• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adapun angka IPM Kabupaten Boyolali sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 sebagaimana tabel berikut

PDRB PER KAPITA

13. Potensi Unggulan

Guna mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan pemfokusan pembangunan ditetapkan potensi/produk unggulan daerah Kabupaten Boyolali, yaitu : sapi perah, kerajinan tembaga, lele, dan minyak atsiri.

Alasan penetapan potensi unggulan daerah tersebut, adalah :

a. Mempunyai kandungan lokal yang menonjol dan inovatif di sektor pertanian, industri dan jasa;

b. Mempunyai daya saing tinggi di pasaran, baik ciri, kualitas maupun harga yang kompetitif serta jangkauan pemasaran yang luas, baik di dalam negeri maupun luar negeri;

c. Mempunyai ciri khas daerah karena melibatkan masyarakat banyak (tenaga kerja setempat);

d. Mempunyai jaminan dan kandungan bahan baku lokal yang cukup banyak, stabil dan berkelanjutan;

e. Difokuskan pada produk yang memiliki nilai tambah yang tinggi, baik dalam kemasan maupun pengolahannya;

f. Secara ekonomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan kemampuan SDM masyarakat;

g. Ramah lingkungan, tidak merusak lingkungan, berkelanjutan serta tidak merusak budaya setempat.

Informasi lebih lanjut terkait potensi unggulan Kabupaten Boyolali tersaji dalam tabel berikut.

Tabel 2.40

Poduk Unggulan, Andalan, Potensial Kabupaten Boyolali

Potensi Kondisi Prospek Lokasi

1 2 3 4 1. Produk Unggulan

Sapi Perah • Populasi 60.205 ekor • Produksi 86.021 liter/hari • Bahan baku industri pengolahan susu • Bahan baku industri makanan • Dijual dalam produk susu segar Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Boyolali, Mojosongo Kerajinan Tembaga • Produksi > 400.000 buah/ tahun

• Jumlah unit usaha 360 • Lebih dari 70% produk dieksport ke luar negeri Kecamatan Cepogo Minyak Atsiri Kenanga • Produksi 113,65

ton/tahun • Bahan baku

industri kosmetik Kecamatan Teras, Banyudono, Mojosongo, Ampel, Cepogo 2. Produk Andalan Ternak sapi

potong • Produksi daging 6.767.755 kg/th • Populasi 87.725

ekor

• Dikonsumsi sebagai daging sapi segar dan bahan baku pengolahan daging, dendeng, abon dan penyamakan kulit Tersebar di 19 kecamatan seluruh Kabupaten Boyolali Budidaya jagung hibrida • Produksi: 96.982 ton/th • Areal: 27.982 ha • Konsumsi jagung segar dan bahan makanan ternak Kecamatan Musuk, Boyolali, Mojosongo, Klego, Kemusu, Juwangi, Cepogo, Andong, Wonosegoro, Ampel 3. Produk potensial Tembakau rajangan • Produksi: 1.378,58

ton/th • Bahan baku

industri rokok

Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Ampel,

• Areal: 3.381 ha Banyudono, Teras, Sawit Tembakau Asapan • Produksi: 1.760,79 ton/th • Areal: 2.635 ha

• Bahan baku rokok Kecamatan Mojosongo, Banyudono, Teras, Sawit Budidaya Pepaya • Produksi: 3.247,01 ton/th • Area: 219.616 pohon • Sebagai buah segar dan bahan baku industri saos, asinan, sari buah

Kecamatan Mojosongo, Teras, Boyolali, Musuk, Ampel

Sumber data; Bappeda Kabupaten Boyolali, 2010.

Usaha yang dilakukan untuk mengembangkan potensi unggulan, adalah:

a.

Birokrasi pemerintah melakukan reorientasi peran dan tanggung jawabnya yakni bersifat mengarahkan dan membina bukan menentukan (steering than rowing). Sehingga peranan dan tanggung jawab pemerintah daerah hanya berkisar pada bidang-bidang dimana sektor swasta atau pihak ketiga lainnya tidak memungkinkan untuk melakukan tugas tersebut, misalnya dalam situasi terjadinya kegagalan pasar (market failure).

b. Birokrasi Pemda berkiprah secara efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan prima terutama untuk meraih investasi dalam dan luar negeri.

c.

Membentuk sistem dan jaringan kerja (networking) dengan lembaga/asosiasi bisnis dan atase perdagangan luar negeri, khususnya dalam mendukung pemasaran produksi ekspor.

d.

