PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA
MELALUI METODE BERCERITA DENGAN
WAYANG HURUF DI KELOMPOK B TK ISLAM
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
WINDA SYAWALANA FEBRIYANTI
NIM. 11614013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
ii
Setelah kami teliti dan kami mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
Dengan ini kami memohon kepada Bapak Dekan FTIK IAIN Salatiga agar skripsi saudara tersebut segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum. wr. wb
Salatiga, 12 September 2018 Pembimbing,
iii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]
SKRIPSI
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI
METODE BERCERITA DENGAN WAYANG HURUF DI
KELOMPOK B TK ISLAM KECAMATAN TUNTANG
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
DISUSUN OLEH
WINDA SYAWALANA FEBRIYANTI
NIM: 11614013
Telah dipertahankan didepan Dewan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, pada tanggal 25 September 2018 telah dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan panitia penguji: Ketua Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. Sekretaris Penguji : Jaka Siswanta, M. Pd. Penguji I : Dra. Siti Farikhah, M. Pd. Penguji II : Drs. Ahmad Sultoni, M. Pd.
Salatiga, 25 September 2018 Dekan FTIK IAIN Salatiga,
Suwardi, M.Pd.
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah:
NAMA : WINDA SYAWALANA FEBRIYANTI
Nim : 116-14-013
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program studi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Judu : Pengembangan Kemampuan Membaca Anak Melalui Metode Bercerita dengan Wayang Fantasi di TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulisan orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.
Salatiga, 12 September 2018 Yang menyatakan,
v MOTTO
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan impianku, selalu ada bersama aku:
1. Untuk Bapak saya (Suparyadi) dan Ibu saya (Siti Rohmah), terima kasih pak, buk, sudah selalu sabar menemani setiap proses belajar ku dimana saya melangkah engkau selalu ada untuk menemani aku, Doaku selalu sehat dan selalu menemani aku terus pak, buk.
2. Untuk Adikku (Nurmalita Dwi Octaviyani) yang selalu memberi semangat pada kakak mu ini.
3. Untuk Sahabat saya (Fera Rizkiana Amalia, Lisna Lulu Annikmah, Suryani Indrawati, Putri Sari, Rusdiana Prasusilantari, Ariij Sophia Khoiron, Sa’datur Rochmah, Dian Arum Setiyawati, Dewi Rahma Septiani, Dewi Ayu Ajmia, Dina Ririn Juliani, Uswatun Khasanah) terima kasih sudah selalu memberi dukungan dan semangat kepada saya.
4. Seluruh teman-teman PIAUD 2014, terima kasih untuk canda tawa, tangis dan perjuangan yang kita lewati bersama.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat, hidayah, dan taufiqNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan, adapun judul skripsi ini adalah “PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI
METODE BERCERITA DENGAN WAYANG FANTASI DI TK ISLAM
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2018/2019”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. Ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
viii
5. Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si. Selaku dosen pembimbing akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
7. Kepala Sekolah dan Guru-guru di TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang telah memberikan dukungan.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.
ix DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
DEKLARASI ... iv Latar Belakang Masalah... 1
Rumusan Masalah ... 4
Tujuan Penelitian ... 4
Manfaat Penelitian ... 5
Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5
Definisi Operasional...6
x
Rancangan Penelitian ... 8
Subyek Penelitian ... 10
Langkah-langkah Penelitian ... 10
Instrumen Penelitian ... 12
Pengumpulan Data... 14
Analisis Data... 15
Sistematika Penulisan ... 17
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35
Identitas Sekolah ... 35
Visi dan Misi TK Islam Tuntang ... 35
Subjek dan Karakteristik Siswa ... 37
Saran dan Prasarana ...39
Pelaksanaan penelitian ...39
Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Penelitian ... 40
Deskripsi Pra Siklus ...40
xi
Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ... 59
Pra Siklus ... 59
Siklus I ... 61
Siklus II ... 68
Pembahasan ... 76
BAB V PENUTUP Kesimpulan ... 80
Saran ... 80
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Observasi Guru ... 13
Tabel 1.2 Kriteria penilaian observasi siswa ... 13
Tabel 3.1 Pencapaian Visi dan Misi... 36
Tabel 3.2 Daftar Tenaga Pendidik di TK Islam Tuntang ... 36
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa TK Islam Tuntang ... 37
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa TK Islam Tuntang ... 37
Tabel 3.5 Daftar Ruang TK Islam Tuntang ... 39
Tabel 3.6 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 45
Tabel 3.7 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 47
Tabel 3.8 Lembar Observasi Guru Siklus II... 54
Tabel 3.9 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 56
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus ... 60
Tabel 4.2 Nilai Siklus I ... 62
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 64
Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 66
Tabel 4.5 Nilai Siklus II ... 69
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II... 71
Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 74
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Lembar Observasi Guru Siklus I Lampiran 4 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus II Lampiran 6 Lembar Observasi siswa Siklus II Lampiran 7 Dokumentasi
Lampiran 8 Lembar Kerja Siklus I Lampiran 9 Lembar Kerja Siklus II
Lampiran 10 Surat Tugas Pembimbing Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 13 Surat Izin Penelitian
Lampiran 14 Daftar SKK
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental karena perkembangan anak dimasa selanjutnya akan sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi bermakna yang diberikan sejak usia dini. Awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan atau upaya mengembangan agar anak dapat berkembang secara optimal. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 butir 14 menyatakan bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Lembaga ini dianggap sangat penting karena anak di usia TK atau PAUD ini merupakan usia emas yang merupakan masa peka. Masa peka adalah masa di mana anak dapat berkembang secara optimal. Jadi pada usia ini perlu dilakukan upaya pengembangan menyeluruh yang melibatkan aspek pengasuhan, kesehatan, pendidikan dan perlindungan.
2
merupakan salah satu tuntutan kemampuan yang harus dikuasai anak. Banyak sekolah dasar seringkali mengajukan persyaratan untuk masuk di kelas satu, dengan melakukan konsep akademik terutama tes membaca. Hal ini mendorong lembaga Pendidikan TK maupun orang tua berlomba mengajarkan kemampuan membaca dengan mengadopsi pola-pola pembelajaran di SD/MI. Akibatnya banyak TK yang tidak lagi menjadi taman yang indah, tempat bermain, tetapi beralih fungsi menjadi sekolah TK, sehingga pengalaman pertama anak tentang membaca tidak menyenangkan baginya, padahal pengalaman baca tulis anak usia empat dan lima tahun adalah dasar penting bagi pertimbangan baca tulis dimasa depan.
Namun dalam kenyataannya, penyampaian pengalaman membaca bagi anak TK tidak disampaikan dengan metode pembelajaran yang tepat, sehingga anak menerima pengalaman membaca mengalami keterpaksaan, membosankan dan tidak menarik minatnya. Di TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, juga mengalami hal tersebut. Metode dan media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca kurang variatif dan masih menggunakan metode atau pembelajaran yang kuno, sehingga anak tidak tertarik, bosan dan keaktifan anak dalam pembelajaran membaca kurang.
3
harus memahami karakteristik dan tahapan perkembangan anak sehingga kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan minat, kebutuhan dan tingkat pemahaman anak. Metode bercerita dengan menggunakan wayang adalah pemberian pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita melalui gambar yang dibuat berupa wayang yang diberi simbol huruf. Melalui metode ini penyampaian pengalaman membaca diharapkan dapat berlangsung secara menyenangkan, mengesankan, dan menarik minat anak.
4
pembelajaran yang berlangsung di TK tersebut. Sehingga hasil belajar membaca anak didik maksimal dan pengembangan membaca memberikan pengalaman bermakna bagi anak. Salah satu cara untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dan memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, guru menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan menggunakan media yang lebih kreatif.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang:
“PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI
METODE BERCERITA DENGAN WAYANG HURUF DI
KELOMPOK B TK ISLAM KECAMATAN TUNTANG
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah peneliti ini adalah, apakah melalui metode bercerita dengan wayang fantasi dapat mengembangkan kemampuan membaca anak di TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
C. Tujuan Penelitian
5
minat belajar membaca anak di TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang melalui metode bercerita dengan wayang fantasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Anak
Membantu dan mendukung proses pembelajaran di TK agar lebih baik, menarik, dan menyenangkan dalam pembelajaran pengenalan membaca.
2. Bagi Guru
a. Memperkaya metode pembelajaran di dalam kelas.
b. Memberi motivasi kepada guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam membuat alat peraga dan media pembelajaran yang baik dan tepat bagi anak TK.
3. Bagi Lembaga
Menjadi bahan masukan yang berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan TK.
E. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Penelitian
6 2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode bercerita dengan menggunakan wayang fantasi dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai diantaranya:
a. Individu
Hasil belajar siswa mencapai nilai KKM yaitu B b. Klasikal
Tingkat keberhasilan siswa secara klasikal mencapai > 85% dari total jumlah siswa telah lulus KKM. (pedoman skripsi FTIK IAIN Salatiga: 34).
F. Definisi Operasional
Supaya tidak terjadi kesalahpahaman karena ada perbedaan penafsiran maka disampaikan definisi operasional sebagai batasan pengertian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Pengembangan
7
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa sesuatu yang mengalami perubahan menjadi lebih. Kata “menjadi lebih” dapat berarti lebih baik, lebih tinggi, lebih maju, dan sebagainya tergantung kata sifat yang menyertai.
2. Kemampuan Membaca
Menurut Gordon dan Browne (1985:325) kemampuan membaca dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar yang seharusnya dimiliki oleh seorang siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum. Membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengenalkan hubungan antara bahasa lisan dan tulisan (simbol huruf tulisan) dalam rangka membangun dasar-dasar untuk belajar baca tulis dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar di TK.
Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud pengembangan kemampuan membaca dalam penelitian ini adalah upaya guru dalam membimbing siswa untuk mencapai kemajuan dalam mengenal hubungan bahasa lisan dan tulisan (simbol huruf latin).
3. Metode Bercerita
8 4. Wayang Huruf
Wayang huruf adalah sebuah gambar yang dibentuk berupa huruf abjad yang membentuk wayang yang kita kenal selama ini. Gambar bisa berupa benda-banda yang dikenal anak seperti buah-buahan, matahari, bulan, bintang, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian di atas bercerita melalui wayang huruf di dalam penelitian ini adalah memberikan pengalaman belajar kepada siswa dengan membawa cerita melalui media gambar yang dibuat seperti wayang.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto, (2006: 18) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas dalam bersamaan. Tetapi, selama ini telah terjadi kesalahpahaman tentang PTK, khususnya pada istilah “kelas” dan “tindakan”. “kelas” dalam konteks
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dipahami sebagai ruang tertutup yang dilengkapi dengan meja, kursi, dan papan tulis, serta menjadi rangkaian dari bangunan gedung sebuah sekolah. Padahal, yang dimaksud “kelas” dalam Penelitian Tindakan Kelas “tempat” di mana
9
Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah karena peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Dalam penelitian ini, kelas yang berisi anak didik dijadikan objek penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi yang diteliti.
Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas menurut Arikunto, (2006: 16) menjabarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan
Taggart
10 2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok B di TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 31 anak yang terdiri dari dua kelas, kelas B1 yang berjumlah 15 anak, dan kelas B2 berjumlah 16 anak. Peneliti memilih kelompok B, karena usia perkembangan bahasa sangat penting untuk lebih diprioritaskan semenjak dini, dengan penguasaan membaca maka anak kelompok B akan mudah mempelajari aspek perkembangan lainnya (nilai agama moral, kognitif, fisik motorik, sosial emosional, dan seni), semakin banyak anak didik kelompok B dalam menguasai bahasa (membaca) maka akan semakin cepat mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang baru. Adapun model pembelajaran yang digunakan di TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang masih menggunakan model klasikal, karena adanya keterbatasan ruang belajar dan tenaga pendidik.
