• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

B. Peran Early Adopter sebagai Komunikator dalam

3. Posisi dan Fungsi Individu Early Adopter dalam

Early adopter dalam ide penangkaran Burung Jalak dalam penelitian ini adalah warga asli setempat, orang yang tinggal dalam sebuah sistem sosial, dimana mereka adalah orang yang lebih menyatu dengan anggota masyarakat dibanding si inovator sendiri. Early adopters are a more integrated part of the local social system than are innovators76. Pak Warsonodan Pak Bedjo adalah orang yang dituakan di dusun tempat ia tinggal, sering dijadika nrujukan untuk menyelesaikan masalah warganya. Posisi dan peran early adopter penelitibagimenjadiduayakni:

a) Posisi dan Fungsi Individu Early Adopter Sebagai Komunikan

Early adopter adalah seorang penerima pesan yang baik, memahami maksud dan tujuan dari inovator secara menyeluruh. Karena mereka adalah pintu gerbang pertama untuk memasukkan banyak orang kedalam proses pendifusian penangkaran Burung Jalak. “Pokoknya apa yang saya tidak tahu saya tanyakan. Karena Pak Pur sama saya tidak ada rahasia, jadi apa yang dijalankan Pak Pur dikasih tau ke saya.”(Wawancara dengan early adopter Desa Sendang Lebak Pak Bedjo, 5 Oktober 2015).

76

Pendifusian inovasi dari inovator kepada early adopter tidak hanya secara lisan, melainkan juga praktik langsung bagaimana cara menangkarkan burung. Sehingga cara tersebut sesuai dengan karakteristik inovasi yang dimiliki Rogers, yakni Triability atau triabilitas (dapat diuji coba). Merupakan tingkat apakah suatu inovasi dapat dicoba terlebih dahulu atau harus terikat untuk menggunakannya. Suatu inovasi dapat diuji cobakan pada keadaan sesungguhnya, inovasi pada umumnya lebih cepat diadopsi. Penjabaran tentang posisi dan peran early adopter sebagai berikut:

i. Antusias akan inovasi

Mereka merupakan orang yang penuh antusias akan inovasi baru yang diberikan inovator, salah satunya karena mereka memiliki passion pada hal inovasi tersebut. Sehingga para early adopter memiliki kemampuan untuk menyerap informasi lebih cepat dari anggota sistem sosial yang lain. “Biasanya ya kami ketemuan pas dilapangan, langsung mas. Ya begini, misalnya ada Jalak Suren saya yang ada masalah, saya kesana (rumah Pak Purwanto), misal belum ada Burung Jalak yang produksi pak Pur juga kesini.”(Wawancara dengan early adopter Desa Sendang Lebak Pak Warsono, 5 Oktober 2015).

Selain ajakan dari inovator, ternyata early adopter juga menyambut dengan baik akan adanya inovasi tersebut. Adanya kesamaan latar belakang sebagai penghobi kicaumania dan juga keinginan untuk maju menjadi lebih baik mendorong cepatnya pengadopsian. Karena sikap keterbukaan dari komunikan, sehingga memudahkan penyampaian suatu inovasi.

ii. Cepat dalam Pengadopsian

Pelopor/ early adopter ini adalah penjelmaan keberhasilan dan ke hati-hatian dalam menggunakan ide baru.77 Hal ini menunjukkan bahwa para pelopor adalah sample dari anggota suatu sistem sosial, karena mereka adalah orang yang biasanya memiliki kekuasaan dan dihormati. Apabila orang yang dijadikan sample saja menggunakan sebuah inovasi baru dan itu terbukti membuatnya berhasil, maka kebanyakan dari anggota sistem sosial akan menirunya. “Akhirnya mereka yang mencoba mengikuti ajakan saya, taraf hidupnya juga berubah, bisa beli motor, bangun rumah. Orang lain jadi tertarik juga ikut menangkarkan.”(Wawancara dengan early adopter Desa Sendang Lebak Pak Warsono, 5 Oktober 2015).

Berdasarkan transkrip wawancara dengan Pak Kades Warsono dapat ditarik makna bahwa beliaulah orang yang telah membuktikan inovasi dan menyebarkan ke anggota sistem sosial lainnya. Hal serupa juga di dapati dari diri Pak Bedjo, beliau menjadi orang yang di seniorkan di tempat tinggalnya, baik karena beliau adalah mantan ketua RW/ takmir masjid tetapi juga karena adalah orang yang lebih dahulu menangkarkan Burung Jalak dibanding anggota masyarakat yang lainnya. “Kalau dikira-kira ya waktunya selisih lima

77

tahun dari Pak Pur (inovator) mulai menangkarkan.”(Wawancara dengan early adopter Desa Jimbung Pak Bedjo, 5 Oktober 2015).

