• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktek Terjadinya Insider Trading Terhadap Perusahaan

BAB II FUNGSI PENGAWASAN BAPEPAM-LK DALAM

C. Praktek Terjadinya Insider Trading Terhadap Perusahaan

PT. Bank Mashil Utama Tbk merupakan perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 22 April 1994. Manajemen BMU ketika ”go public” adalah sebagai berikut:126

Duduk Perkara: Komisaris

1.Presiden Komisaris : Kertawidjaja

2.Komisaris : Edwin Jaya Wiyanto

Rasjim Wiraatmaja

Philip S. Widjaja

Direksi

1.Presiden Direktur : A.T Windoe

2.Direktur : Anthon Widjaja

Leo Yasin Satiadi

Jensen Kohardjo

Komposisi kepemilikan saham PT. Bank Mashill Utama setelah ”go public” terdiri dari beberapa pemegang saham PT. Bank Mashill Utama. Adapun daftar pemegang saham sebagai berikut yang akan dijelaskan dalam bentuk tabel:

126

Tabel 1. Daftar Pemegang Saham

PT. Bank Mashill Utama Tbk setelah go public127

No Pemegang Saham Komposisi

1. PT. Mashill Asia Finance 40, 68%

2. PT. Putra Kertawisejati 10, 32%

3. PT. Sumatra Central Prima 23, 96%

4. Janti Tutty Surjati 6, 44%

5. AT. Windoe dan Leo Yasin Setiadi 3, 79%

6. Edwin Jaya Wijanto 1, 83%

7. Hariman Kosaki 0, 55%

8. Publik 12, 43%

Jumlah 100, 00%

Jensen Kohardjo selain sebagai salah seorang direktur PT. Bank Mashill Utama Tbk, juga sebagai Komisaris pada PT. Sumatra Central Prima, dalam hal ini

PT Sumatra Central Prima merupakan pemegang saham utama BMU128

127

http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_kasus_pm/info_pm/warta/warta.htm, terakhir diakses tanggal 20 Mei 2011.

128

Najib A. Gisymar, Loc. Cit., hal. 69.  

Jensen Kohardjo pada tanggal 8 dan 9 April 1996 mewakili PT. Sumatra Central Prima menjual seluruh saham PT. Bank Mashill Utama Tbk yang dimilikinya sebesar 23,96% atau sejumlah 26.069.500 lembar saham melalui pialang jual PT. Surya Damai Securindo. Pada tanggal 11 April 1996, AT. Windoe dan Leo Yasin Satiadi 3,79% menjual saham PT. Bank Mashill Utama Tbk yang dimilikinya.129

Harga saham PT. Bank Mashill Utama Tbk per 1 April 1996 Rp. 1.375, tetapi ketika saham tersebut dijual, terjadi kenaikan harga yang sangat significan yaitu Rp. 2.700 per lembar pada tanggal 9 April 1996, yang berarti mengalami peningkatan sebesar 96,4% dalam 6 hari bursa. Peningkatan paling besar terjadi pada tanggal 9 April 1996 dari Rp. 1 950 menjadi Rp. 2.700.

Saham-saham PT. Bank Mashill Utama tersebut dibeli oleh dua investor besar yaitu pertama, oleh Duncanmill Holding Inc yang berkedudukan di Virgin Island, yang dimiliki oleh konsorsium Titi Prabowo, Tito Sulistiyo, Jopie Wijaya serta Henry Tanoesoedibjo. Kedua dibeli oleh Castlemere Enterprises Ltd milik Amir Gunawan yang berkedudukan di Singapura. Pembelian saham tersebut dilakukan melalui lima investor beli pada tanggal 8-15, 23 April, 7 dan 31 Mei 1996.