Mengembangkan lembaga R & D (Research and Development) terhadap jenis produksi unggulan untuk menjamin kualitas produk, kestabilan harga, kebutuhan pasar (demand) dan jaminan kontinuitas ketersediaannya (delivery/supply).

e. Memfasilitasi lembaga keuangan agar bersedia memberikan modal usaha bagi industri skala kecil dan menengah (IKM) pada berbagai

sektor unggulan daerah, sehingga IKM dapat menjamin dan mempertahankan keberlangsungan usahanya.

f. Berperan mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan di berbagai sektor unggulan produksi daerah, agar proses produksi dapat mencapai efektifitas, efisiensi dan ekonomis.

g.

Mendorong agar para produsen mengembangkan jenis-jenis produk unggulan yang bersifat komplementer baik intern maupun antar region, memiliki nilai tambah (value added) dan menghasilkan manfaat ganda (multiple effect) baik secara backward-linkage dan forward

linkage terhadap berbagai sektor, dengan demikian dapat meperkuat

posisi daerah dari pengaruh fluktuasi ekonomi.

h. Memposisikan birokrasi pemerintah daerah sebagai katalisator, stimulator, dan regulator agar mekanisme pasar dapat bekerja secara sehat.

i. Memprioritaskan program pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan dalam rangka kemudahan aksesibilitas usaha di bidang industri meliputi sarana transportasi, komunikasi, energi, lokasi industri, sarana dan prasarana pelayanan umum yang baik serta situasi lingkungan yang sehat dan aman.

14. Pariwisata

Dalam kurun waktu tahun 2005-2010 telah terjadi peningkatan pembangunan di bidang pariwisata dan budaya, dimana hal itu tercermin pada meningkatnya jumlah pengunjung obyek wisata di Kabupaten Boyolali yang rata-rata meningkat sebesar 9,75%. Hal ini dapat dilihat dalam table berikut :

Tabel 2.41

Jumlah Wisatawan Nusantara dan Mancanegara Tahun 2006 - 2009

NO BIDANG/ URUSAN TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

Jumlah kunjungan wisatawan

1 Dalam negeri 243.850 239.071 235.726 334.631 348.173

2 Luar negeri 32 250 340 430 1.052

Total 243.882 239.321 236.066 335.061 349.225

Sumber data : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali

Dari jumlah 1 buah hotel bintang 2 dan 12 hotel melati didapatkan data jumlah kunjungan wisatawan nusantara yang menginap sebanyak 4.902 orang, sedangkan untuk lama tinggal wisatawan adalah 1 hari kunjungan. Jenis obyek wisata di Kabupaten Boyolali terbagi atas tiga jenis yaitu Wisata Alam Pegunungan, wisata tirta, wisata budaya dan ziarah. Sedangkan untuk jumlah restaurant dan rumah makan diuraikan sebagai berikut

Tabel 2.42

Jumlah Restaurant dan Rumah makan Tahun 2006-2009

NO Kacamatan TAHUN 2005 2006 2007 2008 2009 1 Boyolali 37 37 37 37 37 2 Ampel 7 7 7 7 7 3 Mojosongo 8 8 8 8 8 4 Teras 2 2 2 2 2 5 Banyudono 3 3 3 3 3 6 Sambi 2 2 2 2 2 7 Simo 2 2 2 2 2 8 Andong 11 11 11 11 11 9 Karanggede 4 4 4 4 4 10 Ngemplak 2 2 2 2 2 11 Klego 1 1 1 1 1

Sumber data : Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Boyolali

Peningkatan pembangunan pada bidang kebudayaan dapat dilihat dari peningkatan jumlah pemetasan seni dan budaya di Kabupaten Boyolali dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 sebagaimana diuraikan pada tabel di bawah. Dari tabel tersebut dapat dilihat peningkatan yang cukup significant dikarenakan kesadaran akan budaya tradisional masyarakat Kabupaten Boyolali meningkat dilihat dari bertambahnya jumlah grup kesenian yang melakukan pementasan pada event seni dan budaya di obyek wisata guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

Tabel 2.43

Jumlah Pementasan Seni dan Budaya Tahun 2006 - 2009

Sumber data : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali

Kondisi aset kebudayaan Kabupaten Boyolali yang dimiliki berupa benda benda purbakala sebanyak 105 yang terdiri dari benda bergerak maupun tak bergerak. Kekayaan budaya ini merupakan nilai nilai budaya atas peninggalan sejarah. Benda benda sejarah tersebut perlu dilestarikan dan dijaga agar masyarakat generasi berikutnya dapat mengerti dan menghargai benda benda tersebut sebagai peninggalan bersejarah.

