• Tidak ada hasil yang ditemukan

Register 39 Batu Tegi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Faktor Lingkungan

5.2.4. Potensi Tumbuhan Pakan

Pengamatan tumbuhan pakan monyet ekor panjang di empat tipe habitat yang berbeda yaitu hutan primer, hutan sekunder, hutan pantai dan kebun campuran dilakukan dengan cara analisa vegetasi. Informasi mengenai jenis-jenis tumbuhan pakan satwa ini diperoleh dari petugas lapangan, masyarakat sekitar dan pengamatan langsung di lapangan. Secara ringkas, kerapatan tumbuhan pakan pada masing-masing tipe penutupan lahan pada berbagai tingkat pertumbuhan dapat ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Kerapatan pakan masing-masing kelompok pada tiap tipe penutupan lahan pada setiap tingkat tumbuhan (semai, pancang, tiang dan pohon)

Kerapatan tumbuhan pakan tertinggi untuk tingkat semai/tumbuhan bawah adalah di hutan sekunder sebesar 21916,67 ind/ha dan terendah di hutan primer sebesar 102.500 ind/ha. Pada tingkat pancang kerapatan tertinggi dijumpai di hutan pantai dengan nilai sebesar 3080 ind/ha dan kerapatan terendah di kebun campuran dengan nilai sebesar 1093,33 ind/ha. Habitat hutan sekunder, memiliki kerapatan tertinggi untuk tingkat tiang sebesar 657,44 ind/ha dan kerapatan terendah pada kebun campuran dengan nilai sebesar 156,67. Kerapatan pohon tertinggi ada di kebun campuran dibanding ketiga habitat lainnya dengan nilai sebesar 323,06 ind/ha dan kerapatan terendah di hutan primer dengan nilai sebesar 99,17 ind/ha.

Sumber makanan, kualitas dan distribusi makanan primata sangat tergantung pada tipe dan keadaan habitat yang dihuni oleh primata termasuk monyet ekor panjang (Bismark 1991). Tumbuhan pakan juga merupakan

Tipe penutupan lahan

Kerapatan Tumbuhan Pakan

Semai Pancang Tiang Pohon

Hutan Primer 10250,00 1657,20 453,33 99,17

Hutan Sekunder 21916,67 1693,33 657,44 225,83

Hutan Pantai 12500,00 3080,00 400,00 165,00

komponen biotik yang sangat penting bagi hidup dan kehidupan satwa seperti monyet ekor panjang. Hal ini karena tumbuhan pakan merupakan salah satu faktor pembatas bagi pertumbuhan populasi satwaliar, termasuk monyet ekor panjang.

Hutan Primer

Hutan primer di Register 39 Batu Tegi merupakan jenis hutan hujan dataran rendah dengan topografi perbukitan yang mempunyai struktur dan komposisi vegetasi yang sangat beragam seperti juga kebanyakan hutan heterogen lainnya. Jenis tumbuhan yang umum dijumpai untuk tingkatan pohon adalah jambu Eughenia sp, Meranti Shorea sp, Rao Dracontomelon sp, Rambutan hutan

Nephelium sp, Ficus spp, Dillenia sp, , bendo Artocarpus elasticus, pasang Quercus sp.

Hasil pengamatan dan informasi petugas lapangan (Aris Hidayat) telah mengidentifikasi sebanyak 15 jenis yang merupakan tumbuhan pakan monyet ekor panjang pada berbagai tingkat pertumbuhan semai, pancang, tiang dan pohon. Tabel 6 menunjukkan jenis tumbuhan pakan di hutan primer pada berbagai tingkat pertumbuhan.

Tabel 6 Empat jenis vegetasi dengan kerapatan tertinggi pada hutan primer

Tingkat No Nama lokal Nama latin Kerapatan

(ind/ha)

Semai 1 Bendo Artocarpus elasticus 1250

2 Jambu Eugenia sp 1166.67

3 Kijari Xerospermium norohianum 1083

4 Ficus Ficus sp 1083

Pancang 1 Ficus Ficus spp 320

2 Jambu Eugenia sp 266.67

3 Rao Dracontomelon sp 213.3

4 Rambutan Nephelium sp 160

Tiang 1 Rao Dracontomelon sp 76.67

2 Ficus Ficus spp 73.33

3 Kibuan Diospyros macrophyla 53.33

4 Bendo Artocarpus elasticus 53.33

Pohon 1 Ficus Ficus spp 19.17

2 Kibuan Diospyros macrophyla 18.33

3 Rao Dracontomelon sp 15.00

Hutan Sekunder

Hutan sekunder di Register 39 merupakan hutan bekas tebangan yang sebagian telah ditanami dengan tanaman penghijauan seperti sungkai Peronema

canescens dan tumbuhan penghasil buah seperti pisang Musa sp cempedek Arthocarpus leymanii, mangga Mangifera foetida dan durian Durio zibethinus.

