• Tidak ada hasil yang ditemukan

POSISI STRATEGIS PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO Strategi adalah upaya atau tindakan yang terencana yang

Dalam dokumen DINAS PERTANIAN 2021 (Halaman 26-33)

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

1.2 POSISI STRATEGIS PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO Strategi adalah upaya atau tindakan yang terencana yang

akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang akan ditetapkan. Oleh karena itu dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai disusun strategi Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pertanian Kab. Jeneponto 2020

27 Strategi yang dilakukan Dinas Pertanian Kab. Jeneponto untuk mencapai tujuan organisasi adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan luas tanam dan mengurangi tingkat kehilangan hasil

2. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam menjaga Tata Kelola Lahan dan Ketahanan Sumber Daya Air

3. Meningkatnya Luas Panen dan mengurangi serangan hama dan penyakit

4. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Tentang Keswan Kesmavet dan Mengupayakan Pencegahan Pengobatan Pengawasan Lalulintas Ternak

1.3 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2020 Arah kebijakan adalah fokus yang memberikan panduan arah dalam pelaksanaan strategi dalam mencapai tujuan dan sasaran. Oleh karenanya arah kebijakan menjadi point penting dalam memandu pelaksanaan strategi. Berikut adalah strategi dan arah kebijakan Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto dalam mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

Arah kabijakan Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto untuk mendukung strategi dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi adalah sebagai berikut :

1. Penguatan Sarana dan Prasarana pertanian 2. Penguatan Penerapan Teknologi Pertanian 3. Penguatan Pengelolaan Lahan dan Air 4. Penguataan Layanan Penyuluhan

5. Penguatan Penanganan Hama dan Lahan Fuso

6. Peningkatan Ketersediaan Infrastruktur Lahan dan Sumber Daya Air

7. Peningkatan Fungsi Infrastruktur Lahan dan Sumber Daya Air

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pertanian Kab. Jeneponto 2020

28 8. Peningkatan Pengelolaan Infrastruktur Lahan dan Ketahanan

Sumber Daya Air

9. Peningkatan Partisipasi Masyarakat Ketahanan Lahan dan Sumber Daya Air

10. Penguatan Sarana dan Prasarana pertanian 11. Penguatan Penerapan Teknologi Pertanian 12. Penguatan Pengelolaan Lahan dan Air 13. Penguataan Layanan Penyuluhan

14. Peningkatan Keterseiaan Lahan dan sumberdaya air 15. Peningkatan Cakupan Layanan Penyuluhan

16. Peningkatan Upaya Penanangan Hama Berbasis Kebun dan Kelompok

17. Peningkatan Upaya Penanangan Hama Berbasis Kawasan dan Gapoktan

18. Peningkatan Penerapan Teknologi Pengendalian Hama 19. Pengembangan Kerjasama Penanganan Hama

20. Penguatan Sarana dan Prasarana Peternakan 21. Peningkatan Upaya Pembinaan Produksi

22. Peningkatan Upaya Penanganan Bibit dan Pakan 23. Peningkatanan Pelayanan Kesehatan Ternak 24. Optimalisasi Pembinaan Produksi

25. Peningkatan Kesadaran Publik Tentang Keswan Kesmavet dan Pengawasan Ternak

26. Penguatan Penegakan Regulasi Tentang Keswan Kesmavet dan Pengawasan Ternak

27. Cakupan Pelayanan Keswan Kesmavet dan Pengawasan Ternak 1.4 ISU-ISU STARTEGIS DINAS PERTANIAN KAB. JENEPONTO

Berdasarkan analisis permasalahan pembangunan, maka isu-isu strategis Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto yang akan menjadi fokus penanganan adalah sebagai berikut :

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pertanian Kab. Jeneponto 2020

29 1. Peningkatan produksi, produktivitas, mutu dan nilai tambah produk pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peningkatan populasi ternak.

Kondisi poduktivitas komoditas pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan yang diproduksi oleh petani masih dibawah potensi gentiknya karena belum ditarapkannya aplikasi teknologi yang sesuai anjuran. Berdasarkan hasil penelitian dan praktek lapangan, penggunaan benih/bibit unggul diakui menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan peningkatan produksi. Selain itu sebagaian besar produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan masih belum mampu mencapai standar mutu untuk memenuhi pasar domestik maupun ekspor, oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan mutu melalui penerapan budidaya yang berdasarkan standar prosedur baku, demikian juga pada sub sektor peternakan.

2. Perubahan iklim global dan meningkatnya kerusakan lingkungan.

Dampak perubahan iklim global adalah terjadinya gangguan terhadap siklus hidrologi dalam bentuk perubahan pola dan intensitas curah hujan, kenaikan permukaan laut, serta peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam yang dapat menyebabkan terjadinya banjir dan kekeringan. Bagi sektor pertanian, dampak lanjutan dari perubahan iklim adalah bergesernya pola dan kalender tanam, perubahan keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit tanaman, serta pada akhirnya adalah penurunan produksi pertanian.

3. Ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air.

