1 BAB I EKONOMI MAKRO DAERAH
1.4 Prakiraan Perkembangan Ekonomi Triwulan III 2016
-5 0 5 10 15 20 IV I II III IV I II 2014 2015 2016
Industri Besar dan Sedang Industri Mikro dan Kecil
%, yoy Sumber: BPS, diolah 70.5 69.8 51.7 64.4 82.8 85.0 86.0 80.0 73.3 96.7 58.0 78.3 76.7 80.6 0 20 40 60 80 100 120
I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016
Indeks
Grafik 1.37. Pertumbuhan Produksi Industri
Manufaktur
Grafik 1.38. Perkembangan Indeks Kapasitas
Terpakai Industri Pengolahan Makanan, Minuman, dan Tembakau(SKDU)
(25.00) (20.00) (15.00) (10.00) (5.00) 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2012 2013 2014 2,015 2,016 Th o u san d s Konsumsi Semen Pertumbuhan-skala kanan
ribu ton %, yoy
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia, diolah
Grafik 1.39. Perkembangan Penjualan Semen
1.4 Prakiraan Perkembangan Ekonomi Triwulan III 2016
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat pada triwulan III 2016
diprakirakan sedikit membaik berada di kisaran 5,6 6,0% (yoy).
Meningkatnya konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor menjadi penopang pertumbuhan pada triwulan III 2016. Konsumsi rumah tangga diprakirakan meningkat seiring kenaikan permintaan di tengah periode
lebaran, masuknya tahun ajaran baru, dan penyelenggaran kegiatan internasional (seperti Tour de Singkarak). Indikasi perbaikan konsumsi dikonfirmasi uga dari hasil liaison kontak perusahaan pembiayaan yang menyebutkan bahwa omset meningkat sekitar 15% imbas dari kenaikan permintaan pembiayaan motor bekas dan alat-alat rumah tangga oleh perantau pada saat mudik lebaran. Konsumsi pemerintah meningkat seiring dengan kenaikan realisasi belanja modal dan barang/jasa imbas dari pengerjaan fisik proyek infrastruktur. Investasi membaik sejalan dengan adanya sejumlah kebijakan Pemerintah Pusat (paket kebijakan ekonomi dan tax amnesty) yang semakin kondusif menstimulus investasi kelompok swasta. Perbaikan investasi terindikasi dari membaiknya iklim dunia usaha tercermin dari meningkatnya perkembangan kegiatan dunia usaha yang terkonfirmasi dari peningkatan indeks Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KPw BI Provinsi Sumatera Barat (Grafik 1.40). Berdasarkan hasil liaison, terdapat perusahaan eksportir yang akan melakukan investasi pembangunan gudang dan pembelian mesin. Kinerja ekspor diprakirakan membaik sejalan dengan harga komoditas yang berangsur membaik. Meskipun demikian, penguatan ekspor diprakirakan masih terbatas seiring dengan belum solidnya pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang.
-8 -4 0 4 8 12
Realisasi Tw II 2016 Prakiraan Tw III 2016
Pertanian PHR
Industri Pengolahan Pengangkutan dan Komunikasi
Bangunan Pertambangan
Keuangan Jasa-jasa
Listrik, Gas dan Air Bersih
%, saldo bersih tertimbang
700,000 750,000 800,000 850,000 900,000 950,000 Jan -Ap ril Me i-A gu s Se p t-De s Jan -Ap ril Me i-A gu s Se p t-De s Jan -Ap ril Me i-A gu s Se p t-De s Jan -Ap ril Me i-A gu s
2013 (ATAP) 2014 (ATAP) 2015 (ASEM) 2016 Padi Padi Sawah
Ton
Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat
Grafik 1.40. Prakiraan Perkembangan Usaha
(SKDU BI)
Grafik 1.41. Produksi Padi dan Padi Sawah
Dari sisi sektoral, membaiknya lapangan usaha perdagangan dan pertanian menjadi sumber meningkatnya pertumbuhan ekonomi triwulan III 2016. Meningkatnya konsumsi domestik seiring dengan perbaikan daya beli
serta peningkatan jumlah wisatawan saat penyelenggaran kegiatan internasional diharapkan mampu mendorong kinerja lapangan usaha perdagangan. Indikator
perbaikan lapangan usaha ini tercermin dari hasil SKDU KPw BI Provinsi Sumatera Barat yang menunjukkan bahwa prakiraan kegiatan usaha sektor perdagangan pada triwulan III 2016 akan meningkat lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan II 2016 (Grafik 1.40). Setelah tumbuh melambat selama triwulan II 2016, kinerja lapangan usaha pertanian diprakirakan meningkat seiring dengan peningkatan produksi tanaman bahan makanan (tabama) dan hasil perkebunan. Berdasarkan prognosa Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat, produksi padi dan padi sawah pada triwulan III 2016 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.41) seiring dengan kondisi cuaca yang mendukung aktivitas pertanian. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Barat yang memprakirakan bahwa curah hujan pada Juli hingga September masih berada di kisaran menengah (Grafik 1.42 1.44) sehingga diharapkan tidak mengganggu proses penjemuran gabah. Sublapangan usaha perkebunan diyakini turut membaik seiring dengan pemulihan harga sawit dan karet, sehingga akan memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi (Grafik 1.45).