Kekayaan selain benda purbakala, di Kabupaten Boyolali juga memiliki kekayaan budaya daerah berupa kesenian tradisionil dan modern yang tersebar dipelosok desa maupun kota. Pada tahun 2009 jumlah grup kesenian mencapai 571 group kesenian tradisional yang aktif.

Dalam rangka memperkenalkan keragaman dan kekayaan budaya di Kabupaten Boyolali diselenggarakan pemilihan duta kesenian setidaknya dalam satu tahun sekali diadakan pengiriman duta kesenian Kabupaten Boyolali untuk mengikuti even di tingkat Provinsi dan Nasional.

Pokja AMPL Kabupaten Boyolali

NO BIDANG/ URUSAN TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

1 Pementasan Seni 3 3 4 4 4

2 Even budaya 4 4 5 5 5

Jumlah 7 7 9 9 9

Uraian di atas sesuai dengan kebijakan umum pembangunan bidang kebudayaan yaitu :

a)

Penguatan jati diri dan karakter bangsa yang berbasis pada keragaman budaya

b)

Peningkatan apresiasi terhadap keragaman serta kreativitas seni dan budaya

c)

Peningkatan kualitas perlindungan, penyelamatan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya

d)

Pengembangan sumber daya kebudayaan

15. Ketenagakerjaan

Komposisi tenaga kerja Kabupaten Boyolali berdasarkan Sembilan sektor lapangan usaha diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.44

Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009

NO BIDANG URUSAN TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

1 Pertanian, Kehutanan,Perkebuna n dan Perikanan

321.15

3 324.425 372.387 269.326 270.555

2 Pertambangan dan Penggalian - - 4.869 3.521 3.537 3 Industri Pengolahan 40.942 41.917 89.245 64.544 64.838

4 Listrik, Air dan Gas Bumi - - 8.541 6.177 6.205

5 Bangunan - - 49.253 36.621 36.788

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 54.314 54.956 112.075 81.056 81.426

7 Pengangkutan, pergudangan dan

Komunikasi 6.976 7.191 9.499 6.869 6.900

8 Keuangan, persewaan Jasa Perusahaan - 4.869 3.521 3.537

NO BIDANG URUSAN TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

9 Jasa jasa 60.043 60.033 83.178 60.156 60.430

Sumber data : Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Boyolali

Berdasarkan data tabel di atas dapat dilihat bahwa komposisi tenaga kerja terbesar bekerja di sektor pertanian sebesar rata-rata 56,97%, diikuti tenaga kerja sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebesar rata-rata 13,65%, sektor jasa-jasa sebesar rata-rata 11,73%, sektor industri pengolahan sebesar rata-rata 10,70%, dan sektor-sektor lainnya yang berada di bawah 10%.

Penduduk Kabupaten Boyolali sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 usia 10 tahun ke atas yang bekerja berdasar lapangan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.45

Sebaran Penduduk Usia 10 Tahun Ke atas yang Bekerja Berdasar Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Boyolali

Tahun 2005 - 2009

Sumber data : BPS Kabupaten Boyolali; 2009* : data sementara

Dari tabel di atas diketahui bahwa struktur penduduk Kabupaten Boyolali sebagian besar masih bermata pencaharian sebagai petani bahkan cenderung semakin meningkat. Oleh sebab itu kebijakan di sektor pertanian mendapatkan perhatian utama, meskipun tetap mengembangkan sektor lain sebagai ciri kemajuan bangsa yaitu industrialisasi dan jasa, namun industrialisasi tetap bertumpu pada modernisasi dan industrialisasi pertanian.

