• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Obyek Interpretasi

5.1.2 Potensi biologi

Potensi biologi yang terdapat di KHDTK Cikampek berupa fauna dan flora (tumbuhan bawah dan pepohonan).

5.1.2.1 Fauna

Fauna di KHDTK Cikampek cukup beragam, hal itu terlihat dari hasil yang didapat dari lapangan dapat dilihat dari grafik berikut:

Gambar 8 Fauna di KHDTK Cikampek.

Fauna di KHDTK Cikampek yang paling banyak ditemui adalah burung. Jumlah burung yang berhasil dijumpai di KHDTK berjumlah 15 jenis burung. Burung-burung tersebut terlihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3 Daftar jenis burung yang dijumpai di KHDTK Cikampek

NO Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Kategori kelangkaan*

1. Cinenen pisang Orthomus sutorius Silviidae Least Concern

2. Walet linchi Collocalia linchi Apodidae -

3. Cinenen jawa Orthotomus sepium Silviidae Least Concern

4. Pelanduk topi hitam Pellorneum capistratum Timaliidae Least Concern

5. Layang-layang rumah Delichon dasypus Hirundinidae Least Concern

6. Bondol jawa Lonchura

leucogastroides

Estrildidae Least Concern

7. Kacamata biasa Zosterops palpebrosus Zosteropidae Least Concern

8. Cabai jawa Dicaeum trochileum Dicaeidae Least Concern

9. Anis merah Zoothera citrine Turdidae Least Concern

10. Betet jawa Psittacula alexandri Psittacidae Least Concern

11. Cekakak sungai Todirhamphus chloris Alcedinidae -

12. Perenjak jawa Prinia familiaris Silviidae Least Concern

13. Wiwik uncuing Cuculus sepulcralis Cuculidae -

14. Perkutut Geopelia striata Columbidae Least Concern

15. Tekukur biasa Streptopelia chinensis Columbidae -

* = kategori kelangkaan berdasarkan IUCN Redlist

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Mamalia Burung Reptil Kupu-kupu

J u m la h Fauna di KHDTK Cikampek

Famili yang paling banyak ditemukan di KHDTK Cikampek adalah Silviidae (Prinia familiaris, Orthotomus sepium, dan Orthotomus sutorius). Famili tersebut cukup mampu beradaptasi dengan kondisi habitat yang terdapat di KHDTK Cikampek. Kondisi habitat di KHDTK Cikampek cukup terbuka sehingga banyak burung yang memanfaatkan tajuk untuk bersarang dan bermain. Keberadaan burung tersebut dipengaruhi oleh kondisi habitat di KHDTK Cikampek. Burung dapat menempati tipe habitat yang beranekaragam, baik habitat hutan maupun habitat bukan hutan. Secara umum burung memanfaatkan habitat tersebut sebagai tempat mencari makan, beraktifitas, berkembangbiak dan berlindung (Darmawan 2006).

Beberapa jenis pepohonan yang dijadikan sumber pakan dan tempat bersarang bagi burung adalah sengon (Paraserianthes falcataria),gmelina (Gmelina arborea), akasia (Acacia auriculiformis), kayu balil (Hymenaea

courbarill) dan lainnya. Keanekaragaman jenis burung tersebut dapat menjadi

potensi wisata KHDTK Cikampek yang dapat menarik pengunjung untuk melihat dan menikmati keanekaragaman burung yang ada.

a. Mamalia

Mamalia yang ditemukan di KHDTK Cikampek berjumlah empat jenis, Jenis mamalia yang berhasil ditemukan di KHDTK Cikampek dapat ditunjukkan pada Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4 Daftar jenis mamalia yang dijumpai di KHDTK Cikampek

