ |2

1 25 28,7 3,7 13,69

2 32 28,7 3,3 10,89

3 26 28,7 2,7 7,29

4 28 28,7 0,7 0,49

5 27 28,7 1,7 2,89

6 28 28,7 0,7 0,49

7 31 28,7 2,3 5,29

8 31 28,7 2,3 5,29

9 30 28,7 1,3 1,69

10 29 28,7 0,3 0,09

Jumlah 287 - 19 48,1

c. Nilai Standar Deviasi

= 2,1 dibulatkan menjadi 2

52

d. Varians

e. Kategorisasi

Hasil posttets keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Mulia Desa Laburasseng Kecematan Libureng Kabupaten Bone. Diperoleh nilai terendah 25, nilai tertinggi 32, nilai rata rata 28,7, dan standar deviasi 2. Data posttest keterampilan berbicara pada anak kelompok B, dapat diketahui dengan mengkategorikan nilai tiap anak. Adapun interval posttest keterampilan berbicara di golongkan ke dalam 3 (tiga) kategori, dengan perhitungan sebagai berikut:

Rendah : x < ( σ

x < (28,7 2)) x <28,7 2

x < 26,7= 27 ( dibulatkan) Sedang: ( σ < x <( + 1,0 (σ

28,7 2)) < x < 28,7 + 1,0 (2)) 28,7 2) < x < 28,7+ 2

26,7 < x < 30,7

27 < x < 31 ( dibulatkan) Tinggi: x > ( + 1,0 (σ

x > 30,8+ 1,0 (2)) x > 28,7 + 2

x > 30,7 = 31 (dibulatkan)

Hasil posttest keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Mulia Desa Laburasseng Kecematan Libureng Kabupaten Bone. Diperoleh nilai terendah 25, nilai tertinggi 32, nilai rata rata 28,7 dan nilai standar deviasi 2. Data posttest keterampilan berbicara pada anak kelompok B, dapat diketahui dengan mengkategorikan nilai tiap anak. Adapun interval posttest keterampilan berbicara di golongkan kedalam 3 (tiga) kategori, dengan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.8

Kategorisasi post-test keterampilan berbicara pada anak kelompok B Batas Kategori Fi Kategori Persentase

σ 1 Rendah 10%

( 1,0 (σ < x <( + 1,0 (σ 8 Sedang 80%

σ 1 Tinggi 10%

Jumlah 10 - 100%

Diagram 4.2 Kategori Presentase (post-test) keterampilan berbicara pada anak kelompok B

10%

80%

10%

Rendah Sedang Tinggi

54

Berdasarkan tabel dan gambar diagram di atas, dapat dilihat bahwa keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Mulai Desa Laburasseng hasil posttest sebelum diberikan permainan telepon kaleng , terdapat 20% anak berada pada kategori rendah yang berjumlah 2 orang, 70% anak berada pada kategori sedang yang berjumlah 7 orang dan 10% anak berada pada kategori tinggi yang berjumlah 1 orang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa persentase dari hasil posttest berada pada kategori sedang.

3. Perbedaan kemampuan berbicara sebelum dan setelah diberikan permainan telepon kaleng

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada anak kelompok B TK Mulia Desa Laburasseng, bahwa terdapat perbedaan keterampilan berbicara sebelum dan setelah diberikan permainan telepon kaleng mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil data nilai sebelum diberikan permainan telepon kaleng dan nilai setelah diberikan permainan telepon kaleng

Tabel 4.9

Perolehan Nilai Pretest-Posttest Pada Masing Masing Anak No Nama Anak Nilai Pretest Nilai posttest Selisih

1 AH 15 25 10

2 AS 20 32 12

3 RA 16 26 10

4 AD 17 28 11

5 MA 16 27 11

6 RR 16 28 12

7 RA 18 31 13

8 MA 19 31 12

9 MR 18 20 2

10 AR 17 29 12

Pada tabel 4.9 diatas menujukkan bahwa perolehan nilai masing-masing anak sebelum dan setelah diberikan permainan telepon kaleng. Dari data diatas diperoleh terlihat jelas efektivitas terhadap keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Mulia Desa Laburasseng. Hal tersebut dapat dilihat melalui grafik perolehan perbedaan nilai pretest dan posttest permainan telepon kaleng.

