• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Air Tawar Gugus Pulau Desa Talise

Dalam dokumen 6. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 48-52)

D. Terumbu Karang

6.6. Penghitungan Beban Limbah dan Daya Dukung 1. Analisis Beban Limbah

6.6.3 Potensi Air Tawar Gugus Pulau Desa Talise

Keberadaan air tawar untuk pulau kecil merupakan satu faktor pembatas untuk rencana pengembangannya. Pengukuran sumberdaya air tawar yang dilakukan di gugus Pulau Desa Talise ada dua cara : pertama yaitu dilakukan pada beberapa sumur yang ada dengan menghitung tinggi air sumur pada musim kemarau dan musim hujan serta nilai tengahnya. Analisa pengukuran volume air

tawar dan penggunaannya oleh masyarakat Pulau Talise ini menggunakan teknik statistika dasar yaitu ukuran pemusatan nilai (rata-rata) dan ukuran penyebaran nilai (ragam, simpangan baku dan koefisien keragaman) serta pengukuran volume air tawar pada sumber mata air (Tabel 35).

Pengukuran tinggi muka air dilakukan pada sepuluh sumur yang ada dan dipilih dari sekian banyak sumur yang ada di Pulau Talise, dengan hasil kisaran tinggi muka air dalam sumur pada musim hujan adalah 2,33 m ± 0,063 m, sedangkan pada musim kemarau tinggi muka air sumur adalah 1,57 m ± 0,047 m. Ketinggian sumur berkisar 4 sampai 7 meter dengan diameter 1,75 meter sampai 2 meter. Hal ini berarti pada musim panas volume air sumur mencapai 4,92 m3 dan pada musim hujan dapat mencapai 7,3 m3. Penggunaan air untuk tiap keluarga hanya 0,5 sampai 1 m3/ hari atau 500 liter sampai 1000 liter air. Ini sudah mencakup untuk mandi, minum, mencuci sedangkan kalau tidak mencuci mereka hanya menggunakan sebanyak 0,5 m3.

Minimnya penggunaan air karena dahulu sebelum dibuat pipa air untuk ke tiap rumah tangga, semua warga mengambil air dari sumber mata air di beberapa lokasi sumur/mata air. Karena faktor jarak maka pengambilan air hanya untuk mandi dan minum itu sekitar 2 galon besar berukuran 25 liter/galon, sedangkan mencuci dilakukan dilokasi sumber air tidak setiap hari. Sekarang sudah ada pipanisasi (paralon) dari tiap-tiap sumber air/sumur ke setiap rumah tangga sehingga memudahkan warga namun volume pemakaian air masih berkisar seperti dahulu.

Pengamatan dan informasi dari penduduk Pulau Talise bahwa bila pada waktu pengambilan air sumur, muka air dalam sumur menurun sebanyak jumlah yang diambilnya, maka dalam waktu tidak terlalu lama atau sekitar 10 menit sampai 15 menit muka air sumur akan kembali seperti semula. Hal ini bisa dikatakan safety yield atau produksi air tanah aman dimana jumlah yang diambil sama dengan jumlah suplai air tanah ke sumur.

Pengukuran cara kedua yaitu mengukur volume air pada sumber mata air yang ada di Desa Talise. Desa Talise ini memiliki 3 sumber mata air dengan total debit air 12 liter.detik-1. Sumber mata air ini dalam sebulan dapat menghasilkan 31.104 m3.bulan-1 dan selama ini sudah dimanfaatkan oleh penduduk Desa Talise.

Berdasarkan resolusi PBB tahun 1998 mengenai hak asasi manusia akan kebutuhan air tawar, maka setiap orang berhak mendapat 50 liter.orang-1.hari-1 atau dalam sebulan mendapat 1,5 m3.orang-1.bulan-1. Apabila orang melaksanakan aktivitas hidup yang lebih besar dengan menghasilkan berbagai bahan pangan ataupun bahan kebutuhan hidup yang lain maka kebutuhan akan air tawar adalah sebesar 2.600 liter.orang-1hari-1 atau sebulan mendapat 78 m3.orang-1.bulan-1. Tabel 35 Ketersediaan Air Tawar dan Jumlah Penggunaan oleh Penduduk Pulau