Sumber: BMKG Prov. Sumbar Sumber: BMKG Prov. Sumbar
Sumber: BMKG Prov. Sumbar 100 200 300 400 500 600 200 400 600 800 1,000 1,200
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Harga CPO Dunia Harga Karet Dunia
USD/MT USD
Cent/Kg
Grafik 1.44. Prakiraan Cuaca September 2016 Grafik 1.45. Perkembangan Harga CPO dan
Pengalaman krisis ekonomi dan moneter telah membuktikan bahwa Usaha Pengusaha menyumbangkan peranan penting untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2014, sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mampu menyerap 97,3% dari total angkatan kerja yang bekerja dan memiliki kontribusi dalam pembentukan PDB yang cukup signifikan yakni sebesar 57,9% dari total PDB. Namun saat ini, jumlah pelaku wirausaha di Indonesia masih belum mencapai angka ideal yakni 2% dari jumlah penduduk Indonesia (menurut Sociologist David Mc Cleiland). Data terkini dari Global Entrepreneurship Monitor (GEM) menunjukkan bahwa Indonesia baru memiliki 1,65% persen pelaku wirausaha dari total jumlah penduduk 250 juta jiwa.
Mempertimbangkan kondisi di atas, upaya untuk mendorong pertumbuhan wirausaha di Indonesia perlu dilakukan. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong peningkatan jumlah wirausaha di Indonesia adalah pencanangan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) sejak tahun 2011 yang bertujuan untuk membangkitkan semangat dan jiwa kewirausahaan masyarakat. Gerakan tersebut diharapkan dapat memicu pertumbuhan jumlah wirausaha di Indonesia. Program pemerintah ini sejalan dengan komitmen negara anggota G20 yaitu mengatasi masalah pengangguran dan underemployment, terutama di kalangan usia muda.
Bank Indonesia juga turut serta dalam upaya meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia. Salah satu langkah yang diambil oleh Bank Indonesia adalah dengan menginisiasi program wirausaha sejak tahun 2012 melalui pilot project program Penciptaan Wirausaha Baru yang melibatkan 8 satuan kerja pelaksana dengan target wirausaha baru dari kalangan mahasiswa, eks-TKI dan masyarakat umum dengan berbagai sektor usaha (industri pengolahan, pertanian, perdagangan, dll). Program wirausaha Bank Indonesia ini memiliki karakteristik yang membedakan dengan program-program sejenis dengan mengusung konsep trilogi program
program ini memfokuskan pada peningkatan jumlah wirausaha di sektor agribisnis dan berorientasi ekspor dalam rangka mendukung ketahanan pangan
BOKS 1:
Mendorong Pengembangan UMKM Melalui Wirausaha Bank Indonesia Sumatera Barat Tahun 2016UNGGULAN
kesinambungan wirausaha dengan menerapkan pola pendampingan melalui coaching, training dan monitoring secara intensif kepada para wirausaha.
dalam pelaksanaannya yaitu antara lain Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri, stakeholders dan berbagai media dalam rangka memberikan dampak yang lebih besar.
Program Wirausaha Bank Indonesia memiliki tujuan untuk meningkatkan jumlah wirausaha sektor agribisnis dan wirausaha berorientasi ekspor, mengurangi ketergantungan impor komoditas non migas (diutamakan komoditas pertanian), meningkatkan akses keuangan melalui introduksi pembiayaan ekspor dan pembiayaan formal, meningkatkan kualitas produk melalui inovasi dan pengembangan produk serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Pada tahun 2016 ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat (KPw BI Prov. Sumbar) menyelenggarakan Program Wirausaha Bank Indonesia Sumatera Barat (WUBI SUMBAR) 2016 bekerjasama dengan konsultan pengembangan bisnis Top Coach Indonesia. Program WUBI SUMBAR 2016 memiliki beberapa tahapan yaitu:
1.
Bank Indonesia, KPw BI Provinsi Sumbar bekerjasama dengan Top Coach Indonesia
oleh 141 wirausaha yang berasal dari berbagai wilayah di Provinsi Sumbar. Dalam kegiatan seminar tersebut Master Coach dari Top Coach Indonesia yaitu Coach Tom Mc. Ifle memberikan beberapa materi penting terkait kewirausahaan seperti memahami cara menjadi entrepreneur tangguh, membangun sebuah usaha yang menguntungkan, mengelola cashflow dan berbagai materi lainnya.
Dalam kegiatan seminar ini Top Coach Indonesia juga melakukan business
assessment kepada seluruh peserta seminar. Dari hasil business assessment yang
dilakukan oleh Top Coach Indonesia terpilih 40 wirausaha potensial yang akan menjadi calon peserta WUBI SUMBAR 2016.
2. Bootcamp
40 wirausaha potensial yang akan menjadi calon peserta WUBI SUMBAR 2016 diikutsertakan dalam Program Bootcamp WUBI SUMBAR 2016. Pada program ini peserta akan dikarantina selama 3 hari yang bertujuan agar setiap peserta dapat bersatu menjadi sebuah komunitas, saling mengenal, saling terbuka dan berbagi pengalaman. Selain itu program ini juga dapat membentuk mental, keterampilan, kedisiplinan dan budaya yang kuat agar mampu menciptakan usaha yang berkualitas. Setelah di karantina selama 3 hari, peserta akan kembali di seleksi hingga terpilih 20 peserta WUBI SUMBAR 2016 yang akan mengikuti tahapan program WUBI SUMBAR berikutnya.
3. Pendampingan
20 peserta WUBI SUMBAR 2016 terpilih akan mengikuti program pendampingan selama 3 bulan. Dalam program pendampingan ini peserta akan diberikan berbagai materi yang lebih teknis untuk mengembangkan usaha yang dimilikinya. Dalam proses pendampingan ini peserta diharapkan dapat merubah pola pikir, mental, sikap dan cara berbisnis serta daya tahan dalam menghadapi persaingan usaha.
Melalui berbagai tahapan kegiatan dalam Program WUBI SUMBAR 2016 tersebut, diharapkan dapat mendorong terciptanya wirausaha-wirausaha berkualitas di Provinsi Sumbar sehingga pada akhirnya dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumbar.