BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Benzena dalam Tubuh
2.2.5 Praktek Kerja aman dengan Zat Benzena
2.2.5 Praktek Kerja aman dengan Zat Benzena
Besarnya senyawa benzena yang masuk melalui kontak dengan kulit tidak terlepas dari praktik saat bekerja. Praktik kerja disini terkait faktor penggunaan alat pelindung diri (APD), faktor lingkungan dan personal higiene yang mempengaruhi banyaknya pajanan benzena didalam tubuh operator SPBU (Maywati 2012).
Salah satu metabolik benzena adalah fenol dalam urin yang jumlahnya tergantung pada proses pemajanan yang secara umum terjadi melalui jalur absorbsi inhalasi uap benzena. Jalur absobsi lain yang tidak kalah penting adalah jalur dermal yaitu penyerapan senyawa benzena melalui kulit. Absorbsi melalui kulit terjadi bila ada kontak langsung dengan kulit dan benzena akan terserap melalui jaringan lemak kulit karena sifatnya yang lipofilik (WHO, 1996).
Besarnya senyawa benzena yang masuk melalui kontak dengan kulit tidak terlepas dari perilaku saat bekerja antara lain menggunakan alat perlindung diri dan perilaku kebersihan pribadi. Penggunaan alat perlindung diri tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubuhnya tetapi dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi (Budiono dkk., 2003). Sedangkan menurut Kamal, Atif dan Audil Rashid (2014) cara praktek kerja aman membagi menjadi
30
penggunaan alat pelindung diri (APD), personal hygiene, dan faktor lingkungan.
2.2.5.1. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri (APD) atau sering disebut juga dengan Personal Protective equipment (PPE) adalah peralatan yang digunakan untuk melindungi pengguna terhadap risiko kesehatan ataupun keselamatan yang belum dapat dikendalikan di tempat kerja (Tanwaka, 2008). Alat pelindung diri sebisa mungkin harus nyaman saat digunakan dan memberikan perlindungan secara efektif terhadap bahaya serta tidak mengganggu proses pekerjaan (Ridley 2008).
Alat pelindung diri (APD) untuk pekerja perbengkelan merupakan suatu kewajiban dan merupakan suatu kebutuhan kerja karena APD adalah upaya terakhir ketika usaha rekayasa (engineering), administratif dan cara kerja aman tidak dapat dilakukan secara baik atau sudah dilakukan secara maksimum sehingga bisa tetap melindungi dan mengurangi tingkat kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat kerja yang mungkin biasa terjadi. Pada saat bekerja para pekerja sering kontak langsung dengan banyak hazard yang dapat menimbulkan efek kesehatan bagi pekerja. Penggunaan secara disiplin alat
31
pelindung diri saat bekerja akan mengurangi risiko kesehatan tersebut (Irmayanti 2012).
Alat pelindung diri yang digunakan oleh pekerja untuk mengurangi pajanan benzena di lingkungan kerja seperti masker dan sarung tangan. Menggunakan masker, pajanan benzena dari lingkungan kerja yang masuk melalui saluran pernapasan akan berkurang. Masker akan menyaring udara yang dihirup dan benzena dalam udara akan tersaring meskipun tidak seluruhnya tersaring (WHO, 1977). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yuniati (2016) menyebutkan bahwa hubungan penggunaan APD dengan konsentrasi benzena dalam urin pekerja mekanik bengkel.