Gejolak harga saham tersebut disebabkan adanya operasi pasar yang dipicu adanya pengalihan sejumlah saham founder kepada dua investor asing, yaitu Duncanmill Holding Inc dan Castlemere Enterprises Ltd. Mereka melakukan aliansi yang menguasai saham PT. Bank Mashill Utama Tbk sebanyak 37.345.000 lembar

129

atau sama dengan memiliki 34,4 % porsi kepemilikan dalam struktur permodalan bank tersebut.130

Analisis Kasus:

Besarnya jumlah saham PT. Bank Mashill Utama Tbk yang ditransaksikan menimbulkan kecurigaan Bapepam-LK, sehingga akhirnya Bapepam-LK meneliti kasus tersebut apakah telah terjadi insider trading atau tidak. Penjualan saham tersebut oleh PT. Sumatra Central Prima sebagai pemegang saham utama PT. Bank Mashill Utama Tbk, sangat memungkinkan terjadinya perubahan komposisi manajemen perusahaan. Hal itu berkaitan erat dengan isu yang berkembang di lantai bursa bahwa Titi Prabowo (putri mantan Presiden Soeharto) akan duduk sebagai salah seorang direktur pada PT. Bank Mashill Utama Tbk. Isu tersebut merupakan penyebab naiknya harga saham PT. Bank Mashill Utama Tbk dari Rp. 1.375 menjadi Rp. 2.700 per lembar saham.131

Penjualan saham PT. Bank Mashill Utama Tbk yang dimiliki oleh PT. Sumatra Central Prima yang dilakukan oleh Jensen Kohardjo adalah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak manajemen PT. Bank Mashill Utama Tbk maupun membuka informasi rencana tersebut kepada masyarakat. Penjualan

130

Indra Safitri, Transparansi Independensi dan Pengawasan Kejahatan Pasar Modal, cet.1, (Jakarta: Go Global Book, 1998), hal. 250-251. 

131

saham PT. Bank Mashill Utama Tbk sebanyak 23,96% merupakan suatu jumlah yang sangat signifikan.132

Berdasarkan transaksi tanggal 8 dan 9 April 1996 serta transaksi yang dilakukan pada tanggal 10 sampai dengan 15 April 1996 dan tanggal 23 April 1996, Duncanmill Holdings Inc. Yang sahamnya diwakili kepentingannya oleh Sdr. Tito Sulistio memiliki saham PT. Bank Mashill Utama Tbk sebesar 19.341.000 saham (17,78)%. Sementara Castlemere Enterprises Ltd, yang sahamnya diwakili kepentingannya oleh Sdr. Amir Gunawan memiliki saham PT. Bank Mashill Utama Tbk sebesar 18.004.000 saham (16,55)%.

Dengan demikian data pemegang saham setelah transaksi tersebut berubah menjadi:133

Tabel 2. Daftar Pemegang Saham

PT. Bank Mashill Utama Tbk setelah transaksi.134

Pemegang Saham Jumlah Saham %

1 PT. Mashill Asia Finance 44.257.800 40,68

2 PT. Putra Kartawi Sejati 11.230.400 10,32

3 Duncanmill Holdings Inc 19.341.000 17,78

4 Castlemere Enterprises Ltd 18.004.000 16,55

5 Publik 15.966.800 14,67

Total 108.800.00 100

132

Najib A Gisymar, Loc. Cit., hal. 69. 

133

Indra Safitri, Op. Cit., hal. 253. 

134

Natalia Grace Ekel, “Analisis Keputusan Bapepam atas Kasus Insider Trading PT. Bank Mashill Utama Tbk”, Law Review Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1. No. 3 Maret 2002, hal. 243. 

Bahwa selama kurun waktu sampai dengan tanggal 9 April 1996 dimana terjadi peningkatan aktivitas perdagangan saham PT. Bank Mashill Utama Tbk, tidak ada pernyataan dari PT. Bank Mashill Utama Tbk kepada masyarakat yang menjelaskan ada atau tidak adanya peristiwa atau kejadian yang bersifat material yang dapat mempengaruhi kegiatan perdagangan yang luar biasa tersebut, meskipun salah seorang Direktur PT. Bank Mashill Utama Tbk Jensen Kohardjo yang merangkap sebagai komisaris PT. Sumatra Central Prima telah mengetahui tentang adanya fakta-fakta material berkaitan dengan penjualan saham dalam jumlah yang besar oleh PT. Sumatra Central Prima selaku pemegang saham utama.

