Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL ATAS
PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DAN DAMPAK
LINGKUNGAN YANG MUNGKIN
DITIMBULKANNYA
S K R I P S I
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Hukum
OLEH:
MIRA BENITA MAHARAMA NIM : 040200029
Departemen Hukum Internasional
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL ATAS PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DAN DAMPAK LINGKUNGAN YANG MUNGKIN
DITIMBULKANNYA S K R I P S I
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Hukum OLEH:
MIRA BENITA MAHARAMA NIM : 040200029
Departemen Hukum Internasional
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Hukum Internasional
Sutiarnoto, S.H., M.Hum. NIP : 131616321
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.Hum. Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum. NIP : 131762432 NIP : 132300077
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan,
kekuatan, serta kesehatan lahir dan bathin kepada penulis sehingga dapat
menjalani dan menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara (FH USU). Juga tidak lupa Shalawat teriring salam penulis hadiahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW yang selalu menjadi suri tauladan seluruh
umatnya.
Hanya dengan izin-Nya pula akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir
Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya”, yang ditulis sebagai
salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan program studi sarjana hukum di
Fakultas Hukum USU. Judul ini diangkat karena ketertarikan penulis atas tenaga
nuklir dan pemanfaatannya yang banyak digunakan oleh negara-negara di dunia
dan bahkan Indonesia mulai tertarik untuk ikut memanfaatkannya sebagai reaktor
nuklir.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan
penghargaan dan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, saran, dan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
1. Kedua orang tuaku tersayang, Papaku Hasben Hasan (Alm.) dan Mamaku
Erita Mahidin yang telah memberikan kasih sayang, perhatian dan doanya
yang tiada henti dalam mendidik dan membesarkanku, sehingga semua
studiku telah kuselesaikan dengan baik. Papa, gelar ini adalah hadiah Kakak
untuk Papa. Walaupun Papa sudah tiada namun akan selalu hidup di hati
Kakak, semoga Papa bahagia di sana. Mama, maafin Kakak udah bikin Mama
senewen waktu Kakak ngerjain skripsi ini ya Ma. Dan buat kedua adikku
tersayang Nurfitriani (Riri) dan Hasanul Ikhsan (Anul), trima kasih buat kasih
sayang dan kecerewetan kalian untuk Kakak, kalian cepet-cepet selesaikan
studinya masing-masing ya, jangan kebanyakan main dan jangan ngecewain
orang tua kita.
2. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum USU.
3. Sutiarnoto, S.H., M.Hum., selaku Ketua Departemen Hukum Internasional
Fakultas Hukum USU.
4. Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I sekaligus
Pembantu Dekan I Fakultas Hukum USU, terima kasih atas kritikan, nasehat,
dan juga bimbingan Bapak baik itu dalam penyelesaian skripsi ini maupun
selama masa perkuliahan Saya.
5. Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih
atas masuka n, kritikan, nasehat dan pembelajaran yang telah Bapak berikan
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
6. Erna Herlinda, S.H., M.Hum., selaku Dosen Wali penulis, terima kasih atas
bimbingan dan semangat yang Ibu berikan sehingga Saya terpacu
meningkatkan prestasi dan juga menyelesaikan kuliah dengan baik.
7. Seluruh staf pengajar dan pegawai administrasi Fakultas Hukum USU yang
telah membantu penulis selama menjalani perkuliahan.
8. Untuk semua teman-temanku di Fakultas Hukum USU, terutama stambuk’04,
dan yang paling utama for the HORCLUX’s: Sri Azora Kumala Sari (Zozo),
Meyranda Lista Purba (Kai), Harningtias Putri (Kocik), Denggan Mauli
Tobing (Deredhenk), Yusnizar Situmorang (Husz), Sabtia (Sabe’leng), dan
Citra Buana Putri Siregar (Citut), makasih banyak ya nona-nona atas
persahabatan yang terjalin selama kita kuliah, s’moga ga’ bakal putus ampe
selamanya and happily ever after. Makasih tersendiri dari penulis buat Kai
atas kecerewetan, peringatan, hingga bantuannya selama penulis
menyelesaikan skripsi ini dan buat Sabe’leng dan keluarganya makasih karena
udah rela disusahin oleh penulis. Juga buat teman-temanku satu departemen:
Ami, Virsa, Sutria, Taufik, Dedy, Frans, Novan, senang bisa belajar bareng
sama kalian. Buat teman-temanku yang ngga kesebut jangan kecil hati ya,
kalian tetap teman-temanku yang baik, and thanks a lot karena semuanya udah
ada untukku.
9. Untuk teman-temanku dari TK, SD, SMP sampai SMA yang ngga bisa
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
mengisi masa-masa di sekolah, dan semoga nanti akan ada hal yang dapat
mempertemukan kita kembali ya.
10.Terima kasih tak terhingga penulis untuk Atok H. Hasan Basri dan Nenek Hj.
Hasma M.Zein atas kasih sayang, perhatian serta doanya dalam merawat dan
membesarkan penulis saat tinggal bersama mereka hingga selamanya. Atok
dan nenek maafin semua kenakalan dan kesalahan Mira ya. Juga untuk Atok
H. Mahidin Rani (Alm.) dan Nenek Hj. Rahimah atas kasih sayang dan
doanya kepada penulis. Tak lupa pula terima kasih Ananda kepada semua
om-om dan tante-tante yang tak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas
semua perhatian, kasih sayang serta semangat dari om-om dan tante-tante
kepada Ananda. Serta untuk semua kakak dan adik-adik sepupuku, terima
kasih atas kasih sayang, canda tawa dan juga persaudaraanya, kalian tak
tergantikan.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun diterima dengan tangan
terbuka demi kebaikan dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya. Semoga skripsi
ini dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat dalam menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembacanya.
Medan, Desember 2008
Penulis
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... v
ABSTRAKSI ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10
D. Keaslian Penelitian ... 11
E. Metode Penelitian ... 11
F. Sistematika Penulisan... 14
BAB II PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DAN BADAN INTERNASIONAL YANG BERKOMPETEN UNTUK MENGAWASINYA A. Pengertian Tenaga Nuklir ... 16
B. Sejarah Pemanfaatan Tenaga Nuklir ... 18
C. Perkembangan Pemanfaatan Tenaga Nuklir Oleh Berbagai Negara Di Dunia ... 21
D. Badan Internasional Yang Berkompeten Untuk Meng- awasi Pemanfaatan dan Pengambangan Tenaga Nuklir .. 31
BAB III PERANGKAT HUKUM INTERNASIONAL YANG MENGATUR TENTANG PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR A. Perjanjian Internasional Yang Mengatur Pemanfaatan Tenaga Nuklir ... 39
B. Perjanjian dan Kerjasama Regional Dalam Kaitannya Dengan Penggunaan Tenaga Nuklir ... 45
C. Pengaturan dan Perkembangan Hukum Nasional Tentang Pemanfaatan Tenaga Nuklir ... 48
D. Penerapan Sanksi Atas Pelanggaran dan Penyalahgunaan Pemanfaatan Tenaga Nuklir Menurut Hukum Internasional ... 54
BAB IV POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP YANG MUNGKIN TIMBUL DARI PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR A. Dampak Lingkungan Hidup Yang Timbul Akibat Pemanfaatan Tenaga Nuklir ... 61 B. Pengaruh Penyalahgunaan Tenaga Nuklir Terhadap
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Pergaulan Internasional ... 67 C. Beberapa Kasus Kerusakan Lingkungan Hidup Yang
Timbul Akibat Pemanfaatan Tenaga Nuklir... 70 D. Pertanggungjawaban Negara Dalam Hal Terjadi
Kebocoran Nuklir... 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 83 B. Saran ... 85
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Abstraksi
PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL ATAS PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DAN DAMPAK LINGKUNGAN YANG MUNGKIN
DITIMBULKANNYA
Suhaidi* Jelly Leviza** Mira Benita Maharama***
Dampak lingkungan yang mungkin timbul dari pemanfaatan tenaga nuklir bisa sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa manusia. Apabila tenaga nuklir tersebut digunakan sebagai reaktor nuklir ataupun senjata nuklir, maka jika terjadi kebocoran atau kecelakaan akan menimbulkan radiasi serta Penelitian ini membahas tentang pengaturan hukum internasional atas pemanfaatan tenaga nuklir dan dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkannya. Tujuannya adalah untuk mengetahui mengenai tenaga nuklir dan pemanfaatannya, badan internasional yang berkompeten untuk mengawasinya, serta dampak lingkungan yang mungkin saja timbul pada negara-negara yang menggunakan teknologi nuklir tersebut. Dalam menyusun penelitian ini digunakan Metode Penelitian Hukum Normatif dengan pendekatan kualitatif, artinya penelitian ini mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam berbagai perangkat hukum tertulis, antara lain berupa: konvensi internasional, kovenan-kovenan internasional, dan juga peraturan perundang-undangan nasional (Indonesia).
Tenaga nuklir telah banyak digunakan oleh negara-negara di dunia saat ini. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan terhadap pemanfaatan tenaga nuklir seperti yang telah terjadi pada saat Perang Dunia II, maka masyarakat internasional mendirikan suatu badan internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Badan internasional tersebut bernama Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) yang merupakan sebuah organisasi independen yang didirikan pada 29 Juli 1957 dengan tujuan mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai serta menangkal penggunaannya untuk keperluan militer. Melalui IAEA dibuatlah perjanjian-perjanjian internasional yang mengatur masalah penggunaan tenaga nuklir oleh negara-negara di dunia khususnya para negara anggota. Bagi negara yang dianggap telah melakukan penyalahgunaan pemanfaatan nuklir, maka IAEA akan membawa masalah tersebut kehadapan Dewan Keamanan PBB. Melalui Dewan keamanan PBB akan dikenai sanksi bagi negara yang dinilai telah melakukan pelanggaran tersebut berupa resolusi dari Dewan Keamanan PBB.
*
Dosen Pembimbing I
**
Dosen Pembimbing II
***
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum internasional memainkan peranan yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat internasional. Melalui hukum internasional negara-negara
merumuskan prinsip-prinsip hubungan dan kerja sama di berbagai bidang kegiatan
untuk mencapai tujuan bersama. Melalui ketentuan-ketentuan hukum
internasional, negara-negara mencegah terjadinya sengketa dan menyelesaikan
sengketa yang telah terjadi. Melalui hukum internasional yang dirumuskan dalam
berbagai bentuk perjanjian internasional, negara-negara menggabungkan upaya
mereka untuk menangani isu keamanan, perlucutan senjata, hak asasi manusia,
lingkungan hidup sampai pada terorisme. Tanpa adanya ketentuan-ketentuan
hukum internasional, dunia tidak mungkin mencapai kemajuan dan kehidupan
yang harmonis. Tanpa adanya kehidupan yang harmonis antar negara tidak
mungkin pula dicapai perdamaian dan keamanan yang sangat dibutuhkan bagi
kesejahteraan umat manusia.1
Mengenai masalah isu keamanan internasional merupakan hal yang paling
diperhatikan oleh negara-negara di dunia. Berbagai usaha dan cara dilakukan oleh
masyarakat internasional guna mencapai kehidupan yang aman dan harmonis,
diantaranya dengan adanya berbagai macam perjanjian internasional untuk
1
Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
berbagai permasalahan yang mungkin timbul. Hal yang diperhatikan oleh dunia
internasional dalam isu keamanan internasional salah satu diantaranya adalah
mengenai penggunaan tenaga nuklir.2
Tenaga nuklir banyak digunakan di dalam segala aspek kehidupan.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
pemanfaatan tenaga nuklir juga semakin berkembang, diantaranya aplikasi
teknologi nuklir telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang kegiatan,
seperti bidang energi, bidang industri, bidang kedokteran, bidang pertanian,
bidang arkeologi, dan lain-lainnya.
3
Di lain pihak, perkembangan teknologi nuklir
juga tidak terlepas dari kondisi dan situasi politik dunia, yang pada saat terjadinya
Perang Dunia menyebabkan perkembangan teknologi nuklir mengarah kepada
pembuatan senjata untuk perang berupa bom nuklir. Bermula dari kenyataan
inilah istilah nuklir seringkali dikaitkan dengan senjata.4
Penggunaan teknologi nuklir juga menuntut keselamatan dan keamanan
yang tinggi, rawan terhadap penyimpangan untuk senjata, dan rawan terhadap
teroris pemerasan politik.
5
2
Tenaga nuklir adalah tenaga yang berasal dari inti atom yang dapat menghasilkan tenaga luar biasa besarnya. Jelly Leviza, “Pengenalan Konvensi/Peraturan Internasional Ketenaganukliran”, makalah disampaikan dalam seminar tentang nuklir tanggal 27 November 2007 di USU, Medan, hlm. 2.
3
Wisnu Arya Wardhana, Teknologi Nuklir: Proteksi Radiasi dan Aplikasinya, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2007), hlm. 263.
4
Mukhlis Akhadi, Pengantar Teknologi Nuklir, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 10.
5
Estopet M. D. Sormin, “Ketentuan Internasional Ketenaganukliran Di Bidang Pemanfaatan Nuklir Untuk Tujuan Damai”, makalah disampaikan dalam seminar tentang nuklir tanggal 27 November 2007 di USU, Medan.
Oleh karenanya, demi mencegah terjadinya
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
mendirikan suatu badan internasional di bawah naungan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). Badan internasional tersebut bernama Badan Tenaga Atom
Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) adalah sebuah
organisasi independen yang didirikan pada 29 Juli 1957 dengan tujuan
mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai serta menangkal
penggunaannya untuk keperluan militer. Markas IAEA terletak di Wina, Austria.6
Selain pengawasan yang dilakukan oleh dunia internasional melalui suatu
badan international yang bernama Badan Tenaga Atom Internasional
(International Atomic Energy Agency/IAEA), maka di setiap negara yang ikut
serta dalam berbagai macam perjanjian internasional yang diadakan oleh Badan
Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) juga
mempunyai badan pengawasan mereka masing-masing di setiap negara guna
mengawasi penggunaan tenaga nuklir tersebut di masing-masing negara mereka.