Berdasarkan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No PER.08/MEN/VII/2010 tentang alat pelindung diri, bermacam-macam antara lain alat pelindung pernapasan, alat pelindung tangan, alat pelindung kaki, alat pelindung mata, dan alat pelindung muka. Sementara alat pelindung diri (APD) yang cocok untuk pekerja operator SPBU sesuai dengan Tabel 2.2
32
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 109 tahun 2012 tentang alat pelindung diri yang biasanya digunakan diarea SPBU adalah
A. Alat pelindung pernapasan
Alat pelindung pernapasan berguna untuk melindungi sistem pernapasan dari pengaruh gas, uap, debu, atau udara yan terkontaminasi di tempat kerja. Alat pelindung pernapasan antara lain:
a. Air-purifyng respirators
Respirator ini berfungsi melindungi pemakainya dari paparan (inhalasi) debu, gas, uap, mist, fumes, asap, dan fog. Alat ini dipakai terutama apabila toksisitas zat kimia yang terpapar dan kadarnya dalam udara tempat kerja rendah. Respirator tipe ini membersihkan udara yang terkontaminasi dengan cara filtrasi, adsorsi, dan absorsi. Macam-macam Air-purifyng respirators:
1) Chemical respirator (catridge respirator dan canister as mask)
Berupa full face mask, half mask, atau mouthpiece respirator. Alat ini mampu membersihkan kontaminan zat kimia di udara dengan cara adsorsi dan absorbsi.
2) Canister gas mask (canister respirator) Cara kerjanya sama seperti chemical respirator tetapi tidak boleh digunakan di tempat kerja dengan kadar toksik tinggi
33
(immedietly dangerous to life). Alat ini dapat melindungi dari paparan partikel-partikel karena dilengkapi filter.
3) Mechanical filter respirator
Digunakan untuk melindungi dari paparan aerosol zat padat (debu, asap, fume) dan aerosol cair (mist, fog) melalui berbagai proses filtrasi. Efisiensi alat ini ditentukan oleh ukuran aerosol dan jenis filter. Semakin kecil diameter pori-pori filternya semakin besar tahanan (resistence) terhadap aliran udara. Filter dapat dibedakan menurut fungsinya menjadi 3 macam, yaitu:
dust and mist filters fume filter
high efficiency filter
b.Air-supplied respirators/breathing apparatus
Alat ini tidak dilengkapi dengan filter dan absorbent. Alat ini melindngi pemakainya dari paparan zat-zat kimia sangat toksik dan atau bahaya dari kekurangan oksigen (oxygen deficiency).
B. Alat pelindung tangan (sarung tangan).
Alat pelindung tangan atau sarung tangan berfungsi untuk melindungi kulit tangan dari paparan bahan berbahaya, untuk memilih sarung tangan yang tepat perlu dipertimbangkan faktor-faktor dibawah ini.
a. Bentuk bahan berbahaya, apakah berbentuk bahan kimia korosif, benda panas/dingin, dan tajam/kasar
34
b. Daya tahan terhadap bahan-bahan kimia
c. Kepekaan yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan
d. Bagian tangan yang dilindungi.
Menurut bentuknya sarung tangan dapat dibedakan menjadi:
a. Gloves, adalah sarung tangan biasa
b. Gauntlets, adalah sarung tangan yang dilapisi plat logam
c. Mitts, adalah sarung tangan dimana keempat jari pemakai dibungkus menjadi satu kecuali ibu jari (seperti sarung tangan tinju)
C. Alat pelindung kaki
Alat-alat yang digunakan untuk melindungi kaki dari benda-benda jatuh, dan benda ceceran minyak pelumas agar tidak menempel dikulit kaki.
D. Alat pelindung mata dan muka; digunakan untuk melindungi mata ataupun muka dari gas uap.
Tabel 2.2 Pengunaan APD untuk Mengurangi Resiko Pajanan Benzena Berdasarkan Jalur Masuknya
No Jenis Pencegahan Inhalasi Ingesti Dermal Referensi 1 Menggunakan kacamata (Safety googles) X Government of Alberta, 2010 2 Menggunakan masker jenis Air-purifyng respirators X Government of Alberta, 2010
3 safety shoes yang berbahan PVC
X Suncor energy 2015 4 Sarung tangan jenis
chemical resistant
X X Suncor
35
No Jenis Pencegahan Inhalasi Ingesti Dermal Referensi 5 Menggunakan
peralatan pelindung pakaian yang sesuai
X Government of Alberta, 2010
2.2.5.2. Personal Hygiene
Kebiasaan cuci tangan merupakan bagian dari menjaga kebersihan diri. Kebiasaan mencuci tangan sangat penting dilakukan karena tangan merupakan bagaian dari tubuh yang paling sering berkontak langsung dengan bahan maupun alat yang berbahaya dan yang paling sering digunakan untuk bekerja (SNI 2005). Personal hygiene dapat digambarkan dari kebiasaan cuci tangan, kebiasaan mencuci tangan adalah salah satu bagian dari aktualisasi menjaga kebersihan, keadaan kulit yang kotor dan adanya timbunan subtansi dari bahan-bahan iritan dan elergen menjadi alasan utama dari pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir (Maywati, 2012).