Untuk itu peneliti mencoba mencari suatu solusi yang dapat memecahkan masalah tersebut dengan metode kreasi wayang fantasi sehingga penguasaan dalam membaca dapat meningkat dan berkembang.
3. Langkah-Langkah Penelitian
11 a. Tahap Perencanaan
1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan penerapan metode kreasi wayang fantasi yaitu membuat (RKH) Rencana Kegiatan Harian.
2) Membuat daftar kreasi wayang fantasi beserta tulisan Bahasa Indonesia yang ada disekitar anak. Misalnya buah-buahan yang akan diajarkan kepada anak didik.
3) Menyiapkan lembar tes buatan peneliti untuk ditugaskan kepada anak. Yang mana hasil penugasan dari anak didik tersebut akan diberi nilai dan dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.
4) Membuat simulasi perbaikan. b. Tahap Pelaksanaan
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan metode kreasi wayang fantasi sesuai dengan konsep pembelajaran yang tertulis pada (RKH) Rencana Kegiatan Harian pada tahap perencanaan.
c. Tahap Pengamatan
12 d. Tahap Refleksi
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian, tahap refleksi meliputi:
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi.
3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I untuk dilakukan perbaikan pada siklus II.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas adalah:
a. Dokumentasi berupa, Rencana Kegiatan Harian (RKH), buku absen, daftar nilai siswa, catatan akekdot, foto kegiatan pembelajaran, profil sekolah, dan data siswa dan guru.
b. Lembar Observasi, yaitu lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati guru dan siswa selama proses pembelajaran. Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola kelas dan melakukan proses pembelajaran membaca dengan menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan wayang fantasi.
13
Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Observasi Guru
Kriteria Nilai Skor
Amat Baik A 86-100
Baik B 71-85
Cukup Baik C 56-70
Kurang Baik D 40-55
Tidak Baik E <40
Tabel 1.2 Kriteria Penilaian Observasi Anak
Kriteria Nilai Skor
Amat Baik A 86-100
Baik B 71-85
Cukup Baik C 56-70
Kurang Baik D 40-55
Tidak Baik E <40
14
d. Catatan Lapangan, yaitu yang diperlukan peneliti disini adalah catatan rinci tentang keadaan selama proses pembelajaran terjadi pada saat penelitian. Catatan lapangan diperoleh dari apa yang dideengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan oleh peneliti.
5. Pengumpulan Data
Ada sejumlah strategi pengumpulan data yang dapat digunakan, akan tetapi tidak semua strategi cocok untuk semua jenis data. Oleh karena itu, peneliti harus memilih strategi yang tepat. Adapun strategi yang digunakan peneliti antara lain yaitu:
a. Metode Observasi
Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan pendengaran. Menurut Sukardi (2009:78) menyatakan bahwa observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja anak didik dalam situasi alami. Dalam hal ini peneliti mengamati proses belajar, keaktifan anak saat belajar, dan bagaimana anak membaca (berhasil atau tidak).
b. Metode Dokumentasi
15
dimana anak didik melakukan kegiatan sehari-harinya. Strategi ini menurut Sukardi (2009:81) untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.
c. Tes
Menurut Depdiknas tahun 2006 tentang Pedoman Penilaian di Taman Kanak-Kanak bahwa:
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak
sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan.
Peneliti merancang lembar penugasan untuk anak didik sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai hasil penerapan metode wayang fantasi, kemudian akan dianalisis dan diambil kesimpulannya.
6. Analisis Data
Analisis data dari penelitian ini menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif:
kejadian-16
kejadian. Penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan. Jadi dapat disimpulkan penelitian deskripsi adalah penyelidikan yang menuturkan, menggambarkan, dan mengklarifikasi penyelidikan dengan tekhnik survey, interview, dan observasi.
b. Kualitatif: Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Ucapan atau tulisan dari perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Dalam melaksanakan analisa, peneliti bergerak diantara tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses siklus.
Untuk mengetahui gejala yang muncul digunakan rumus persentase, yaitu:
Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan X Jumlah butir
Persentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan X 100% Jumlah skor maksimum
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas X 100% Jumlah siswa
17
untuk menyederhanakan gambaran dari hubungan antara dua angka atau lebih.
Analisis dilakukan untuk membuktikan tiga pernyataan yang dikemukakan dalam hipotesis tindakan.
H. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi hasil penelitian tindalkan kelas ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I adalah Pendahuluan, yang berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis Penelitian, Indikator Keberhasilan, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.
Bab II adalah Landasan Teori, yang berisi tentang Pengertian Metode Pembelajaran, Pengertian Metode Bercerita, Pengertian Wayang Fantasi, Pengertian Kemampuan Membaca di TK, Penelitian yang Relevan.
Bab III adalah Pelaksanaan Penelitian, berisi tentang Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II.
Bab IV adalah Hasil Penelitian dan Pelaksanaan Siklus, Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus.
18 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pengembangan
Menurut Wiryokusumo (2011:4) Pengembangan adalah upaya pendidik baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, ketrampilan, sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri. Pengembangan pembelajaran sebagai suatu proses yang sistematik meliputi identifikasi masalah, pengembangan strategi dan bahan intruksional dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (suparman, 1991)
19
B. Kemampuan Membaca
Membaca merupakan ketrampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif. Jadi kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti:
a. Pengenalan huruf atau aksara
b. Bunyi dari huruf atau rangkaian huruf-huruf c. Makna atau maksud
d. Pemahaman terhadap makna atau maksud berdasarkan konteks wacana
Adapun menurut Hari (1970: 3) membaca merupakan interpretasi yang bermakna dari simbol verbal yang tertulis atau tercetak. Maksudnya adalah membaca bisa diartikan sebagai tafsiran untuk memperoleh pesan atau informasi yang disampaikan penulis.
