• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI BEBAN PENCEMARAN DARI SUMBER TIDAK TENTU KEGIATAN PERTANIAN

HASIL INVENTARISASI

4.2 POTENSI BEBAN PENCEMARAN DARI SUMBER TIDAK TENTU KEGIATAN PERTANIAN

Sumber utama pencemar air yang berkaitan dengan kegiatan pertanian adalah :

 Penggunaan pestisida, herbisida, dan fungisida.

 Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.

Kandungan nutrien dalam pupuk menyebabkan proses eutrofikasi pada air permukaan, akumulasi nitrat dalam air tanah, pengasaman tanah, dan N2O (gas yang juga menyebabkan efek rumah kaca). Air lindi yang mengandung nitrat yang mencemari air tanah dan air permukaan juga mengancam ketersediaan sumber air minum. Nitrogen dan Fosfat yang terbawa menuju air permukaan menyebabkan eutrofikasi pada danau, sungai, dan perairan dangkal. Penggunaan limbah organik sebagai pupuk, seperti rabuk (pupuk kandang) dan lumpur pembuangan (sewage sludge), juga menyebabkan akumulasi logam berat dalam tanah.

Pestisida, herbisida, dan senyawa agrokimia lainnya (khususnya jenis organoklorin) terbawa angin atau air, dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi zat beracun dalam air permukaan dan tanah. Pestisida yang tidak terurai dengan mudah atau hilang melalui penguapan atau adsorpsi dapat menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan jangka panjang. Pestisida-pestisida dan metabolitnya juga dapat berpindah ke dalam sistem air tanah, yang kemudian mencemari sumber-sumber air minum pada saat ini dan dimasa mendatang. Pestisida juga dapat mempengaruhi makhluk hidup non-target seperti serangga penyerbukan dan pemangsa parasit dan hama alami, dengan demikian akan mengganggu mekanisme pengaturan alami. Masalah lainnya adalah terbentuknya resistansi dari hama pengganggu terhadap pestisida tertentu yang dapat menyebabkan siklus penggunaan dosis pestisida yang lebih tinggi. Pencemaran air yang sangat buruk sering berasal dari pembuangan limbah organik (padatan, bahan organik yang menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat, dan mikroorganisme) yang dihasilkan dari proses pemanenan hasil pertanian atau limbah peternakan.

Badung

4-4 Pencemaran air yang ditimbulkan dari kegiatan pertanian dikategorikan sebagai sumber pencemar air tak tentu karena berasal dari kumpulan beberapa kegiatan individual secara periodik dan jumlahnya terlalu banyak untuk diidentifikasi sebagai sumber-sumber pencemar air tertentu dalam inventarisasi. Kegiatan-kegiatan ini meliputi penggunaan senyawa agrokimia dan pemupukan/perabukan. Kegiatan pertanian sebagai sumber pencemar air tak tentu memberikan kontribusi yang berarti pada pencemar air secara nasional, khususnya di daerahdaerah yang menggunakan senyawa agrokimia dan teknik produksi pertanian modern secara luas. Di daerah dimana produksi pertanian dilakukan secara intensif, penggunaan senyawa agrokimia seperti pestisida, herbisida, dan pupuk kimia dapat menyebabkan beban pencemaran yang berarti pada sumber air melalui aliran larian (runoff) yang mengandung residu bahan-bahan tersebut. Eutrofikasi merupakan fenomena yang secara luas mempengaruhi sumber air yang telah menerima senyawa Nitrat dan Fosfat. Pada daerah-daerah dimana kegiatan peternakan dilakukan secara intensif, biasanya merupakan sumber utama pencemar air yang umum seperti padatan, BOD, nutrien, dan mikroorganisme. Perkiraan kasar tingkat pencemaran air dari kegiatan pertanian dapat diperoleh berdasarkan data primer produksi dan data penggunaan agrokimia yang meliputi antara lain informasi jenis dan jumlah hasil panen, komposisi dan volume pestisida dan pupuk yang digunakan, dan jumlah ternak. Untuk menentukan tingkat pencemar berdasarkan data primer, tingkat kebutuhan tenaga dan waktu sebaiknya diperlunak. Akan tetapi, karena metoda ini mengkaji hanya cakupan geografis yang terbatas dan tidak menyajikan kekhususan dari kategori pencemar air, digunakan terbatas untuk tujuan inventarisasi yang sangat umum.