NO Nama Lokal Nama Latin Famili Status Perlindungan

1 Monyet ekor panjang Macaca fascicularis Cercopithecidae Least Concern 2 Bajing tanah bergaris

tiga

Lariscus insignis Sciuridae Least Concern

3 Musang Paradoxurus

hermaphrodites

Viverridae Least Concern

4 Babi hutan Sus scrofa Suidae Least Concern

* = kategori kelangkaan berdasarkan IUCN Red List

Keempat jenis mamalia tersebut dapat digunakan sebagai daya tarik bagi pengunjung untuk melihat, mengetahui, mempelajari jenis, dan morfologi mamalia yang ditemukan. Salah satu jenis mamalia yang dapat dijadikan daya tarik bagi pengunjung adalah bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis). Pengunjung dapat mengamati morfologi, perilaku bajing meloncat dari satu pohon ke pohon lainnya, makan buah-buahan yang terdapat di pohon, dan

berkejar-kejaran dengan bajing lainnya. Bajing tanah bergaris tiga (Lariscus

insignis) lebih mudah dijumpai dibandingkan dengan mamalia yang lainnya

karena bajing mempunyai ruang habitat yang lebih menyebar dibandingkan dengan mamalia lainnya yang terkonsentrasi pada habitat tertentu.

b. Kupu-kupu

Kupu-kupu yang berhasil dijumpai di KHDTK Cikampek terdiri dari 13 jenis. Beberapa jenis kupu-kupu yang ditemukan di KHDTK Cikampek antara lain Doleschallia bisaltidae bisaltidae, Euploea phaenarete pavettae,

Hypolimnas bolina bolina, Ideopsis juventa juventa, dan lainnya. Berbagai jenis

kupu-kupu tersebut di areal semak-semak yang terletak didepan kolam pemancingan milik warga membentang disepanjang sawah.

(a) (b)

Gambar 9 (a) Doleschallia bisaltidae bisaltidae, (b) Ideopsis juventa juventa. Areal tersebut banyak ditemukan kupu-kupu karena arealnya cukup terbuka sehingga langsung mendapat cahaya matahari, ditemukan beberapa pakan kupu-kupu berupa Citrus sp dan tumbuhan berbunga seperti tembelekan (Lantana camara), Harendong biasa (Melastoma malabatricum) dan kayu manis (Cinnamomum burmanni). Potensi ini sangat menarik karena dapat menjadi salah satu potensi biologi yang dapat mendukung perencanaan interpretasi di KHDTK Cikampek. Beberapa jenis kupu-kupu dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Daftar jenis kupu-kupu yang dijumpai di KHDTK Cikampek

NO Nama Latin Famili

1 Ariadne ariadne ariadne Nymphalidae

2 Athyma perius perinus Nymphalidae

3 Catopsilia Pomona Pieridae

4 Doleschallia bisaltidae bisaltidae Nymphalidae

5 Euploea phaenarete pavettae Nymphalidae

6 Eurema hecabe sankapura Pieridae

Lanjutan Tabel 5 Daftar jenis kupu-kupu yang dijumpai di KHDTK Cikampek

NO Nama Latin Famili

8 Ideopsis juventa juventa Nymphalidae

9 Junonia atlites atlites Nymphalidae

10 Melanitis leda simessa Nymphalidae

11 Mycalesis horsfieldi horsfieldi Nymphalidae

12 Rohana parisatis javana Nymphalidae

13 Junonia hedonia ida Nymphalidae

8 Ideopsis juventa juventa Nymphalidae

Kupu-kupu menyukai tempat-tempat yang bersih dan sejuk serta tidak terpolusi oleh pestisida, asap dan bau yang tidak sedap. Oleh karena itu kupu-kupu merupakan salah satu spesies dari kelompok serangga yang dipergunakan sebagai indikator terhadap perubahan ekologis (Saputro 2007). Komponen habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah tersedianya vegetasi sebagai sumber pakan dan pelindung. Apabila tidak ada vegetasi sebagai sumber makanan ataupun kurang dari jumlah yang dibutuhkan, maka akan terjadi pergerakan kupu-kupu untuk mencari daerah baru yang banyak terdapat vegetasi sebagai sumber makanannya. Apabila tidak ada vegetasi sebagai sumber makanan, maka dapat menyebabkan kematian. Demikian pula halnya dengan vegetasi yang digunakan sebagai tempat untuk berlindung dari serangan-serangan predator dan sebagai tempat berkembangbiak (Clark et al (1966) diacu dalam Saputro 2007).

c. Reptil

Reptil yang ditemukan di KHDTK Cikampek berjumlah enam jenis, yakni cicak hutan (Crytodactylus fumosus), kadal kebun (Eutrophis multifasciata), viper pohon (Trimeresurus albolabris), ular lidah api (Dendralapis pictis), cicak terbang (Draco sp), dan bunglon (Bronchocela jubata). Keseluruhan potensi reptil tersebut dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk mempelajari lebih dalam mengenai reptil.