Dalam hal ini khususnya di Indonesia sebagai salah satu negara yang juga ikut
serta sebagai anggota IAEA juga memiliki suatu badan nasional yang bertugas
melakukan pengawasan tenaga nuklir yang dinamakan Badan Pengawas Tenaga
Nuklir (BAPETEN) dan disamping memiliki badan yang melakukan pengawasan
terhadap penggunaan tenaga nuklir, Indonesia juga memiliki suatu badan yang
melakukan riset tenaga nuklir yang bernama Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN).7
6
“Badan Tenaga Atom Internasional”,
7
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy
Agency/IAEA) sebagai suatu organisasi internasional yang berada di bawah
naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga membuat perangkat-perangkat
hukum internasional berupa konvensi internasional8
1) Konvensi di bawah pengawasan IAEA
yang beberapa diantaranya
adalah:
1. Agreement on the Privilleges and Immunities of the IAEA
2. Vienna Convention on Civil Liability for Nuclear Damage
3. Optional Protocol Concedering the Compulsory Settlement of Disputes
4. Convention on the Physical Protection of Nuclear Material
5. Amendment to the Convention on the Physical Protection of Nuclear
Material
6. Convention on Early Notification of a Nuclear Accident
7. Convention on Assistance in the Case of a Nuclear Accident or
Radiological Emergency
8. Joint Protocol Relating to the Application of the Vienna Convention and
the Paris Convention
9. Convention on Nuclear Safety
10.Joint Convention on the Safety of Spent Fuel Management and on the
Safety of Radioactive Waste Management
8
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
11.Protocol to Amend the Vienna Convention on Civil Liability for Nuclear
Damage Convention on Supplementary Compensation for Nuclear
Damage
12.Resived Supplementary Agreement Concerning the Provision of Technical
Assistance by the IAEA (RSA)
13.Third Agreement to Extend the 1987 Regional Co-operative Agreement
for Research, Development and Training Related to Nuclear Science and
Technology (RSA)
14.African Regional Co-operative Agreement for Research, Development and
Training Related to Nuclear Science and Technology (AFRA) – (Third
Extention)
15.Co-operation Agreement for the Promotion of Nuclear Science and
Technology in Latin America and the Caribbean (ARCAL)
16.Co-operative Agreement for Arab States in Asia for Research,
Development and Training Related to Nuclear Science and Technology
(ARASIA)
17.Agreement on the Establishment of the ITER International Fusion Energy
Organization for the Joint Implementation of the ITER Project
18.Agreement on the Privileges and Immunities of the ITER International
Fusion Energy Organization for the Joint Implementation of the ITER
Project
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
1. Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT)
2. Treaty for the Prohibitation of Nuclear Weapons in Latin America
(Tlatelolco Treaty)
3. The African Nuclear Weapon Free Zone Treaty (Pelindaba Treaty)
including Annexes and Protocols; dan Cairo Declaration
4. South Pasific Nuclear Free Zone Treaty (Rarotonga Treaty); dan
protokol-protokolnya
5. Southeasth Asia Nuclear Weapon Free Zone Treaty (Treaty of Bangkok)
6. Agreement between the Republic of Argentina, the Federative Republic of
Brazilian, The Brazilian-Argentine Agency for Acounting and Control of
Nuclear Materials (ABACC) and the IAEA for the Application of
Safeguards
7. Verification Agreement between the IAEA and the European Atomic
Energy Community (EURATOM)
8. Convention on the Prevention of the Marine Pollution by Dumping of
Wastesand Other Matter (London Dumping Convention) ( Depositary:
International Maritime Organization, London)
9. International Convention for the Safety of Life at Sea (Depositary:
International Maritime Organization, London)
10.Convention Relating to Civil Liability in the Field of Maritime Carriage of
Nuclear Materials (Depositary: International Maritime Organization,
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
11.Treaty Banning Nuclear Weapons Test in the Atmosphere, in Outer Space
and Under Water
12.Paris Convention on Third Liability in the Field of Nuclear Energy
13.Brussels Convention Supplementary to the Paris Convention.9
Perangkat-perangkat internasional mengenai tenaga nuklir berupa
konvensi maupun traktat tersebut dipatuhi oleh para negara anggotanya, dan
apabila ditemui ada negara-negara anggota yang melakukan penyalahgunaan
terhadap pemanfaatan tenaga nuklir tersebut maka akan dikenai sanksi berupa
Resolusi Dewan Keamanan PBB yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Dewan
Keamanan PBB sebagai badan pengawas dalam memelihara perdamaian dan
keamanan internasional. Dalam hal ini sebagai contoh, Dewan Keamanan PBB
telah menerapkan sanksi terbaru bagi negara Iran berupa Resolusi 1747 pada
tahun 2007 karena tidak dipatuhinya Resolusi 1737 yang dikeluarkan lebih kurang
setahun sebelumnya kepada negara Iran karena di duga negara tersebut telah
melakukan pengembangan senjata nuklir, bahkan setelah itu pada tahun 2008
kembali dikeluarkan resolusi yang ketiga bagi Iran berupa Resolusi 1803 dengan
penambahan sanksi berupa larangan bepergian dan pembekuan aset-aset para
pejabat Iran yang terkait dengan program pengembangan nuklir serta menerapkan
larangan bepergian terhadap mereka yang terlibat banyak dalam aktivitas
pengembangan nuklir Iran. Untuk pertama kalinya, larangan untuk melakukan
perdagangan dengan Iran juga akan diterapkan terhadap produk-produk untuk
9
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
penggunaan militer maupun sipil.10 Bahkan disamping itu negara-negara P5+1
dalam hal ini yakni lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB (Amerika Serikat,
China, Rusia, Inggris, dan Perancis) ditambah Jerman mendesak Irak
menghentikan program pengayaan uranium atau menghadapi sanksi yang lebih
keras.11
Penggunaan tenaga nuklir tidak hanya menimbulkan efek yang bermanfaat
dan berguna bagi kehidupan masyarakat negara penggunanya. Pemanfaatan dan
penggunaan tenaga nuklir yang menyalahi ketentuan yang telah ditetapkan oleh
IAEA juga dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan hidup.
Beberapa kasus yang dapat digunakan sebagai contoh dari penyalahgunaan
pemanfaatan tenaga nuklir antara lain adalah Bom Nuklir yang menghancurkan
serta merusak dua kota di Jepang yang dinamai dengan Little Boy (dijatuhkan di
Kota Hiroshima) dan Fat Man (yang dijatuhkan di Kota Nagasaki) yang dibuat
oleh Amerika Serikat dalam Proyek Manhattan. Kedua bom nuklir yang
dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Jepang tersebut tidak hanya menimbulkan
banyaknya korban jiwa dari rakyat Jepang di kedua kota tersebut, tetapi juga
menghancurkan lingkungan hidup lainnya di kedua kota tersebut, dan pemulihan Dalam hal ini negara-negara P5+1 tersebut mengupayakan adanya sanksi
dari Dewan Keamanan PBB berupa resolusi yang keempat karena Iran kembali
tidak memperdulikan resolusi yang ketiga dan tetap melanjutkan kegiatan nuklir
mereka berupa pengolahan uranium.
10
“PBB Perberat Sanksi untuk Iran”, Kompas, 04 Maret 2008,
11
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
kondisinya setelah pemboman membutuhkan waktu bertahun-tahun dan sangat
lama. Selain penggunaannya dalam hal senjata nuklir, nuklir juga dapat digunakan
sebagai reaktor nuklir atau Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Dalam hal
ini, salah satu contoh dampak buruk yang timbul dari penyalahgunaan dan
kecerobohan manusia adalah Kasus Chernobyl, yakni sebuah kecelakaan pada
PLTN Chernobyl yang terletak di Ukraina, dimana reaktor nuklir tersebut
meledak pada tanggal 26 April 1986 yang menimbulkan dampak radiasi nuklir
yang sangat berbahaya dan menurut laporan menimbulkan sangat banyak korban
jiwa yang meninggal seketika dan juga bertahun-tahun setelahnya akibat radiasi
nuklir tersebut, dan diantara penyakit yang banyak ditemukan adalah kanker.
Oleh karena itu, untuk mencegah timbulnya kembali hal-hal yang tidak
diinginkan akibat penggunaan tenaga nuklir tersebut, masyarakat dunia melalui
IAEA menetapkan berbagai perjanjian internasional yang harus dipatuhi oleh
negara-negara yang menggunakan teknologi nuklir tersebut. Hal ini dilakukan
agar terhindar dari kemungkinan peperangan yang bisa saja timbul akibat
penggunaan nuklir bahkan kecurigaan negara-negara di dunia pada negara-negara
yang mengembangkan teknologi nuklir mereka.
B. Perumusan Masalah
Berkenaan dengan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
1. Bagaimana pemanfaatan tenaga nuklir dan badan internasional apa yang
berkompeten untuk mengawasinya?
2. Bagaimana perangkat hukum internasional dan nasional mengatur tentang
pemanfaatan dan penggunaan tenaga nuklir, serta bagaimana penerapan
sanksi atas pelanggaran terhadap pemanfaatan dan penggunaan tenaga
nuklir tersebut?
