• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Pengembangan Wilayah

Dalam dokumen DAFTAR ISI - Rancangan RKPD 2016 Final (Halaman 52-57)

2.1.22.1.2

2.1.2 Potensi Pengembangan WilayahPotensi Pengembangan Wilayah Potensi Pengembangan WilayahPotensi Pengembangan Wilayah

Merujuk pada strategi pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dalam rangka mewujudkan Yogyakarta menyongsong peradaban baru maka strategi pengembangan potensi wilayah harus mengacu kepada prinsipAprinsip sebagai berikut :

• Pelaksanaan Pembangunan harus selalu dikaitkan dengan kepentingan pelestarian lingkungan hidup, pengembangan tata ruang, & pengelolaan aspek pertanahannya

~ 35 ~

• Tata ruang & infrastruktur (dalam bingkai wilayah maritim, agraris, & niaga) mencakup hubungan sinergis antara fungsi ruang darat, laut, udara, dan sungai dengan bertumpu pada kerjasama niaga antar wilayah yang mengandalkan potensi darat, laut, udara, dan sungai

• Implementasi EKONOMI HIJAU : keberlanjutan ekologis & desentralisasi tata kelola lingkungan

• Efektifitas kontrol lingkungan dalam skala komunitas lokal yang langsung memiliki interdependensi terhadap alam sekitar kehidupan mereka

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah DIY Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DIY, kawasan budidaya di DIY terdiri dari:

1) Kawasan Hutan Produksi

Kebijakan pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi di DIY diantaranya adalah :

a. melestarikan kawasan hutan produksi sebagai kawasan hutan yang berkelanjutan untuk mendukung kebutuhan papan, energi dan pangan;

b. mengembangkan hutan produksi untuk diversifikasi hutan kayu dan non kayu untuk menciptakan peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan;

c. mengoptimalkan produktivitas kawasan hutan produksi; d. mempertahankan fungsi kawasan hutan.

Penetapan kawasan peruntukan hutan produksi di DIY diarahkan pada:

a. Kabupaten Gunungkidul seluas 12.810,1000 ha; b. Kabupaten Kulon Progo seluas 601,6000 ha 2) Kawasan Pertanian

Kawasan peruntukan pertanian dibagi menjadi lahan basah dan lahan kering. Kebijakan pada kawasan pertanian lahan basah antara lain adalah:

a. melestarikan kawasan peruntukan pertanian lahan basah sebagai lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan, mpenjaga ketersediaan lapangan kerja di bidang pertanian, dan menjaga keseimbangan lingkungan hidup;

~ 36 ~

Kebijakan pada kawasan pertanian lahan kering diantaranya adalah: a. melestarikan kawasan pertanian lahan kering sebagai lahan

pertanian tanaman pangan berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan dan energi;

b. mengembangkan kawasan pertanian lahan kering untuk diversifikasi sumber pangan, dan sumber energi serta untuk menciptakan peluang ekonomi;

c. mengoptimalkan produktifitas kawasan pertanian lahan kering; d. mengendalikan alih fungsi lahan pertanian, kecuali untuk

kepentingan umum.

Penetapan kawasan pertanian di DIY diarahkan sebagai berikut:

a. Kawasan pertanian lahan basah terletak di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman.

b. Kawasan pertanian lahan kering terletak di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman.

DIY dalam rangka melindungi lahan pertanian abadi dan dalam rangka mendukung ketahanan pangan telah mempunyai Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Adapun Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan diselenggarakan dengan tujuan:

a. Melindungi kawasan dan lahan pertanian pangan secara berkelanjutan;

b. Menjamin tersedianya lahan pertanian pangan secara berkelanjutan;

c. Mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan; d. Melindungi kepemilikan lahan pertanian pangan milik petani; e. Meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan petani dan

masyarakat;

f. Meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan petani;

g. Meningkatkan penyediaan lapangan kerja bagi kehidupan yang layak;

h. Mempertahankan keseimbangan ekologis; dan i. Mewujudkan revitalisasi pertanian.

