• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.5 Metode Analisis

4.5.2 Analisis Sektor Unggulan

4.5.3.6 Skenario

Transformasi perekonomian di Provinsi Bangka Belitung menghadapi pilihan yang harus ditentukan dalam rangka menghadapi berakhirnya era tambang. Untuk itu disusunlah skenario berdasarkan analisis sektor unggulan dan pemodelan sistem dinamik. Skenario dalam penelitian ini adalah :

a. Konservatif pesimistik

Bertahan dengan kondisi yang ada sekarang sambil mengadakan beberapa perbaikan. Kegiatan penambangan timah tetap dibiarkan tumbuh sesuai mekanisme pasar dan keinginan masyarakat / investor untuk melakukan eksplorasi dengan rata-rata produksi 60.000 ton pertahun sampai cadangan timah habis dan kegiatan pertambangan berhenti dengan sendirinya.

b. Moderat – optimistik

Melakukan perbaikan tetapi tidak maksimal, yaitu dengan melakukan penurunan laju produksi petambangan timah sebesar 50 persen dari rata-rata produksi sekarang, yaitu sekitar 30.000 ton pertahun.

c. Progresif – optimistik

Melakukan perbaikan secara menyeluruh, dengan menghentikan kegiatan pertambangan timah, mulai tahun 2012

4.2 Operasionalisasi Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral (PDRB)

Besarnya nilai pertumbuhan PDRB rill sektor ekonomi sektoral Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta dan Sisa Indonesia. Satuannya di ukur dalam milyar rupiah.

2. Investasi Swasta sektor ekonomi sektoral (INVS)

Penanaman modal swasta adalah besarnya total nilai investasi swasta dari dalam negri dan dari luar negri pada masing-masing sektor ekonomi

Validasi Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Analisis Tabel IRIO: - Intraregional - interregional Data Base Ya Ya Tidak Tidak Skenario Tabel IRIO System Dinamik Ekonomi Wilayah

sektoral di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta dan Sisa Indonesia. Satuannya di ukur dalam milyar rupiah.

3. Investasi pemerintah sektor ekonomi sektoral (INVG)

Investasi pemerintah adalah besarnya total nilai investasi pemerintah atau pengeluaran pemerintah untuk barang modal di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta dan Sisa Indonesia. Satuannya di ukur dalam milyar rupiah.

4. Tenaga kerja sektor ekonomi sektoral (TK)

Tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang bekerja (tenaga kerja) pada masing-masing sektor ekonomi sektoral di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Sumatera Selatan, dan DKI Jakarta. Satuannya dalam jumlah orang.

5. Ekspor (X)

Ekspor adalah nilai barang dan jasa yang dijual baik keluar provinsi maupun ke luar negri di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Sumatera Selatan, dan DKI Jakarta. Satuannya diukur dalam milyar rupiah.

6. Impor (M)

Impor adalah nilai barang dan jasa yang di beli baik dari provinsi lain maupun dari luar negri di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Sumatera Selatan, dan DKI Jakarta. Satuannya diukur dalam milyar rupiah.

7. Sektor unggulan sektoral adalah sektor ekonomi sektoral yang memiliki : Keterkaitan sektor ekonomi sektoral kebelakang (backward linkage) BWL,

keterkaitan sektor ekonomi sektoral ke depan (forward linkages) FWL. Satuannya adalah angka indek. Dampak sektor ekonomi sektoral terhadap

output ( DO ) dan dampak sektor terhadap Nilai Tambah Bruto ( DNTB )

yang besar. Satuannya adalah dalam meliaran rupiah. Secara lebih terperinci, data dan sumber data untuk variabel tersebut diatas dapat dilihat sebagaimana pada tabel berikut ini

Tabel 5. Operasionalisasi Variabel

No Variabel Simbol Sumber Data Data

Tahunan Skala

1 Pertumbuhan

Ekonomi Sektoral

PDRB

Statistik Indonesia, BPS, berbagai edisi.