Sebagaimana dalam ayat Al-Qur’an yang menganjurkan agar umat manusia mau membaca, tertuang dalam Firman Allah SWT (Q.S. Al-Alaq:1)
َقَل َخ يِذَّلا َكِّبَر ِمْساِب ْأَزْقا
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”(Al-Qur’an dan Terjemahannya 2009:597).
20
pengalaman membaca pertama kali di TK dengan pengalaman yang menyenangkan, mengesankan dan memotivasi anak.
Mary Leonhardt (1999: 27) menyatakan ada beberapa alasan mengapa kita perlu menumbuhkan cinta membaca pada anak yaitu:
a. Anak yang senang membaca akan membaca dengan baik.
b. Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi, mereka akan berbicara, menulis, memahami gagasan-gagasan rumit secara lebih tinggi.
c. Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas dalam segala hal, dan membuat belajar lebih mudah.
d. Anak yang gemar membaca mampu mengembangkan pola berfikir kreatif dalam diri mereka.
21
Pada tahapan ini anak mulai diajarkan atau dibiasakan memegang buku, karena buku itu sangatlah penting. Entah bagaimanapun caranya, misalnya anak melihat buku, membuka-buka buku, atau sekedar membawa buku. Intinya anak harus dibiasakan dengan buku.
b. Tahap Pembentukan Konsep Diri
Anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan dirinya dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku. Orang tua perlu memberikan rangsangan dengan membacakan buku pada anak (anak melihat isi buku tersebut).
c. Tahap Membaca Gambar
Anak menyadari cetakan yang tampak, mulai dapat menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, dan sudah mengenal abjad. Orang tua perlu melibatkan anak ketika sedang menceritakan sebuah cerita dengan melakukan tanya jawab pada anak dan berikan kesempatan membaca sesering mungkin.
d. Tahap Pengenalan Bacaan
22
dimaksudkan dapat mendorong anak untuk memperbaiki bacaannya. Bantu anak memilih bacaan yang sesuai.
Menurut Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasik (2008:326) Bahasa merupakan sarana untuk perkembangan baca tulis. Dalam pengertian ini yaitu bahasa adalah hal yang pertama harus dikembangkan pada anak, karena bahasa merupakan sarana untuk perkembangan baca tulis. Pengembangan kemampuan bahasa dalam rangka mempersiapkan anak menerima manfaat dan intruksi membaca antara lain:
a. Pemahaman Fonemik
Fonemik adalah unit terkecil dari bicara. Disini daharapkan anak memahami bunyi huruf dalam kata. Pemahaman fonemik bisa diberikan dengan memberikan kesempatan anak bermain, mendengar bunyi dari kata-kata yang mereka dengar.
b. Belajar Abjad
Belajar abjad adalah komponen hakiki dari perkembangan baca tulis. Anak-anak perlu mengembangkan pengetahuan tentang abjad agar menggunakan huruf dan ketrampilan bunyi huruf untuk membaca.
C. Metode Bercerita
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat, sangat menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran. Metode dipilih dalam rangka mencapai tujuan program pembelajaran.
23
merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan (Moeslichatoen, 2004:7).
Metode pembelajaran yang biasa di terapkan di Taman Kanak-Kanak ada beberapa macam, salah satunya adalah metode bercerita. Metode bercerita adalah pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang di bawakan harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas pada tujuan pendidikan bagi anak TK (Moeslichatoen, 2004:157).
24
Bercerita memiliki maksud yang mirip dengan dongeng. Dongeng merupakan cerita kisah masa lalu yang berisi pesan moral dan mengandung makna hidup. Sedangkan cerita disampaikan tidak terikat dengan masa lalu, tetapi bisa juga disampaikan melalui cerita masa kini dan masa depan.
25
Metode bercerita sangan efektif untuk mempengaruhi jiwa manusia, dikarenakan beberapa hal, antara lain:
1. Cerita pada umumnya lebih berkesan daripada nasehat murni, sehingga pada umumnya cerita terekam jauh lebih kuat dalam memori manusia 2. Melalui cerita manusia diajarkan untuk mengambil hikmah tanpa
merasa digurui
3. Dengan cerita dapat menyentuh berbagai aspek pembentukan kepribadian anak-anak Media juga diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian peserta didik untuk tercapainya tujuan pendidikan.
Menurut Briggs (1970:10.3) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang anak didik untuk belajar.
26
perhatian, dan kemauan si pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.
1. Peran Media dalam Pembelajaran
Peranan media dalam pembelajaran antara lain: a. Memperjelas penyajian pesan
b. Memperdalam pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran c. Memperagakan pengertian yang abstrak kepada pengertian yang
kongkrit dan jelas
d. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra manusia e. Media mampu memberikan variasi dalam proses belajar mengajar f. Memperlancar pelaksanaan kegiatan
g. Mempermudah tugas mengajar guru
h. Memberi kesempatan pada anak didik untuk mereview pelajaran yang diberikan.
2. Pedoman Umum dalam Menggunakan Media Pembelajaran
Adapun pedoman-pedoman dalam menggunakan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
27
c. Harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan belajar yang akan dilaksanakan, seperti belajar secara klasikal, belajar dengan kelompok, dan belajar secara individu
d. Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup seperti mempersiapkan media yang akan dipakai, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan diruang kelas sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta didik masuk
e. Peserta didik perlu disiapkan sebelum media pembelajaran digunakan agar mereka dapat mengarahkan perhatian pada hal-hal yang penting selama penyajian media berlangsung
f. Penggunaan media harus diusahakan agar peserta didik terlibat aktif
3. Macam-Macam Media Pembelajaran Anak Usia Dini
Adapun macam media pembelajaran untuk anak usia dini dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
a. Media Audio
Media audio adalah sebuah media pembelajaran yang mengandung pesan dalam bentuk auditif atau pendengaran, serta hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio dan kaset.
b. Media Visual
28 c. Media Audio Visual
Media audiovisual adalah media yang memiliki unsur suara dan unsur gambar.
