• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP YANG MUNGKIN TIMBUL DARI PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

A. Dampak Lingkungan Hidup Yang Timbul Akibat Pemanfaatan Tenaga Nuklir

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkunagn Hidup terdapat pasal yang mengharuskan agar pihak yang mempunyai suatu rencana melakukan suatu usaha atau kegiatan harus terlebih

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

dahulu melakukan analisis dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan dari rencana yang akan dikembangkan tersebut. Pasal 16 Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah. Penjelasan dari pasal tersebut bahwa pada dasarnya semua usaha dan kegiatan pembangunan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup. Perencanaan awal suatu usaha atau kegiatan pembangunan sudah harus memuat perkiraannya yang penting terhadap lingkungan hidup, guna dijadikan pertimbangan apakah untuk rencana tersebut perlu dibuat analisis mengenai dampak lingkungan.43

Analisis mengenai dampak lingkungan hidup di satu sisi merupakan studi kelayakan untuk melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara lebih jelas, dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif yang akan timbul dari usaha dan/atau kegiatan, sehingga dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif.44

Tenaga nuklir saat ini telah menjadi salah satu alternatif yang menarik minat banyak negara dalam hal penggunaannya. Penggunaan tersebut dapat

43

Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002), hlm. 230.

44

Siswanto Sunarso, Hukum Pidana Lingkungan Hidup dan Strategi Penyelesaian

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

diterapkan di berbagai bidang kegiatan. Salah satu yang menjadi sangat terkenal belakangan ini adalah penggunaan tenaga nuklir sebagai reaktor nuklir yang lebih dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Saat ini di Indonesia hal tersebut menjadi topik yang selalu diperdebatkan. Usul penggunaan tenaga nuklir ini timbul karena adanya peningkatan kebutuhan energi yang aman untuk pertumbuhan serta masa depan, hampir separuh penduduk Indonesia belum menikmati listrik, pencegahan pemanasan global, dan peningkatan peran energi baru dan terbarukan.45

Di Indonesia melalui BATAN dan BAPETEN tengah gencar dilakukan pengenalan tenaga nuklir kepada masyarakat untuk digunakan sebagai pembangkit listrik guna menangani masalah pasokan listrik di Indonesia. Namun pendirian reaktor nuklir sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) tersebut diragukan dan ditentang oleh banyak pihak. Ini dikarenakan mereka takut akan dampak lingkungan hidup yang mungkin saja timbul akibat terjadinya penyalahgunaan atas pemanfaatan tenaga nuklir tersebut. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.46

45

Ferhat Aziz, “Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir dan Lingkungan”, makalah disampaikan dalam seminar tentang nuklir tanggal 27 November 2007 di USU, Medan.

46

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Menurut Pasal 1 angka 20 Undang-Undang Nomor 23 Tahun1997, yang dimaksud dengan

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.

Menyangkut isu dampak lingkungan hidup yang mungkin timbul dari pemanfaatan tenaga nuklir pada saat ini yang mencemaskan masyarakat Indonesia adalah mengenai rencana pemerintah membangun PLTN. Sejak tahun 70-an, pemerintah terus ngotot untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Debat mengenai Pembangunan Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sampai sekarang masih berlanjut, walaupun belum ada kepastian kapan akan dibangun. Ada semacam keraguan besar di kalangan masyarakat yang kritis mengenai penerapan teknologi canggih tersebut. Namun, arah industrialisasi di pihak lain sangat membutuhkan energi yang memadai.47

47

Fachruddin M. Mangunjaya, Hidup Harmonis Dengan Alam: Esai-Esai Pembangunan

Lingkungan, Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Indonesia, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2006), hlm. 259.

Tahun 1998, rencana pembangunan PLTN di Muria gagal akibat krisis ekonomi. Rencana pemerintah membangun delapan reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di semenanjung Muria, Jawa Tengah, mendapat reaksi penolakan dari para ahli nuklir dan lingkungan. Mereka minta pembangunan tersebut dihentikan, karena dampak radiasi nuklir sangat berbahaya, dan pemerintah dinilai masih belum mampu menangani dampaknya jika terjadi kebocoran. Bencana dan kecelakaan beruntun yang terjadi di Indonesia banyak disebabkan oleh faktor kelalaian manusia. Kasus banjir, semburan lumpur Lapindo, tabrakan kereta api, kapal tenggelam dan terbakar, meledaknya pesawat terbang, menunjukkan ketidaksiapan masyarakat