16. Transmigrasi

Profil mengenai transmigrasi dapat dilihat pada table yang dirinci sebagai berikut:

Tabel 2.46

Data Transmigrasi Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009

Uraian TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

1 Jumlah calon transmigran 112 230 320 437 276

2 Jumlah transmigran 45 50 15 135 45 - Transmigrasi Swakarsa Mandiri 0 25 0 10 25 - Transmigrasi Umum 45 25 15 125 20 3 Pelatihan Transmigran 45 50 115 25 35 - Jumlah Pelatihan 2 2 3 2 2 - Jumlah Instruktur 6 6 6 6 6

Sumber data : Disnakertransos Kab. Boyolali

Jumlah calon transmigran tahun 2009 sebesar 276 orang seperti dilihat pada tabel di atas menurun dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 437 orang. Transmigrasi dapat dibedakan atas : (1) Transmigrasi swakarsa mandiri dan (2) transmigrasi umum. Dalam rangka meningkatkan kualitas tranmigran, telah dilakukan pelatihan-pelatihan sebanyak 11 kali pelatihan periode 2005-2009. Tujuannya adalah agar para transmigran memperoleh bekal sebelum tiba di tempat tujuan.

2.8VISI DAN MISI KABUPATEN

2.8.1

Visi Kabupaten Boyolali

Visi Pembangunan Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2015 adalah:

“ Kabupaten Boyolali Yang Lebih Sejahtera, Berdaya Saing dan Pro Investasi “

Pernyataan visi di atas memiliki makna filosofis yang akan dijabarkan berikut ini guna membangun kesamaan persepsi, sikap (komitmen), dan perilaku (partisipasi) segenap pemangku kepentingan (stakeholders) dalam setiap tahapan proses pembangunan selama lima tahun kedepan.

Sejahtera. Konsep sejahtera menunjukkan kondisi kemakmuran

masyarakat Kabupaten Boyolali, yaitu masyarakat yang terpenuhi kebutuhan ekonomi (materiil) maupun sosial (spiritual) secara adil dan merata. Kondisi masyarakat yang sejahtera ditunjukkan dengan terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan papan, terjaminnya kesehatan jasmani-rohani, dan terwujudnya masyarakat yang cerdas.

Berdaya saing. Konsep berdaya adalah suatu kondisi dimana

Kabupaten Boyolali meningkat kapasitasnya dalam berbagai aspek sehingga berdampak positif pada daya saing. Misalnya, dengan semakin meningkatnya mutu SDM yang dimiliki, diharapkan produk yang dihasilkan masyarakat dapat menembus pasar yang lebih luas.

Pro investasi. Konsep pro investasi adalah konsep untuk

mempermudah segala layanan dan perijinan investasi serta dalam rangka pengembangan sistem “one stop service” dan membuka pusat informasi investasi atau “information centre”, serta didukung dengan peningkatan infrastruktur yang memadai. Diharapkan dengan penerapan konsep pro investasi secara terpadu dapat meningkatkan jumlah realisasi investasi di Kabupaten Boyolali dan meningkatan penyediaan lapangan kerja seluas-luasnya.

2.8.2.Misi Pembangunan Daerah

Misi pembangunan Kabupaten Boyolali adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali, sebagai

penjabaran visi pembangunan Kabupaten Boyolali yang telah ditetapkan, agar tujuan pembangunan daerah dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Dengan memahami pernyataan misi diharapkan seluruh pihak yang berkepentingan dapat berpartisipasi secara proporsional dalam mendorong keberhasilan pencapaian misi sesuai posisi dan peran masing-masing.

Penyusunan misi pembangunan daerah Kabupaten Boyolali tahun 2010-2015 dilakukan dengan memperhatikan misi pembangunan daerah Kabupaten Boyolali untuk jangka panjang yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2025, yaitu : (1) Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten, (2) Mengembangkan rasa nasionalisme dan partisipasi politik masyarakat yang tinggi dalam rangka mewujudkan demokratisasi dan ketahanan nasional, (3) Mewujudkan penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia serta kesetaraan dan keadilan gender, (4) Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang bertumpu pada keunggulan daerah, (5) Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dengan melestarikan tata nilai dan budaya serta tata sosial kemasyarakatan yang religius, (6) Mengembangkan kuantitas dan kualitas infrastruktur untuk mendukung mobilitas sumberdaya, (7) Mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah, dan (8) Memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara optimal dan berkelanjutan dengan tetap memelihara kelestariannya. Dan misi dalam RPJM Daerah 2010-2015 adalah pelaksanaan dari tahap kedua tahun pertama dan tahap ketiga dari tahapan dalam RPJP Daerah 2005-2025.

Dalam rangka memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan, maka misi pembangunan Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2015 dirumuskan sebagai berikut:

1. Meningkatkan perekonomian rakyat yang bertumpu pada sektor

Dokumen terkait