4. Pengertian Wayang Huruf
Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesiadan merupakan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Dalam bahasa jawa kata wayang berarti bayangan. Jika ditinjau dari arti filsafatnya, “wayang”
dapat diartikan sebagai bayangan atau pencerminan dari sifat-sifat yang ada di dalam jiwa manusia (Rizky Utami Handayani, 2014:4).
Dilihat dari sudut pandang terminologi, ada beberapa pendapat mengenai asal kata wayang. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa wayang berasal dari kata wayangan atau bayangan, yang berarti sumber ilham. Yang dimaksud ilham di sini adalah ide dalam menggambarkan wujud tokohnya. Kedua, berbeda dari pendapat yang pertama, pendapat ini menyebutkan bahwa kata wayang berasal dari kata wad dan hyang, yang artinya adalah leluhur (Rizem Aizid 2013:19).
29
dibuat dari kulit atau kayu, dan lebih ditegaskan lagi pengertian wayang sama dengan sandiwara boneka. Dalam pengertian luas, menurut Jajang Suryana, wayang bisa mengandung makna gambar, boneka tiruan manusia yang terbuat dari kulit, kardus, seng, mungkin kaca serat (fibre glass), atau bahan dwimatra lainnya, dan dari kayu pipih maupun bulat torak tiga dimensi.
Berdasarkan pengertian atau makna kata wayang tersebut, dapat disimpulkan bahwa wayang merupakan bentuk tiruan manusia yang terbuat dari kulit, kardus, seng, atau bahan-bahan lainnya yang melambangkan berbagai watak manusia. Perlu diketahui, wayang kulit adalah salah satu kebudayaan yang berkembang didaerah jawa. Biasanya pentas wayang kulit digelar semaleman, dengan satu orang dalang dan diiringi para seniman pemain gamelan Jawa.
Huruf adalah (aksara) unsur abjad yang melambangkan bunyi abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa indonesia terdiri atas 26 huruf. Kedua puluh enam ini, seperti yang sudah kita dengar dan kita hafal yaitu A hingga Z. (staffnew.uny.ac.id)
30
konsonan W dan Y. Sebagai contoh (au) pada kata kemarau, saudara, (ai) pada kata santai, gulai, damai, (oi) pada kata amboi, asoi, dan sepoi. Selanjutnya adalah huruf konsonan (huruf mati) yang termasuk ke dalam huruf konsonan (huruf mati) adalah b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
Yang dimaksud wayang huruf disini adalah gambar yang dibentuk huruf yang bergambar orang, benda, buah-buahan, matahari, bualan, bintang, dan sebagainya. Kemudia di beri penyangga sebagaimana wayang yang kita kenal selama ini.
31
Dalam penelitian ini pembelajaran membaca akan disampaikan melalui gambar yang di hias seperti wayang. Wayang tersebut diberi simbol-simbol huruf yang mudah dipahami oleh anak.
Wayang huruf dibuat dengan menggunakan kardus bekas, kemudian di beri gambar yang menarik dan berwarna, kemudian kita gunting sesuai pola huruf yang sudah dipilih, setelah digunting kita bisa tempelkan antara pola gambar yang digunting dengan kardus bekas. Setelah di tempel di kardus kita bisa menempel atau memasang penyangga kardus bisa berupa kayu atau ranting-ranting pohon supaya lebih terlihat seperi wayang biasanya.
Adapun kelebihan media wayang huruf yaitu antara lain:
a. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, karena tidak semua benda dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu bisa diperhatikan. b. Dapat memperjelas materi yang akan disampaikan.
c. Mudah didapatkan. d. Mudah digunakan.
Sedangkan kelemahan media wayang huruf yaitu antara lain:
a. Hanya bisa dilihat, karena media ini hanya berupa kertas disertai huruf atau tulisan.
32
5. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Media Wayang Huruf. Langkah pembelajaran menggunakan media wayang huruf yang dirancang oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan media yang akan digunakan.
b. Mengkondisikan anak sebelum pembelajaran dimulai. c. Guru memberikan tema pembelajaran.
d. Guru menjelaskan cara bermain wayang huruf dan memberi contoh.
e. Anak bergiliran untuk bermain.
f. Mengacak media wayang huruf, dan satu persatu anak maju memilih satu wayang huruf kemudian anak membacakan apa yang telah dipilih.
g. Anak menyebutkan kata tersebut dengan jelas sehingga dapat dipahami oleh siswa yang lain.
h. Guru selalu mendampingi dan memotivasi anak apabila ada yang kesulitan guru bisa membantunya.
E. Penelitian yang Relevan
33
siswa yang selalu meningkat dalam setiap siklus yaitu peningkatan hasil belajar siswa yang tuntas pada pra tindakan adalah sebesar 29,87%, pada akhir siklus I hasil persentasenya adalah sebanyak 49,81%, dan pada siklus II hasil persentasenya adalah sebanyak 75,88%.
Perbedaan penelitian Tatik Ariyati dengan penelitian ini adalah variabel yang diteliti yaitu peningkatan pembelajaran membaca, subjek penelitiannya kelas A di TK Aisyiyah 5 Rawalo. Penelitiannya berlangsung 2 siklus, dan kesimpulan dari penelitiannya adalah metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan membaca. Sementara itu persamaan dari penelitian ini adalah menggunakan metode pembelajatan bercrita.