3. Bagaimana potensi timbulnya dampak lingkungan hidup akibat
pemanfaatan dan penyalahgunaan tenaga nuklir?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mengenai tenaga nuklir itu sendiri dan
pemanfaatannya serta badan internasional yang berkompeten untuk
mengawasinya.
2. Untuk mengetahui perangkat hukum internasional dan nasional
mengatur tentang pemanfaatan dan penggunaan tenaga nuklir, serta
cara penerapan sanksi atas pelanggaran terhadap pemanfaatan dan
penggunaan tenaga nuklir tersebut.
3. Untuk mengetahui mengenai potensi timbulnya dampak lingkungan
hidup akibat pemanfaatan dan penyalahgunaan tenaga nuklir.
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
positif, baik dari segi teoritis maupun dari segi prakteknya. Secara teoritis,
pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian
ini diharapkan memberikan kontribusi pemikiran serta pandangan mengenai
konsep-konsep hukum internasional mengenai pengaturan terhadap pemanfaatan
dan penyalahgunaan tenaga nuklir, serta potensi dampak lingkungan hidup yang
mungkin timbul. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
langkah awal bagi pengembangan dan penalitian lebih lanjut.
Secara praktis, pembahasan terhadap masalah dalam penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Pemerintah Republik Indonesia
untuk mengetahui norma-norma hukum internasional yang terkait dengan tenaga
nuklir, sehingga dapat memberikan suatu dasar yang objektif dalam pengambilan
keputusan di masa depan yang berkaitan dengan ketenaga nukliran.
D. Keaslian Penulisan
“Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan
Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya” yang diangkat menjadi
judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara. Jikapun ada terdapat judul skripsi yang hampir sama dengan ini, akan tetapi
substansi pembahasannya berbeda. Penulis menyusunnya melalui referensi
buku-buku, media cetak dan elektronik, serta bantuan dari berbagai pihak. Dengan
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009 E. Metode Penelitian
Untuk melengkapi penelitian ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian yang digunakan
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini mempergunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan
yang bersifat kualitatif. Yang dimaksud dengan metode penelitian yuridis
normatif adalah penelitian yang mengacu, menggunakan serta mengolah data-data
sekunder. Dalam hal ini data-data yang diolah mengacu pada peraturan
perundang-undangan (nasional dan internasional) dan putusan pengadilan
mengenai tenaga nuklir, disamping itu juga mengacu pada tulisan para ahli hukum
dan buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh dari sumber utama, seperti
perilaku hukum individu atau masyarakat. Data sekunder terdiri dari:
1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri
dari peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan.
2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan
penjelasan bahan hukum primer, seperti hasil-hasil penelitian dan
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
3. Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan hukum yang dapat memberikan
petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,
seperti kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif, dan sebagainya.12
Metode penelitian yuridis normatif ini juga dikenal sebagai penelitian
doktrinal, yakni meneliti dan menganalisis keseluruhan norma-norma hukum yang
bersumber pada hukum tertulis maupun bersumber pada putusan-putusan
pengadilan saja, dimana penelitian ini hanya mengacu pada perangkat hukum
tertulis, antara lain: konvensi internasional, kovenan-kovenan internasional, dan
juga peraturan perundang-undangan nasional (Indonesia). Sedangkan pendekatan
yang bersifat kualitatif artinya pendekatan yang tidak mementingkan kuantitas
datanya, tetapi lebih mementingkan kedalamannya.
2. Sumber Data
Penelitian ini memusatkan pada berbagai norma hukum internasional yang
menjadi dasar terbentuknya berbagai macam peraturan internasional yang
mengatur mengenai nuklir serta badan internasional yang bertugas mengawasi
pemanfaatannya. Selain itu, penelitian ini juga mengacu pada peraturan
perundang-undangan nasional (Indonesia), untuk melihat sejauh mana Indonesia
ikut serta dalam berbagai perjanjian internasional yang menyangkut ketenaga
nukliran serta sejauh mana Indonesia menerapkannya baik itu dalam bentuk
peraturan perundang-undangan maupun dalam realisasi penggunaan nuklir itu
sendiri.
12
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan (library
research) yang dilakukan di perpustakaan USU ataupun perpustakaan daerah.
Penelitian kepustakaan tersebut bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan hukum
primer maupun bahan-bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer berupa
undang-undang, persetujuan-persetujuan, piagam, kovenan serta perangkat hukum
internasional dan nasional yang terkait. Sedangkan bahan hukum sekunder berupa
pendapat dari berbagai pakar yang dimuat dalam literatur,maupun artikel-artikel
baik dari media cetak maupun elektronik.
4. Analisis Data
Data sekunder yang telah diinventarisir kemudian disusun secara
sistematis, untuk kemudian dianalisa secara perspektif dengan menggunakan
metode deduktif dan induktif. Metode deduktif dilakukan dengan membaca,
menafsirkan dan membandingkan, sedangkan metode induktif dilakukan dengan
menerjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan ketenaga nukliran
serta dampaknya yang mungkin ditimbulkan terhadap lingkungan.
F. Sistematika Penulisan
Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasan penelitian
ini harus diuraikan secara sistematis. Untuk mempermudah penulisan penelitian
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
bab per bab yang saling berangkaian satu sama lain. Adapun sistematika
penelitian ini adalah:
BAB I: Berisikan pendahuluan yang merupakan pengantar yang
didalamnya terurai mengenai latar belakang urgensinya topik
penelitian, perumusan masalah, kemudian dilanjutkan dengan
tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian, metode
penelitian, yang kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan.
BAB II: Merupakan bab yang membahas mengenai tinjauan umum tentang
nuklir, yang mencakup tentang pengertian tenaga nuklir, sejarah
pemanfaatan tenaga nuklir, selanjutnya mengenai bagaimana
perkembangan pemanfaatan tenaga nuklir oleh berbagai negara di
dunia, serta diakhiri dengan badan internasional yang berkompeten
untuk mengawasi pemanfaatan dan pengembangan tenaga nuklir.
BAB III: Menguraikan tentang perangkat hukum internasional yang
mengatur tentang pemanfaatan tenaga nuklir. Diantaranya yang
dibahas mengenai perjanjian internasional yang mengatur
pemanfaatan tenaga nuklir, kemudian mengenai perjanjian dan
kerjasama regional dalam hal penggunaan tenaga nuklir, yang
dilanjutkan dengan pengaturan serta perkembangan hukum
nasional tentang pemanfaatan tenaga nuklir, dan diakhiri dengan
penerapan sanksi atas pelanggaran dan penyalahgunaan
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
BAB IV: Dalam bab ini diuraikan mengenai potensi dampak lingkungan
hidup yang mungkin timbul dari pemanfaatan tenaga nuklir. Dan
disamping itu juga menguraikan mengenai pengaruh
penyalahgunaan tenaga nuklir terhadap kedudukan suatu negara
dalam pergaulan internasional, beberapa kasus kerusakan
lingkungan hidup yang timbul akibat pemanfaatan nuklir, dan
pertanggungjawaban negara dalam hal terjadi kebocoran nuklir.
BAB V: Bab ini berisikan beberapa kesimpulan yang merupakan ringkasan
hasil penelitian dan saran-saran yang merupakan rekomendasi atau
solusi atas persoalan-persoalan yang ditemukan dalam penelitian.
BAB II
PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DAN BADAN INTERNASIONAL YANG BERKOMPETEN UNTUK MENGAWASINYA
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Kata tenaga nuklir sudah bukan lagi merupakan kata yang asing untuk
didengar. Tetapi sesungguhnya tidak semua orang mengetahui dengan pasti apa
itu tenaga nuklir. Bagi sebagian besar masyarakat, tenaga nuklir merupakan
sebuah kata untuk menyatakan suatu alat yang maha dahsyat yang dapat
membahayakan keselamatan banyak orang yakni berupa senjata nuklir.
