• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KARAKTERISTIK WILAYAH PENELITIAN

5.5 Potensi Sumber Daya Nonpertambangan

Kegiatan pertambangan, selain timah yang di Indonesia hanya terdapatdi wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga pertambangan kaolin dan pasir kuarsa merupakan bahan tambang yang mempunyai kualitas terbaik di Indonesia. Kegiatan perkebunan yang sangat potensial dan memiliki karakteristik yang khas adalah lada. Dengan demikian, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai keunggulan komparatif yang sangat besar.

Pengembangan kegiatan ekstraktif dalam jangka pendek sangat krusial terutama kegiatan pertambangan. Oleh karena itu, sub bagian ini akan membahas potensi sumber daya alam nonpertambangan yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pembahasan ini ditekankan antara lain pada potensi, produksi, PDRB dan tenaga kerja dari berbagai kegiatan.

5.5.1 Pertanian

Kegiatan pertanian terdiri dari subkegiatan tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Dalam PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kegiatan pertanian mengkontribusi sebesar 19,17%. Subkegiatan yang mengkontribusinya cukup besar adalah subkegiatan perkebunan dan perikanan. Luas panen kegiatan pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 560.923,90 ha yang terdiri dari : tanaman bahan makanan 25.038 ha; tanaman perkebunan 95.581,90 ha; kehutanan 440.304 ha. Kawasan hutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 440.304 ha dengan rincian yaitu : hutan lindung 41.050 ha dan hutan tetap 399.254 ha dengan hutan lindung mengalami penambahan 6.304 ha dari 34.746 ha tahun 1994 menjadi 41.050 ha tahun 1995. Jika Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dirinci menurut Dati II, maka kegiatan pertanian di dominasi kabupaten Bangka dan Belitung.

Produksi kegiatan pertanian sebesar 257.692,43 ton yang terdiri dari : tanaman bahan makanan 113.025,80 ton; tanaman perkebunan 54.625,53 ton; dan perikanan 86.675,20 ton. Jika kegiatan pertanian berdasarkan subkegiatannya dibagi menjadi komoditi, maka dapat dirinci sebagai berikut : subkegiatan tanaman bahan makanan yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah padi sawah dan padi lading, palawija yang terdiri dari jagung dan ketela pohon, ubi jalar, kacang hijau, kacang tanah, kacang kedele, sayur sayuran, dan buah-buahan. Subkegiatan perkebunan yang banyak diusahakan adalah lada, karet,kelapa, cengkeh, coklat, kopi, jambu menta, dan aren. Walaupun data mengenai tanaman kelapa sawit belum tersedia, tetapi di lapangan menunjukkan perkebunan kelapa sawit sangat potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dimasa yang akan datang terutama dilihat dari arel dan tingkat kesuburan tanaman. Subkegiatan perikanan yang sangat potensial adalah perikanan laut yang merata terdapat di tiga Dati II. Subkegiatan peternakan yang banyak diusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meliputi ternak besar, ternak kecil dan unggas terutama peternakan babi. Subkegiatan kehutanan hanya terdapat di kabupaten Bangka dan pengembangannya terbatas mengingat luas lahan yang terbatas terutama untuk hutan lindung.

Nilai produksi kegiatan pertanian tahun 1995 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai Rp. 395,077 milyar meningkat 24,69% dari tahun 1994 sebesar Rp. 316,848 milyar. Kontribusi kegiatan pertanian terdiri dari tanaman bahan makan Rp. 54,982 milyar, tanaman perkebunan Rp. 174,098 milyar, peternakan Rp. 26,437 milyar, kehutanan Rp. 25,399 milyar, dan perikanan Rp. 114,161 milyar.

5.5.2 Industri

Pengembangan kegiatan industri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bertumpu pada industripengolahan hasil pertambangan (timah, kaolin, dan pasir kuarsa), industri yang menunjang perikanan (cold strorage), industri maritime (galangan kapal). Tenaga kerja kegiatan industri sebanyak 23.159 orang yang berarti mengalami peningkatan 1.732 orang disbanding tahun 1994 21.427 orang. Nilai produksi kegiatan industri mencapai Rp. 462,044 milyar meningkat 14,35% dari tahun 1994 sebesar 404,062 milyar. Kontribusi kegiatan industri besar dan

menengah adalah Rp.445,237 milyar, sedangkan industri kecil hanya Rp. 16,807 milyar.