Meskipun transaksi dimaksud dilakukan melalui Bursa Efek Jakarta, tetapi Bursa Efek Jakarta tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperoleh kejelasan tentang sebab-sebab lonjakan harga dimaksud. Bahwa pembelian dan penjualan saham PT. Bank Mashill Utama Tbk yang dilakukan oleh pihak-pihak tersebut diatas telah dilaporkan dan memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 dari Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dimana pihak pembeli dalam hal ini Castlemere Enterprises Ltd, dan Duncanmill Holdings Inc, telah melaporkan ke Bapepam-LK masing-masing pada tanggal 17 April 1996 (Castlemere Enterprises Ltd.), serta tanggal 18 April 1996 dan 1 Mei 1996 (Duncanmill Holdings Inc.). Namun demikian pihak-pihak dimaksud tidak mengumumkan keinginannya untuk membeli atau menjual saham sebelum transaksi.

Bahwa pada tanggal 10 April 1996 terdapat publikasi di harian Neraca yang menjelaskan kepada publik untuk pertama kali bahwa sejumlah besar saham PT. Bank Mashill Utama Tbk telah terjual dan terdapat rumor bahwa sedang dilakukan pengambilalihan atas bank tersebut. Surat kabar tersebut juga memuat informasi bahwa direktur PT. Bank Mashill Utama Tbk tidak tahu siapa yang menjual dan siapa yang membeli.

Keputusan Bapepam-LK:

Sehubungan dengan transaksi yang dimaksud, Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan dan penyidikan untuk memperoleh bukti-bukti termasuk keterangan dari Pihak-pihak yang terkait serta pemeriksaan dan penyidikan atas data dan dokumen yang berkaitan dengan transaksi saham PT. Bank Mashill Utama Tbk tersebut guna menentukan ada tidaknya pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

Selain itu pemeriksaan dan penyidikan juga dimaksudkan untuk menentukan kecukupan prosedur pengawasan dan kecepatan bursa efek dalam mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pengawasan perdagangan efek di bursa efek. Tindakan Jensen Kohardjo tersebut di atas merupakan suatu fakta material yang seharusnya didisclose kepada masyarakat. Penjualan saham PT. Bank Mashill Utama

Tbk yang dimiliki PT. Sumatra Central Prima sangat memungkinkan sekali terjadi

perubahan manajemen PT. Bank Mashill Utama Tbk.135

Berdasarkan pemeriksaan dan penyidikan Bapepam-LK, Jansen Kohardjo dinyatakan sebagai orang dalam terbukti melakukan insider trading dan untuk itu

didenda sebesar Rp. 500.000.000.136 PT. Bank Mashill Utama dikenakan denda Rp.

7.000.000 karena dianggap terlambat menyampaikan informasi kepada Bapepam-LK mengenai fakta material yang terjadi.137

Bursa Efek Jakarta mendapat peringatan dari Bapepam-LK karena terlambat mengambil tindakan terhadap kasus tersebut, sedangkan Tito Sulistio juga mendapat peringatan dari pihak Bapepam-LK dengan alasan bahwa Tito Sulistio adalah Komisaris PT. Bursa Efek Jakarta dan PT. KDEI, sehingga segala tindakannya akan selalu diperhatikan oleh investor, sedangkan A.T. Windoe dan Leo Yasin Satiadi tidak dikenakan hukuman apapun , sebab mereka melakukan transaksi setelah harga saham tinggi artinya mereka tidak mengetahui terlebih dahulu mengenai rencana Jensen Kohardjo menjual saham BMU yang dimiliki PT. Sumatra Central Prima.

Penjatuhan hukuman terhadap Jensen Kohardjo dalam kasus PT. Bank Mashill Utama Tbk tersebut dinilai masih terlalu ringan daripada ketentuan sebenarnya yaitu pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp.

15.000.000.000.138 Sanksi hukuman yang dijatukan kepada Jensen Kohardjo hanya

135

Pasal 1 angka 7 UUPM Jo. Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-86/PM/1996. 

136

Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal. 

137

Pasal 86 ayat (2) UUPM. 

138

80

denda saja (bersifat alternatif), padahal sanksi hukuman dalam kasus insider trading adalah komulatif artinya denda dan pidana penjara, bukan denda atau pidana penjara saja.

Dokumen terkait