ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Berdasarkan data nilai yang diperoleh peneliti dari guru kelas B TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada pembelajaran membaca menunjukkan bahwa siswa yang mencapai KKM hanya beberapa siswa. Dibawah ini adalah hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode bercerita:
60
Tabel 4.1 Nilai Pra-Siklus No Nama Anak Mengyebut
kan Huruf Abjad Menyebutkan Suku Kata Awal yang Sama Membaca Persentase Pencapaian 1. APIW 1 1 1 25 2. AMF 3 2 1 50 3. BAHK 3 2 1 50 4. CMAS 1 1 1 25 5. DAA 1 1 1 25 6. MFT 3 2 1 50 7. MGM 1 1 1 25 8. MIS 1 1 1 25 9. NFM 3 2 1 50 10. NFKS 1 1 1 25 11. NAF 1 1 1 25 12. NBA 1 1 1 25 13. NA 3 2 1 50 14. QSM 1 1 1 25 15. RNS 1 1 1 25 16. RRA 1 1 1 25
61 Keterangan:
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan X Jumlah butir
= 4 X 3 = 12
Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan X 100% Jumlah skor maksimum
Nama APIW = 3 X 100% = 25% 12
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas X 100% Jumlah siswa
= 525 X 100% = 32% 16
Dari data di atas, maka diketahui persentase pencapaian tiap anak, karena nilainya dibawah KKM/standar keberhasilan yaitu 85%, maka dapat dikatakan bahwa perkembangan membaca anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Sedang rata-rata persentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus yaitu sebesar 32%.
2. Siklus I
a. Data Perkembangan Siklus I
Peneliti mulai melakukan tindakan siklus I dengan menerapkan metode pembelajaran bercerita pada tanggal 14 Agustus 2018. Hasil tes pada siklus I yang dilakukan pada kelas B TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, telah mengalami peningkatan apabila
62
dibandingkan dengan perolehan nilai Pra Siklus sebelum menerapkan metode bercerita. Berikut ini adalah nilai perkembangan pembelajaran siswa pada siklus I yaitu:
Tabel 4.2 Nilai Siklus 1 No Nama Anak Menyebutkan
Huruf Abjad Menyebutkan Suku Kata Awal yang Sama Membaca Persentase 1. APIW 2 1 1 33 2. AMF 4 4 3 91 3. BAHK 4 3 4 91 4. CMAS 2 2 1 41 5. DAA 3 2 1 50 6. MFT 4 4 3 91 7. MGM 3 2 1 50 8. MIS 2 2 1 41 9. NFM 4 2 1 58 10. NFKS 3 2 2 58 11. NAF 3 3 1 58 12. NBA 4 2 1 58 13. NA 4 2 2 66 14. QSM 3 3 1 58
63
15. RNS 3 2 1 50
16. RRA 4 1 1 50
Jumlah persentase pencapaian kelas 944
Keterangan:
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan X Jumlah butir
= 4 X 3 = 12
Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan X 100% Jumlah skor maksimum
Nama APIW = 4 X 100% = 33% 12
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas X 100% Jumlah siswa
= 944 X 100% = 59% 16
Dari data di atas pada Siklus I tersebut menunjukkan perkembangan membaca siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I dari 16 siswa kelompok B TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang terdapat 3 anak yang mencapai kriteria berkembang sangat baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan membaca anak belum maksimal dan masih perlu untuk ditingkatkan karena, indikator pencapaiannya 85%. Untuk persentase pencapaian kelas pada Pra Siklus sebesar 32% dan pada Siklus I sebesar 57%.
