• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI SUMBERDAYA ALAM

Dalam dokumen 1.1 LATAR BELAKANG - 1-Pendahuluan RTRW (Halaman 55-68)

1.4 PROFIL WILAYAH KOTA JAYAPURA

1.4.5 POTENSI SUMBERDAYA ALAM

A. Penggunaan Lahan

Kota Jayapura terbentuk dari pencampuran aktivitas yang bersifat perkotaan dan perdesaan (lihat Tabel I.19 dan Gambar 1.20). Kegiatan perkotaan yang terbentuk dari fasilitas perdagangan, sosial, transportasi, perkantoran berkembang pada ruas-ruas jalan utama di Kota Jayapura, terutama di Distrik Jayapura Utara, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Abepura, dan Distrik Heram. Aktivitas perdesaan, seperti pertanian, perkebunan, perikanan sebagian besar terdapat di Distrik Muara Tami (dapat dilihat

pada Gambar 1.21). Permasalahan dalam penggunaan lahan di Kota Jayapura

diantaranya:

- tingginya perambahan hutan di Kawasan Cagar Alam Cycloop, Taman Wisata

Teluk Youtefa, dan Hutan Lindung Abepura untuk aktivitas penebangan kayu, pertambangan, bahkan permukiman bagi kelompok masyarakat tertentu;

- pemanfaatan kawasan permukiman yang berpadu dengan kawasan peternakan

dalam jumlah besar; dan

- konflik antara adat dan pemerintah dalam penggunaan lahan.

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan lahan terbangun untuk kebutuhan perumahan serta perdagangan dan jasa sebagai akibat perkembangan kota, maka potensi perubahan lahan cenderung terjadi pada fungsi lahan ke sawah, tanah kosong, kebun, perairan (terutama rawa dan pantai), serta ruas-ruas jalan utama di Kota Jayapura. Untuk itu, diperlukan pengendalian penggunaan lahan untuk menjaga daya dukung lingkungan dan kelestarian alam.

Bab 1 Pendahuluan

| I - 56 TABEL I.19 LUAS LAHAN EKSISTING DI KOTA JAYAPURA, 2012

NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS EKSISTING (HA) Kawasan Lindung

1 Hutan lindung 7.547

2 Kawasan bergambut 1.243

3 Ruang terbuka hijau 1.556

4 Kawasan cagar alam 9.217

5 Kawasan taman wisata alam 398

6 Perairan 1.270

7 Hutan bakau 6

8 Hutan 61.154

9 Bukit longsor 0,2

10 Lahan kritis 3.183

Luas Kawasan Lindung 85.574

Kawasan Budidaya

1 Perumahan 1.999

2 Perkantoran 79

3 Perdagangan dan jasa 183

4 Industri 31

5 Ruang terbuka non hijau 2

6 Pertahanan dan keamanan 43

7 Pertambangan 38

8 Perikanan 660

9 Pertanian 5.158

10 Fasilitas sosial 175

11 Fasilitas umum 58

Luas Kawasan Budidaya 8.426

Kota Jayapura 94.000

Bab 1 Pendahuluan

| I - 57 Gambar 1.20 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Jayapura

Bab 1 Pendahuluan

| I - 58 Gambar 1.21 Peta Kawasan Pertanian dan Perkebunan Kota Jayapura

Bab 1 Pendahuluan

| I - 59 B. Sumberdaya Hutan

Berdasarkan UU RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Berkembangnya aktivitas ekonomi telah berpengaruh terhadap alih fungsi lahan, khususnya hutan.

TABEL I.20 PENETAPAN HUTAN LINDUNG, CAGAR ALAM, DAN TAMAN WISATA ALAM DI KOTA JAYAPURA

NO FUNGSI KAWASAN LUAS (HA) DASAR PENETAPAN KONDISI

1 Hutan Lindung Pegunungan Abepura 561,20 SK Penunjukkan No. 600/Kpts/Um/8/82 Tanggal 16 Agustus 1982. SK Penetapan No. 267/Kpts- II/86 Tanggal 28 Agustus 1986.