Personal higiene antara lain membersihkan bahan kimia yang mungkin melekat pada tubuh sebelum makan dan sebelum meninggalkan tempat kerja (Scott, 1989). Tangan merupakan salah satu anggota tubuh terpenting untuk bekerja, akan tetapi sering mengalami kontak dengan bahan kimia dan kulit adalah salah satu organ tubuh yang sangat berperan penting untuk melindungi dari
36
sinar matahari, bahan kimia, panas, dingin, trauma fisik, dehidrasi dan mikroorganisme sehingga diperlukan penjagaan terhadap kedua anggota tubuh ini untuk menunjang produktivitas kita dalam bekerja (yuniati 2016). Kebanyakan kasus dimana suatu zat kimia terjatuh pada kulit, segera dicuci dengan sungguh-sungguh menggunakan sabun dan air adalah suatu tindakan pertama yang paling baik (Putra, 2003).
Berdasarkan penelitian Yuniati (2016) hubungan kebiasaan cuci tangan dengan kosentrasi benzena diketahui bahwa pekerja yang memiliki kebiasaan cuci tangan kurang baik dan mengalami keracunan sebanyak 18 pekerja (78,3%) sedangkan pekerja yang memiliki kebiasaan cuci tangan baik dan mengalami keracunan sebanyak 2 pekerja ( 16,7%) mengalami keracunan. Penelitian kajian faktor individu terhadap kadar fenol urin pekerja bagian pengeleman sandal menunjukan ada hubungan signifikan antara hygiene personal dengan kadar fenol urin (Maywati 2012).
Sebagian besar pajanan benzena bersumber dari asap rokok, pembakaran kendaraan bermotor, bengkel, dan emisi dari industri. Di alam jika ada senyawa yang kaya karbon yang mengalami pembakaran secara tidak sempurna akan menghasilkan benzena tetapi dalam jumlah kecil dan biasanya diperoleh dari letusan gunung berapi dan kebakaran hutan. Kejadian alam yang dialami
37
kedua contoh ini juga menghasilkan salah satu komponen yang terkandung pada asap rokok. Kebiasaaan merokok di kalangan mekanik sepeda motor dilakukan setiap hari dan sering ditemukan saat jam istirahat berlangsung (Pudyoko S, 2010).
Tabel 2.3 Personal Hygiene dalam Rangka Mengurangi Resiko Pajanan Benzena Berdasarkan Jalur Masuknya
No Jenis Pencegahan Inhalasi Ingesti Dermal Referensi 1 Tidak melakukan kegiatan
makan/minum sambil bekerja
X Government
of Alberta, 2010
2 Melakukan cuci tangan sebelum makan saat ditempat kerja
X X Maywati,
2012 3 Melakukan cuci tangan
sebelum meninggalkan tempat kerja
X X Maywati,
2012 4 Melakukan cuci tangan
dengan air yang mengalir
X X Maywati, 2012 5 Melakukan cuci tangan
menggunakan sabun
X X Benzene awareness, 2015 6 Melakukan mandi setelah
bekerja menggunakan shampoo
X Benzene
awareness, 2015 7 Melakukan mandi setelah
bekerja menggunakan sabun
X Benzene
awareness, 2015 8 Mencuci muka sebelum
makan dan minum
X X Government
of Alberta, 2010
38
No Jenis Pencegahan Inhalasi Ingesti Dermal Referensi yang terkena tumpahan
bahan bakar munyak
awareness, 2015 10 Pengantian pakaian setiap
hari X X Kamal, Atif dan Audil Rashid 2014