2005 Rasio

2 Investasi Swasta

sektor ekonomi Sektoral

INVS Statistik Indonesia, BPS, berbagai

edisi dan BKPMD 2005 Rasio 3 Investasi Pemerintah sektor ekonomi sektoral INVG

Statistik Indonesia, BPS, berbagai edisi.dan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia BI, berbagai edisi. 2005 Rasio 4 Tenaga kerja sektor ekonomi sektoral TK

Statistik Indonesia, BPS, berbagai edisi, dan dinas Tenaga Kerja nasional dan Provinsi

2005 Rasio

5 Ekspor sektor

ekonomi sektoral

X Statistik Indonesia, BPS, berbagai

edisi, dan dinas perdagangan dan industri Provinsi

2005 Rasio

6 Impor sektor

ekonomi sektoral

M Statistik Indonesia, BPS, berbagai

edisi, dan dinas perdagangan dan industri Provinsi 2005 Rasio Sektor Unggulan 7 Keterkaitan Sektor Ekonomi Sektoral Kebelakang

BWL I-O Interregional Nasional 2005 Rasio

8 Keterkaitan

Sektor ekonomi Sektoral ke Depan

FWL I-O Interregional Nasional 2005 Rasio

9 Dampak sektor ekonomi Sektoral

Terhadap Output

DO I-O Interregional Nasional 2005 Rasio

10 Dampak Sektor ekonomi Sektoral Terhadap Nilai Tambah Bruto

DNTB

I-O Interregional Nasional

2005 Rasio

Sumber : data diolah (2012)

4.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan metode pendekatan tidak lansung atau semi survei adalah metode gabungan antara metode non survey dengan survei, yaitu mengunakan seluruh atau sebahagian data yang diperoleh dari suatu tabel Interregional Input-Output

Nasional, dimana data atau informasi yang diperoleh akan mengisi sel-sel tertentu

dalam kuadran pertama tabel input-output. Pada metode non survei kadang- kadang terdapat komposisi atau struktur input antara yang janggal akibat dari

iterasi yang dilakukan. Dengan memasukan data atau informasi baru kedalam sel- sel kuadran pertama akan mengurangi atau menghilangkan keanehan struktur

input antara yang diperoleh. Metode semi survei mengunakan metode RAS yaitu

melakukan survei parsial dengan penambahan dan penyesuaian data baru kedalam

input yang dimodifikasi.

4.4 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder bersumber dari Tabel I-O Interregional nasional tahun 2005 dan data lainnya dari Instansi terkait. Data sekunder untuk mengetahui struktur ekonomi dan sektor unggulan ekonomi di dapatkan dari tabel I-O Interregional Nasional data struktur ekonomi berupa, penawaran dan permintaan, output, nilai tambah, permintaan akhir dan data ekspor-impor dan sektor unggulan berupa : Keterkaitan sektor ekonomi sektoral kebelakang (backwardlinkage) atau daya penyebaran (BWL), keterkaitan sektor ekonomi sektoral ke depan (forward linkages) atau derajat kepekaan (FWL), dampak sektor ekonomi sektoral terhadap output (DO), dampak sektor ekonomi sektoral terhadap nilai tambah bruto (DNTB), dampak sektor ekonomi sektoral terhadap kebutuhan tenaga kerja (DTK) masing-masing Provinsi, yaitu Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Jawa Barat dan Sisa Indonesia. Untuk keperluan semua data tersebut dibutuhkan ketersediaan data sebagai berikut:

1. Tabel Interregional Input-Output antar provinsi Indonesia tahun 2005

2. Data investasi, ekspor-impor dan tenaga kerja sektoral masing-masing Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, jawa Barat, serta Indonesia tahun 2005 3. Statistik perhubungan laut Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Jawa Barat.

(perdagangan antara pelabuhan laut di Indonesia ) tahun 2005

4. PDRB sektoral masing-masing provinsi Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Jawa Barat dan Indonesia tahun 2005

5. Data Susenas Modul Konsumsi

6. Sumber Data. Data-data di atas terutama diperoleh dari BPS, Bappenas, dan instansi lainnya yang terkait dengan penelitian ini.