Potensi beban pencemaran sumber tidak tentu dari kegiatan pertanian meliputi pertanian sawah, tegal dan perkebunan. Beban pencemaran berasal dari sawah berupa jerami padi yang membusuk, sedangkan dari perkebunan dan tegalan berupa humus yang terkikis. Besaran potensi beban pencemaran air dari kegiatan pertanian di DTA kawasan Teluk Benoa untuk parameter BOD, Total N, Total P, TSS dan Pestisida disajikan pada Tabel 4.2. Potensi beban pecemaran BOD mencapai 766,11 ton/tahun, masih lebih kecil dibandingkan potensi beban pencemaran oleh kegiatan domestik.

Beban Total N dan Total P masing-masing 66,09 ton/tahun dan 19,95 ton/tahun, juga lebih rendah dari beban pencemaran dari kegiatan domestik. Potensi beban pencemaran TSS hanya 0,63 ton/tahun. Sedangkan besarnya potensi beban pencemaran pestisida mencapai 100,27 liter/tahun.

Distribusi potensi beban pencemaran menurut DTA disajikan pada Tabel 4.3, Potensi beban pencemaran BOD, Total N dan pestisida sebagian besar berasal dari DTA Tukad Badung dimana di DTA ini kegiatan pertanian didominasi pertanian lahan basah (sawah). DTA Tukad Mati dan DTA Tukad Sama menyumbang potensi beban pencemaran Total P relatif tinggi dibandingkan DTA lainnya. Sedangkan potensi beban pencemaran TSS sebagian besar berasal dari DTA Tukad Sama. Pertanian lahan kering menyumbang beban pencemaran TSS yang lebih tinggi dibandingkan pertanian lahan basah.

4-5 Tabel 4.2

Potensi Beban Pencemaran dari Sumber Tidak Tentu Kegiatan Pertanian menurut Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa

No Parameter Satuan PBP Pertanian menurut Daerah Tangkapan Air (Ton/Tahun)

Badung Buaji Ngenjung Serangan Mati Tuban Sama Bualu Jumlah

Distribusi Potensi Beban Pencemaran dari Sumber Tidak Tentu Kegiatan Pertanian menurut Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa

No Parameter Disrbusi Potensi Beban Pencemaran Kegiatan Pertanian menurut DTA (%)

Badung Buaji Ngenjung Serangan Mati Tuban Sama Bualu Jumlah

Potensi beban pencemaran menurut parameter, DTA dan jenis kegiatan pertanian disajikan pada Tabel 4.4. Untuk beban pencemaran BOD sebesar 766,11 ton/tahun, sebesar 65,93% berasal dari lahan sawah, sisanya 30,74% dari tegal dan 3,33% dari perkebunan. Untuk beban pencemaran BOD sebesar 766,11 ton/tahun, sebesar 65,93%

berasal dari lahan sawah, sisanya 30,74% dari tegal dan 3,33% dari perkebunan. Beban pencemaran BOD dari sawah, sesuai dengan luas lahan sawah, terbesar berasal dari DTA Tukad Badung. Untuk beban pencemaran Total N sebesar 66,09 ton/tahun, sebesar 67,94% berasal dari lahan sawah, sisanya 28,51% dari tegal dan 3,56% dari perkebunan.