Aktivitas berkebun dan bermukim warga imigran sudah mulai merambah hutan ini.

2 Hutan Lindung Pegunungan Djar

2.246 SK Penunjukkan No. 820/Kpts/Um/11/82 Tanggal 10 Nopember 1982. SK Penetapan : belum ada

Kawasan Hutan Lindung Pegunungan Jar, seluas 7.656,25 Ha (12% dari luas Distrik Muara Tami) dengan dasar hukum SK Penunjukan No. 820/kpts/um/11/82 dan sudah temu gelang atau tertata batas sepanjang 25,18 km pada tahun 1989/1990. 3 Hutan Lindung Bougenville Luas yang ditargetkan 35.931,75 ha SK Penunjukan No. 820/kpts/um/11/82

Kawasan Hutan Lindung Bougenville, dengan luas target 35.931,75 Ha, belum terealisasi dan belum temu gelang, dengan tata batas target sepanjang 24 km dan terealisasi sepanjang 11,91 km (49,6%), dengan dasar hukum SK Penunjukan No. 820/kpts/um/11/82.

4 Cagar Alam Cycloop 22.500 SK Penunjukkan No. 56/Kpts/Um/I/1978 Tanggal 26 Januari 1978.

SK Penetapan oleh Menhut No. 365/Kpts-II/1987 Tanggal 08 Nopember 1987. CA Cycloop yang berada di wilayah administrasi Kota Jayapura seluas 6.431,78 ha dan sisanya 16.008,22 ha berada di Kabupaten Jayapura.

CA Cycloop juga ditetapkan sebagai kawasan lindung nasional dalam RTRWN

Aktivitas masyarakat, seperti berkebun dan bermukim, serta perambahan hutan mulai banyak di kawasan ini. Berdasarkan data BLH, terdapat 17 kepala keluarga yang mendiami kawasan ini. Perambahan kawasan terjadi seluas 53,83 ha. Terdapat pembangunan jalan sepanjang 2 km di dalam kawasan cagar alam dan sekitarnya untuk mobilisasi arang dan Kayu Swan yang merupakan bahan bangunan dan jembatan (jeramba).

Ancaman yang timbul adalah kerusakan hutan, sumber mata air semakin berkurang, serta bencana alam (banjir, longsor) dapat terjadi.

5 Taman Wisata Alam Teluk Youtefa

1.650 SK Penunjukkan No. 372/Kpts/Um/1978 Tanggal 9 Juni 1978

Kawasan ini terletak di pusat Kota Jayapura dengan posisi geografis 02°34’32’’ hingga

02°38’25’’LS dan 140°41’11’’ hingga 140°44’25’’ BT.

Pada hamparan datar di sepanjang pantai Tanjung Marine dan Tanjung Kaswari yang menghadap ke Teluk Youtefa didominasi oleh vegetasi bakau-bakauan (Rizophora Apiculata, Rizophora Stylosa, dan Bruguiera sp). Khusus di tepi barat pantai Teluk Youtefa, 1.675 SK Penetapan oleh Menhut

No. 714/Kpts-II/1996 Tanggal 11 Nopember 1996.

Bab 1 Pendahuluan

| I - 60

NO FUNGSI KAWASAN LUAS (HA) DASAR PENETAPAN KONDISI

setelah bakau-bakauan juga dijumpai adanya Pohon Konifer dari jenis cemara pantai (Casuarina Marine).

Di seberang Tanjung Marine dan Kaswari bagian utara yang menghadap ke Teluk Yos Sudarso didominasi oleh pohon kelapa (Cocos nucifera) dan juga terdapat Ketapang (Terminalia cattapa), Pandanus spp, bintangur (Callophyllum inophyllum), Baringtonia asiatica dan Xylocarpus sp.

