• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

4. Power Otot Tungkai

Power sering disebut juga daya ledak, eksplosif power atau muscular

power+DUVRQRPHQJHPXNDNDQEDKZD´SRZHUDGDODKNHPDPSXDQ

RWRW XQWXN PHQJHUDKNDQ NHNXDWDQ PDNVLPDO GDODP ZDNWX \DQJ VDQJDW FHSDW´ 6XKDUQR +3 PHQJHPXNDNDQ EDKZD ´HNVSORVLI SRZHU DGDODK kemampuan otot atlet untuk mengatasi tahanan atau beban dengan kekuatan dan NHFHSDWDQPDNVLPDOGDODPVDWXJHUDNDQ\DQJXWXK´0HQXUXW06DMRWR

´GD\D OHGDN RWRW (muscular power) adalah kemampuan seseorang untuk

melakukan kekuatan maksimum dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-SHQGHNQ\D´ 3HQJHUWLDQ SRZHU DWDX GD\D OHGDN ELDVDQ\D PHQJDFX kepada kemampuan seseorang dalam melakukan kekuatan maksimal dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya.

Berdasarkan definisi di atas dapat dikemukakan bahwa power otot tungkai merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot dalam mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan utuh. Power otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai untuk melakukan kerja atau gerakan secara eksplosif dengan melibatkan power otot tungkai sebagai penggerak utama.

commit to user

Kemampuan power otot tungkai dapat dilihat dari kemampuannya dalam melakukan gerakan-gerakan secara eksplosif.

Banyak sekali gerakan dalam olahraga yang memerlukan gerakan dengan tenaga otot tungkai secara eksplosif, seperti gerakan melompat, meloncat, berlari, menendang atau masih banyak yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa daya ledak otot tungkai adalah unsur dasar dari berbagai cabang olahraga seperti bola voli, lompat jauh, lari cepat, pencak silat, dan sebagainya.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Power Otot

Dalam upaya meningkatkan power otot yang dimiliki para atlet, pelatih perlu memahami mengenai seluk beluk power otot. Hal yang sangat penting yanh perlu diketahui adalah faktor- faktor yang mempengaruhi power. Suharno HP. (1993: 60) menjelaskan bahwa faktor- faktor penentu daya ledak adalah : (1) jumlah otot putih, (2) kekuatan dan kecepatan otot, (3) waktu rangsangan maksimal, (4) koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuatan dan kecepatan, (5) jumlah ATP dalam otot dan, (6) penguasaan teknik gerakan yang benar.

Berkaitan dengan faktor- faktor penentu power, Harsono (1988: 200) PHQJXWLS SHQGDSDW %XFKHU \DQJ PHQ\DWDNDQ EDKZD ´6HRUDQJ LQGLYLGX \DQJ mempunyai power adalah orang yang mempunyai (1) A high degree of muscular strength, (2) A high degree of speed, (3) A high degree of skill in integreting speed

DQGPXVFXODUVWUHQJWK´

Dari uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa unsur utama power adalah kecepatan dan kekuatan. Oleh karena itu, semua faktor yang mempengaruhi kecepatan dan kekuatan juga mempengaruhi daya ledak otot (Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro, 1984: 18).

Power juga dipengaruhi oleh jenis serabut otot yang dimiliki, serabut otot tersebut merupakan faktor bawaan. Jenis serabut otot yang dimiliki oleh atlet VHMDNODKLUSDGDGDVDUQ\DDGDGXDPDFDP \DLWX¶VHUDEXWRWRWFHSDWGDQ VHUDEXW RWRW ODPEDW¶ 6DGRVR 6XPDUGMXQR 6HUDEXW RWRW FHSDW PHUXSDNDQ

commit to user

serabut otot putih, sedangkan serabut otot lambat merupakan serabut otot merah. Jika serabut yang dimiliki atlet cendeung lebih banyak putihnya, maka atlet tersebut berbakat untuk melakukan gerakan-gerakan yang memerlukan kemampuan fisik dengan kontraksi pendek seperti kecepatan dan kekuatan. Sebaliknya, jika serabut otot yang dimiliki atlet cenderung lebih banyak serabut otot merah, maka atlet tersebut cocok untuk gerakan- gerakan yang memerlukan waktu kontraksi yang relatif lama seperti daya tahan.

b. Latihan untuk Meningkatkan Power

Latihan adalah suatu proses yang sistematik yang dilakukan dengan berulang- ulang secara kontinyu dengan kian hari kian menambah jumlah latihan untuk mencapai prestasi olahraga. Latihan fisik merupakan latihan yang dapat ditujukan pada peningkatan kemampuan dalam hal melakukan kerja. Latihan fisik harus bersifat khusus untuk meningkatkan komponen fisik tertentu, misal daya ledak otot tungkai, maka latihan fisik yang dilakukan juga harus bersifat khusus sesuai karakteristik daya ledak otot yang melibatkan otot- otot tungkai.

Power merupakan komponen penting dalam cabang-cabang olahraga misal : Permainan sepakbola, voli, atletik, pencak silat, dan sebagainya. Latihan untuk meningkatkan power harus bersifat khusus. Menurut Suharno HP (1985: 33) ciri- ciri latihan power adalah : (1) bebannya relatif ringan, (2) gerakan latihan dinamis, (3) gerakan-gerakan merupakan satu gerakan yang singkat dan selaras. Hal-hal tersebut perlu diperhatikan dalam pelaksanaan latihan power.

Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam melatih power, menurut Suharno HP (1985: 34) adalah:

(1) Intensitas latihan untuk atlet pemula adalah 10-20% dari kemampuan

repetition maximum (RM) atau ¼ dari berat badan atlet pada weight training.

(2) Diadakan pemanasan yang cukup untuk menghindari cedera mengingat gerakan daya ledak (power ) serba mendadak.

commit to user

(3) Keseimbangan latihan, kecepatan, dan kekuatan akan meningkatkan kemampuan daya ledak.

(4) Pembawaan fibril otot putih, lebih menentukan mutu kemampuan daya ledak disamping hasil latihan secara sistematis.

Telah dikemukakan di depan bahwa unsur power adalah kekuatan dan kecepatan. Latihan untuk meningkatkan power otot harus meliputi pengembangan kecepatan dan kekuatan secara terpadu.

Ciri khas dari power adalah gerakan yang cepat dan eksplosif. Oleh karena itu gerakan dalam latihan untuk meningkatkan power harus cepat dengan melawan beban. Beban latihan yang diberikan dalam latihan power harus relatif ringan. Selain itu gerakan yang dilakukan harus bersifat dinamis dan selaras. Karena gerakan dalam latihan power ini cepat dan eksplosif dengan melawan beban, maka untuk menghindari cedera atlet harus melakukan pemanasan yang cukup.

Power sangatlah penting dalam olahraga pencak silat yakni dalam menggunakan teknik tendangan dan pukulan harus dilakukan dengan cepat dan kuat sehingga mempersulit lawan dalam melakukan elakan, hindaran, tangkisan ataupun tangkapan.

c. Peranan Power Otot Tungkai dalam Tendangan Pencak Silat

Tendangan dalam Pencak Silat merupakan senjata untuk meraih point yang baik. Dalam melakukan tendangan melibatkan otot-otot tungkai. Gerakan tendangan dalam pencak silat merupakan gerakan yang bersifat eksplosif. Untuk menghasilkan tendangan yang baik diperlukan kekuatan dan kecepatan gerak atau power dari otot- otot yang terlibat dalam gerakan tendangan. Dengan demikian power otot tungkai sangat besar peranannya dalam menghasilkan tendangan yang baik dalam arti cepat dan keras. Seorang atlet yang mempuyai power otot yang lebih besar, tingkat keberhasilan dalam melakukan tendangan akan lebih besar jika dibandingkan dengan atlet yang power otot tungkainya kecil.

commit to user

Power otot tungkai merupakan faktor pendukung dalam kemampuan tendangan pada pencak silat. Semakin besar power otot tungkai yang dimiliki pesilat, maka akan semakin cepat dan kuat hasil tendangan yang akan dicapai. Tendangan yang dilakukan dengan cepat dan kuat dapat membuat lawan kesulitan dalam menangkis dan menangkap.

d. Anatomi Otot Tungkai

Tungkai merupakan salah satu unsur postur tubuh yang perlu diperhatikan dalam pencak silat. Tungkai manusiadapat dibagi menjadi dua bagian yaitu tungkai atas dan bawah. Tungkai atas merupakan bagian tungkai sebelah atas dari pangkal paha hingga lutut. Adapun tungkai bawah merupakan bagian tungkai sebelah bawah dari lutut hingga telapak kaki.

Menurut Satimin Hadiwidjaja (1996: 39) anatomi anggota gerak bawah terdiri dari tulang- tulang sebagai berikut : (1) Femur, (2) Patella, (3) Tibia, (4) Fibula, (5) Ossa Tarsi, (6) Ossa Metatarsi, (7) Digiti.

Stuktur tungkai terdiri dari tulang- belulang yang dilapisi berbagai otot. Otot- otot yang ada di tungkai antara lain sebagai berikut:

1) Otot- otot yang terletak pada tungkai atas (paha) a. Otot paha bagian depan:

(1)Otot abduktor dari paha (2)Otot sartorius

(3)Otot quadriceps femoris : (a) Otot testor fasia lata (b) Otot vastus fasia lateralis (c) Otot rektus femoris (d) Otot vastus medialis b. Otot tungkai atas bagian belakang :

(1)Hamstring muscle : otot paha lateral dan medial (2)Otot gluteus maximus

commit to user

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2. Otot- otot terdapat pada tungkai atas, dilihat dari arah depan. ( Evelyn C. Pearce, 1993 : 13 )

2) Otot- otot yang terletak pada tungkai bawah : a. Otot- otot tungkai bawah pada bagian depan :

(1) Otot tibialis anterior (2) Otot proneus longus

(3) Otot ekstensor digitorum longus (4) Otot maleolus medialis

(5) Otot retinakula bawah

b. Otot- otot tungkai bawah bagian belakang : (1) Otot gastrocnemius

commit to user

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3. Otot tungkai bawah dilihat dari bagian depan dan belakang ( Evelyn C. Pearce, 1993 : 114- 115 )

commit to user

Dokumen terkait