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

dalam mengelola teknologi tinggi. Operasi sebuah instalasi pembangkit tenaga nuklir dari hulu sampai hilir berpotensi menghasilkan limbah. Aneka limbah padat dan cair dihasilkan sejak dari penambangan uranium, fabrikasi bahan bakar, operasi reaktor hingga pemrosesan ulang bahan bakar.48

Reaktor nuklir bisa sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua. Pertama, radiasi langsung, yaitu radiasi yang terjadi bila radio aktif yang dipancarkan mengenai langsung kulit atau tubuh manusia. Kedua, radiasi tak langsung. Radiasi

Rencana pemerintah untuk membangun PLTN dapat dikatakan sebagai langkah mundur dalam pemilihan energi alternatif. Sebab, ketika di beberapa negara yang selama ini menggunakan tenaga nuklir berkeinginan menutup reaktor nuklirnya, justru pemerintah Indonesia baru berencana membangunnya.

Amerika Serikat yang memiliki 110 buah reaktor nuklir atau 25,4% dari total seluruh reaktor yang ada di dunia, akan menutup 103 reaktor nuklirnya. Demikian halnya dengan Jerman, negara industri besar ini, juga berencana menutup 19 reaktor nuklirnya. Penutupan pertama dilakukan pada tahun 2002 kemarin, sedang PLTN terakhir akan ditutup pada tahun 2021. Keadaan lain juga terjadi di Swedia, yang menutup seluruh PLTN-nya yang berjumlah 12, mulai tahun 1995. Sampai negara tersebut bebas dari PLTN pada tahun 2010 mendatang.

48

“Rencana Pembangunan Reaktor Nuklir Ditolak”, Suara Pembaruan, Kamis, 1 Maret 2007, hlm. 5.

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan dan minuman yang tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air, maupun media lainnya.

Keduanya, baik radiasi langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi fungsi organ tubuh melalui sel-sel pembentukannya. Organ-organ tubuh yang sensitif akan dan menjadi rusak. Sel-sel tubuh bila tercemar radio aktif uraiannya sebagai berikut: terjadinya ionisasi akibat radiasi dapat merusak hubungan antara atom dengan molekul-molekul sel kehidupan, juga dapat mengubah kondisi atom itu sendiri, mengubah fungsi asli sel atau bahkan dapat membunuhnya. Pada prinsipnya, ada tiga akibat radiasi yang dapat berpengaruh pada sel. Pertama, sel akan mati. Kedua, terjadi penggandaan sel, pada akhirnya dapat menimbulkan kanker, dan ketiga, kerusakan dapat timbul pada sel telur atau testis, yang akan memulai proses bayi-bayi cacat. Selain itu, juga menimbulkan luka bakar dan peningkatan jumlah penderita kanker (thyroid dan cardiovascular) sebanyak 30-50% di Ukrania, radang pernapasan, dan terhambatnya saluran pernapasan, juga masalah psikologi dan stres yang diakibatkan dari kebocoran radiasi.

Ada beberapa bahaya laten dari PLTN yang perlu dipertimbangkan. Pertama, kesalahan manusia (human error) yang bisa menyebabkan kebocoran, yang jangkauan radiasinya sangat luas dan berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup. Kedua, salah satu yang dihasilkan oleh PLTN, yaitu Plutonium memiliki hulu ledak yang sangat dahsyat. Sebab Plutonium inilah, salah satu bahan baku pembuatan senjata nuklir. Kota Hiroshima hancur lebur hanya oleh 5

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

kg Plutonium. Ketiga, limbah yang dihasilkan (Uranium) bisa berpengaruh pada genetika. Di samping itu, tenaga nuklir memancarkan radiasi radio aktif yang sangat berbahaya bagi manusia.49

5 Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan

Selain kerugian yang mungkin saja dapat ditimbulkan oleh PLTN, ada juga keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatannya secara benar. Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:

1. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Dies.el Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas)

2. Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap fotokimia

3. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)

4. Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan

6 Baterai nuklir.50

Dalam pengembangan dari nuklir sebagai sumber energi utama, dijumpai beberapa kendala atau rintangan antara lain:

49

“Nuklir Antara Manfaat dan Dampak”, http://forumkimia.multiply.com/reviews/item/3 50

“Sejarah Reaktor Nuklir”,

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

1. Kontroversi mengenai, apakah tersedia energi uranium yang cukup sebagai bahan baku.

2. Kekhawatiran mengenai kemungkinan terjadinya kecelakaan pembangkit nuklir yang serius dan mungkin fatal, atau sabotase yang dapat menyebabkan manusia tepapar terhadap bahan-bahan radioaktif dalam jangka panjang yang dapat mengancam kehidupan.