(a) (b)

Gambar 10 (a) Draco sp, (b) Trimeresurus albolabris.

Tajjali (2011) menyatakan bahwa keanekaragaman reptil yang ditemukan selain menjadi potensi wisata juga berperan sangat penting dalam kelompok predator karena banyak berinteraksi sebagai penyeimbang dalam suatu habitat. Mangsanya berupa serangga, ikan, telur, mamalia bahkan reptil lain. Oleh karena itu reptil memiliki beberapa perilaku yang digunakan untuk berburu ataupun bertahan diri dari pemangsa seperti mimikri, mengeluarkan racun,

caudal autotomi dan mengandalkan beberapa bagian tubuhnya yang dapat

menarik mangsanya, seperti ular viper pohon (Trimeresusrus albolabris) yang memiliki ekor seperti cacing yang dapat digunakan untuk memancing mangsa. Untuk bertahan diri famili Geckonidae dapat memutuskan ekornya (caudal

autotomi) apabila merasa terancam. Perilaku tersebut dapat menjadi atraksi

wisata minat khusus bagi para penggemar reptil. 5.1.2.2 Flora KHDTK Cikampek

Flora KHDTK Cikampek diklasifikasikan berdasarkan habitusnya sehingga diperoleh dua macam habitus yakni tumbuhan bawah (herba) dan pohon.

a. Tumbuhan bawah

Tumbuhan bawah di KHDTK Cikampek diindentikasi berdasarkan yang dimanfaatkan masyarakat sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tetapi mengandung efek resultan atau sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati (Esha 2008). Sedangkan menurut Zuhud, Ekarelawan dan Riswan (1994), tumbuhan obat adalah seluruh jenis tumbuhan

obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat, yang dikelompokkan menjadi:

1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu jenis tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.

2. Tumbuhan obat modern, yaitu jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat sebagai obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.

3. Tumbuhan obat potensial, yaitu jenis tumbuhan yang diduga mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara ilmiah atau medis dan penggunaanya sebagai bahan obat tradisional sulit untuk ditelusuri.

Tumbuhan bawah yang terdapat KHDTK Cikampek memiliki potensi sebagai tumbuhan obat. Beberapa jenis tumbuhan bawah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat penyakit tertentu. Jenis tumbuhan obat yang ditemukan dan dimanfaatkan bagi masyarakat berjumlah 11 jenis, tumbuhan obat tersebut adalah babadotan (Ageratum conyzoides), balakacida (Mikania cordata), daun dewa (Gynura segetum), daun katuk (Sauropus androgynus), Harendong biasa biasa (Melastoma malabathricum), Harendong biasa (Melastoma candidum), kahit hutan, karuk (Piper sarmentosum), pare hutan (Momordia charantia), putri malu (Mimosa pudica), dan jamblang hutan (Syzygium cumini). Keseluruhan tumbuhan obat tersebut mengandung khasiat untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Penyakit yang dapat disembuhkan antara lain rematik, kanker, panas, pendarahan, muntah darah, infeksi kerongkongan, dan penyakit lainnya. Salah satu contoh tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat adalah tanaman pare (Momordia charantia) yang dapat mengobati batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah, demam malaria, kencing manis, rematik, sariawan, bisul, abses, sakit liver, sembelit dan cacingan.

Gambar 11 Pare (Momordia charantia). d. Pohon di KHDTK Cikampek

Pohon yang terdapat di KHDTK Cikampek terdiri dari jenis Dipterocarpaceae dan Non-Dipterocarpaceae. Pohon tersebut merupakan pohon hasil introduksi baik dari dalam maupun luar negeri. Pohon yang terdapat di KHDTK Cikampek berjumlah 63 jenis dengan 27 jenis exotic. Beberapa jenis pohon exotic antara lain Acacia catechu berasal dari India, Alstonia congensis berasal dari Afrika, Cecropia peltata berasal dari Amerika, Trachylobium

verrucosum berasal dari Hawai, Sterculia foetidaberasal dari Honduras, Piptadenia peregrine berasal dari Brazilia, Lagerstroemia loudoni berasal dari

Thailand, Dalbergia fusca berasal dari Vietnam, Acacia confuse berasal dari Formosa.