4.5 Metode Analisis

Beberapa metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1). Analisis deskriptif struktur perekonomian

2). Analisis deskriptif sektor unggulan ekonomi.

3). Pemodelan Sistem Dinamis Transformasi Struktur Perekonomian

4). Pembuatan Matrik IRIO tahun 2011 berdasarkan hasil analisis sistem dinamik. Analisis diskriptif tabel dasar yang diperlukan dalam menganalisis struktur perekonomian dan menentukan sektor unggulan serta dampak sektor unggulan terhadap pertumbuhan output, pertumbuhan nilai tambah, dan pertumbuhan tenaga kerja pada sektor ekonomi pada penelitian ini adalah tabel dasar I-O

Interregional tahun 2005.

4.5.1 Analisis Deskriptif Struktur Perekonomian

Analisis tabel dasar I-O Interregional tahun 2005 pada dasarnya adalah tabel yang menyajikan informasi statistik yang mengambarkan besarnya nilai transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi di Provinsi-Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, Sumatera Selatan, dan DKI Jakarta. dan Wilayah lainya di Indonesia. Beberapa indikator atau variabel dapat di analisis dalam tabel-tabel dasar dalam menganalisis struktur perekonomian adalah seperti dibawah ini: 1. Struktur permintaan dan penawaran, dan sekaligus melihat peranan produksi

domestik dan impor untuk memenuhi permintaan barang dan jasa.

2. Struktur output dapat mengambarkan peranan output sektoral dalam perekonomian.

3. Struktur nilai tambah, berguna untuk melihat peranan masing-masing sektor dalam menciptakan nilai tambah.

4. Struktur permintaan akhir yang dirinci berdasarkan komponennya, yaitu : konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor.

5. Perdagangan (ekspor dan impor) yang dilakukan oleh masing-masing Provinsi ke Provinsi lain atau luar negeri.

4.5.2 Analisis Sektor Unggulan.

Untuk menganalisis sektor unggulan digunakan Metode Eksploratif

(exploratif research) yang bersifat deskriptif yaitu mengetahui situasi dan

memahami fenomena yang terjadi dalam perolehan pengertian yang lebih baik dengan maksud mengambarkan (mendiskripsikan) fenomena empirik yang disertai penafsiran-penafsiran dengan tujuan memperoleh gambaran yang sedalam-dalamnya tentang sektor-sektor perekonomian.

Dengan mengunakan Metode Interregional Input-Output (IRIO), dalam penelitian ini mengunakan Interregional Input-Output antar provinsi di Indonesia tahun 2005 diolah maka dapat di tentukan sektor unggulan ekonomi daerah Provinsi Kepulaun Bangka Belitung. Dari olahan dan analisa tersebut akan diperoleh mengenai :

1. Sumbangan sektor produksi tersebut pada total output di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung (Share output)

2. Sumbangan sektor tersebut terhadap nilai tambah bruto (pendapatan regional) di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung (Share PDRB)

3. Pertumbuhan sektor ekonomi.

4. Daya penyebaran (DP) dan derajat kepekaan (DK), yang merupakan

keterkaitan sektoral ke hulu dan ke hilir (forward and backward linkages) terhadap sektor produksi lainnya.

5. Nilai multiplier output, multiplier nilai tambah bruto, dan multiplier tenaga kerja.

6. Perdagangan yaitu: presentase nilai ekspor dari nilai output sektor sektoral , spesialisasi ekspor sektor sektoral atau spesialisasi perdagangan.

7. Prospek sektor tersebut dimasa yang akan datang, dengan melihat potensi dan rata-rata pertumbuhan sektor tersebut dan juga dengan mempertimbangkan kondisi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat dibuat pembobotan dalam menentukan sektor unggulan ekonomi Provinsi Kepulaun Bangka Belitung seperti tabel 6 dibawah ini

Tabel 6. Kriteria Pembobotan untuk Menentukan Sektor Unggulan

4.5.2.1 Analisis Keterkaitan

Salah satu kegunaan tabel I-O dalam analisis makro ekonomi adalah untuk mengukur seberapa jauh atau seberapa besar terjadi keterkaitan (linkage) antara sektor-sektor ekonomi. Di dalam tabel I-O Multiregional, analisis keterkaitan tidak hanya menganalisis keterkaitan di dalam satu regional, tetapi bisa juga dijabarkan menjadi lintas sektoral dan lintas regional.