Pada areal perbukitan banyak ditemukan vegetasi hutan hujan tropis seperti tumbuhan dari jenis pohon Merbau (Intsia bijuga), Matoa (Pometia pinnata), Beringin (Ficus benyamina), Kayu Susu (Alstonia shcolaris), Ketapang (Terminalia catapa), jenis pandan- pandanan (Pandanus sp), pohon pinang, tumbuhan perdu serta beberapa jenis paku- pakuan, jenis palem (Arthocarpus comunis) dan jenis-jenis anggrek seperti Dendrobium spp, Gramathophyllum spp, Paphiopedilum spp dan Bulbophyllum spp.

Beberapa jenis kelompok aves antara lain Alap-alap (Haliastur indus), Nuri Merah Kepala Hitam (Lorius lory), Kakatua Jambul Kuning (Cacatua galerita), Burung Bayan (Electus roratus), Raja Udang, Rangkong (Buceros bicornis), Nuri Ekor Panjang (Alisterus chloropterus), Burung Elang (Sula lencogastes), Burung Bangau Putih (Pandio haliaetus) dan beberapa jenis burung laut. Jenis-jenis reptil, yaitu Morelia viridis, Liasis spp, Ular Boa (Candoia aspera dan Candoia carinata), Biawak (Varanus spp), Kadal (Mabouya spp dan Tiliqua sp), Tokek (Gecko gecko), dan lain-lain. Jenis-jenis serangga, yaitu laba-laba, kumbang dan kupu-kupu. Beberapa jenis katak (Bufo sp dan Rana sp). Beberapa tahun terakhir ini, masyarakat membangun rumah/pondokan di kawasan ini. Pembangunan jalur ring road Jayapura- Sentani melintas di kawasan ini, sehingga status kawasan sebagian mengalami perubahan menjadi kawasan hutan lindung. Sumber: Balai Besar KSDA Papua, 2011 dalam Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kota Jayapura dan

Laporan Final Bantuan Teknis Pelaksanaan Penataan Ruang Kawasan Muara Tami

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK.782/Menhut-II/2012 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan, diketahui terjadi perubahan fungsi peruntukan kawasan hutan di Kota Jayapura seperti yang terlihat pada Gambar 1.22.

Bab 1 Pendahuluan

| I - 61 Gambar 1.22 Peta Kawasan Kehutanan

Bab 1 Pendahuluan

| I - 62 C. Sumberdaya Galian Batuan

Berdasarkan data survei geologi dan hasil analisis terhadap kegiatan Identifikasi dan Pemetaan Sumberdaya Alam Mineral (Galian Batuan) di Kota Jayapura Tahun 2011, maka potensi sumberdaya alam mineral (galian batuan) yang terdapat di wilayah

Kota Jayapura adalah Batugamping, Endapan Pasir Batu (Sirtu), Endapan Tanah

Lateritik, Hematit Residual, dan Endapan Logam Emas Sekunder. a. Batugamping

Batugamping (CaCO3) merupakan jenis batuan sedimen. Berdasarkan koordinat

atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka keberadaannya tersebar di 3 (tiga) distrik, yaitu:

 Jayapura Utara : terdapat pada Kel. Gurabesi dan sekitarnya;

 Jayapura Selatan : terdapat diantara Kel. Ardipura-Kel. Entrop;

 Muara Tami : terdapat diantara Kampung Koya Tengah dan

Kampung Skow Yambe juga sekitar Sungai Tami. b. Endapan Pasir Batu (Sirtu)

Bahan galian ini merupakan batuan yang berasal dari satuan batuan serpentinit dan bongkah malihan serta bongkah-bongkah batuan beku basa. Keberadaannya di daerah penyelidikan sebagai hasil dari pengangkatan secara tektonik. Kebanyakan dari material ini yang telah ditambang adalah batuan yang berkomposisi peridotit. Berdasarkan koordinat atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka keberadaannya tersebar di 2 (dua) distrik, yaitu:

 Abepura : terdapat pada Kelurahan Vim (S. Siborogonyi, belakang Asrama Haji dan belakang Kantor Otonom); dan