Lahan Pertanian Pangan berkelanjutan yang ditetapkan dalam RTRW Daerah ditetapkan dengan luas paling kurang 35.911,59 Ha (merupakan lahan inti). Lahan diluar lahan inti dalam kawasan

~ 37 ~

pertanian pangan dipersiapkan sebagai lahan penyangga. Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan tersebar di wilayah:

a. Kabupaten Sleman dengan luas paling kurang 12.377,59 Ha; b. Kabupaten Bantul dengan luas paling kurang 13.000 Ha;

c. Kabupaten Kulon Progo dengan luas paling kurang 5.029 Ha; dan d. Kabupaten Gunungkidul dengan luas paling kurang 5.505 Ha. 3) Kawasan Pertambangan

Kebijakan penetapan kawasan peruntukan pertambangan adalah memanfaatkan potensi sumber daya mineral, batu bara dan panas bumi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mencegah dampak negatif terhadap lingkungan. Penetapan kawasan peruntukan pertambangan diarahkan sebagai berikut:

Kegiatan pemanfaatan sumber daya mineral batu bara dan panas bumi dapat dilakukan di:

a. kawasan lindung bawahan, kawasan lindung setempat dan kawasan rawan bencana alam;

b. kawasan pertanian, kawasan pariwisata, kawasan permukiman perdesaan, kawasan industri, kawasan pesisir dan pulauApulau kecil.

Penetapan kawasan peruntukan pertambangan sebagai berikut:

a. Kabupaten Gunungkidul untuk pertambangan batu kapur di Kecamatan Ponjong dan Panggang, sementara untuk pertambangan kaolin di Kecamatan Semin

b. Kabupaten Kulon Progo yaitu:

- Perbukitan Menoreh untuk pertambangan emas di Kecamatan Kokap, mangaan di Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, Nanggulan, dan Pengasih;

- Kawasan Pesisir Pantai Selatan untuk pertambangan pasir besi di Kecamatan Wates, Panjatan dan Galur.

c. Kabupaten Sleman untuk pertambangan pasir di Kecamatan Pakem dan Minggir.

4) Kawasan Industri

Kebijakan penetapan kawasan peruntukan industri meliputi a) mengembangkan kawasan untuk kegiatan industri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; b) mengembangkan kegiatan industri yang tidak menimbulkan pencemaran. Arahan penetapan kawasan peruntukan

~ 38 ~

industri meliputi kawasan sentra industri dan kawasan peruntukan industri yang terletak di Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Gunungkidul.

5) Kawasan Pariwisata

Kebijakan penetapan kawasan peruntukan pariwisata adalah memantapkan kawasan pariwisata budaya dan kawasan pariwisata alam. Arahan penetapan kawasan peruntukan pariwisata meliputi :

a. Kawasan pariwisata budaya terletak di Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Kota Yogyakarta.

b. Kawasan pariwisata alam berupa kawasan alam yang dimanfaatkan untuk pariwisata alam yang terletak di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman.

c. Kawasan wisata alam seluas 1,1020 ha terletak di Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.

6) Kawasan Pendidikan Tinggi

Kebijakan pengembangan kawasan pendidikan tinggi meliputi a) Memantapkan kawasan pendidikan tinggi yang ada; b) Meningkatkan kualitas pelayanan pendukung kawasan pendidikan tinggi. Arah penetapan kawasan pendidikan tinggi sebagai berikut:

a. kawasan pendidikan tinggi yang sudah ada dan kawasan pendidikan tinggi baru;

b. kawasan pendidikan tinggi yang sudah ada terletak di kawasan perkotaan Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul;

c. kawasan pendidikan tinggi baru terletak di Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Gunungkidul.

7) Kawasan Pesisir dan PulauAPulau Kecil

Kebijakan pengembangan kawasan pesisir dan pulauApulau kecil meliputi pengembangan pariwisata, pemanfaatan dan pengelolaan potensi laut. Arahan penetapan kawasan pesisir dan pulauApulau kecil di DIY, yaitu:

a. kawasan pesisir meliputi pantai di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul

~ 39 ~

Dalam dokumen DAFTAR ISI - Rancangan RKPD 2016 Final (Halaman 52-57)

Dokumen terkait