Kenyataan yang menyebabkan kata tenaga nuklir seolah-olah merupakan
sebuah kata yang sangat berbahaya tidak dapat dipersalahkan sepenuhnya pada
pengetahuan masayarakat tersebut. Mereka hanya memandang dari kejadian
sejarah, bahwa pada saat Perang Dunia II, nuklir dijadikan sebagai senjata yang
memusnahkan dua kota di Jepang yakni Hiroshima dan Nagasaki yang
menimbulkan banyak sekali korban jiwa dan juga kerusakan lingkungan hidup
yang parah.
Disamping digunakan sebagai senjata yang sangat berbahaya, tenaga
nuklir juga digunakan sebagai pembangkit listrik. Kejadian ledakan pada tahun
1986 di PLTN Chernobyl yang menelan banyak korban jiwa bahkan
bertahun-tahun setelahnya akibat radiasi nuklir tersebut juga kembali menimbulkan persepsi
buruk masyarakat akan penggunaan nuklir.
Untuk mengenal lebih jauh mengenai tenaga nuklir, maka terlebih dahulu
harus diketahui apa itu nuklir. Nuklir adalah sesuatu yang berhubungan dengan
atau menggunakan inti atau energi (tenaga) atom.13
13
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 618.
Jadi, tenaga nuklir adalah
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion.14 Dengan kata lain,
tenaga nuklir adalah tenaga yang berasal dari inti atom yang dapat menghasilkan
tenaga luar biasa besarnya.15
Segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan, dan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta pengawasan kegiatan
yang berkaitan dengan tenaga nuklir dikenal dengan istilah ketenaganukliran.16
B. Sejarah Pemanfataan Tenaga Nuklir
Di
Indonesia khususnya, mengenai ketenaganukliran tersebut diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaganukliran.
Pemanfaatan tenaga nuklir merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
tenaga nuklir yang meliputi penelitian, pengembangan, penambangan, pembuatan,
produksi, pengangkutan, penyimpanan, pengalihan, ekspor, impor, penggunaan,
dekomisioning, dan pengolahan limbah radioaktif untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Dari hal-hal tersebut dapat dilihat bahwa pemanfaatan
tenaga nuklir mempunyai cakupan yang sangat luas dalam hal penggunaannya.
Awal pengusaan teknologi nuklir oleh umat manusia dimulai ketika
Wilhem K. Roentgen (1845-1923), fisikawan berkebangsaan Jerman, pada tahun
1895 menemukan sinar aneh yang belum pernah diketemukan sebelumnya.
14
Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaganukliran
15
Jelly Leviza, Loc.cit.
16
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Karena belum pernah dikenal, maka sianr ini diberi nama sinar-X. Namun untuk
menghargai jasa beliau dalam penemuan sinar-X ini maka sinar ini dinamai juga
sebagai sinar Roentgen.
Selang satu tahun dari penemuan sinar Roentgen, ditemukanlah unsur
Uranium (U) yang dapat memancarkan radiasi secara spontan oleh fisikawan
Perancis, Antonie Henry Becquerrel. Untuk selanjutnya bahan yang meniliki sifat
seperti ini disebut bahan radioaktif. Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1898,
pasangan suami istri ahli kimia berkebangsaaan Perancis, Marie Curie
(1867-1936) dan Pierre Curie (1859-1905) menemukan unsur Polonium (Po) dan
Radium (Ra) yang memperlihatkan gelaja yang sama dengan unsur Uranium yang
telah ditemukan sebelumnya, yaitu mampu memancarkan radiasi secara spontan.
Penelitian demi penelitian terus dilakukan oleh para ahli fisika, sehingga
pada tahun 1932, Sir Jamer Chadwick menemukan neutron. Chadwick melakukan
penelitiannya di Laboratorium Cavendish dengan cara menembaki unsur Berilium
(Be) dengan partikel alfa. Dari penembakan ini dipancarkan partikel berdaya
tembus tinggi yang belum pernah ditemui sebelumnya. Setelah penyelidikan lebih
lanjut, ternyata partikel tersebut tidak bermuatan listrik atau netral, sehingga
partikelnya disebut neutron.
Setelah penemuan Uranium oleh Becquerel dan penemuan neutron oleh
Chadwick, Otto Hahn dan Fritz Strasmann pada tahun 1938 menemukan reaksi
pembelahan inti atom. Mereka melakukan penelitian di Institut Kaisar Wilhelm,
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
neutron (n) yang bergerak sangat lambat. Reaksi yang ditemukan oleh Hahn dan
Strasmann ternyata sangat berlainan dengan rekasi kimia biasa yang sudah dikenal
pada saat itu.
Untuk mendapatkan reaksi nuklir yang aman maka manusia berusaha
mewujudkan reaktor nuklir, yaitu suatu tempat dimana reaksi nuklir terkendali
dapat berlangsung. Reaktor nuklir pertama didunia dibuat oleh para fisikawan di
Universitas Chicago yang dipimpin oleh Enrico Fermi. Reaktor nuklir itu
dibangun di bawah stadion olahraga universitas tersebut. Reakni nuklir berantai
yang terkendali pertama kali ditemukan pada saat dimulainya operasi reaktor
tersebut pada tanggal 2 Desember 1942.
Arah perkembangan teknologi nuklir berikutnya tak terlepas dari situasi
politik dunia pada saat itu, hingga perkembangan teknologi nuklir mengarah ke
pembuatan senjata untuk perang berupa bom nuklir. Bermula dari kenyataan
inilah istilah nuklir sering kali dikaitkan dengan senjata pamungkas maha dahsyat
yang disebut bom nuklir. Hal itu tidak terlepas dari pengalaman pahit sejarah umat
manusia di muka bumi ini. Pada umumnya dikenal istilah nuklir dari sejarah
Perang Dunia Kedua. Pada saat itu, 2 buah bom nuklir meledak masing-masing di
kota Hirosima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9
Agustus 1945.17
Pada awal penemuannya nuklir bukanlah dimaksudkan sebagai senjata,
akan tetapi lebih kepada penemuan ilmu pengetahuan, akan tetapi perkembangan
17
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
selanjutnya mengarahkan nuklir sebagai senjata yang cendrung merugikan. Jadi
dapat dikatakan, bahwa perkembangan teknologi nuklir memiliki “cacat bawaan”
karena dipakainya teknologi tersebut untuk pembuatan bom nuklir. Dari
pengalaman ini diketahui bahwa penemuan bom nuklir merupakan salah satu
bentuk penyimpangan dari pengusaan teknologi nuklir oleh umat manusia.
Sehingga tidak jarang sebahagian diantara kita sering menolak teknologi nuklir
dalam bentuk apapun tanpa mau melihat lebih jauh untuk apa teknologi tersebut.
Meskipun pada kenyataannya, teknologi nuklir bukan hanya untuk pembuatan
bom nuklir. Ada beberapa manfaat yang dapat dinikmati oleh umat manusia
dimuka bumi ini jika teknologi nuklir dimanfaatkan secara benar.18
Perkembangan lebih lanjut pemanfaatan teknologi nuklir tidak hanya
sebatas penggunaan sebagai senjata, akan tetapi salah satu pengunaan teknologi
nuklir tersebut berupa reaktor nuklir. Reaktor nuklir atau reaktor atom adalah
tempat terjadinya reaksi inti yang menghasilkan radiasi buatan berupa zat
radioaktif. Berdasarkan mekanisme reaksinya ada dua macam yakni reaksi fisi
(reaksi pembelahan inti) dan reaksi fusi (reaksi penggabungan inti). Diantara
kedua macam reaksi inti tersebut, reaksi fusi pada saat ini masih dalam penelitian
dan pengembangan lebih lanjut sehingga belum banyak digunakan secara luas.