 Heram : terdapat pada Kelurahan Waena (S. Kampwolker), diantara Kelurahan Hedam dan Kelurahan Yabansai (Padang Bulan Sosial).

c. Endapan Tanah Lateritik

Tanah laterit adalah bahan galian yang masuk dalam kelompok mineral industri logam, walaupun kenampakannya di alam tidak dalam bentuk atau menyerupai kenampakan layaknya mineral logam pada umumnya. Endapan ini dapat digolongkan sebagai mineral industri logam, karena hasil ekstraksi dari endapan yang umumnya berbentuk tanah hasil lapukan ini adalah nikel (Ni) yang sampai saat ini masih menjadi komoditas yang paling utama dalam pengembangan industri logam.

Bab 1 Pendahuluan

| I - 63 Berdasarkan koordinat atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka keberadaannya tersebar di 4 (empat) distrik, yaitu:

 Jayapura Utara : terdapat pada Kel. Angkasapura;

 Jayapura Selatan : terdapat di sekitar Kelurahan Entrop (belakang Kantor Walikota);

 Abepura : terdapat di Kelurahan Vim (perbukitan Kotaraja-Uncen);

 Heram : terdapat di Kelurahan Waena (perbukitan Buper-Uncen).

d. Hematit Residual (Fe2O3)

Hematit adalah mineral logam yang termasuk dalam kelompok mineral industri dikarenakan sifat fisik logam yang berasal dari hasil ekstraksi, mineral ini erat hubungannya dengan perkembangan dunia industri, sehingga dapat digolongkan ke dalam endapan mineral yang bernilai ekonomis.

Berdasarkan koordinat atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka keberadaannya tersebar di 3 (tiga) distrik, yaitu:

 Jayapura Selatan : terdapat di sekitar Kel. Entrop (belakang

Kantor Walikota);

 Abepura : terdapat di sekitar Kel. Vim (S.Siborongonyie);

 Heram : terdapat di sekitar Kel. Waena (perbukitan

Buper-UNCEN).

Hematit adalah salah satu mineral yang menjadi sumber logam besi (Fe). Berdasarkan pengamatan di daerah prospek menunjukan sifat fisik berwarna hitam hingga agak kemerahan, bentuk kristal tidak teratur, kekerasan 5,5-6 skala Moh’s dengan berat jenis 4,7-4,8. Hematit pada umumnya dikenal sebagai mineral oksida besi, karena merupakan logam persenyawaan yang terutama terdiri dari unsur Fe dan O2 dan unsur-unsur logam lain yang dapat bersenyawa dengan kedua unsur utama tersebut, sehingga mineral ini banyak dijumpai di alam dengan komposisi kimia yang bervariasi yang kadang-kadang unsur yang bersenyawa tersebut dapat mempengaruhi dan menggantikan unsur besi dalam mineral hematit.

e. Endapan Logam Emas Sekunder

Terdapat di beberapa daerah dengan kehadiran endapan emas, beberapa diantaranya telah ditambang secara sederhana oleh masyarakat. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, mineral ini dijumpai berwarna kuning dengan kilap logam, bila digores berwarna kuning, habit massif hingga granular dengan bentuk kristal yang sempurna, belahan hackly, kekerasan 7,8.

Bab 1 Pendahuluan

| I - 64 Berdasarkan koordinat atau yang terpetakan pada peta potensi bahan galian Kota Jayapura, maka keberadaannya tersebar di 3 (tiga) distrik, yaitu:

 Jayapura Selatan : terdapat di sekitar Kelurahan Entrop (belakang Kantor Walikota-Polimak);

 Abepura : terdapat di sekitar Kelurahan Vim (S.Siborongonyie);

 Heram : terdapat di sekitar Kelurahan Waena (perbukitan Buper- UNCEN) dan di sekitar Kampung Yoka.