Jenis pohon yang ditemukan diKHDTK Cikampek terdiri dari 26 famili, famili yang paling banyak ditemukan adalah Fabaceae dengan17 jenis dan Meliaceae dengan 9 jenis, famili yang lain rata-rata hanya berjumlah satu spesies. Famili Fabaceae menempati posisi tertinggi karena famili jenis ini merupakan salah satu famili terbesar di dunia yang dapat dengan mudah tumbuh di berbagai ekosistem karena kemampuannya dapat mengikat (fiksasi) nitrogen langsung dari udara (tidak melalui cairan tanah) karena bersimbiosis dengan bakteri tertentu pada akar atau batangnya (http://waynesword.palomar.edu). Jenis pohon dari famili Fabaceae juga merupakan jenis yang paling banyak ditanam oleh pengelola KHDTK pada tahun 1938 – 2009. Selain itu Fabaceae memiliki tajuk yang lebar dan menghasilkan buah sehingga dapat dimanfaatkan bagi satwa untuk tempat bersarang dan memperoleh makanan. Famili pohon di KHDTK Cikampek terlihat pada Gambar 12 dibawah ini.

Gambar 12 Diagram Famili Pohon di KHDTK Cikampek.

Pohon di KHDTK Cikampek memiliki kegunaan tertentuseperti terlihat pada Gambar 13 berikut ini:

Gambar 13 Kegunaan pohon.

Pohon di KHDTK Cikampek paling banyak digunakan sebagai kontruksi bangunan (45%). Pohon yang digunakan dalam kontruksi bangunan adalah

Diospyros celebica, Tectona grandis, Gmelina arborea, Acacia auriculiformis, Swietenia macrophylla, Paraserianthes falcataria, Pterocarpus indicus, dan Eusideroxylon swageri. Sedangkan kegunaan lainnya antara lain sebagai bahan

pengawet, obat kuat, penyakit pernafasan, obat rematik dan obat kulit. 5.1.3 Potensi Sosial Budaya

Ditjen PHPA (1988) menyatakan bahwa obyek interpretasi budaya atau sejarah dapat berupa batu-batu megalitik, situs, benda purbakala, bekas pemukiman yang sudah lama ditinggalkan, dan pemukiman serta perikehidupan penduduk asli, baik yang ada dalam maupun sekitar kawasan konservasi. Potensi sosial budaya yang terdapat di KHDTK Cikampek berupa kesenian tradisional, tarian tradisional, cara bertani masyarakat Cikampek, dan upacara tradisional.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 D ip te ro car p ac eae F ab ac eae A p o cin ac eae R u b ia ce ae M eli ac eae G u tt if er ae B u rs er ac eae C as u ar in ac eae M o rac eae B o m b ac ac eae E b en ac eae M y rt ac eae G ram in ac eae An ac ar d iac eae V er b en ac eae L y th rac eae Ru tac eae P in ac eae E u p h o rb ia ce ae S an tal ac eae B ig n u n ia ce ae S te rc u li ac eae C o m b re tac eae R h a m n a c e a e S ty rac ac eae B o m b ac eae J u m la h

Famili Pohon di KHDTK Cikampek

45% 11% 11% 11% 11%11% Kegunaan Pohon Kayu bangunan Obat kuat penyakit pernafasan obat kulit obat rematik Bahan Pengawet

a. Kesenian tradisional

Desa Cikampek memiliki kesenian sunda yang masih lestari sampai sekarang. Kesenian tersebut adalah wayang golek dan tarian tradisional. Kesenian tersebut dapat ditemukan di desa Sarimulya. Kesenian wayang golek cukup dikenal oleh masyarakat Cikampek, bahkan di desa Cikampek sendiri terdapat seorang dalang yang cukup terkenal karena sering tampil di berbagai pertunjukan baik tingkat daerah maupun nasional. Kesenian wayang golek menampilkan berbagai lakon cerita kebudayaan sunda yang menarik bagi para penonton. Beberapa lakon cerita tersebut antara lain Arjuna sastrabahu,

Ramayana, Bharatayuda dan somatri ngenger. Salah satu pertunjukan wayang

golek dengan lakon “Somatri Ngenger” cukup disenangi pengunjung karena beberapa tokoh wayang mengeluarkan lelucon sehingga membuat suasana menjadi ramai dengan sorak-sorak dan tepuk tangan dari para penonton. Kesenian wayang golek dan peralatan tradisionalnya terlihat pada Gambar 14.