Yang dimaksud dengan analisis keterkaitan disini adalah suatu analisis untuk mendeteksi kepekaan dari peningkatan output suatu sektor. Besarnya dampak keterkaitan ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu : tingkat keterkaitan ke depan (forward linkage) atau disebut derajat kepekaan; dan tingkat keterkaitan ke belakang (backward linkage) atau disebut daya penyebaran.

Untuk menganalisis keterkaitan ini, digunakan matriks koefisien saling ketergantungan atau matriks kebalikan (invers matrix) dari matriks (I-A), sebagaimana yang telah disajikan pada Bab-2, yaitu:

AX + F = X. selanjutnya dapat dirubah menjadi bentuk

X = (I – A)-1F ...…(4.1)

No Keterangan Bobot

3 2 1

1 Share Output 1/3 terbesar 1/3 tengah 1/3 bawah

2 Share nilai tambah

bruto

1/3 terbesar 1/3 tengah 1/3 bawah

3 Share gaji 1/3 terbesar 1/3 tengah 1/3 bawah

4 Multiplier / Dampak

a. Output 1/3 terbesar 1/3 tengah 1/3 bawah

b. Nilai tambah Bruto 1/3 terbesar 1/3 tengah 1/3 bawah

5 Indek DP/DK

a. DP (Forward linkage) >1 =1 0-1

b. DK (Backward linkage)

a. Keterkaitan Kelakang (Backward Linkage) atau Daya Penyebaran.

Analisis daya penyebaran (Power of dispersion) adalah suatu analisis yang menggambarkan permintaan suatu sektor terhadap sektor-sektor produksi lainnya. Jumlah daya penyebaran menunjukkan dampak dari satu unit permintaan akhir suatu sektor terhadap pertumbuhan ekonomi di masing-masing sektor secara keseluruhan. Jumlah daya penyebaran merupakan suatu ukuran untuk menganalisis keterkaitan ke belakang (backward linkage). Indikator keterkaitan kebelakang ini sering dipandang sebagai perwujudan dari sektor yang memiliki basis aktivitas domestik (resources base sector). Apabila suatu wilayah hendak membangun, biasanya keterkaitan kebelakang ini menjadi salah satu indikator yang penting. Apabila sektor ini berkembang, maka sektor ini bisa menarik sektor - sektor yang berada di belakangnya sebagai penyedia input, sehingga dengan mendorong sektor yang forward linkage-nya kuat maka juga akan membawa pertumbuhan sektor-sektor lain. Ukuran yang dihasilkan dari proses pada bab II, hal ini disebut sebagai indeks daya penyebaran seperti yang diformulasikan dalam persamaan 2.53.

Keberadaan sektor yang memiliki basis aktivitas domestik ini akan menarik perkembangan sektor yang berada dibelakangnya sebagai penyedia input untuk bertumbuh dan berkembang. Semakin besar keterkaitan ke belakang dari sektor ini, maka semakin penting sektor ini dianggap sebagai sektor unggulan

b. Keterkaitan ke Depan (Forward Linkages) atau Derajat Kepekaan

Indikator keterkaitan ke depan ini sering dipandang sebagai perwujudan dari sektor yang memiliki basis aktivitas domestik (resources base sector). Apabila suatu wilayah hendak berkembang , biasanya keterkaitan kedepan ini menjadi salah satu indikator yang penting. Apabila sektor ini berkembang, maka sektor ini bisa mendorong sektor-sektor yang berada di depannya sebagai pemakai

output, sehingga dengan mendorong sektor yang backward linkage-nya kuat maka

juga akan membawa pertumbuhan sektor-sektor lain.

