METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian
D. Populasi, Sampel dan Subjek Penelitian
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan populasi, sampel dan subjek untuk diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009: hlm. 80).
1. DDR
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan Contextual Teaching Learning (CTL) Berbasis Budaya Sunda ini, memerlukan beberapa tahapan dengan menggunakan
Design Didactikal Research (DDR) yaitu mengetahui Learning Obstacle
(LO), Desain Didaktis Awal (DDA), Implementasi dan Desain Didaktis Revisi. Tahapan tersebut dikatakan selesai apabila tidak ada lagi kesulitan siswa dalam belajar. Siswa yang digunakan untuk melakukan ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
Learning Obstacle (LO) atau Kesulitan dalam belajar
Dalam mencari LO, peneliti menggunakan siswa kelas 4 dan 5 dari 2 sekolah yang berada di daerah Pandeglang yaitu SDN 09 Pandeglang dan SDN 10 Pandeglang. Siswa kelas 4 SDN 09 Pandeglang yang berjumlah 16 siswa, dan siswa kelas 5 SDN 09 Pandenglang yang berjumlah 25 siswa. Sedangkan siswa kelas 4 SDN 10 Pandeglang berjumlah 31 siswa
34
Ratu Utari Rohmah, 2016
dan siswa kelas 5 SDN 10 Pandeglang berjumlah 38 Siswa, merupakan subjek penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah siswa.S
Desain Didaktis Awal
Siswa kelas 3 SDN Tembong 2 yang berjumlah 20 siswa diantaranya 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan
Implementasi
Siswa kelas 3 SDN Penggung yang berjumlah 30 siswa diantaranya 18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan
Desain Didaktis Revisi
Siswa kelas 3 SDN Tembong 2 yang berjumlah 25 siswa diantaranya 15 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan
2. Eksperimen
a.Populasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah Serang. Namun untuk penelitian, peneliti menggunakan Sekolah Dasar wilayah Kota Serang yaitu SDN Cipare tegal.
b.Sampel Penelitian
Untuk sampel dalam penelitian ini adalah kelas III SD Negeri Cipare Tegal dengan dua kelas pararel yang telah peneliti tentukan dengan pertimbangan tertentu, sehingga subjek dalam penelitian ini termasuk dalam sampling purposive yaitu teknik penentuan subjek dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009: hlm. 85). Sampel yang digunakan peneliti adalah 15 siswa perkelas dengan kategori 5 siswa terendah, 5 siswa sedang (bila diperlukan) dan 5 siswa tertinggi. Sampel dilakukan tidak secara acak.
35
Ratu Utari Rohmah, 2016 E. Instrumen Penelitian
1. DDR
Penelitian menggunakan Design Didactical Research (DDR) memerlukan beberapa tahapan, yaitu desain didaktis awal, implementasi dan desain didaktis revisi. Tahapan pada Design Didactical Research (DDR) berhasil apabila tidak ada lagi kesulitan dalam belajar pada siswa. Berikut tahapan yang ada pada Design Didactical Research (DDR):
Desain Didaktis Awal
Pada tahap ini peneliti melihat Learning Obstacle (LO) yang sebelumnya pernah dilakukan oleh peneliti pada kelas tinggi (4 dan 5) di beberapa sekolah. Soal yang digunakan untuk mengetahui LO diberikan sebanyak 5 soal yang masing-masing sudah sesuai dengan indikator pemecahan masalah. Selanjutnya setelah diketahui hasil dari LO, peneliti melanjutkan dengan Desain Didaktis Awal (DDA) yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. DDA yang dilakukan berupa situasi alternatif untuk mengatasi LO berupa RPP dan LKS. Kemudian peneliti menganalisis soal menggunaka Anates. Berikut hasil analisis menggunakan Anates:
Implementasi Revisi DDA
Setelah mengetahui LO dan melakukan DDA, peneliti mencari LO kembali dari hasil DDA yang telah dilakukan, apabila masih ada yang kurang dan siswa masih mengalami kesulitan belajar, maka peneliti merencanakan kembali situasi pembelajaran dan mengimplementasikan berupa RPP dan LKS. Berikut hasil analisis hasil implementasi revisi DDA menggunakan SPSS 21.0
2. Eksperimen
a. Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Dalam penelitian ini, instrumen tes terdiri dari tes kemampuan awal dan postes. Hal ini digunakan untuk mengukur perkembangan kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal yang dilakukan sebelum postes adalah memberi pembelajaran terlebih dahulu menggunakan
36
Ratu Utari Rohmah, 2016
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis budaya Sunda, kemudian setelah pembelajaran siswa diberi tes.