Beban pencemaran BOD dan Total N dari sawah, sesuai dengan luas lahan sawah, terbesar berasal dari DTA Tukad Badung. Beban pencemaran Total P sebesar 19,95 ton/tahun, sebesar 51,09% berasal dari lahan sawah dan 43,01% dari tegal dan sisanya 5,89% dari perkebunan. Beban pencemaran TSS sebesar 0,63 ton/tahun, sebesar 90,29% berasal dari lahan tegal dan sisanya 6,51% dari perkebunan dan 3,23% dari sawah. Beban pencemaran Total P dan TSS paling banyak berasal dari DTA Tukad Sama. Sementara itu, beban pencemaran pestisida sebesar 100,27 liter/tahun dimana 80,60% berasal dari kegiatan pertanian sawah, sisanya 18,79% dari tegal dan 0,61% dari perkebunan. Kegiatan pertanian padi sawah umumnya intensif menggunakan pestisida dalam pengendalian hama dan penyakit. Beban pencemaran pestisida ini sebagian besar berasal dari DTA Tukad Badung (54,21%).

4-6 Tabel 4.4

Potensi Beban Pencemaran dari Sumber Tidak Tentu menurut Jenis Kegiatan Pertanian menurut Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa

No DTA BOD (Ton/Tahun) Total N (Ton/Tahun)

Sawah Tegal Perkebunan Jumlah Sawah Tegal Perkebunan Jumlah

1 Badung 324,45 30,00 2,02 356,47 28,84 2,4 0,186 31,426

Potensi Beban Pencemaran dari Sumber Tidak Tentu menurut Jenis Kegiatan Pertanian menurut Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa (Lanjutan)

No DTA Total P (Ton/Tahun) TSS (Ton/Tahun)

Sawah Tegal Perkebunan Jumlah Sawah Tegal Perkebunan Jumlah

1 Badung 2,16 0,36 0,09 2,62 0,013 0,072 0,003 0,088

Potensi Potensi Beban Pencemaran dari Sumber Tidak Tentu menurut Jenis Kegiatan Pertanian menurut Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa (Lanjutan)

No DTA Pestisida (Liter/Tahun)

Sawah Tegal Perkebunan Jumlah

1 Badung 51,91 2,40 0,05 54,36

4-7 4.3 POTENSI BEBAN PENCEMARAN DARI SUMBER TIDAK TENTU KEGIATAN

PETERNAKAN

Produksi rabuk (pupuk kandang) dari kegiatan peternakan prinsipnya merupakan sebuah komponen dari siklus nutrien keseluruhan dan keseimbangan dalam sistem pertanian. Akan tetapi, apabila kegiatan peternakan terdapat pada skala industri, pencemar amonia, nitrogen, dan fosfor ke air dan tanah dari limbah peternakan dapat menyebabkan masalah lingkungan. Pencemar amonia, khususnya terkonversi menjadi asam nitrat setelah terjadi deposisi atmosferik dan konversi mikroorganisme dalam tanah di daerah-daerah yang mengintensifkan kegiatan pertanian.

Potensi beban pencemaran dari kegiatan peternakan yang diinventariwsasi yaitu BOD, COD, NO2, NO3, NH4, Total N, Total P dan Koli Total, sebagaimana disajikan pada Tabel 4.5. Beban pencemaran BOD mencapai 2.229,91 ton/tahun, COD sebesar 5460,65 ton/tahun, NO3 sebesar 1,392 ton/tahun, NH4 sebesar 4,775 ton/tahun, Total N sebesar 7,261 ton/tahun, Total P sebesar 1,329 ton/tahun dan Koli Total sebanyak 1,2E+13 Jml/tahun.

Tabel 4.5

Potensi Beban Pencemaran dari Sumber Tidak Tentu Kegiatan Peternakan menurut Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa

No Parameter Satuan PBP Pertanian menurut Daerah Tangkapan Air (Ton/Tahun)

Badung Buaji Ngenjung Serangan Mati Tuban Sama Bualu Jumlah

Distribusi potensi beban pencemaran menurut DTA disajikan pada Tabel 4.6, Potensi beban pencemaran dari kegiatan peternakan sebagian besar dari DTA Tukad Badung untuk semua parameter. Sumbangan beban pencemaran dari kegiatan peternakan di DTA Tukad Badung untuk setiap parameter berkisar 43,34% sampai 44,14%. Kontribusi terbesar kedua adalah DTA Tukad Buaji dan ketiga dari DTA Tukad Mati.