Selanjutnya juga analisis derajat kepekaan (degree of sensitivity) adalah suatu analisis yang menggambarkan kemampuan suatu sektor dalam mensuplay sektor-sektor produksi lainnya. Jumlah derajat kepekaan menunjukkan pembentukan output di suatu sektor yang dipengaruhi oleh permintaan akhir

masing-masing sektor perekonomian. Jumlah derajat kepekaan ini merupakan suatu ukuran untuk menganalisis keterkaitan ke depan (forward linkage).

Untuk keperluan perbandingan antara sektor, dengan menggunakan logika yang serupa dengan pembahasan daya penyebaran pada bab II, maka persamaan untuk derajat kepekaan adalah sebagaimana persamaan 2.55.

4.5.2.2 Analisis Dampak Output.

Dalam model I-O, output memiliki hubungan timbal balik dengan permintaan akhir dan output tersebut. Artinya jumlah output yang dapat diproduksi tergantung dari jumlah permintaan akhirnya. Namun demikian dalam keadaan tertentu, output justru yang menentukan jumlah permintaan akhirnya.

Konsep multiplier adalah sangat penting dalam perencanaan, karena angka tersebut memberikan gambaran atau ukuran dampak peningkatan output suatu sektor terhadap total output di suatu wilayah. Semakin besar nilai multiplier tersebut, maka sektor tersebut dianggap memiliki keunggulan.

Output dalam model I-O dapat dihitung dengan rumus :

(m) ij = ( I - A )-1 (FD) ... (4.4)

ij : baris dan kolom

n : jumlah sektor

FD : Permintaan akhir

( I - A )-1 : multiplieroutput (matriks invers Leontief)

Dalam analisis input-output multiregional, perubahan pada permintaan akhir di suatu region, misalnya di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, tidak hanya berpengaruh pada produksi output di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung , tetapi juga berpengaruh terhadap pembentukan output di Provinsi Sumatera Selatan, DKI Jakarta dan Provinsi lainnya.

4.5.2.3 Analisis Dampak Nilai Tambah Bruto

Nilai tambah bruto adalah input primer yang merupakan bagian dari input secara keseluruhan. Sesuai dengan asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan table I-O, maka hubungan antara nilai tambah bruto dengan output bersifat linier. Artinya, kenaikan atau penurunan output akan diikuti secara proporsional oleh kenaikan dan penurunan input primer (nilai tambah bruto).

Hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut :

V = vX ………...………. (4.5)

Dimana :

V = matriks nilai tambah bruto,

v = matriks diagonal koefisien nilai tambah bruto, dan

X = (I-A)-1F ………..……….…...…….………...…… (4.6)

4.5.2.4 Analisis Dampak Kebutuhan Tenaga Kerja

Dalam analisis ini dapat memberikan estimasi kebutuhan atau daya serap tenaga kerja sektoral di region-region (Provinsi–Provinsi) yang terkait dalam studi ini, apabila terjadi kenaikan pada output sektoral yang dipengaruhi, oleh komponen- komponen permintaan akhir. Perhitungan analisis ini menggunakan rumus sebagai berikut :

= L (I-A)-1 F ... (4.7)

Dimana :

L : kebutuhan tenaga kerja yang dipengaruhi oleh permintaan akhir L : Matriks diagonal kebutuhan tenaga kerja

(I-A)-1 F : Output yang dipengaruhi oleh permintaan akhir

4.5.2.5 Analisa Perdagangan Barang dan Jasa a. Persentase Nilai Eskpor Dari Output (Share Ekspor)

Ekspor merupakan mesin pertumbuhan atau engine of growth. Artinya pertumbuhan perekonomian domestik adalah memanfaatkan perkembangan pasar luar, misalnya disebabkan oleh relatif terbatasnya daya serap pasar domestik atau sering disebut outward looking strategy. Semakin besar atau mendekati satu nilai persentase ekspor dari sektor sektoral untuk diekspor maka sektor tersebut unggul. i O i K Ku ... (4.8) Ku = persentase ekspor dari sektor sektoral

Ki = nilai ekspor sektor sektoral

Oi = nilai output sektor sekltoral

b. Spesialisasi ekspor atau spesialisasi perdagangan.