Sedangkan untuk reaksi fisi saat ini sudah dapat dikuasai dengan baik dan berhasil
sehingga banyak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
19
18
Ibid., hlm. 11.
19
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Operasi reaktor nuklir pertama kali pada tahun 1942, akan tetapi
pemanfaatan reaktor nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik yang memajukan
kesejahteraan umat manusia justru dimulai pertama kali sebagai pembangkit
listrik adalah stasiun pembangkit percobaan
dekat
yang menghasilkan listrik unt
yang dibuka pada20
C. Perkembangan Pemanfaatan Tenaga Nuklir Oleh Berbagai Negara Di Dunia
Nuklir adalah salah satu alternatif penting dalam penyediaan energi bagi
pembangunan bangsa. Bagi siapa saja yang ingin menjadi negara maju, kuat dan
sejahtera, nuklir memberikan jalan keluar bagi ketergantungan dunia terhadap
bahan bakar fosil yang semakin menyusut. Saat ini sekitar 50 persen kebutuhan
energi dunia dipasok bahan bakar minyak. Setelah itu batu bara dan gas.
Selebihnya, sumber energi lainnya, hanya memberi sumbangan yang kecil.21
1. Amerika Serikat
Perkembangan pemanfaatan tenaga nuklir oleh berbagai negara di dunia
diantaranya adalah:
20
“Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir”, http://id.wikipedia.org/wiki/PLTN
21
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Pada tanggal 6 Desember 1941, satu hari sebelum Pearl Harbour diserang
Jepang, administrasi pemerintahan Amerika Serikat memutuskan untuk memulai
proyek pembuatan bom atom, yang pada bulan Agustus 1942 secara resmi diberi
nama Proyek Manhattan (Manhattan Project) yang terkenal itu dibawah pimpinan
fisikawan terkemuka Robert Oppenheimer. Tidak kurang dari 4 tahun dibutuhkan
oleh ahli-ahli fisika ternama dari Amerika Serikat dan negara-negara lainnya,
seperti Inggris, sebelum akhirnya uji coba pertama bom atom dengan kode
“Trinity” dapat terlaksana pada 16 Juli 1945 di padang Alamogordo, New
Mexico, Amerika Serikat.22
Proyek Manhattan atau lebih formal, Manhattan Engineering District,
adalah sebuah percobaan dalam
keseluruhan oleh Jenderal
berdasarkan fisi nuklir dapat dikembangkan dan bahwa
Meskipun proyek ini melibatkan lebih dari 30 tempat riset dan produksi
yang berbeda, Proyek Manhattan sebagian besar proyeknya dilaksanakan di tiga
tempat rahasia yang didirikan oleh kuas
Alamos, Oak Ridge, dan Hanford dirahasiakan sampai akhir Perang Dunia II.
22
Dian Wirengjurut, Kawasan Damai dan Bebas Senjata Nuklir: Pengertian, Sejarah dan
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Proyek Manhattan menghasilkan rancangan, produksi, dan peledakan dari
tiga bom nuklir pada
Hanford, dites pada
dekat
diledakan pada
disebut
Lokasi utamanya masih ada sampai sekarang sebagai
23
Amerika Serikat telah menyelenggarakan sejumlah uji coba nuklir di
sejumlah tempat seperti
24
2. Uni Soviet (Rusia).
Usaha yang mirip dijalankan d
23
“Proyek Manhattan”, http://id.wikipedia.org/wiki/Proyek_Manhattan
24
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
II Kurchatov yang berasal dari tangan kedua dari negara-negara Proyek
Manhattan, berterima kasih pada mata-mata, termasuk setidaknya 2 orang pada
kelompok ilmiah di Los Alamos,
masing-masing).
Uni Soviet melakukan uji coba senjata nuklirnya yang pertama ("Joe-1")
pada 1949, dalam sebuah proyek yang sebagian dikembangkan dengan espionase
dalam dan setelah Perang Dunia II. Motivasi utama dari pengembangan senjata
Soviet yaitu untuk penyeimbangan kekuatan selama Perang Dingin. Soviet
menguji bom hidrogen primitif pada 1953 ("Joe-4") dan sebuah bom hidrogen
berdaya megaton pada 1955 ("RDS-37"). Uni Soviet juga melakukan uji coba
bom terkuat yang pernah diledakkan oleh manusia "Tsar Bomba", yang memiliki
daya ledak 100 megaton, tetapi dikurangi dengan sengaja menjadi 50 megaton.
Pada 1991, semua persenjataannya menjadi milik Rusia.
3. Britania Raya (Inggris)
Britania Raya (Inggris) melakukan uji coba senjata nuklir pertamanya
"Hurricane" pada 1952, dengan data yang sebagian besar didapat dari hasil kerja
sama dengan Amerika Serikat dalam Proyek Manhattan. Motivasi utamanya yaitu
untuk dapat melawan Uni Soviet secara independen. Britania Raya melakukan uji
coba bom hidrogen pada 1957. Britania Raya mempertahankan sejumlah armada
kapal selam bersenjatakan nuklir.
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Perancis menguji coba senjata nuklirnya pertama kali pada 1960, serta
bom hidrogen pada 1968.
5. Republik Rakyat Tiongkok (China)
Republik Rakyat Tiongkok menguji coba senjata nuklirnya pertama kali
pada 1964, yang mengagetkan banyak badan intelejensi Barat. Tiongkok
memperoleh pengetahuan nuklirnya dari Soviet, tetapi kemudian berhenti setelah
pemisahan Sino-Soviet. Tiongkok menguji coba bom hidrogen pertama kali pada
1967 di Lop Nur. Tiongkok dipercaya untuk memiliki sekitar 130 hulu ledak
nuklir.
6. India
India tidak pernah menjadi anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. India
menguji coba sebuah "alat nuklir damai", sebagaimana digambarkan oleh
pemerintah India pada 1974 "Smiling Buddha", uji coba pertama yang
dikembangkan setelah pendirian NPT, menjadi pertanyaan baru tentang
bagaimana sebuah teknologi nuklir sipil dapat diselewengkan untuk kepentingan
persenjataan. Motivasi utamanya diperkirakan adalah untuk melawan Tiongkok.
India kemudian menguji coba hulu ledak nuklirnya pada 1998 "Operasi Shakti",
termasuk sebuah alat termonuklir (walaupun kesuksesan termonuklir tersebut
masih diragukan). Pada Juli 2005, India secara resmi diakui oleh Amerika Serikat
sebagai "sebuah negara dengan teknologi nuklir maju yang bertanggungjawab"
dan setuju untuk melakukan kerjasama nuklir di antara kedua negara.
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Pakistan bukan merupakan anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir.
Pakistan selama beberapa dekade secara diam-diam mengembangkan senjata
nuklirnya dimulai pada akhir 1970-an. Pakistan pertama kali berkembang menjadi
negara nuklir setelah pembangunan reaktor nuklir pertamanya di dekat Karachi
dengan peralatan dan bahan yang disediakan oleh negara-negara barat pada awal
1970-an. Setelah uji coba senjata nuklir India, Pakistan secara bertahap memulai
program pengembangan senjata nuklirnya dan secara rahasia membangun fasilitas
nuklirnya kebanyakan berada di bawah tanah dekat ibu kota Islamabad. Beberapa
sumber mengatakan Pakistan telah memiliki kemampuan senjata nuklir pada akhir
1980-an. Hal tersebut masih bersifat spekulatif sampai pada 1998 ketika Pakistan
melakukan uji coba pertamanya di Chagai Hills, beberapa hari setelah India
melakukan uji cobanya.
8. Korea Utara
Korea Utara dahulunya merupakan anggota Perjanjian Nonproliferasi
Nuklir tetapi kemudian menarik diri pada 10 Januari 2003. Pada Februari 2005
Korea Utara mengklaim telah memiliki sejumlah senjata nuklir aktif, walaupun
diragukan sejumlah ahli karena Korea Utara kurang dalam melakukan uji coba.