(a) (b)

Gambar 14 (a) wayang golek, (b) alat musik gamelan.

Kesenian wayang golek dimainkan dengan menggunakan alat musik tradisional. Alat tradisional yang digunakan yaitu saron, penerus, peking,

bonang, rincik, gendang, jenglong, kecapi dan seruling. Pertunjukan wayang

golek biasanya dimainkan oleh seorang dalang, asisten dalang dan pemain musik tradisional. Pertunjukan ini biasanya dilakukan mulai dari pukul 10 pagi hingga pukul 3 subuh. Keberadaan pertunjukan seni wayang golek di masyarakat memberikan manfaat untuk menambah ilmu dan melestarikan dunia seni budaya sunda yang ada.Wayang golek dapat menjadi salah satu potensi kebudayaan yang dapat menarik para pengunjung untuk menikmati kekhasan kesenian tradisional sunda di dalam kawasan hutan.

b. Tarian tradisional

Tarian tradisional berada di kampung Babakan Jati, desa Cikampek Timur. Di desa tersebut masih terdapat perkumpulan sanggar tari seni tradisional dan kreasi tradisional modern yang cukup terkenal di kabupaten Karawang. Sanggar tari ini diberi nama “Surya Medal”. Sanggar ini didirikan pada tanggal 10 Agustus 1964, arti sebuah nama “Surya Medal”adalah matahari terbit. Sanggar tari Surya Medal disahkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan wilayah Provinsi Jawa Barat Kantor Kabupaten Karawang pada tanggal 16 Januari 1995 dengan berkedudukan di desa Sarimulya, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang. Sanggar tari “Surya Medal” merupakan wadah seni yang melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar seni dalam rangka menggali, mengembangkan dan melestarikan seni kedaerahan khususnya seni sunda.Program kerja sanggar tari “Surya Medal” adalah sebagai berikut:

1. Menggali, membina, mengembangkan, melestarikan seni budaya khususnya seni tari dan kesenian daerah.

2. Menambah/memperkaya khasanah tari dan kesenian tradisi yang bercorak kedaerahan.

3. Memperkaya nilai budaya nasional.

4. Menjalin persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka mensukseskan program pemerintah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Keberhasilan Sanggar tari “Surya Medal” seharusnya menjadi pemicu masyarakat untuk ikut serta melestarikan kesenian tradisional yang dimiliki. Tarian tradisional tersebut dapat menjadi obyek kebudayaan yang menarik bagi pengunjung KHDTK Cikampek. Beberapa contoh tarian tradisional pada sanggar tari “Surya Medal” adalah tarian klasik sunda dan tarian kreasi modern seperti terlihat pada Gambar 15.

(a) (b)

Keberadaan sanggar tari ini cukup penting bagi desa Cikampek timur karena dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung mengenai aneka tarian tradisional dan menajaga kelestarian kesenian sunda.

c. Upacara tradisional

Kegiatan Upacara Tradisional yang masih dilaksanakan terutama di Desa Kamojing adalah acara Hajat Bumi. Kegiatan tersebut biasanya menampilkan hiburan wayang golek dan tari jaipong. Selain itu masyarakat juga menyiapkan aneka tumpeng dan makanan tradisional. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan setahun sekali sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rejeki yang telah diterima.

d. Cara bertani padi masyarakat Cikampek

Masyarakat desa Cikampek mempunyai cara bertani yang unik dan tradisional. Petani Cikampek masih menggunakan peralatan tradisional untuk mengusir burung yang terdapat di pematang sawah. Peralatan tradisional tersebut terbuat dari rangkai bambu, benang dan kaleng biskuit yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat mengeluarkan bunyi-bunyian sehingga memberi efek jera kepada burung supaya tidak memakan padi yang ditanam.