Salah satu prasarana pertanian yang saat ini keberadaannya sangat dibutuhkan adalah jaringan irigasi, kurangnya pembangunan waduk dan jaringan irigasi yang baru serta

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pertanian Kab. Jeneponto 2020

30 rusaknya jaringan irigasi yang ada mengakibatkan daya dukung irigasi bagi pertanian sangat menurun. Kerusakan ini terutama diakibatkan banjir dan erosi, kerusakan sumberdaya alam didaerah aliran sungai, bencana alam serta kurangnya pemeliharaan jaringan irigasi hingga ke tingkat usaha tani.

Tantangan yang dihadapi alam pengelolaan prasarana pengairan adalah bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perlindungan daerah aliran sungai, pemeliharaan jaringan irigasi pedesaan. Pengembangan sumber-sumber air alternatif dan berskala kecil antara lain melalui pemanfaatan teknologi pengambilan air permukaan dan bawah tanah, pembangunan dan pemeliharaan embung dan bendungan serta pemanfaatan sumber air tanah dan air hujan.

Prasarana usahatani lain yang sangat dibutuhkan masyarakat dan pedagang komoditas pertanian namun keberadaaannya masih terbatas adalah jalan usahatani, jalan produksi, pergudangan berpendingin udara untuk komoditi hortikultura, kebun dan greenhouse untuk penangkaran benih dan bibit, klinik konsultasi kesehatan tanaman, kesehatan hewan, balai informasi dan promosi pertanian serta pasar-pasar spesifik bagi komoditas.

Disisi sarana produksi, permsalahan yang dihadapi adalah belum cukup tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk, pestisida/obat-obatan, alat dan mesin pertanian hingga ke tingkat usahatani, belum berkembangnya usaha penangkaran benih/bibit secara luas hingga di sentra produksi.

4. Alih fungsi lahan serta status dan luas kepemilikan lahan Alih fungsi lahan atau konversi lahan pertanian terutama lahan sawah tidak hanya menyebabkan kapasitas produksi pangan turun, tetapi juga degradasi agroekosistem, degradasi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pertanian Kab. Jeneponto 2020

31 tradisi dan budaya pertanian, dan merupakan salah satu sebab semakin sempitnya luas garapan usahatani serta turunnya kesejahteraan petani sehingga kegiatan usahatani yang dilakukan petani tidak dapat menjamin tingkat kehidupan yang layak baginya. Selain itu status penguasaan lahan oleh sebagian besar petani belum memiliki legalitas yang kuat dalam bentuk sertifikat, sehingga lahan belum bisa dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh modal usaha melalui perbankan.

5. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan.

Kondisi masyarakat petani dihadapkan pada kecilnya skala penguasaan dan pengusahaan lahan petani yang mengakibatkan terbantasnya kemampuan petani untuk melakukan pemupukan modal melalui tabungan dan investasi.

Selain itu petani juga belum memiliki kemmapuan untuk mengakses sumber permodalan/lembaga keuangan formal, diantaranya diakibatkan oleh tidak mudahnya prosedur kredit dan ketiadaan agunan yang dipersyaratkan.

6. Lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh

Kondisi organisasi petani saat ini lebih bersifat budaya dan sebagian besar berorientasi hanya untuk mendapatkan fasilitasi pemerintah, belum sepenuhnya diarahkan untuk memanfaatkan peluang ekonomi melalui pemanfaatan aksesibilitas terhadap berbagai informasi teknologi, permodalan dan pasar yang diperlukan bagi pengembangan usahatani dan usaha pertanain. Berbagai kelembagaan petani yang sudah ada seperti kelompok tani, Gabungan Kelompok Tani, serta Perhimpunan Petani Pemakai Air dihadapkan pada tantangan ke depan untuk menjadi kelembagaan yang juga berfungsi sebagai wadah pengembangan usaha yang berbadan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pertanian Kab. Jeneponto 2020

32 hukum atau dapat berintegrasi dalam koperasi yang ada dipedesaan.

7. Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian Sumber daya manusia aparat pertanian masih kurang memuaskan, diperlukan pembenahan internal agar aparat mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara efesien dan efektif. Pembenahan mencakup upaya-upaya pergeseran sikap dan wawasan serta kompetensi aparat agar menjadi aparat yang profesional, hingga upaya penataan kelembagaan agar mampu menjawab tuntutan zaman yang terus berkembang.

8. Perbaikan citra petani dan pertanian agar kembali diminati generasi penerus.

9. Belum berkembangnya agroindustri dipedesaan, sehingga usahatani masih dominan di aspek produksi on-farm dengan tingkat pendapatan yang relatif kecil dan belum berkembangnya usaha jasa pelayanan permodalan, dan teknologi, menyebabkan citra petani dan pertanian lebih sebagai aktivitas sosial budaya tradisional, bukan sosial ekonomi yang menantang. Kondisi ini pada akhirnya kurang menarik minat generasi muda dipedesaan untuk bekerja dan berusaha dibidang pertanian, oleh karena itu perlu upaya pemantapan pengembangan agroindustri di perdesaan, disamping itu perlu juga mendorong pengembangan mekanisasi pertanian (alsin tepat guna) agar bidang pertanian lebih menarik generasi muda selain untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, nilai tambah, efesiensi dan daya saing produksi komoditas pertanian.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pertanian Kab. Jeneponto 2020

33

BAB II

Dalam dokumen DINAS PERTANIAN 2021 (Halaman 26-33)

Dokumen terkait