Hutan sekunder memiliki kerapatan vegetasi yang jarang karena terbukanya penutupan tajuk. Pada bagian depan hutan lebih banyak ditumbuhi tumbuhan bawah dan semak belukar.

Berdasarkan hasil pengamatan dan informasi petugas lapangan (Aris Hidayat) telah diidentifikasi sebanyak 23 jenis tumbuhan yang merupakan pakan monyet ekor panjang pada berbagai tingkat pertumbuhan semai, pancang, tiang dan pohon dan tumbuhan bawah. Jenis vegetasi dengan kerapatan tertinggi yang ditemuka n di hutan sekunder dapat ditunjukkan pada Tabel 7.

Tabel 7 Empat jenis vegetasi dengan kerapatan tertinggi pada hutan sekunder

Tingkat No Nama lokal Nama latin Kerapatan

(ind/ha)

Semai/ 1 Gentongan 3000

Tumbuhan 2 Lempuyung Sonchus arvensis 2583.33

bawah 3 Telasih Euphatorium sp 2333.33

4 Cempokak Solanum tervum 2083.33

Pancang 1 Langsep Aglaia aguea 240

2 Sungkai Peronema canescens 200

3 Mangga hutan Mangifera sp 186.7

Tiang 1 Sungkai Peronema canescens 83.33

2 Klampeyan Anthocipallus sp 73.33

3 Meci 70

4 Ficus 2 Ficus stupenda 66.67

Pohon 1 Durian Durio zibethinus 24.17

2 Ficus2 Ficus stupenda 24.17

3 Ficus1 Ficus altissima 22.5

4 Mangga hutan Mangifera sp 21.67

Di habitat hutan sekunder di register 39 Batu Tegi, monyet ekor panjang lebih sering dijumpai di sekitar areal genangan karena banyak ditemukan tumbuhan bawah yang menjadi sumber pakan. Selain banyak dijumpai tumbuhan bawah, di areal tersebut merupakan sumber air dan dijumpai hewan-hewan kecil yang menjadi makanan monyet ekor panjang.

Sumber : Hidayat (2009) Sumber : Hidayat (2009)

Gambar 8 Jenis tumbuhan bawah (a) cempokan dan (b) gentongan yang menjadi sumber pakan monyet ekor panjang di hutan sekunder

Hutan Pantai

Hutan pantai Kiluan merupakan hutan pantai yang masih baik vegetasinya dan merupakan habitat yang baik untuk kehidupan monyet ekor panjang. Vegetasi yang yang banyak ditemukan diantaranya ketapang Terminalia catappa, Waru Hibiscus tiliaceus, pandan laut Pandanus sp dan lain-lain. Dari hasil pengamatan dan informasi masyarakat (Bapak Azaddin), vegetasi di hutan pantai telah diidentifikasi sebanyak 14 jenis yang merupakan tumbuhan pakan pada tingkatan semai, pancang, tiang dan pohon. Jenis-jenis dengan kerapatan vegetasi tertinggi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 8 Empat jenis vegetasi dengan kerapatan tertinggi pada hutan pantai

Tingkat No Nama lokal Nama latin Kerapatan

(ind/ha)

Semai 1 Ara Ficus glomerata 1750

2 Ficus septica Ficus septica 1583.33

3 Butun Barringtonia asiatica 1500

4 Waru Hibiscus tiliaceus 1333.33

Pancang 1 Waru Hibiscus tiliaceus 413.33

2 Jambu Eugenia sp 333.33

3 Ficus Ficus ampelas 333.33

4 Pandan laut Pandanus bidur 293.33

Tiang 1 Waru Hibiscus tiliaceus 56.67

2 Ara Ficus glomerata 53.33

3 Butun Barringtonia asiatica 46.67

4 Ketapang Terminalia catappa 36.67

Pohon 1 Ficus Ficus ampelas 20.83

2 Waru Hibiscus tiliaceus 20.83

3 Ficus Ficus sp 16.67

Kebun campur

Kebun campuran di Kelumbayan merupakan kebun marga dengan jenis tanaman perkebunan seperti cengkeh, lada, kakao, dan kopi. Tanaman perkebunan tersebut ditanam bersama dengan pohon-pohon penghasil buah seperti durian, duku, jambu mete, mangga dan lain-lain. Di dekat kebun campuran terdapat sawah dan tanaman palawija seperti sayuran, cabai, dan tomat. Kebun campuran ini sudah berusia puluhan tahun yang sudah ada turun temurun.