Grafik 4.3

Perolehan nilai keterampilan berbicara anak sebelum dan setelah diberikan permainan telepon kaleng

Berdasarkan grafik 4.3 diatas menunjukkan bahwa jelas terdapat perbedaan keterampilan berbicara sebelum dan setelah diberikan permainan telepon kaleng.

Keterampilan berbicara pada setiap anak dengan diberikan permainan telepon kaleng mengalami peningkatan yang begitu jelas pada masing-masing indikatornya.

Perbedaan nilai pretest dan posttest keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Mulia Desa Laburasseng sebelum dan setelah diberikan permainan telepon kaleng dapat dilihat dari tabel berikut ini:

0 5 10 15 20 25 30 35

AH AS RA AD MA RR RA MA MR AR

Pretest Posttest

56

Tabel 4.10

Nilai pretest dan posttest keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Mulia Desa Laburasseng melalui permainan telepon kaleng

Statistik Keterampilan berbibara pada anak kelompok B

Pretest Posttest

Nilai Terendah 15 25

Nilai tertinggi 20 32

Nilai Range 5 7

Nilai Mean 17,2 28,7

Nilai Standar deviasi 1 2,1

Nilai Varians 2,1 5,3

Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai range, mean, standar deviasi, dan varians antara nilai pretest dan posttst dari setiap indikator. Pada nilai posttest mengalami perubahan terhadap keterampilan berbicara pada anak kelopok B TK Mulia Desa Laburasseng dengan diberikannya permainan telepon kaleng. Untuk mengetahui lebih jelas lagi perbedaan keterampilan berbicara sebelum dan setelah diberikan permainan telepon kaleng dapat dilihat dari nilai range, mean, standar deviasi, dan varians pada setiap indikator instumen penelitian.

C. Pembahasan

1. Gambaran kemampuan keterampilan berbicara sebelum diberikan permainan telepon kaleng

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap keterampilan berbicara pada anak kelompok B TK Mulia Desa Laburasseng. Menunjukkan bahwa keterampilan berbicara untuk anak kelompok B belum berkembang dengan maksimal. Hal ini bisa dilihat dari nilai keterampilan berbicara sebelum diberikan

permainan telepon kaleng yaitu dengan menghitung nilai range sebesar 5, nilai mean sebesar 17,2, nilai standar sebesar deviasi 1, dan varians 2,1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan memperoleh pretest yaitu dengan skor terendah 15 sedangkan skor tinggi adalah 20. Keterampilan berbicara pada anak kelompok B masih tergolong sedang karena pembelajaran yang kurang optimal, dan anak yang kurang diberikan stimulasi dari orang tua maupun guru sehingga masih ada beberapa anak yang masih belum berkembang keterampilan berbicaranya.

Keterampilan berbicara pada setiap anak dikelompok B TK Mulia Desa Laburasseng sebelum diberikan permainan telepon kaleng pada masing-masing indikator keterampilan berbicara masih ada yang kurang maksimal. Hal tersebut terlihat pada saat memulai percakapan masih ada beberapa anak yang belum bisa menjawab pertanyaanya saat ditanya oleh temannya, anak tersebut hanya diam tanpa mengeluarkan kata-kata. Selain itu pada saat anak bercakap-cakap masih ada beberapa anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik bersama temannya, hal tersebut terjadi karena anak merasa gugup dan malu untuk mengeluarkan kata-kata saat bercakap-cakap. Selanjutnya untuk suasana kalimat yang berstruktur masih banyak anak yang belum bisa mengungkapkan kalimat yang sesuai dengan struktur kalimat yang benar, terkadang anak menggunakan kata keterangan ditengah kalimat dan ada pula anak yang menggunakan kata keterangannya di awal kalimat. Sementara dalam mengungkapkan lebih banyak kata-kata atau idenya itu masih terbatas sekali, anak-anak yang belum bisa mengekspresikan ide atau pikiranya melalui percakapan dengan temannya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara pada anak sebelum diberikan permainan telepon kaleng masih ada beberapa indikator berbicara yang belum dicapai dengan maksimal. Sejalan dengan hasil pengamatan

Dokumen terkait