Jumlah industri besar dan menengah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 1994 adalah 119 unit usaha dengan rincian 92 unit di Kabupaten Bangka dan 27 unit di Kabupaten Belitung yang menyerap tenaga kerja sebanyak 9.824 orang. Jenis industri besar dan menengah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meliputi industri mesin dan logam dasar (IMLD) yang terdiri dari galangan kapal, kathodic protection, bengkel bubut, dan cor logam; Industri Kimia Dasar (IKD) adalah gas oksigen;dan aneka industri yang terdiri dari cold storage, pabrik es, peleburan timah, pengolahan kaolin, pasir kuarsa, penggergajian kayu, pengolahan ikan, crun b rubber, moulding, dan tegel granit.

Kelompok industri kecil di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai jumlah unit usaha sebanyak 2.669 unit yang menyerap tenaga kerja sebanyak 13.464 orang. Jenis usaha kecil tersebut meliputiindustri pangan, sandang, kimia dan bahan bangunan, kerajinan umum, serta logam dan jasa. Industri yang mempunyai prospek yang cukup besar di masa yang akan datang adalah industri berbasis perikanan yaitu subkegiatan industri bahan makan seperti kerupuk, kemplang, empek-empek dang etas. Industri ini bahkan merupakan trademarkdari Provinsi Sumatera Selatan khususnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang kiprahnya dalan skala nasional.

5.5.3 Perdagangan

Kegiatan perdagangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Perdagangan eksport import, yang meliputi perdagangan eksportdari Provinsi Kepulauan Bangka Belitungkeluar negeri dan kegiatan impor dari wilayah luar ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Negara tujuan utama ekspor adalah Jepang, Malaysia, Thailand, Taiwan, hongkong, Singhapura, RRC, Negara- negara Eropa, Amerika Serikat, Canada, dan Columbia. Jenis komoditi yang diekspor meliputi timah,kaolin, pasir kuarsa, batu granit, tanah liat, ikan beku/segar, kopi, karet, lilin, madu dan lada. Realisasi ekpor di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 1995 sebesar US$649.582.924,20. Kegiatan impor terdiri dari barang-barang pokok (sembako,tekstil, yodium,

kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang tanah); dan barang-barang strategis (semen, pupuk, dan bahan bakar). Barang-barang keperluan tersebut terutama di impor dari Sumatera dan jawa.

2. Perdagangan antar pulau, komoditi ekspor ke pulau-pulau lain di Indonesia terutama pulau Jawa(Jakarta,Semarang) meliputi hasil perikanan, hasil perkebunan, dan barang-barang haril industri pengolahan.

3. Perdagangan lokal, meliputi perdagangan antar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di dalam masing-masing Kabupaten/Kota terutama perdagangan barang kebutuhan sehari-hari. Keberhasilan kegiatan perdagangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sangat bergantung pada interaksi antar wilayah di Provinsi Sumatera Selatan. Letak geografis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dikatakan strategis baik ke Palembang, Jakarta, Semarang, Pontianak, Banjarmasin, Batam, Kep. Natuna dan luar negeri terutama dengan

Negara tetangga Singapura dan Malaysia karena dilewati jalur

pelayaranregional dan internasional. Permasalahannya yang muncul adalah karena fisik wilayah berupa kepulauan, maka perdagangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sangat ditentukan oleh transportasi laut dan udara. Pada umumnya keterkaitan ini sangat ditentukan oleh factor jarak dan lokasi wilayah tersebut yang umumnya wilayah yang terletak di tepi pantai yang akan mempermudah interaksi melalui laut. Dengan demikian, trasportasi laut sangat menentukan dalam kegiatan ekspor-impor barang dan jasa

5.5.4 Karakteristik Pariwisata

Karakteristik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang khas terutama morfologinya yang merupakan kepulauan sangat identik dengan pulau-pulau lain di Indonesia seperti Bali, Lombok, kepulauan Maluku, Kep. Natuna, Nias dan Batam mempunyai pesona alam pantai, pegunungan, sungai yang mempesona. Disamping itu, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai sumber daya alam yang khas terutama pertambangan ( timah,kaolin dan pasir kuarsa) dan perkebunan (lada). Secara geografis, letak Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sangat strategis baik dalam konteks nasional maupun internasional. Dalam konteks nasional, letak Provinsi Kepulauan Bangka Belitung relative dekat dengan Palembang, Pontianak, Batam dan Jakarta. Sedangkan dalam konteks

internasional merupakan jalur pelayaran internasional melalui sebelah timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (selat Karimata). Kondisi yang telah dikemukakan di atas sangat menarik untuk pengembangan pariwisata khususnya pengembangan pariwisata kepulauan di Indonesia bagian Barat.

Dokumen terkait