b) Posisi dan Peran Individu Early Adopter Sebagai Komunikator

Sebagai komunikator artinya late majority berperan dalam penyampai informasi kepada khalayak luas yang belum memahami inovasi. Karena, fungsi komunikator adalah pengutaraan pikiran dan perasaanya dalam bentuk pesan untuk membuat komunikan menjadi tahu atau berubah sikap, pendapat, dan perilakunya.78 Posisi dan peran early adopter peneliti jelaskan sebagai berikut:

i. Menjadi Bahan Rujukan Masyarakat

Pak Warsono orang yang dihormati, dan menjadi orang pertama di Desa Sendang Lebak yang memulai dan berhasil menangkarkan Burung Jalak. Ilmu pengalaman serta status di sistem sosial, beliau lebih tinggi di banding anggota sistem yang lain. “Saya kan sebagai orang yang dituakan disini, jika ada warga yang keluh kesah disini saya juga biasa dimintai saran, mau nggak mau itu juga menjadi faktor utama (kesuksesan penyebaran ide).”(Wawancara dengan early adopter Desa Sendang Lebak Pak Warsono, 5 Oktober 2015).

Oleh karena itu dijadikan tempat bertanya oleh warga yang belajar menangkarkan Burung Jalak, juga sebagai ketua dalam organisasi Kukiloarto (organisasi perkumpulan penangkar burung) di Desa Sendang Lebak. Artinya

78

inovasi penagkaran Burung Jalak ini sudah menjadi bagian dari nilai-nilai dalam sistem sosial yang diterima masyarakat. Compatibility atau kompatibilitas (keserasian) adalah tingkat keserasian dari suatu inovasi, apakah dianggap konsisten atau sesuai dengan nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan yang ada. Menurut Rogers, semakin serasi suatu inovasi dengan sistem sosial yang ada, maka semakin cepat pula pengadopsian tersebut.

“Saya kan juga mendirikan arisan burung, nama organisasinya Kukilo Arto di Kampung sini, jadi yang dibuat arisan itu bukan uang, tapi Anakan Burung Jalak, saya juga dipercayai untuk menjadi ketuanya.”(Wawancara dengan early adopter Desa Sendang Lebak Pak Warsono, 5 Oktober 2015).

Gambar 3.5 Pak Warsono/ early adopter (nomor dua dari kanan) rapat dengan staff BKSDA Jateng.

Peran sang pelopor begitu besar dalam penyebarluasan ide penangkaran Burung Jalak ini, ia adalah orang yang berkenan terhadap perubahan, dan juga memiliki empati kepada masyarakat. Seorang pelopor dalam sebuah program difusi inovasi biasanya memiliki keilmuan yang lebih baik, berkemampuan ekonomi lebih kuat.

ii. Pantang Menyerah

Dikarenakan golongan early adopter memiliki sikap terbuka terhadap perubahan dan juga orang yang berani mengambil risiko apabila ide inovasi yang dijalankannya gagal, mereka cukup memiliki kemampuan finansial untuk menanggung kegagalan inovasi tersebut. “Sejak… 1998. Itu baru di seriusi menangkarkan burung Jalak, sebelumnya juga sudah tapi belum fokus akhirnya waktu itu pernah mengalami kegagalan.”(Wawancara dengan early adopter Desa Jimbung Pak Bedjo, 5 Oktober 2015).

Kegagalan yang pernah dialami Pak Bedjo dalam menangkarkan burung Jalak bukan menjadi akhir perjalanannya, justru beliau lebih memfokuskan diri sehingga sejak tahun 1998 sampai saat ini mampu menuai hasil dari usaha menangkarkan Burung Jalak. Hal ini seperti fungsi early adopter yang dijelaskan Rogers, so the role of the early adopter is to decrease uncertainty about a new idea by adopting it, and then conveying a subjective evaluation of the innovation to near-peers.79 Setelah ide penangkaran dari sang innovator diterima oleh early adopter kemudian early adopter mempraktikkan ide

79

penangkarkan Burung Jalak, setelah berhasil barulah mereka menyebarluaskan pengalaman dan keberhasilannya tersebut kepada masyarakat di sekitarnya.

Kasus yang dialami Pak Bedjo dapat dijadikan contoh sebagai studi kasus untuk para warga desa agar berani mencoba menangkaran ide penangkaran Burung Jalak. Jelas penangkaran burung Jalak ini terbukti mampu membewa perubahan yang positif bagi kehidupan masyarakat. “… kita kan disini para penangkar sebenarnya membantu pemerintah untuk ikut melestarikan burung, seharusnya burung itu kan sudah punah. Tapi dengan tangan-tangan dingin temen-temen kan tidak jadi punah …”(Wawancara dengan early majority Desa Jimbung Pak Siswanto, 5 Oktober 2015). Perubahan baik dari segi ekonomis dari hasil penjualan Burung Jalak secara legal dan juga turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan dimana mampu menekan perburuan ilegal terhadap burung yang hidup di alam liar.