Tabel 4.6

Distribusi Potensi Beban Pencemaran dari Sumber Tidak Tentu Kegiatan Peternakan menurut Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa

No Parameter Disrbusi Potensi Beban Pencemaran Kegiatan Peternakan menurut DTA (%)

Badung Buaji Ngenjung Serangan Mati Tuban Sama Bualu Jumlah

4-8 Potensi beban pencemaran menurut parameter, DTA dan jenis ternak disajikan pada Tabel 4.7 sampai Tabel 4.13. Beban pencemaran BOD sebesar 2.229,91 ton/tahun dimana menurut jenis ternak disumbang terbesar oleh ternak babi dan sapi yaitu masing-masing 52,74% dan 41,05%. Distribusi beban pencemaran yang disumbang oleh babi terbanyak di DTA Tukad Badung, disusl DTA tukad Buaji di urutan kedua dan DTA Tukad Mati di urutan ketiga. Sedangkan beban pencemaran BOD oleh ternak sapi tertinggi di DTA Tukad Badung, disusul DTA Tukad Mati di urutan kedua, DTA Tukad Sama di urutan ketiga dan DTA Tukad Buaji di urutan keempat.

Pola distribusi beban pencemaran COD serupa dengan BOD dimana ternak babi dan sapi sebagai penyumbang terbesar dan menurut wilayahnya terbesar dari DTA Tukad Badung. Beban pencemaran COD oleh ternak babi terbanyak kedua berasal dari DTA Tukad Buaji. Ternak babi dan sapi juga sebagai penyumbang terbesar pada beban pencemaran NO3, NH4, Total N, Total P dan Koli Total dengan distribusi terbesarnya berasal dari DTA Tukad Badung, Tukad Mati dan Tukad Buaji.

Tabel 4.7

Potensi Beban Pencemaran BOD dari Sumber Tidak Tentu menurut Jenis Ternak dan Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa

No DTA Potensi Beban Pencemaran BOD (Ton/Tahun) menurut Jenis Ternak

Sapi Babi Kerbau Kuda Kambing Ayam Itik Jumlah

Potensi Beban Pencemaran COD dari Sumber Tidak Tentu menurut Jenis Ternak dan Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa

No DTA Potensi Beban Pencemaran COD (Ton/Tahun) menurut Jenis Ternak

Sapi Babi Kerbau Kuda Kambing Ayam Itik Jumlah

4-9 Tabel 4.9

Potensi Beban Pencemaran NO3 dari Sumber Tidak Tentu menurut Jenis Ternak dan Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa

No DTA Potensi Beban Pencemaran NO3 (Ton/Tahun) menurut Jenis Ternak

Sapi Babi Kerbau Kuda Kambing Ayam Itik Jumlah

Potensi Beban Pencemaran NH4 dari Sumber Tidak Tentu menurut Jenis Ternak dan Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa

No DTA Potensi Beban Pencemaran NH4 (Ton/Tahun) menurut Jenis Ternak

Sapi Babi Kerbau Kuda Kambing Ayam Itik Jumlah

Potensi Beban Pencemaran Total N dari Sumber Tidak Tentu menurut Jenis Ternak dan Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa

No DTA Potensi Beban Pencemaran Total N (Ton/Tahun) menurut Jenis Ternak

Sapi Babi Kerbau Kuda Kambing Ayam Itik Jumlah

4-10 Tabel 4.12

Potensi Beban Pencemaran Total P dari Sumber Tidak Tentu menurut Jenis Ternak dan Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa

No DTA Potensi Beban Pencemaran Total P (Ton/Tahun) menurut Jenis Ternak

Sapi Babi Kerbau Kuda Kambing Ayam Itik Jumlah

Potensi Beban Pencemaran Koli Total dari Sumber Tidak Tentu menurut Jenis Ternak dan Daerah Tangkapan Air di Kawasan Teluk Benoa

No DTA Potensi Beban Pencemaran Total P (Ton/Tahun) menurut Jenis Ternak

Sapi Babi Kerbau Kuda Kambing Ayam Itik Jumlah

4.4 POTENSI BEBAN PENCEMARAN DARI SUMBER TIDAK TENTU KEGIATAN

Dokumen terkait