34
35 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Identitas Sekolah
Profil TK Islam Kecamatan Tuntang adalah sebagai berikut:
Nama Sekolah : TK Islam
NSS : 002032306007
Provinsi : Jawa Tengah
Otonomi : Kab. Semarang
Kecamatan : Tuntang
Desa/Kelurahan : Tuntang
Jalan : Fatmawati
Kode Pos : 50773
Daerah : Pedesaan
Status Sekolah : Swasta
Tahun Berdiri : 1995
Bangunan Sekolah : Milik Sendiri
2. Visi dan Misi TK Islam Tuntang
36
Tabel 3.1 Pencapaian Visi dan Misi
Mendidik Menggali potensi kecerdasan
intelektual anak sejak dini
Terampil Menumbuh kembangkan potensi
keterampilan anak
Berakhlakul Karimah Menanamkan pada anak agar menjadi generasi penerus yang berakhlakul karimah
1. Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik di TK Islam Tuntang berjumlah 4 guru, adapun nama dari 4 guru tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Daftar Tenaga Pendidik di TK Islam Tuntang
No Nama Jenis Kelamin
1. Endang Woro Supriyati, S.Pd Perempuan
2. Siti Masitoh, S. Pd Perempuan
3. Arfi Isriani, S. Pd. AUD Perempuan
4. Zulfiana, S. Pd Perempuan
2. Jumlah Siswa
37
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siawa TK Islam Tuntang
Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
A.1 10 siswa 6 siswa 16 siswa
A.2 9 siswa 6 siswa 15 siswa
B.1 10 siswa 6 siswa 16 siswa
B.2 5 siswa 10 siswa 15 siswa
3. Subjek dan Karakteristik Siswa
Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas B.1 yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 10 laki-laki dan 6 perempuan. Adapun rincian data siswa kelas B.1 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa TK Islam Tuntang
38
Karakteristik siswa sebagai subjek penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Usia rata-rata siswa adalah 5-6 tahun. 2. Kemampuan siswa rata-rata sedang.
39 4. Sarana dan Prasarana
Tabel 3.5 Daftar Ruang TK Islam Tuntang
No Nama
40
a. Kegiatan Pra Siklus, dilakukan pada hari sabtu, 11 Agustus 2018 b. Kegiatan siklus I, dilakukan pada hari selasa, 14 Agustus 2018 c. Kegiatan siklus II, dilakukan pada hari kamis, 16 Agustus 2018
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Bahwa penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II, dimana dalam setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, berikut ini akan dipaparkan beberapa paparan singkat tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas berdasarkan siklusnya:
1. Deskripsi Pra Siklus
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti, peneliti memperoleh dokumen nilai-nilai dari guru kelas tentang pembelajaran membaca dan kebiasaan-kebiasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran serta dapat diketahui bahwa kegiatan yang berlangsung selama pembelajaran masih bersifat pembelajaran jaman dulu yaitu guru menerangkan atau langsung menyebutkan suatu huruf lalu siswa disuruh menirukan apa yang guru ucapkan.
41
tuntas atau mencapai KKM sebanyak 85%. Maka dari itu pada pelaksanaan pra siklus dikatakan belum tuntas.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus pertama dilaksanakan pada hari selasa, 14 Agustus 2018 dengan pembelajaran membaca dengan menggunakan media wayang huruf. Tahap dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melakukan penelitian peneliti terlebih dahulu menyiapkan RKH, peneliti menggunakan metode bercerita, adapun tahap perencanaan yaitu:
1. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita pada pembelajaran membaca kelas B tahun ajaran 2018/2019.
2. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu selasa, 14 Agustus 2018.
3. Menetapkan materi yang akan diajarkan yaitu materi membaca. 4. Menentukan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran. 5. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.
6. Membuat instrumen penelitian yaitu:
42
sebagai instrumen, karena perkembangan bisa dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur perkembangan siswa pada pembelajaran menggunakan metode bercerita dengan menggunakan media wayang fantasi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 14 Agustus 2018. Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I ini, peneliti menggunakan metode bercerita yang mana metode pembelajaran ini telah disusun dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) adapun langkah- langkah pelaksanaannya meliputi:
1) Kegiatan Awal
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa, 14 Agustus 2018. Tema pembelajarannya adalah tanaman dan sub tema adalah buah-buahan. Kegiatan pertama sebelum anak masuk pada inti pembelajaran yaitu:
a) Sebelum masuk kelas anak berbaris didepan kelas terlebih dahulu untuk melakukan pengembangan fisik motorik, seperti lari- lari ditempat, bernyanyi dengan menggerakkan anggota tubuh dan lain-lain
b) Anak masuk kelas dan duduk dikarpet yang telah disediakan guru c) Mengucap salam
43
e) Hafalan surat pendek, doa harian, hadist, serta Asmaul Husna f) Absensi dan guru menanyakan nama hari, tanggal, bulan, dan
tahun pada anak
g) Guru melakukan apersepsi dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini guru menjelaskan terlebih dahulu tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu. Guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi lagu “a b c d” dan “Keluarga Islam” serta diajak tepuk “Semangat”, agar anak lebih siap atau kondusif
dalam pembelajaran. Kemudian guru memperlihatkan kepada anak media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu wayang huruf. Kemudian guru meminta anak untuk diam, karena guru akan memulai bercerita menggunakan wayang huruf. Setelah guru selesai bercerita, kemudian guru meminta anak untuk menyebutkan huruf yang ada pada media wayang fantasi tersebut. Selain itu guru juga meminta anak untuk membaca satu persatu (membaca yang ada pada media wayang fantasi).
44
Kegiatan inti lainnya pada hari itu adalah, menggambar buah-buahan yang disukai kemudian di warnaiyang melambangkan dengan menggunakan lembar kerja anak.
3) Istirahat
Sebelum istirahat yang dilakukan anak yaitu: (a) Anak mencuci tangan secara bergantian (b) Membaca doa sebelum makan
(c) Makan bersama-sama didalam kelas (d) Berdoa setelah selesai makan
(e) Bermain bersama diluar kelas
4) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir atau anak-anak istirahat, anak masuk kelas dan bernyanyi. Setelah itu guru mengadakan tanya jawab kepada anak tentang macam-macam buah-buahan yang disukai anak. Guru juga melakukan review kepada anak tentang kegiatan yang dilakukan, dan menanyakan apakah anak-anak menyukai atau senang terhadap kegiatan hari ini. Setelah itu berdoa bersama, pesan-pesan guru, salam, dan penutup. Anak harus duduk dengan rapi jika ingin pulang nomor satu.
c. Pengamatan/ Observasi
45
pembelajaran yang berlangsung. Proses pengamatan pembelajaran untuk mengetahui perkembangan belajar menggunakan metode bercerita yang terdiri dari, keaktifan, motivasi, dan semangat. Observasi ini berpedoman pada indikator yang terdapat dalam lembar observasi, yaitu: menghafalkan huruf abjad, menyebutkan suku kata awal yang sama dan membaca dalam satu kata dengan jelas.