64
b. Hasil Pengamatan Siklus I
Hasil pengamatan guru dan siswa yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awaal √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari
√
Penugasan bahan belajar
6 Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah langkah yang dibuat dalam RKH
√
7 Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √ Kegiatan belajar mengajar
8 Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan ajar yang disampaikan
√
9 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
10 Ketepatan dalam menggunakan alokasi waktu yang telah ditentukan
√
11 Memiliki keterampilan dalam merespon dan menanggapi pertanyaan siswa
√
65
Membaca
12 Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. √
13 Menyajikan materi sebagai pengantar √
14 Menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
√
15 Menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memilih gambar yang ada dalam wayang fantasi kemudian anak disuruh untuk membaca
√
16 Menanyakan alasan atau dasar pemikiran kenapa anak memilih gambar yang dipilihnya
√
17 Menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
√
18 Menyampaikan kesimpulan atau rangkuman materi √ Evaluasi Pembelajaran
19 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
√
20 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RKH √ Kemampuan menutup kegiatan pelajaran
21 Meninjau kembali materi yang telah diberikan √ 22 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
23 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √ Tindak lanjut/ follow up
24 Memberikan tugas kepada siswa √
25 Menginformasikan materi, bahan ajar yang akan dipelajari berikutnya
√
66
Jumlah 16 42 10 3
Total 16+42+10+3 = 71
Kategori Sedang
Keterangan skor nilai A= 4 (sangat baik) B= 3 (baik)
C= 2 (cukup) D= 1 (kurang)
Kategori total kinerja guru 76-100 = baik
51-75 = sedang 25-50 = kurang
Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Nama Aspek yang diamati
Keaktifan Kreatifitas Keberanian
K C B K C B K C B
1. APIW
2. AMF
3. BAHK
67 5. DAA 6. MFT 7. MGM 8. MIS 9. NFM 10. NFKS 11. NAF 12. NBA 13. NA 14. QSM 15. RNS 16. RRA Jumlah 9 3 4 11 2 3 5 11 - Keterangan: K = Kurang B = Baik B = Baik
68 c. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran yang sedang berlangsung didalam kelas belum maksimal dan berada dalam katagori sedang karena masih ada hal-hal yang menghambat keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita. Hal-hal yang menghambat keberhasilan tersebut yaitu:
1) Ada beberapa siswa yang masih sibuk dengan kegiatan lain ketika berdoa.
2) Ada beberapa siswa yang masih kebingungan ketika diberi tugas untuk membaca oleh guru.
3) Penggunaan waktu yang kurang efektif dan efisien.
4) Ada beberapa tahap dalam RKH yang belum terlaksana seperti diawal kegiatan yaitu guru memotivasi siswa di kegiatan akhir seperti mengomentari hal-hal baik dan buruk ketika pembelajaran.
Dalam pelaksanaan siklus ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Selain itu, meskipun ketuntasan belajar siswa telah mengalami peningkatan, namun belum mencapai target yaitu kurang lebih 85% ketuntasan siswa. Oleh karena itu penelitian akan dilanjutkan pada siklus II.
3. Siklus II
a. Data Perkembangan Siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2018. Dalam siklus II ini peneliti masih menggunakan metode pembelajaran
69
bercerita sama seperti siklus I dengan memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada pada siklus I. Berbeda dengan siklus I pada siklus ini pembelajaran lebih kondusif dan siswa juga lebih aktif dan lebih bersemangat. Pengelolaan kondisi suasana kelas sangat baik dan sangat mendukung berjalannya pembelajaran pada siklus II ini lebih lancar.
Di bawah ini adalah nilai hasil evaluasi yang dilakukan pada kelompok B TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semaraang pada siklus II yaitu:
Tabel 4.5 Nilai Siklus II No Nama Anak Menyebutkan
Huruf Abjad Menyebutkan Sayuran yang Memiliki Huruf Awal yang Sama Membaca Persentase 1. APIW 4 3 1 66 2. AMF 4 4 4 100 3. BAHK 4 4 4 100 4. CMAS 4 4 3 91 5. DAA 4 4 2 83 6. MFT 4 4 4 100 7. MGM 4 4 3 91
70 8. MIS 4 4 4 100 9. NFM 4 4 3 91 10. NFKS 4 4 3 91 11. NAF 4 4 4 100 12. NBA 4 4 4 100 13. NA 4 4 4 100 14. QSM 4 4 4 100 15. RNS 4 4 3 91 16. RRA 4 4 3 91
Jumlah persentase pencapaian kelas 1495
Keterangan:
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan X Jumlah butir amatan
= 4 X 3 = 12
Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan X 100% Jumlah skor maksimum
Nama APIW = 8 X 100% =67% 12
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas X 100% Jumlah siswa
= 1495 X 100% = 93% 16
71
Dari data siklus II di atas menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus ini mengalami peningkatan yang sangat baik. Pada siklus II dari 16 siswa terdapat 15 siswa yang mencapai KKM dan 1 siswa belum mencapai KKM. Dari data siatas menunjukkan bahwa pembelajaran membaca dengan metode bercerita menggunakan media wayang fantasi dianggap telah berhasil karena 15 anak telah mencapai KKM dengan persentase 93% > 85%.