Hampir sama dengan indikator sebelumnya, spesialisasi ekspor ini ditujukan untuk melihat spesialisasi ekspor suatu sektor dari perdagangan (ekspor-impor) di sektor tersebut. Semakin besar (positif) mendekati satu akan spesialisasi ekspor sektor tersebut, maka sektor tersebut dikatakan sebagai sektor unggulan. Apabila peran impornya makin besar maka sektor tersebut bukan sektor unggulan. ) ( ) ( i M i K i M i K S ... (4.9)

S = Spesialisasi ekspor (perdagangan non domestik) Ki = ekspor sektor sektoral i

Mi = impor sektor sektoral i i = sektor sektoral

4.5.3 Pemodelan Sistem Dinamis Transformasi Struktur Perekonomian 4.5.3.1 Analisis sistem

Sistem dinamik lebih dikenal dengan sebuah disiplin sistemik (system

thinking) dalam khasanah ilmu pengetahuan sistem. Dalam khasanah ilmu sistem,

perspektif, bagaimana titik tolak, cara melihat, menganalisa, menjelaskan dan meramalkan masalah yang berciri kerumitan, berubah cepat dan mengandung ketidakpastian, dikembangkan dalam analisis sistem yang dapat mensimulasikan kondisi nyata.

Secara substansial, ada dua alasan yang mendasari pentingnya perspektif ini, pertama adalah pendekatan sistem dengan metode sistem dinamis, adalah proses berfikir menyeluruh dan terpadu yang mampu menyederhanakan kerumitan tanpa kehilangan esensi atau unsur utama dari obyek yang menjadi perhatian. Kedua adalah ,etode sistem dinamis yang cocok untuk menganalisamekanisme, pola dan kecenderungan sistem serta analisis dan perilaku sistem yang rumit, bertambah cepat dan mengandung ketidakpastian.

4.5.3.2 Permodelan

Untuk mendapatkan gambaran dari muara yang akan dicapai yaitu

pembangunan berkelanjutan adalah dengan membuat suatu simulasi model. Simulasi model dibuat karena mempunyai beberapa kelebihan yaitu memerlukan waktu yang singkat, lingkupannya luas, efisien dan relatif mudah dikerjakan berdasarkan permasalahan yang ada dan kemudian dibuat suatu diagram sederhana untuk merumuskan solusi dengan menambahkan beberapa parameter yang mempengaruhi timbulnya masalah tersebut.

Untuk membuat struktur model diawali dengan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya parameter utama. Setelah faktor-faktor yang dianggap berpengaruh diketahui, kemudian dicari hubungan sebab akibat atau interaksi diantara faktor-faktor. Hasil pekerjaa ini berupa diagra sebab akibat

(causal loop diagram / CLD). Dan diagram alir (stock flow diagram / SFD).

Model yang lebih sempurna akan dibuat dengan memasukkan subsistem- subsistem lain yang berpengaruh ke dalam model awal. Seluruh pembuatan model dikerjakan dengan menggunakan perangkat lunak Powersim Constructor versi 2.5.

Tabel 7. Simbol Powersim yang Digunakan untuk Stock Flow Diagram

Simbol Nama Keterangan

Auxiliary Proses Perhitungan

Level Tempat penyimpanan hasil proses

Rate Laju pertumbuhan dalam satuan waktu

Flow Aliran

Konstanta Sesuatu yang nilainya tetap

Tabel Memuat data-data perhitungan

Grafik Mengilustrasikan suatu masalah

Untuk melakukan analisis sistem dinamis transformasi struktur perekonomian provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilakukang dengan langkah- langkah sebagai berikut :

1. Analisis kebutuhan

a. Agar pembangunan wilayah tetap berkelanjutan, diperlukan

pengembangan sektor perekonomian selain tambang yang berbasis sumberdaya terbarukan.

b. Pemerintah menjamin iklim investasi untuk pengembangan sektor

perekonomian berbasis sumberdaya terbarukan.