Tabel 3.6 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awaal √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari
√
Penugasan bahan belajar
6 Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah langkah yang dibuat dalam RKH
√
7 Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √ Kegiatan belajar mengajar
8 Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan ajar yang disampaikan
√
9 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
10 Ketepatan dalam menggunakan alokasi waktu yang telah ditentukan
46
11 Memiliki keterampilan dalam merespon dan menanggapi pertanyaan siswa
√
Kemampuan guru dalam menggunakan metode
Membaca
12 Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. √
13 Menyajikan materi sebagai pengantar √
14 Menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
√
15 Menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memilih gambar yang ada dalam wayang fantasi kemudian anak disuruh untuk membaca
√
16 Menanyakan alasan atau dasar pemikiran kenapa anak memilih gambar yang dipilihnya
√
17 Menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
√ Kemampuan menutup kegiatan pelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan √ 21 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √ Tindak lanjut/ follow up
47
Kategori total kinerja guru 76-100 = baik
51-75 = sedang 25-50 = kurang
Tabel 3.7 Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Nama Aspek yang diamati
Keaktifan Kreatifitas Keberanian
K C B K C B K C B
1. APIW
48
3. BAHK
4. CMAS
5. DAA
6. MFT
7. MGM
8. MIS
9. NFM
10. NFKS
11. NAF
12. NBA
13. NA
14. QSM
15. RNS
16. RRA
49
Hasil pengamatan dilapangan dijadikan sebagai pedoman peneliti untuk melakukan refleksi pada permasalahan yang muncul, sehingga dapat mencari solusi terhadap masalah tersebut. Pada siklus ini masih banyak kelemahannya, diantaranya:
1) Media yang digunakan dalam pembelajaran membaca terutama dalam penulisan huruf kurang rapi/ menarik.
2) Waktu pembelajaran menggunakan media berlangsung masih ada beberapa anak masih sulit dikondusifkan.
3) Dalam proses belajar menggunakan media wayang fantasi, masih kurang adanya motivasi guru ke anak.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari kamis 16, Agustus 2018. Tahapan dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
50
permasalahan pada siklus I maka pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 2018 peneliti merencanakan tindakan pada siklus II. Pada tahap ini peneliti merencanakan:
1) Guru menyiapkan tema dan sub tema pembelajaran 2) Merencanakan pembelajaran yang tertuang pada RKH 3) Menentukan indikator keberhasilan
4) Menyusun panduan pelaksanaan pembelajaran
5) Mempersiapkan fasilitas dan sarana dan prasarana untuk kegiatan pembelajaran membaca dengan metode bercerita 6) Mempersiapkan media pembelajaran berupa media wayang
fantasi
7) Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi untuk mengetahui perkembangan membaca dengan metode bercerita saat proses pembelajaran berlangsung
8) Menyiapkan kamera untuk mengambil foto atau gambar anak serta proses kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai dokumentasi
51
Pohon”, dan memberikan hadiah bintang bagi anak yang mampu
melakukan kegiatan dengan baik dan tidak mengganggu temannya. Sehingga kegiatan pembelajaran menggunakan media wayang fantasi berjalan dengan lancar, anak akan lebih berkonsentrasi dan dapat dikondusifkan.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan siklus II ini dilaksanakan pada hari kamis, 16 Agustus 2018. Tema pembelajarannya adalah tanaman dan sub temanya macam-macam sayuran. Kegiatan pertama sebelum anak masuk pada inti pembelajaran yaitu:
a) Berbaris dan berjalan dengan satu kaki dengan seimbang masuk ke kelas
b) Anak masuk kelas dan duduk di karpet yang telah disediakan oleh guru
c) Mengucapkan salam d) Berdoa bersama-sama
e) Hafalan surat pendek, doa harian, hadist, serta Asmaul Husna
f) Absensi dan guru menanyakan nama hari, tanggal, bulan, dan tahun pada anak
52 2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini guru menjelaskan terlebih dahulu tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu. Guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi lagu “4 Sehat 5 Sempurna” serta diajak tepuk “Semangat”, dan tepuk “cinta” agar anak lebih siap
atau kondusif dalam pembelajaran. Kemudian guru memperlihatkan kepada anak media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu wayang fantasi yang menarik dan kartu kata yang tulisannya menarik dan rapi. Anak bergantian diminta untuk menyebutkan satu persatu huruf yang ada pada media wayang fantasi tersebut. Guru menaruh media wayang fantasi tersebut dengan posisi terbalik lalu anak disuruh untuk mengambil atau memilih salah satu wayang fantasi tersebut. Kemudian guru meminta anak untuk mengucapkan bunyi huruf yang ada pada media wayang fantasi tersebut. Selain itu anak juga disuruh untuk membaca apa yang tertulis di wayang fantasi yang telah dipilihnya, serta anak mencari huruf awal yang sama pada media wayang fantasi.
53
kesulitan dalam kegiatan ini. Kegiatan inti lainnya pada hari itu adalah, mengurutkan 3 pola.