b. Hasil Pengamatan Siklus II
Hasil pengamatan guru dan siswa yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awaal √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari
√
Penugasan bahan belajar
6 Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah langkah yang dibuat dalam RKH
√ 7 Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
72
8 Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan ajar yang disampaikan
√ 9 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau
indikator yang telah ditetapkan
√ 10 Ketepatan dalam menggunakan alokasi waktu yang
telah ditentukan
√ 11 Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
√
Kemampuan guru dalam menggunakan metode
Picture and Picture
12 Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. √
13 Menyajikan materi sebagai pengantar √
14 Menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
√
15 Menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
√
16 Menanyakan alasan kenapa siswa memilih gambar yang dipilih
√
17 Menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
√
18 Menyampaikan kesimpulan atau rangkuman materi √ Evaluasi Pembelajaran
19 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
√
20 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RKH √ Kemampuan menutup kegiatan pelajaran
73
21 Meninjau kembali materi yang telah diberikan √ 22 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
23 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √ Tindak lanjut/ follow up
24 Memberikan tugas kepada siswa √
25 Menginformasikan materi, bahan ajar yang akan dipelajari berikutnya
√
26 Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar √
Jumlah 56 36 - -
Total 56+36= 92
Kategori Baik
Keterangan skor nilai A = 4 (sangat baik) B = 3 (baik)
C = 2 (cukup) D = 1 (kurang)
Kategori total kinerja guru 76-100 = baik
51-75 = sedang 25-50 = kurang
74
Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II
No Nama Aspek yang diamati
Keaktifan Kreatifitas Keberanian
K C B K C B K C B 1. APIW 2. AMF 3. BAHK 4. CMAS 5. DAA 6. MFT 7. MGM 8. MIS 9. NFM 10. NFKS 11. NAF 12. NBA 13. NA
75 14. QSM 15. RNS 16. RRA Jumlah - 7 9 - 8 8 - - 16 Keterangan: K = Kurang C = Cukup B = Baik c. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapati bahwa perkembangan anak pada siklus II sudah jauh lebih baik dari siklus I, karena hampir semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara aktif dengan menerapkan metode bercerita. Guru dan siswa terlihat dapat melaksanakan peran masing- masing dengan sangat baik.
Selain itu hasil observasi dan hasil nilai yang didapat juga menunjukkan perubahan perkembangan yang sangat baik. Perkembangan siswa pada siklus II sudah mencapai target ketuntasan yang diharapkan yaitu 93% anak dinyatakan berkembang. Selain itu nilai rata-rata kelas juga sudah melebihi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Oleh karena itu tidak diperlukan lagi perbaikan tindakan. Kegiatan pada siklus II ini menjadi keberhasilan dalam pengembangan kemampuan membaca anak melalui metode bercerita dengan
76
menggunakan wayang fantasi di TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019.
B. Pembahasan
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari pra siklus, siklus I, dan siklus II, perkembangan siswa yang tidak tuntas KKM terus menurun.
Sebelum diadakan penelitian atau pra siklus, hasil belajar siswa sangat rendah. Dari 16 siswa hanya ada 3 anak yang lulus KKM atau sebesar 32%. Hal ini dikarenakan siswa tidak tertarik dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru, karena guru kurang kreatif dalam mengajar, dan guru kurang memotivasi anak untuk terus berkembang, sehingga siswa semaunya sendiri jika di dalam kelas. Ada yang bermain, berbincang-bincang dengan temannya, bahkan ada yang berlari ke luar kelas untuk membeli jajanan/makanan.
Proses pembelajaran yang terlaksana pada siklus I, peneliti menggunakan media wayang fantasi. Adapun dalam penelitian ini mencakup 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, atau pengamatan serta tahap refleksi. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti melakukan observasi ataupun pengamatan ke TK Islam Tuntang. Pada tahap ini diperoleh data hasil pengembangan kemampuan membaca anak pada kelompok B tahun pelajaran 2018/2019 adalah 56%. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 3 anak, dan yang belum mencapai KKM sebanyak 13 anak. Hasil observasi atau pengamatan guru dalam kegiatan belajar mengajar yang terlaksana pada siklus I memperoleh skor 71 dari skor maksimal yang telah ditetapkan yaitu 85.