3. Masalah pengelolaan dan penyimpanan limbah radioaktif.

4. Kemungkinan terjadinya pembajakan dari pengiriman energi nuklir.

5. Kontroversi mengenai keuntungan energi yang dihasilkan untuk keseluruhan sistem.

6. Kemungkinan proliferasi dari senjata nuklir. 7. Biaya yang tinggi.51

Berbagai alasan yang telah dikemukakan tersebut juga menjadi faktor penentu mengapa hingga saat ini belum juga ada keputusan pasti mengenai pembangunan PLTN di Indonesia.

B. Pengaruh Penyalahgunaan Tenaga Nuklir Terhadap Kedudukan Suatu Negara Dalam Lingkungan Pergaulan Internasional

Penyalahgunaan pemanfaatan nuklir oleh suatu negara dapat menimbulkan dampak buruk bagi negara tersebut dalam lingkungan pergaulan internasional. Sebagai contoh konkritnya saat ini adalah mengenai kasus nuklir yang melibatkan

51

Haryanto Kusnoputranto, “Nuklir, Lingkungan Dan Kesehatan Masyarakat”, http:// www.library.ohiou.edu/indopubs/1994/11/21/0007.html

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

negara Iran. Dalam hal ini Iran yang mengakui bahwa teknologi nuklir yang mereka kembangkan adalah untuk kepentingan damai mendapat tekanan keras dari dunia internasional melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB. Hingga tahun 2008 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusinya yang ketiga yakni Resolusi 1803 untuk Iran karena tidak dipatuhinya kedua resolusi yang dikeluarkan sebelumnya yakni Resolusi 1737 (2006) dan Resolusi 1747 (2007).

Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat dari 15 negara anggotanya mengesahkan Resolusi 1737 yang memerintahkan Iran untuk segera menghentikan pengembangan kegiatan nuklirnya, termasuk penelitian dan pengembangan nuklir serta pembuatan reaktor air. Dewan Keamanan menyatakan akan menghentikan sanksi jika Iran benar-benar menghentikan kegiatan-kegiatan pengembangan nuklirnya.

Melalui resolusi tersebut, Dewan Keamanan PBB meminta semua negara untuk tidak mengirim Iran bahan-bahan ataupun teknologi yang memungkinkan Iran bisa mengembangkan program nuklir dan senjata. Resolusi 1737 juga akan membekukan aset-aset perusahaan dan perorangan Iran yang memiliki hubungan dengan program pengembangan senjata nuklir Iran.

Hanya melalui sanksi yang ditetapkan dalam Resolusi 1737, hubungan Iran dengan negara-negara yang memiliki bahan ataupun teknologi yang memungkinkan Iran melanjutkan pengembangan nuklirnya harus terputus. Dalam hal ini kerjasama Iran dengan negara lain seperti dalam hal perdagangan yang

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

berkaitan dengan nuklir tidak diperbolehkan berlanjut. Dengan demikian Iran juga telah tersisih dari lingkungan pergaulan internasional.

Sanksi PBB (Resolusi No. 1747) meliputi: penghentian semua aktivitas pengayaan dan pengolahan ulang uranium; pembekuan aset 28 kelompok usaha, perusahaan dan individu yang mendukung aktivitas nuklir atau pembuatan rudal balistik Iran; embargo ekspor dan impor senjata konvensional Iran; embargo bantuan keuangan internasional kecuali bantuan kemanusiaan; larangan berpergian terhadap seluruh pejabat nuklir Iran dan mengizinkan tindakan sepihak dari Negara anggota PBB kecuali aksi militer terhadap Iran. Sanksi ini merupakan sanksi lanjutan atas sanksi pertama yang telah dijatuhkan.

Melalui resolusi lanjutan tersebut, kedudukan Iran semakin terpojok di dunia internasional. Diantaranya adalah embargo ekspor dan impor senjata konvebsional Iran, embargo bantuan keuangan internasional, bahkan hingga izin melakukan tindakan sepihak dari negara-negara anggoata PBB kecuali aksi militer terhadap Iran. Hal ini bisa memperburuk keadaan ekonomi di Iran, dikarenakan negara-negara anggota PBB (anggotanya adalah sebagian besar jumlah negara di dunia) dapat melakukan kebijakan apa saja yang dapat merugikan Iran.