2. Identifikasi permasalahan

a. Tambang timah masih memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian wilayah

b. Masyarakat mendapat keuntungan dengan mengoperasikan TI sebagai sumber penghasilan.

c. cadangan timah semakin menyusut dan diperkirakan akan habis

d. jika tambang timah habis, diperlukan sektor ekonomi pengganti tambang.

3. Identifikasi sistem

Identifikasi sistem bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap sistem yang di kaji dalam bentuk diagram antara komponen masukan (input) dengan sistem lingkungan di mana sistem ini menghasilkan suatu keluaran (output) baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan, sedangkan keterkaitan antar komponen dalam sistem perlu dibuat untuk mengarahkan pada pembentukan model kuantitatif dalam bentuk diagram sebab-akibat

Struktur model sistem keterkaitan antar sektor dengan menggabungkan semua subsistem. Sektor yang dikaji dalam model sistem keterkaitan adalah sektor-sektor unggulan hasil Analisis IRIO. Langkah pertama adalah mencri perubahan Final Demand masing masing sektor di Provinsi Bangka Belitung. Karena keterbatasan waktu, sektor yang akan dianalisis dalam system dinamik ini dikelompokkan menjadi enam sektor yaitu sektor pertanian, timah, tambang lainnya, industri, perdagangan hotel dan restoran, jasa/sektor lainnya. Sedangkan untuk analisis antar wilayah diputuskan untuk memilih satu Provinsi yang mempunyai keterkaitan erat dengan Provinsi Bangka Belitung. Terpilih Provinsi Jawa Barat dengan pertimbangan, berdasarkan data IRIO 2005, Input terbesar untuk kegiatan produksi di Provinsi Bangka Belitung berasal dari Provinsi Jawa

Barat, sedangkan dari sisi output, Provinsi Bangka Belitung memberikan input terbesar kedua kepada Provinsi Jawa Barat setelah DKI Jakarta.

4.5.3.3 Konstruksi Model Dinamik

Tahap kunci dalam melakukan analisis sistem dinamik adalah dengan menentukan struktur model. Struktur model akan memberikan gambaran bentuk dan perilaku sistem (Muhammadi et al., 2001, dalam Djakapermana, 2010). Pembuatan diagram alir model (struktur model) didasarkan atas persamaan sistem dinamik yang mencakup keadaan (level) aliran (flow), auxiliary, dan konstanta

(constant) serta digambarkan dengan simbol-simbol seperti ditunjukkan dalam

Tabel 8. Simbol-simbol tersebut digunakan dalam pembuatan diagram alir model untuk operasi komputer dalam melakukan simulasi.

4.5.3.4 Simulasi

Cara untuk melihat kinerja model yang dibangun melalui pendekatan sistem adalah menggunakan konsep model simulasi sistem dinamis. Dengan menggunakan simulasi, model akan mengkomputasikan jalur waktu danri variabel model untuk tujuan tertentu dari input sistem dan parameter model.

Perilaku model sistem dinamis ditentukan oleh keunikan struktur model, yang dapat dipahami dari hasil simulasi model. Dengan simulasi akan didapatkan perilaku dari suatu gejala atau proses yang terjadi dalam sistem, sehingga dapat dilakukan analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses tersebut di masa depan (Muhammadi et al., 2001 dalam Djakapermana, 2010).

4.5.3.5 Validasi Model

Suatu model dikatakan valid, jika struktur dasarnya dapat menggambarkan perilaku yang polanya dapat menggambarkan perilaku sistem nyata, atau dapat mewakili dengan cukup akurat, data yang dikumpulkan sehubungan dengan sistem nyata atau asumsi yang dibuat berdasarkan referensi sesuai cara sistem nyata bekerja. Membuktikan validasi sebenarnya suatu hal yang sulit untuk dilakukan, tetapi untuk memenuhi kaidah keilmuan, pada sustu sistem dinamik tetap harus dilakukan uji beberapa teknik. Uji validasi sederhana dapat dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut :

Dokumen terkait