77
Aktivitas guru pada siklus I ini tergolong dalam predikat sedang. Selain peneliti melakukan observasi atau pengamatan terhadap anak dengan bantuan guru yang telah mengetahui karakter anak didik di kelompok B tersebut.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II peneliti mempertimbangkan beberapa kekurangan maupun kendala yang muncul selama proses pembelajaran pada siklus I. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media wayang fantasi. Melalui data yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat adanya perkembangan yang cukup signifikan. Pada hasil belajar siswa sebesar 37% dari siklus I. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa pada siklus II yaitu 93% (15 siswa) mencapai KKM, sedangkan 7% (1 siswa) belum mencapai KKM. Dengan hasil persentase nilai yang diperoleh siswa pada siklus II sudah memenuhi target yang telah ditetapkan peneliti dalam dalam indikator keberhasilan yaitu 85%. Hasil observasi atau pengamatan terhadap aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar yang terlaksana pada siklus II memperoleh skor 92 dari skor maksimal yang telah ditetapkan yaitu 85. Aktivitas guru pada siklus II ini tergolong dalam predikat baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II menunjukkan perkembangan, yaitu dari 16 siswa ada sebanyak 15 siswa yang sudah mencapai KKM. Tetapi masih ada seorang siswa yang belum mencapai KKM. Maka dari itu guru harus lebih memperhatikan siswa tersebut, guru harus juga memberi motivasi yang lebih untuk siswa tersebut, supaya siswa tersebut menjadi lebih giat dan lebih memperhatikan apa yang diajarkan oleh guru seperti teman-teman yang lainnya. Berikut adalah data siswa yang
78
berkembang dan belum berkembang, berikut ini data hasil penelitian pada siklus I dan siklus II.
Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Perkembangan Anak
No Tindakan Persentase Perkembangan
1. Pra-siklus 32% -
2. Siklus I 56% 24%
3. Siklus II 93% 37%
Perkembangan hasil belajar siswa yang mencapai KKM dan yang kurang dari KKM dapat dilihat dengan jelas apabila dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1 Perkembangan Hasil Belajar
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
79
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dari pra-siklus, siklus I, dan siklus II perkembangan siswa yang mencapai KKM terus meningkat. Pada pra-siklus persentase siswa yang mencapai KKM hanya 32%, siklus I sebanyak 58%, dan siklus II sebanyak 93%.
80 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan media wayang fantasi dapat mengembangkan kemampuan membaca anak di TK Islam Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pra-siklus sebelum menerapkan metode pembelajaran bercerita 32% atau hanya (5 anak) yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), sedangkan yang 68% belum mencapai KKM. Pada siklus I menunjukkan perkembangan, banyaknya siswa yang mencapai KKM adalah 57% atau sekitar (8 siswa). Sedangkan pada siklus II kriteria ketuntasan klasikal sebasar 93% (15 siswa). Dengan demikian perkembangan belajar siswa yang diperoleh dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 37%. Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil.
B. Saran
Telah terbuktinya penerapan metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan media wayang fantasi dapat mengembangkan kemampuan membaca anak di TK Islam Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Tahun Pelajaran 2018/2019, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
81 1. Bagi Siswa
a. Sebaiknya siswa dapat lebih memperhatikan guru dan tetap fokus pada saat pembelajaran berlangsung agar hasilnya maksimal.
b. Sebaiknya siswa selalu aktif dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Bagi Guru
a. Guru sebaiknya lebih sering menggunakan metode pembelajaran yang menarik untuk mendukung pencapaian keberhasilan pembelajaran dan penunjang belajar siswa.
b. Guru sebaiknya lebih dapat mengkondisikan siswa untuk siap belajar, saat mulai belajar, maupun selama proses pembelajaran. c. Untuk I siswa yang masih belum mencapai KKM diperlukan
pendampingan, motivasi, serta bimbingan dalam belajar yang lebih khusus dari guru.
d. Guru harus mempersiapkan segala keperluan pembelajaran dengan matang serta berupaya memberi inovasi dalam mendisain pembelajaran menggunakan model, metode serta menerapkan media ataupun alat peraga pembelajaran yang tepat dan menyenangkan sebagai upaya untuk mengmbangkan pembelajaran efektif dan tetap sasaran.
3. Bagi Sekolah
Sebaiknya sekolah berupaya untuk menambah sarana prasarana guna menunjang kegiatan belajar siswa.
82 4. Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebaiknya membimbing para guru untuk memperbaiki dan mengembangkan proses belajar mengajar misalnya dalam penerapan model, metode, media, maupun alat peraga pembelajaran yang lebih inovatif serta melakukan evaluasi untuk memperbaiki proses belajar mengajar selanjutnya.
83