Potensi sumberdaya galian batuan tersebut bila dikaitkan dengan pola ruang di Kota Jayapura adalah sebagai berikut:

a. Distrik Jayapura Utara

Adanya kawasan hutan lindung dan lokasi pemukiman yang cukup padat. Potensi sumber daya alam (galian batuan) yang tersebar pada wilayah ini adalah endapan tanah lateritik dan batugamping. Namun endapan tanah lateritik berada pada kawasan hutan lindung, sedangkan batugamping berada pada kawasan padat pemukiman.

b. Distrik Jayapura Selatan

Adanya kawasan hutan lindung dan lokasi pemukiman yang cukup padat. Potensi sumber daya alam (galian batuan) yang tersebar pada wilayah ini adalah batugamping, endapan logam emas sekunder, endapan tanah lateritik, dan hematit residual. Namun, batugamping berada pada kawasan padat penduduk dan kawasan lindung, endapan logam emas sekunder berada pada kawasan hutan lindung- kawasan lindung; endapan tanah lateritik berada pada kawasan hutan lindung dan kawasan perkantoran; hematit residual berada pada kawasan lindung.

c. Distrik Abepura

Adanya kawasan hutan lindung, lokasi pemukiman, kawasan lindung, perkebunan dan kawasan pertanian. Potensi sumber daya alam (galian batuan) yang tersebar pada wilyah ini adalah endapan logam emas sekunder, endapan tanah lateritik, hematit residual. Namun endapan logam emas sekunder berada pada kawasan lindung dan kawasan hutan lindung, endapan tanah lateritik berada pada kawasan hutan lindung dan kawasan pemukiman dan hematit residual berada pada sekitar kawasan perkantoran-kawasan lindung.

d. Distrik Heram

Adanya kawasan hutan lindung, kawasan pemukiman, kawasan lindung, perkebunan, dan tambak. Potensi sumber daya alam (galian batuan) yang tersebar pada wilayah ini adalah endapan logam emas sekunder, endapan tanah lateritik, hematite residual.

Bab 1 Pendahuluan

| I - 65 Namun endapan logam emas sekunder berada pada kawasan lindung-hutan lindung, endapan tanah lateritik berada pada sekitar kawasan pemukiman, kawasan lindung dan kawasan hutan lindung. Hematite residual berada pada kawasan lindung dan pasirbatu (sirtu) berada pada sekitar kawasan pemukiman bersebelahan dengan kawasan lindung.

e. Distrik Muara Tami

Adanya kawasan hutan lindung, kawasan pemukiman, kawasan lindung, kawasan perkebunan, kawasan pertanian, kawasan cagar budaya, hutan produksi, hutan produksi terbatas, kawasan pariwisata, dan tambak. Potensi sumber daya alam (galian batuan) yang tersebar pada wilayah ini adalah pasirbatu (sirtu). Namun pasirbatu (sirtu) berada pada kawasan hutan lindung-hutan produksi terbatas.

TABEL I.21 LUAS SEBARAN POTENSI SUMBERDAYA MINERAL (GALIAN BATUAN), 2011 NO DISTRIK JENIS POTENSISUMBERDAYA ALAM MINERAL

(GALIAN BATUAN) LUAS /KM

2

1 Jayapura Utara Endapan Tanah Lateritik 0,00001102

Batugamping 0,00003486

2 Jayapura Selatan Hematit Residual 0,00002897 Endapan Tanah Lateritik 0,00002367 Endapan Logam Emas Sekunder 1 0,00004204 Endapan Logam Emas Sekunder 2 0,00002318 Endapan Logam Emas Sekunder 3 0,00002165

Batugamping 0,00008253

3 Abepura Hematit Residual 0,00001704

Endapan Tanah Lateritik 0,00001946 Endapan Logam Emas Sekunder 0,00002698

Batupasir 1 0,00005536 Batupasir 2 0,00004608 Batupasir 3 0,00003327 4 Heram Batupasir 1 0,00002349 Batupasir 2 0,00004176 Batupasir 3 0,00003695 Batupasir 4 0,00001817 Batupasir 5 0,00004109 Hematit Residual 1 0,00001831 Hematit Residual 2 0,00001735 Endapan Tanah Lateritik 1 0,00001574 Endapan Tanah Lateritik 2 0,0000236 Endapan Tanah Lateritik 3 0,00001542 Endapan Logam Emas Sekunder 1 0,0000179 Endapan Logam Emas Sekunder 2 0,00001789 Endapan Logam Emas Sekunder 3 0,00002444