Pada Oktober 2006, Korea Utara mengatakan seiring dengan tekanan oleh
Amerika Serikat, akan mengadakan sejumlah uji coba nuklir sebagai konfirmasi
atas status nuklirnya. Korea Utara melaporkan sebuah uji coba nuklir yang sukses
pada 9 Oktober 2006. Kebanyakan pejabat intelejensi AS mempercayai bahwa
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
radioaktif oleh angkatan udara AS, akan tetapi kebanyakan pejabat setuju bahwa
uji coba tersebut kemungkinan hanya mengalami sedikit keberhasilan,
dikarenakan daya ledaknya yang hanya berkisar kurang dari 1 kiloton.
9. Israel
Israel bukan merupakan anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir dan
menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal memiliki senjata nuklir, atau
mengembangkan program senjata nuklir. Walaupun Israel mengklaim Pusat Riset
Nuklir Negev dekat Dimona adalah sebuah "reaktor penelitian", tetapi tidak ada
hasil pekerjaan ilmuwan yang bekerja disana yang dipublikasikan. Informasi
mengenai program di Dimona dibeberkan oleh teknisi Mordechai Vanunu pada
1986. Analisis gambar mengidentifikasi bunker senjata, peluncur misil bergerak,
dan situs peluncuran pada foto satelit. Badan Tenaga Atom Internasional
mempercayai Israel memiliki senjata nuklir. Israel mungkin telah melakukan
sebuah uji coba senjata nuklir dengan Afrika Selatan pada 1979, tetapi hal ini
belum dikonfirmasikan. Menurut Natural Resources Defense Council dan
Federasi Ilmuwan Amerika, Israel memiliki sekitar 75-200 senjata.
10.Iran
Iran menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir dan mengemukakan
ketertarikannya dalam teknologi nuklir termasuk pengayaan nuklir untuk tujuan
damai (sebuah hak yang dijamin dalam perjanjian), tetapi CIA (badan rahasia AS)
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
menutupi program untuk pengembangan senjata nuklir dan mengklaim bahwa Iran
memiliki sedikit kebutuhan untuk mengembangkan tenaga nuklir, dan secara
konsisten memilih opsi nuklir yang dapat menjadi multi penggunaan
dibandingkan dengan memilih teknologi nuklir yang hanya bisa digunakan untuk
pembangkitan tenaga listrik. Mantan Menteri Luar Negeri Iran Kamal Kharrazi
secara tegas menyatakan ambisi negaranya dalam teknologi nuklir: "Iran akan
mengembangkan kemampuan tenaga nuklir dan hal ini harus diakui oleh
perjanjian." Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) kemudian melaporkan Iran
ke Dewan Keamanan PBB pada 4 Februari 2006 sebagai respon dari kekhawatiran
negara-negara barat akan program nuklir Iran. Pada 11 April 2006, presiden Iran
mengumumkan bahwa Iran telah berhasil melakukan pengayaan uranium untuk
dapat digunakan dalam reaktor untuk pertama kalinya. Pada 22 April 2006,
delegasi Iran untuk badan pengawasan nuklir PBB bahwa Iran telah mencapai
persetujuan awal dengan Kremlin untuk membentuk sebuah kerjasama dalam
pengayaan uranium bersama di wilayah Rusia.
11.Arab Saudi
Pada 2003, anggota pemerintahan Saudi Arabia menyatakan bahwa
dikarenakan hubungan yang memburuk dengan Amerika Serikat, Saudi Arabia
dipaksa untuk mempertimbangkan pengembangan senjata nuklir, tetapi sejak itu
mereka kerap menyangkal telah memulai pengembangannya. Kabar burung
beredar bahwa Pakistan telah mengirim sejumlah senjata nuklir ke Arab Saudi,
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Jerman, Cicero melaporkan bahwa Arab Saudi sejak 2003 telah menerima bantuan
dari Pakistan untuk mengembangkan rudal nuklir. Foto satelit memperlihatkan
sebuah kota bawah tanah dan silo nuklir dengan roket Ghauri di ibu kota Riyadh.
Pakistan kemudian menyangkal telah membantu Arab Saudi dalam ambisi
nuklirnya.
12.Kanada
Kanada memiliki pengetahuan untuk pengembangan teknologi nuklir,
cadangan uranium dalam jumlah besar dan memasarkan reaktor untuk keperluan
sipil. Kanada memiliki plutonium dalam jumlah besar yang dihasilkan
reaktor-reaktor pembangkit tenaga listrik. Kanada dapat mengembangkan senjata nuklir
dalam waktu singkat. Walaupun tidak memiliki program senjata nuklir sekarang
ini, Kanada secara teknologi telah mampu memiliki program tersebut sejak 1945.
Kanada merupakan kontributor penting dari keahlian dan bahan baku program
nuklir Amerika di masa lalu dan juga turut serta dalam Proyek Manhattan. Pada
1959, NATO mengusulkan RCAF (Angkatan Udara Kanada) untuk membangun
sebuah kekuatan nuklir di Eropa, pada 1962, enam skuadron CF-104 Kanada
ditempatkan di Eropa untuk membangun RCAF Nuclear Strike Force yang
dipersenjatai dengan bom nuklir B28 (aslinya adalah Mk 28) di bawah program
nuklir NATO; kesatuan tersebut kemudian dibubarkan pada 1972 ketika Kanada
memutuskan untuk tidak menggunakan cara-cara serangan nuklir. Kanada
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
dalam teritorial Kanada pada 1963 untuk digunakan pada rudal BOMARC
Kanada. Angkatan Udara Kanada juga menyimpan sejumlah roket nuklir udara ke
udara AIR-2 Genie sebagai senjata utama dari pesawat tempur CF-101 Voodoo
setelah 1965. Perdana Menteri Pierre Trudeau mendeklarasikan Kanada menjadi
negara bebas senjata nuklir pada 1971, dan hulu ledak Amerika terakhir ditarik
pada 1984. Kanada memberikan reaktor riset pertama India, CIRUS, pada 1956.
Reaktor ini digunakan untuk menghasilkan bahan nuklir yang digunakan dalam
uji coba nuklir pertama India. Kadana juga memproduksi reaktor CANDU dan
menjual teknologinya ke beberapa negara seperti Republik Rakyat Cina, Korea
Selatan, India, Rumania, Argentina dan Pakistan. Akan tetapi tidak ada bukti yang
dapat dipercaya yang menunjukkan bahwa reaktor-reaktor CANDU digunakan
untuk menghasilkan bahan nuklir yang digunakan India dan Pakistan. Kanada
kemudian memutuskan perdagangan nuklir dengan kedua negara tersebut setelah
mereka melakukan uji coba senjata nuklirnya yang pertama.
13.Jerman
Jerman memiliki industri nuklir yang mampu memproduksi reaktor,
fasilitas pengayaaan uranium, fasilitas produksi bahan bakar nuklir dan fasilitas
pemrosesan ulang bahan bakar nuklir serta mengoperasikan 19 reaktor untuk
sepertiga kebutuhan listrik negara itu. Jerman sejak 1945 belum melakukan upaya
serius untuk mengembangkan sistem pengiriman senjata strategisnya, tetapi
sejumlah senjata nuklir telah ditempatkan di Jerman Barat dan Jerman Timur
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
nuklir, tentara Jerman Barat memiliki wewenang untuk menggunakan senjata
nuklir AS ketika menghadapi serangan besar-besaran dari Pakta Warsawa.