Resolusi 1803 tahun 2008 menambah sanksi terhadap Iran antara lain berupa penambahan larangan bepergian dan pembekuan aset-aset para pejabat Iran yang terkait dengan program pengembangan nuklir serta menerapkan larangan bepergian terhadap mereka yang terlibat banyak dalam aktivitas pengembangan nuklir Iran. Untuk pertama kalinya, larangan untuk melakukan

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

perdagangan dengan Iran juga akan diterapkan terhadap produk-produk untuk penggunaan militer maupun sipil.

Resolusi ketiga tersebut tambah memperburuk kondisi Iran dalam posisinya untuk melakukan kerjasama dengan negara-negara di dunia. Dalam resolusi yang ketiga ini juga terdapat larangan perdagangan dengan Iran.

Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa apabila terjadi penyalahgunaan pemanfaatan tenaga nuklir, maka negara tersebut akan dikenai sanksi oleh Dewan Keamanan PBB. Apabila hal tersebut terjadi maka akan terdapat kemungkinan bahwa negara yang terkena sanksi tersebut akan terpojok dalam hal pergaulan internasional dengan negara-negara di dunia, dan hal tersebut dapat terjadi di segala bidang.

C. Beberapa Kasus Kerusakan Lingkungan Hidup Yang Timbul Akibat Pemanfaatan Tenaga Nuklir

Dalam melakukan pemanfaatan tenaga nuklir, baik itu secara sengaja ataupun tidak sengaja bisa saja timbul kerusakan lingkungan hidup. Beberapa kasus kerusakan lingkungan hidup yang timbul akibat pemanfaatan tenaga nuklir antara lain sebagai berikut:

1. Kasus Bom Nuklir di Hiroshima dan Nagasaki

Pada Perang Dunia II, Amerika Serikat menjatuhkan dua buah bom nuklir di Jepang, yakni yang pertama bom uranium disebut Little Boy diledakan pada

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

tanggal 6 Agustus 1945 di kota Hiroshima, dan yang kedua bom plutonium disebut Fat Man, diledakan pada tanggal 9 Agustus 1945 di atas kota Nagasaki.

Bom uranium-235 yang dinamai Little Boy dan dijatuhkan di Kota Hiroshima ini membuat cendawan debu hingga ketinggian 45.000 kaki dengan ledakan dahsyat berantai, kilatan, api, dan gelombang kejut berkecepatan 1.100 kaki perdetik. Belum lagi efek ledakan ini menimbulkan hembusan angin berkecepatan ratusan mil perjam hingga radius puluhan mil. Sebanyak 137.000 nyawa tergulung dalam hitungan detik. Begitupun gedung-gedung, jembatan, dan semua instalasi, hancur tak bersisa.

Selang tiga hari kemudian, bom kedua dijatuhkan Amerika Serikat di Nagasaki. Kali ini 78.000 rakyat menjadi santapan Fat Man, yakni bom atom bermuatan plutonium-239. Perang Dunia II pun berakhir dengan berlututnya Jepang kepada Sekutu. Namun lebih daripada itu, dunia telah menyaksikan suatu kebiadaban dari penemuan baru para ilmuwan fisika yang sulit diterima akal.52 2. Kasus PLTN Chernobyl

Pada tanggal 26 April 1986, pukul 01.23 terjadi ledakan pada Unit 4 PLTN Chernobyl di Ukraina. Ini merupakan kasus yang dampaknya dapat kita lihat bahkan setelah lebih dari 20 tahun setelah peristiwa tersebut terjadi.

Tipe PLTN Chernobyl dirancang untuk menghasilkan “plutonium” guna pembuatan senjata nuklir serta listrik. Tipe PLTN berfungsi ganda seperti ini tidak ada di negara-negara Barat, seperti, Amerika Serikat dan Perancis, yang

52

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

merupakan negara pioner PLTN di samping Uni Soviet (pada waktu itu) sebagai pioner pertama.

Kecelakaan PLTN Chernobyl masuk level ke-7 (level paling atas) yang disebut major accident, sesuai dengan kriteria yang ditentukan The International

Nuclear Event Scale (INES). Di samping kesalahan operator yang

mengoperasikannya di luar SOP (standard operation procedure), PLTN Chernobyl juga tidak memenuhi standar desain sebagaimana yang ditentukan

International Atomic Energy Agency (IAEA). PLTN Chernobyl tidak mempunyai

kungkungan reaktor sebagai salah satu persyaratan untuk menjamin keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor. Apabila PLTN Chernobyl memiliki kungkungan maka walaupun terjadi ledakan kemungkinan radiasi tidak akan keluar ke mana-mana, tetapi terlindung oleh kungkungan. Atau bila terjadi kebocoran tidak separah dibandingkan dengan tidak memiliki kungkungan.