Peralatan tradisional lainnya terbuat dari papan kayu. Papan tersebut digunakan untuk memukul seikat padi supaya butiran padi terlepas dari tangkainya. Namun kelebihannya peralatan ini tidak mengeluarkan asap dan tidak menggunakan bahan bakar. Kedua peralatan tradisional tersebut terlihat pada Gambar 16.

(a) (b)

Gambar 16 (a),(b) Peralatan tradisional petani Cikampek 5.2 Jalur di KHDTK Cikampek

Jalur yang dimiliki KHDTK Cikampek berjumlah 4 buah. Jalur tersebut adalah sebagai berikut :

5.2.1 Jalur 1 (Jalur Stasiun Klimatologi - Areal Berkumpul)

Jalur Stasiun Klimatologi- Areal Berkumpul memiliki panjang ± 1578 meter dengan waktu tempuh ± 2 jam. Jalur ini berupa jalan setapak selebar 1 meter dengan dipenuhi serasah pepohonan. Jalur ini memiliki potensi fisik dan biologi, potensi fisik yang terdapat pada jalur ini antara lain stasiun klimatologi, goa Kembang, areal penanaman ganitri, tegakan pohon nyawai (Ficus

variagata), pohon Hymenaea courbarilll, areal outbond, bekas sumur nyi pellet

dan berakhir pada areal berkumpul. Sedangkan potensi biologi terdiri dari flora dan fauna. Jenis flora yang terdapat di sepanjang jalur adalah sebagai berikut

Hymenaea courbarilll, Paraserianthes falcataria, Pornis, Eucalyptus alba, Khaya senegalensis, Diospyros celebica, Swietenia macrophylla, S. tonkinensis, Delonix regia, tanaman ganitri, Aleuratus mollucana, Pterocarpus indicus, Ricinodendron africanum, Cecropia peltata, Sedrela Mexicana,danSalacca zalacca.

Jenis fauna yang terdapat disepanjang jalur ini adalah sebagai berikut cicak terbang (Draco sp), burung cinenen pisang (Orthotomus sutorius), burung wiwik uncuing (Cuculus sepulcralis), burung layang-layang rumah (Delichon dasypus), bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis), kadal kebun (Eutrophis

multifasciata), babi hutan (Sus scrofa), musang (Paradoxurus hermaphrodites),

monyet ekor panjang (Macaca fascicularis),burung tekukur biasa (Streptopelia

chinensis),burung perkutut (Geopelia striata), burung anis merah (Zoothera citrine), burung kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), burung wallet linchi

(Collocalia linchii).

5.2.2 Jalur 2 (Jalur Persemaian – Areal bermain)

Jalur Persemaian-Areal bermain merupakan jalur yang dapat menunjukkan beraneka jenis pohon langka yang terdapat di KHDTK Cikampek.Selain itu di jalur ini dapat digunakan sebagai areal bermain didalam hutan. Panjang jalur ini ± 1019 meter dengan waktu tempuh ± 2 jam. Jalur tersebut berupa jalan setapak berupa tanah dengan lebar jalur 0,5 meter. Kondisi jalur ini relatif datar dan tidak ada tanjakan. Potensi yang terdapatdi jalur interpretasi ini terdiri dari potensi fisik dan biologi. Potensi fisik yang terdapat di sepanjang jalur adalah

tegakan hutan tanaman, persemaian, dan areal kosong sebagai areal bermain. Sedangkan potensi biologi terbagi dalam potensi flora dan fauna.

Flora yang terdapat di jalur ini adalah Hymenaea courbarilll, Trachylibium

verrucosum, Diospyros celebica, Tectona grandis, Cecropia peltata, Gmelina arborea, Acacia auriculiformis, Swietenia macrophylla, Pterygota alata, Paraserientes falcataria, Khaya senegalensis, Terminalia arjuna,Eucaliptus alba, Eusideroxylon swageri, Pterocarpus indicus, Calophyllum inophyllum, Piptadenia peregrina, bambu kresi, Melastoma malabathricum, dan Mimosa pudica.