Beberapa lusin senjata tersebut masih tetap berada di beberapa fasilitas militer di
Jerman bagian barat. Jerman sejak 1998 telah mengadopsi kebijakan untuk
menghapus semua persenjataan nuklir, walaupun kebijakan tersebut berjalan
lambat. Pada 26 Januari 2006, bekas menteri pertahanan, Rupert Scholz,
mengatakan bahwa Jerman mungkin membutuhkan persenjataan nuklirnya sendiri
untuk menghadapi ancaman teroris.25
D. Badan Internasional Yang Berkompeten Untuk Mengawasi Pemanfaatan Dan Pengembangan Tenaga Nuklir.
Pemanfaatan dan pengembangan tenaga nuklir yang sedemikian pesat
menimbulkan persoalan yang tidak sedikit. Telah banyak dampak negatif dari
pengembangannya dan salah satunya adalah rusaknya lingkungan akibat uji coba
yang terus menerus.
Setelah akhir Perang Dunia Kedua, masyarakat dunia dapat melihat
dampak yang diakibatkan oleh bom nuklir, oleh sebab itu dibentuklah suatu badan
internasional dibawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yakni IAEA
(International Atomic Energy Agency). Badan Tenaga Atom Internasional
25
Amerika Serikat, Uni Soviet (Rusia), Britania Raya (Inggris), Perancis, Republik Rakyat Tiongkok (China), India, Pakistan, dan Korea Utara merupakan negara yang telah melakukan uji coba nuklir; Israel merupakan negara yang dipercayai memiliki senjata nuklir; Iran dan Arab Saudi merupakan negara yang dicurigai memiliki program nuklir rahasia; Kanada dan Jerman merupakan negara yang berkemampuan nuklir. “Daftar Negara Dengan Senjata Nuklir”,
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
(International Atomic Energy Agency/IAEA) adalah sebuah organisasi independen
yang didirikan pada
militer. Markas IAEA terletak di
Ketua IAEA saat ini ialah
dan Direktur Jendralnya Mohamed ElBaradei mendapatkan penghargaan Nobel
Perdamaian untuk tahun 2005 atas usaha mereka membatasi penyebaran senjata
nuklir.26
26
“Badan Tenaga Atom Internasional”,
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) merupakan salah satu organisasi
yang berada di bawah naungan PBB, yang diharapkan bisa memainkan peran
dalam membantu menegakkan kestabilan dan keamanan internasional. Tanggung
jawab utama IAEA ialah untuk membantu perlucutan senjata dunia dan
pemusnahan senjata pembunuh massal, serta membantu negara-negara
anggotanya dalam pemanfaatan teknologi nuklir tujuan damai. Pertanyaan yang
timbul adalah sejauh mana IAEA bisa memenuhi tanggung jawabnya dan
memenuhi harapan masyarakat dunia.
IAEA (International Atomic Energy Agency) merupakan badan
internasional yang memiliki tiga pilar yang mendasari pelaksanaan kegiatannya
sebagaimana dimandatkan oleh Statuta IAEA, antara lain sebagai berikut:
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
• Pertama, IAEA memiliki kewenangan untuk melakukan safeguards dan
verifikasi nuklir guna memastikan bahwa program nuklir di suatu negara
ditujukan untuk maksud damai.
• Kedua, IAEA melakukan kegiatan kerjasama internasional dalam
mempromosikan pemanfaatan energi nuklir untuk maksud damai dengan
meningkatkan keselamatan dan pengamanan nuklir dari resiko dan bahaya
yang mungkin timbul.
• Ketiga, IAEA membantu negara-negara anggotanya dalam memanfaatkan
iptek nuklir yang bersifat damai bagi kepentingan sosial, ekonomi, dan
lingkungan dalam rangka melaksanakan pembangunan berkelanjutan.
IAEA dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal, yaitu Dr. Mohamed
ElBaradei, dan membawahi 6 unit utama yaitu 1) Department of Technical
Cooperation, 2) Department of Nuclear Energy, 3) Department of Nuclear Safety
and Security, 4) Department of Management, 5) Department of Nuclear Sciences
and Application, 6) Department of Safeguards. Masing-masing unit tersebut
dikepalai oleh seorang Deputy Director General (DDG). Sekretariat IAEA
memiliki staf profesional dan pendukung sebanyak 2200 orang dari lebih 90
negara anggota.
Untuk pilar pertama, IAEA melaksanakan kewenangannya di bidang
safeguards dengan melakukan verifikasi terhadap program nuklir di berbagai
negara dan kepatuhan negara-negara tersebut terhadap ketentuan-ketentuan
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
(NPT), Treaty of Tlatelolco, Treaty of Bangkok, Treaty of Pelindaba, dan Treaty
of Rarotonga, serta berbagai konvensi terkait lainnya. Kegiatan tersebut
dimaksudkan untuk memastikan sifat damai program nuklir di suatu negara dan
dalam hal ini, IAEA tidak hanya menjamin kegiatan dan bahan nuklir yang
dideklarasikan (declared material and activities) tidak dialihkan (diversion)
menjadi senjata nuklir namun juga menjamin bahwa tidak ada kegiatan dan bahan
nuklir yang tidak dideklarasikan (undeclared nuclear materials and activities).
Dalam lingkup pelaksanaan tugasnya ini, IAEA tidak hanya dihadapkan
pada masalah teknis namun seringkali menghadapi masalah-masalah dengan
bobot strategis politis. Masalah-masalah dengan aspek politis tersebut terkait
dengan masalah kemampuan nuklir Afrika Selatan, Israel, Korea Utara,
penyerangan Israel terhadap instalasi nuklir Irak dan Iran, dan sekarang ini
masalah nuklir Iran.
Untuk pilar kedua, IAEA mendukung kerjasama internasional di bidang
keselamatan nuklir (nuclear safety) dalam aspek radiasi, pengangkutan, dan
pengolahan limbah. IAEA melaksanakan upaya tersebut melalui berbagai prakarsa
dan program keselamatan serta penyusunan berbagai standard dan instrumen
keselamatan sebagai panduan. IAEA senantiasa berupaya memastikan bahwa
kegiatan nuklir di dunia dilaksanakan dengan tingkat keselamatan yang tinggi
(highest levels of safety) dan sesuai dengan standard dan instrumen tentang
keselamatan nuklir. Masih dalam konteks keselamatan nuklir, IAEA juga
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
bekas nuklir (spent nuclear fuel). Sejumlah negara membangun fasilitas
penyimpanan dan pembuangan bahan bakar bekas, termasuk yang berasal dari
reaktor nuklirnya. Pengoperasian fasilitas ini dituntut oleh masyarakat dalam hal
kemampuannya membuang dan menyimpan limbah berkadar radioaktif tinggi ini
secara aman.
Untuk aspek pengamanan nuklir (nuclear security), IAEA memberikan
fokus kepada pencegahan, deteksi dan response dalam kerangka kerjasama
internasional pengamanan nuklir. Kerjasama internasional ini dipandang penting
dalam memperkuat kemampuan nasional sekaligus mengembangkan jaringan
regional dan global untuk pengamanan nuklir. IAEA menggolongkan potensi
bahaya pengamanan nuklir menjadi 4, yaitu : bahaya pencurian senjata nuklir,
perolehan bahan nuklir untuk pengembangan alat peledak nuklir, penyalahgunaan
sumber radioaktif (dirty bombs), bahaya radiologi akibat serangan atau sabotase
terhadap kendaaran atau fasilitas pengangkut bahan nuklir. Dengan dipicu
peristiwa serangan teroris pada tanggal 11 September 2001, lingkup kegiatan dan
program pengamanan nuklir IAEA semakin berkembang dengan mengemukanya
isu terorisme nuklir. Negara anggota diminta untuk memberikan dukungan politis,
keuangan dan teknis untuk pengamanan nuklir dan radiologi serta pencegahan
terorisme nuklir, termasuk dengan memberikan kontribusi untuk Nuclear Security
Fund dalam rangka mendanai program IAEA Nuclear Security Plan 2006-2009.
Untuk pilar ketiga, IAEA melaksanakan kegiatan dalam membantu