Talise Teknik pengukuran Total Volume air Jumlah air tawar yang digunakan Kebutuhan air tawar/org/hari beradasarkan HAM Keterangan 1.Tinggi muka air sumur 2. Volume air pada sumber mata air Musim panas = 4,92 m3 Musim hujan = 7,3 m3 31.104 m3 /bln 0,5 –1 m3 /KK/hari atau 19.230 m3 /641KK/bln 50 liter/hari atau 1,5 m3/bln 50 liter atau 1,5 m3/bln Volume air masih mencukupi kebutuhan sehari-hari penduduk Pulau Talise.

Sumberdaya air tawar yang ada di gugus Pulau Talise telah dimanfaatkan oleh bukan hanya penduduk Desa Talise, tetapi juga oleh penduduk pulau sekitarnya seperti dari Pulau Gangga dan Pulau Bangka. Sesuai dengan resolusi PBB tahun 1998, untuk kebutuhan sebagai hak asasi manusia tanpa melaksanakan aktivitas yang besar, sudah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu sebesar 3.486 m3/bulan. Sedangkan untuk kebutuhan akan aktivitas penyediaan bahan pangan dan kegiatan lainnya yaitu sebesar 181.272 m3.bulan-1, belum dapat dipenuhi oleh besarnya volume jumlah air tawar yang tersedia.

Hasil survey bahwa penggunaan air tawar oleh penduduk Pulau Talise sekitar 1 m3.KK-1.hari-1, sehingga dalam sebulan diasumsikan menggunakan air tawar sebanyak 30 m3.KK-1.bulan-1. Kebutuhan akan air tawar oleh seluruh KK yang berjumlah 641 KK selama sebulan adalah 19.230 m3.bulan-1. Jumlah pemanfaatan ini masih lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah air tawar yang tersedia, sehingga dapat dikatakan bahwa sumber air tawar yang ada di Pulau Talise masih dapat memenuhi kebutuhan penduduknya dengan jumlah pemakaian air tawar sebesar 30 m3.KK-1.bulan-1. Ketersediaan air tawar di Pulau Talise ini

juga terkadang digunakan oleh penduduk di Pulau Gangga dengan cara membeli. Sekali membeli berjumlah 20-25 galon (1 galon = 20 liter air), namun pembelian ini tidak berlangsung sepanjang tahun, namun hanya waktu tertentu saja seperti musim panas yang panjang.

Gugus Pulau Talise yang berpenghuni sekitar 2.324 orang dengan enam ratusan kepala keluarga, menunjukkan bahwa air yang tersedia masih mencukupi kebutuhan mereka. Dengan asumsi setiap keluarga memakai air tawar sebanyak 30 m3/bulan, maka air tawar yang ada pada saat ini masih dapat mencukupi sampai jumlah 1.035 KK. Ketersediaan air untuk kebutuhan penduduk di Pulau Talise sampai sekarang belum menjadi suatu masalah, terkecuali untuk Pulau Kinabuhutan yang memang tidak mempunyai sumber air tawar sehingga mengambil air dari sumbernya di Pulau Talise, baik untuk musim panas maupun musim hujan

Pada dasarnya kebutuhan kita harus menyesuaikan dengan ketersediaan/jumlah suplai air tanah ke dalam sumur, bukan sebaliknya. Selama dalam menggunakan air sumur dan jumlah suplai air tanah ke dalam sumur tersebut belum melambat, artinya dalam waktu tidak terlalu lama muka air sumur kembali normal maka dapat dikatakan safety yield. Bila waktu yang diperlukan muka air sumur kembali normal adalah lama, maka penggunaan air sudah melewati daya dukung. Ini artinya kemampuan tanah untuk mensuplai air tanah ke sumur sudah menurun/berkurang dan produksi air tanah dikatakan tidak aman. Kondisi dalam keadaan aman yang harus dipertahankan apabila jumlah air yang diambil dari sumur sama dengan jumlah air yang disuplai dari tanah.

6.7 Prioritas Pemanfaatan Lahan Gugus Pulau Talise

Dalam dokumen 6. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 48-52)

Dokumen terkait