5 Muara Tami Batugamping 1 0,00008318

Batugamping 2 0,00007921

Bab 1 Pendahuluan

| I - 66 Gambar 1.23 Peta Kawasan Pertambangan

Bab 1 Pendahuluan

| I - 67 D. KAWASAN PESISIR DAN KELAUTAN

Sebelah Utara Kota Jayapura berbatasan dengan Samudera Pasifik, panjang garis pantai Kota Jayapura adalah 116,77 km dan luas wilayah laut 2,81 km2, serta terdapat delapan pulau kecil (RTRW Provinsi Papua Tahun 2010-2030). Keanekaragaman hayati laut dan pesisir sangat kaya dan terdapat Taman Wisata Alam Teluk Youtefa seluas 1.650 Ha. Potensi lainnya dari kawasan ini dimanfaatkan untuk perikanan laut dan pariwisata.

1. Perikanan Laut

Potensi kelautan Kota Jayapura juga memberikan sumber penghasilan bagi masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Terjadi penurunan produksi perikanan dari tahun 2006 ke 2007 dan dari tahun 2009 ke 2010.

Sumber: Kota Jayapura dalam Angka Tahun 2007 dan 2011 dan Hasil Olahan Tim Penyusun, 2012

Gambar 1.24 Produksi Perikanan Laut Kota Jayapura, 2006-2010

2. Pariwisata Bahari

Pesisir dan pulau-pulau kecil ini sangat berpotensi dikembangkan wisata pantai, diantaranya adalah:

a. Pantai Holtekamp di Distrik Muara Tami. Pantai ini berhadapan langsung dengan Kota Jayapura dan Teluk Youtefa yang terlihat di kejauhan, memiliki wisata pantai dan keindahan pemandangan alam. Transportasi menuju pantai ini masih melalui darat, dimana berputar dari Kota Jayapura menyusuri Teluk Youtefa selama kurang lebih 1 jam perjalanan darat.

0.00 2000.00 4000.00 6000.00 8000.00 10000.00 12000.00 THN 2006 THN 2007 THN 2008 THN 2009 THN 2010 9252.80 7103.40 9144.20 11557.07 11001.31

Bab 1 Pendahuluan

| I - 68 b. Pantai Base-G di Distrik Jayapura Utara. Dikenal keindahan rekreasi pantai untuk berenang dan menyelam. Pada waktu Perang Dunia II, pantai ini juga digunakan sebagai markas.

c. Pantai Pasir II di Kelurahan Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara, merupakan salah satu pantai yang terkenal di kota Jayapura. Pantai ini terletak ±9 km di sebelah utara Kota Jayapura. Dari pantai ini, kita dapat melihat ke Samudera Pasifik dan juga sebagai pintu gerbang bagi masuknya kapal dari arah barat. d. Pantai Hamadi, memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata

unggulan. Tempat rekreasi ini memiliki pantai pasir putih sepanjang ±2 km. Di kawasan ini dulu juga menjadi tempat pendaratan tentara sekutu pada PD II. Pantai Hamadi kini mulai berkembang, sehingga setiap musim libur sekolah maupun libur panjang akhir pekan, kawasan pantai itu selalu ramai dikunjungi wisatawan nusantara. Sejumlah objek wisata pantai di Kota Jayapura masih layak ditawarkan kepada wisatawan asalkan dilakukan pembenahan dan penataan terutama menyangkut kebersihan serta ketertiban objek wisata.

Dalam dokumen 1.1 LATAR BELAKANG - 1-Pendahuluan RTRW (Halaman 55-68)

Dokumen terkait