Pengamatan lapangan dan informasi dari masyarakat (Bapak Andi), di kebun campuran telah diidentifikasi sebanyak 24 jenis vegetasi pakan terutama tingkat pohon yang merupakan sumber pakan bagi monyet ekor panjang. Sebagian besar jenis tumbuhan pakan yang ditemukan adalah tingkat pohon. Jenis-jenis dengan kerapatan tertinggi yang ditemukan di kebun campur dapat ditunjukkan pada Tabel 9.

Tabel 9 Empat jenis vegetasi dengan kerapatan tertinggi pada kebun campuran

Tingkat No Nama lokal Nama latin Kerapatan

(ind/ha)

Semai 1 Bandotan Stelochapus sp 3583.33

2 Melinjo Gnetum gnemon 2833.33

3 Kemlandingan Leucaena leucocephala 2083.33

4 Ficus Ficus hispida 2000

Pancang 1 Mangga Mangifera foetida 320

2 Mengkudu Morindra citrifolia 280

3 Ficus Ficus hispida 226.67

4 Jarak Jatropha curcas 186.67

Tiang 1 Mengkudu Morindra citrifolia 66.67

2 Kakao Theobroma cacao 46.67

3 Ficus Ficus hispida 43.33

4 Manggis Garcinia hombroniana 33.33

Pohon 1 Kelapa Cocos nucifera 34.17

2 Pete Laucaena glauca 26.67

3 Jengkol Pithecollobium lobatum 33.33

4 Nangka Arthocarpus sp 22.5

Menurut Bismark (1991), berdasarkan jumlah dan jenisnya, primata digolongkan pada pemakan buah (frugivorous) dan pemakan daun (folivorous). Crockett & Wilson (1977) dalam Lindburg (1980) menyatakan bahwa monyet ekor panjang merupakan jenis satwa pemakan buah frugivore-omnivore. Jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan tergolong cukup banyak dengan bagian yang dimakan mulai dari pucuk daun, bunga,buah, dan kulit batang. Selain memakan bunga dan buah, di kebun campuran monyet ekor panjang juga

memakan padi dan sayur-sayuran milik penduduk, sedangkan di hutan pantai satwa ini juga memakan kerang dan kepiting. Hasil pengamatan terhadap tumbuhan pakan di keempat tipe penutupan

lahan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan persentase jenis tumbuhan pakan berdasarkan bagian yang dimakan seperti Gambar 9.

Gambar 9 Persentase jenis tumbuhan pakan berdasarkan bagian tumbuhan yang dimakan di berbagai tipe penutupan lahan

Tumbuhan pakan monyet ekor panjang yang ditemukan di hutan primer sebanyak 15 jenis, penghasil buah sebanyak 25% dan tumbuhan pakan penghasil daun sebanyak 10% dan buah dan daun sebanyak 65%. Di hutan sekunder, jumlah jenis tumbuhan pakan lebih banyak daripada di hutan primer. Dari 23 jenis tumbuhan pakan yang ditemukan diperoleh 43% penghasil daun, 40% merupakan jenis penghasil buah, 11% penghasil bunga, dan masing-masing sebanyak 3% menghasilkan kulit dan biji.

Berbeda dengan kedua habitat di atas, di hutan pantai jenis tumbuhan pakan yang ditemukan sebanyak 14 jenis. Sebagian besar jenis tumbuhan pakan yang

ditemukan adalah penghasil buah dan daun yaitu sebanyak 61%, kemudian 23% penghasil buah dan sebanyak 8% masing-masing merupakan jenis penghasil daun dan bunga. Sementara pada habitat kebun campuran, hampir semua jenis vegetasi yang ada merupakan jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan monyet ekor panjang. Di habitat ini ditemukan sebanyak 25 jenis tumbuhan dan hampir seluruh bagiannya dimakan oleh monyet ekor panjang mulai dari buah (67%), daun dan buah (29%), biji (6%), bunga (5%) dan kulit (5%).

Dari keempat tipe penutupan lahan di atas, ukuran kelompok monyet ekor panjang lebih tertinggi ditemukan di kebun campur, hutan sekundr, hutan pantai dan ukuran kelompok terendah ditemukan di hutan primer. Di kebun campuran jenis-jenis vegetasi yang menjadi sumber pakan merupakan tanaman perkebunan yang selalu tersedia sepanjang tahun dan hampir semua bagian tumbuhan dapat menjadi sumber pakan monyet ekor panjang. Berbeda dengan hutan primer, yang sebagian besar vegetasi yang menghasilkan buah musiman. Hal ini menyebabkan produktivitas pakan monyet ekor panjang di hutan primer lebih rendah dibandingkan dengan produktvitas di kebun campur. Jenis Ficus spp merupakan jenis yang menjadi sumber penting bagi monyet ekor panjang karena dapat menghasilkan dedaunan muda sepanjang tahun dan berbuah 2 -3 kali setiap tahunnya (Chivers 1980).

Dokumen terkait