3) Istirahat
Sebelum istirahat yang dilakukan anak yaitu: a) Anak mencuci tangan secara bergantian b) Membaca doa sebelum makan
c) Makan bersama-sama didalam kelas d) Berdoa setelah makan
e) Bermain bersama diluar kelas
4) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir atau setelah anak-anak istirahat, anak masuk kelas dan bernyanyi “Rukun Islam” setelah itu guru mengadakan
54
c. Pengamatan/ Observasi
Pengamatan dilakuakn untuk memperoleh data mengenai perkembangan pembelajaran menggunakan metode bercerita. Aspek pengamatan dalam penelitian siklus II sama seperti siklus I, yaitu: 1. Memperhatikan keaktifan dan partisipasi siswa saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
Peneliti mengamati dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar
2. mengajar yang sedang berlangsung. Berikut ini adalah hasil pengamatan guru dan siswa:
Tabel 3.8 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awaal √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari
√
Penugasan bahan belajar
6 Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah langkah yang dibuat dalam RKH
√
55
8 Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan ajar yang disampaikan
√
9 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
10 Ketepatan dalam menggunakan alokasi waktu yang telah ditentukan
√
11 Memiliki keterampilan dalam merespon dan menanggapi pertanyaan siswa
√
Kemampuan guru dalam menggunakan metode
Picture and Picture
12 Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. √
13 Menyajikan materi sebagai pengantar √
14 Menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
√
15 Menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
√
16 Menanyakan alasan kenapa siswa memilih gambar yang dipilih
√
17 Menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
56
20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan √ 21 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √ Tindak lanjut/ follow up
23 Memberikan tugas kepada siswa √
Kategori total kinerja guru 76-100 = baik
51-75 = sedang 25-50 = kurang
Tabel 3.9 lembar Observasi Siswa Siklus II
No Nama Aspek yang diamati
57
K C B K C B K C B
1. APIW
2. AMF
3. BAHK
4. CMAS
5. DAA
6. MFT
7. MGM
8. MIS
9. NFM
10. NFKS
11. NAF
12. NBA
13. NA
14. QSM
15. RNS
58
Jumlah - 7 9 - 8 8 - - 16
Keterangan:
59 BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bahwa metode pembelajaran bercerita dapat mengembangkan kemampuan membaca anak dengan menggunakan media wayang fantasi di TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2018/2019.
A. Hasil Penelitian
Pembelajaran membaca yang dilaksanakan di TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sebelum diadakan penelitian ini biasanya guru hanya menggunakan metode ceramah. Sehingga anak cepat merasakan bosan dan tidak tertarik untuk belajar membaca karena tidak adanya media yang dapat menarik minat anak dalam belajar membaca. Adapun nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di TK Islam Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada pembelajaran membaca adalah B. Berikut ini adalah hasil analisa persiklus:
1. Pra Siklus
60
61
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas X 100% Jumlah siswa
= 525 X 100% = 32% 16
Dari data di atas, maka diketahui persentase pencapaian tiap anak, karena nilainya dibawah KKM/standar keberhasilan yaitu 85%, maka dapat dikatakan bahwa perkembangan membaca anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Sedang rata-rata persentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus yaitu sebesar 32%.
2. Siklus I
a. Data Perkembangan Siklus I
62
dibandingkan dengan perolehan nilai Pra Siklus sebelum menerapkan metode bercerita. Berikut ini adalah nilai perkembangan pembelajaran siswa pada siklus I yaitu:
Tabel 4.2 Nilai Siklus 1
63
15. RNS 3 2 1 50
16. RRA 4 1 1 50
Jumlah persentase pencapaian kelas 944
Keterangan:
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas X 100% Jumlah siswa
= 944 X 100% = 59% 16
64
b. Hasil Pengamatan Siklus I
Hasil pengamatan guru dan siswa yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awaal √
3 Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi) √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5 Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari
√
Penugasan bahan belajar
6 Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah langkah yang dibuat dalam RKH
√
7 Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √ Kegiatan belajar mengajar
8 Kesesuaian metode pembelajaran dengan bahan ajar yang disampaikan
√
9 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
10 Ketepatan dalam menggunakan alokasi waktu yang telah ditentukan
√
11 Memiliki keterampilan dalam merespon dan menanggapi pertanyaan siswa
√
65
Membaca
12 Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. √
13 Menyajikan materi sebagai pengantar √
14 Menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
√
15 Menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memilih gambar yang ada dalam wayang fantasi kemudian anak disuruh untuk membaca
√
16 Menanyakan alasan atau dasar pemikiran kenapa anak memilih gambar yang dipilihnya
√
17 Menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
√ Kemampuan menutup kegiatan pelajaran
21 Meninjau kembali materi yang telah diberikan √ 22 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
23 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √ Tindak lanjut/ follow up
24 Memberikan tugas kepada siswa √
25 Menginformasikan materi, bahan ajar yang akan dipelajari berikutnya
√
66
Jumlah 16 42 10 3
Total 16+42+10+3 = 71
Kategori Sedang
Keterangan skor nilai A= 4 (sangat baik) B= 3 (baik)
C= 2 (cukup) D= 1 (kurang)
Kategori total kinerja guru 76-100 = baik
51-75 = sedang 25-50 = kurang
Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Nama Aspek yang diamati
Keaktifan Kreatifitas Keberanian
K C B K C B K C B
1. APIW
2. AMF
3. BAHK
67
5. DAA
6. MFT
7. MGM
8. MIS
9. NFM
10. NFKS
11. NAF
12. NBA
13. NA
14. QSM
15. RNS
16. RRA
Jumlah 9 3 4 11 2 3 5 11 -
Keterangan:
68 c. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran yang sedang berlangsung didalam kelas belum maksimal dan berada dalam katagori sedang karena masih ada hal-hal yang menghambat keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita. Hal-hal yang menghambat keberhasilan tersebut yaitu:
1) Ada beberapa siswa yang masih sibuk dengan kegiatan lain ketika berdoa.
2) Ada beberapa siswa yang masih kebingungan ketika diberi tugas untuk membaca oleh guru.
3) Penggunaan waktu yang kurang efektif dan efisien.
4) Ada beberapa tahap dalam RKH yang belum terlaksana seperti diawal kegiatan yaitu guru memotivasi siswa di kegiatan akhir seperti mengomentari hal-hal baik dan buruk ketika pembelajaran.
Dalam pelaksanaan siklus ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Selain itu, meskipun ketuntasan belajar siswa telah mengalami peningkatan, namun belum mencapai target yaitu kurang lebih 85% ketuntasan siswa. Oleh karena itu penelitian akan dilanjutkan pada siklus II.
3. Siklus II
a. Data Perkembangan Siklus II