Jenis fauna yang berhasil diidentifikasi yaitu bunglon (Bronchocela

jubata), viper pohon (Trimeresurus albolabris), kadal kebun (Eutrophis multifasciata), bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis), burung wiwik

uncuing (Cuculus sepulcralis), burung perenjak jawa (Prinia familiaris), burung cekakak sungai (Todirhamphus chloris), burung betet jawa (Psittacula

alexandri), burung bondol jawa (Lonchura leucogastroides), burung cinenen

jawa (Orthotomus sepium), burung wallet linchi (Collocalia linchii), burung pelanduk topi hitam (Pellorneum capistratum), burung cabai jawa (Dicaeum

trochileum) dan burung cinenen pisang (Orthotomus sutorius). 5.2.3 Jalur 3 (Jalur Goa Kembang)

Jalur Goa Kembang merupakan jalur interpretasi dengan obyek interpretasi Goa kembang. Namun sebelum mencapai goa tersebut akan melewati beberapa obyek yang menarik diantaranya stasiun klimatologi milik KHDTK Cikampek, di stasiun ini dapat melihat secara langsung alat yang biasanya digunakan untukmengukur curah hujan dan cuaca. Obyek lainnya adalah tegakan sengon (Paraserianthes falcataria), akasia (Acacia auriculiformis A.Gunn), tumbuhan bawah (Lantana camara), Harendong biasa (Melastoma malabathricum), jamblang hutan (Syzygium cumini), bambu, pornis dan hamparan semak-semak. Selain itu satwa liar yang ditemui disepanjang jalur antara lain layang-layang rumah (Delichon dasypus), wallet linchi (Collocalia linchii), tekukur (Streptopelia chinensis), kadal kebun (Eutrophis multifasciata), cicak terbang (Draco sp)dan bajing bergaris tiga (Lariscus insignis).

Jalur goa Kembang memiliki panjang ±600 meter dengan waktu tempuh ± 30 menit. Jalur ini berupa jalan setapak selebar 1 meter dengan dipenuhi serasah pepohonan. Obyek interpretasi utama jalur ini adalah Goa Kembang yang terletak di pinggir sungai Cicunut. Sesampainya dipinggir sungai harus masuk kedalam aliran sungai dan berjalan arah tepian sungai ± 2 meter untuk mencapai mulut goa tersebut. Mulut goa Kembang ± 1 meter dengan bagian dinding goa berlumpur sehingga hanya dapat dinikmati dari bagian luar saja, karena berbahaya jika masuk kedalamnya. Apalagi jika kondisi sungai Cicunut cukup deras yang mengakibatkan air masuk kedalam goa. Atraksi masuk kedalam sungai dan melihat mulut goa cukup menarik untuk dinikmati oleh pengunjung. 5.2.4 Jalur 4 ( Jalur Areal Kupu-kupu)

Jalur Areal kupu-kupuberupa jalan setapak tanah dengan diatasnya serasah dedaunan. Panjang jalur ini ±700 meter dengan lebar jalur sebesar 1 meter. Kondisi jalur ini relatif datar, tidak licin, tidak curam dan aman untuk dilewati sehingga keselamatan pengunjung akan terjamin. Sebelum mencapai obyek interpretasi utama, beberapa potensi yang dapat ditemui disepanjang jalur antara lain pohon (Hymenaea courbarilll, Trachylibium verrucosum, Diospyros

celebica, Manilkara kauki, Tectona grandis, Cecropia peltata, Gmelina arborea, Acacia auriculiformis, Pterygota alata dan Paraserientes falcataria).

Keseluruhan pohon tersebut mempunya khasiat dan keunikan masing-masing. Salah satu contohnya daun dan buah Hymenaea courbarilll dapat digunakan sebagai biogas dan kayu bakar. Selain itu kayu dari pohon Tectona grandis dan

Diospyros celebica merupakan kayu bernilai ekonomi tinggi.

Jenis fauna yang terdapat disepanjang jalur ini antara lain kadal kebun (Eutrophis multifasciata), bajing bergaris tiga (Lariscus insignis), bunglon (Bronchocela jubata), ular viper pohon (Trimeresurus albolabris). Selain itu terdapat 13 jenis kupu- kupu yang menjadi obyek interpretasi utama pada jalur

Dokumen terkait