Secara perinci, kecelakaan itu disebabkan, pertama, desain reaktor, yakni tidak stabil pada daya rendah, daya reaktor bisa naik cepat tanpa dapat dikendalikan. Tidak mempunyai kungkungan reaktor (containment). Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari reaktor langsung ke udara.

Kedua, pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar reaktor tetap terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa memberitahukan kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi reaktor.

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

Ketiga, budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah diketahui sebelum kecelakaan terjadi.53

Pada prinsipnya, ada tiga akibat radiasi yang dapat berpengaruh pada sel. Pertama, sel akan mati. Kedua, terjadi penggandaan sel, pada akhirnya dapat menimbulkan kanker, dan ketiga, kerusakan dapat timbul pada sel telur atau testis, yang akan memulai proses bayi-bayi cacat. Selain itu, juga menimbulkan luka bakar dan peningkatan jumlah penderita kanker (thyroid dan cardiovascular) sebanyak 30-50% di Ukrania, radang pernapasan, dan terhambatnya saluran pernapasan, juga masalah psikologi dan stres yang diakibatkan dari kebocoran radiasi.54

3. Kasus PLTN di Jepang

Gempa besar berskala 6.8 skala Richter di Jepang yang terjadi pada tanggal 16 Juli 2007 menyebabkan sampah-sampah radioaktif di salah satu reaktor nuklir pembangkit listrik bergelimpangan. Hal tersebut diketahui sehari setelah gempa terjadi. Sebelumnya hanya diketahui kebocoran air radioaktif di salah satu tangki di reaktor nuklir Kota Kashiwazaki.55

Awalnya, pemilik PLTN yakni Tokyo Electric Power Company (TEPCO) menyatakan bahwa tidak terjadi kebocoran radioaktif. Namun setelah itu TEPCO

53

Markus Wauran, “Mengenang 22 Tahun Tragedi Chernobyl”, http://sangnanang. dagdigdug.com/2008/04/25/tragedi-chernobyl/

54

“Bencana Nuklir Chernobyl Bukti Rawannya PLTN”,

55

“Sampah Radioaktif Bergelimpangan Akibat Gempa Jepang”, ver1/Iptek/0707/17/180716.htm

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

mengakui adanya kebocoran kecil air yang mengandung material radioaktif. Ternyata volume kebocoran tersebut ditemukan lebih besar dari yang dilaporkan, dan air tersebut juga mengandung 50 persen lebih banyak kandungan material radioaktif dari yang semula diakui. Lebih jauh lagi, terungkap bahwa raturan barel-barel yang menyimpan limbah nuklir ternyata terguling akibat gempa dan puluhan tutupan barel-barel tersebut terlepas. Terungkap juga bahwa kandungan cobalt-60 dan chromium-51 terlepas ke atmosfir melalui cerobong pembuangan.

Dampak guncangan-guncangan yang terjadi ternyata lebih parah dari yang telah diperkirakan pada tahap PLTN tersebut dirancang-bangun, dan telah ada indikasi-indikasi baru bahwa ada jalur gempa yang sebelumnya tidak diketahui di bawah lokasi pembangkit nuklir itu. Jepang merupakan salah satu dari negara- negara di dunia yang rentan terhadap gempa, dan juga negara yang bergantung pada energi nuklir. Contoh-contoh lain mengenai kasus PLTN di Jepang:

• Maret 2007 – Terkuak bahwa fasilitas nuklir Hokuriku tidak mengungkapkan kepada publik maupun para pengawas nuklir tentang satu insiden serius di pembangkit nuklir mereka di Shika yang pada tanggal 18 Juli 1999 gagal mengontrol fungsi pipa mereka.

• April 2006 – Terjadi tumpahan cairan radioaktif yang mengandung plutonium sebanyak 40 liter di sebuah instalasi pengolah nuklir di Rokkasho-Mura.

• Agustus 2004 – Ledakan pipa di pembangkit nuklir Mihama mengakibatkan 5 pekerja meninggal dunia.

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.

USU Repository © 2009

• July 2002 – Kiriman butir-butir plutonium ditolak Jepang setelah terkuak bahwa British Nuclear Fuels memalsukan dokumen tentang prosedur keamanan dalam proses produksinya.

• September 1999 – Kesalahan prosedur di Tokaimura menyebabkan lepas kontrol operasi selama tiga hari. Tiga pekerja meninggal setelah mengalami radiasi dan masyarakat setempat dievakuasi.56

Dokumen terkait