Dalam penyusunan tes kemampuan penyelesaian masalah matematis siswa, diawali dengan penyusunan kisi-kisi soal yang mencakup subpokok bahasan, kompetensi dasar, indikator, aspek kemampuan pemecahan masalah matematis, serta jumlah butir soal. Setelah membuat kisi-kisi, dilanjutkan dengan menyusun soal disertai kunci jawaban dan pedoman penskoran untuk setiap butir soal. Kisi-kisi penulisan soal, perangkat soal, serta pedoman penskoran untuk setiap butir soal (Irmayanti, 2013 hlm. 25).
Dalam penelitian ini tes yang digunakan peneliti berupa uraian. Tes uraian akan digunakan siswa sebagai alat penghubung antara peneliti dan siswa. Tes uraian dikerjakan secara berkelompok, karena akan menimbulkan keaktifan siswa dalam proses pembelajarannya. Setelah dikerjakan secara berkelompok, siswa diminta untuk menjelaskan hasil diskusi atau pengerjaannya melalui perwakilan kelompok. Mereka akan saling tukar pikiran sehingga menambah wawasan bagi siswa itu sendiri. Setelah itu siswa diberi lembar kerja individu. Siswa diberi lembar kerja sebagai bahan tulisan apa yang telah dilakukan saat pembelajaran.
Sebelum soal yang peneliti buat diuji ke dalam kelas baik eksperimen maupun kelas kontrol, soal harus diuji kevalidannya. Seperti dalam buku Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid Arikunto, 2012 hlm. 79 (Irmayanti, 2013 hlm. 25).
1) Validitas Soal
Penelitian yang sudah dilakukan dalam menentukan Learning
Obstacle atau yang akan dilakukan dalam pengujian soal tes
awal/pretest dan tes akhir/posttest serta Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan hasil dari pertimbangan dari dosen pembimbing yaitu sebagai berikut:
37
Ratu Utari Rohmah, 2016
Tabel 3.1
Uji Validitas Instrumen
Tabel 3.2
Uji Reliabilitas Instrumen
Tabel 3.3
38
Ratu Utari Rohmah, 2016
Tabel 3.4 Daya Pembeda Soal
Tabel 3.5
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
b. Skala Disposisi
Disposisi matematika (mathematical disposition)menurut NCTM (1991) berkaitan dengan bagaimana siswa memandang dan menyelesaikan masalah, apakah percaya diri, tekun, berminat, dan
39
Ratu Utari Rohmah, 2016
berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai alternatif penyelesaian masalah. Sumarno, 2010 (Eka, 2013. hlm. 29-30) mengungkapkan bahwa disposisi matematika adalah keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika.
Berdasarkan NCTM (1989) disposisi matematika memuat tujuh komponen. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: (1) percaya diri dalam menggunakan matematika; (2) fleksibel dalam melakukan kerja matematika (bermatematika); (3) gigih dan ulet dalam mengerjakan tugas-tugas matematika; (4) memiliki rasa ingin tahu dalam bermatematika; (5) melakukan refleksi atas cara berpikir; (6) menghargai aplikasi matematika; dan (7) mengapresiasi peranan matematika.
Skala Disposisi digunakan untuk mengukur sikap, pendapatm dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, dengan skala disposisi maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable. Kemudian indikator dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala disposisi yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala disposisi yang terdiri atas lima pilihan, yaitu: selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (K), dan tidak pernah (TP)
Tabel 3.6
Kriteria Persentase Skala Disposisi
Persentase Kriteria Kriteria
P= 0% Tak Seorangpun 0%<P<25% Sebagian Kecil 25%≤P<50% Hampir Setengahnya P= 50% Setengahnya 50%<P<75% Sebagian Besar 75%≤P<100% Hampir Seluruhnya P= 100% Seluruhnya
40
Ratu Utari Rohmah, 2016
Tabel 3.7 KISI-KISI UJICOBA