• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

B. Praktik Jual Beli Tebas Pohon Durian di Desa Bringin Kecamatan Bringin

Bringin Kabupaten Semarang

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa wawancara dengan pelaku

penjual maupun pembeli tebas pohon durian masyarakat desa Bringin pada

tanggal 31 Mei 2018 sampai 02 Juni 2018 yaitu berjumlah sepuluh (10) orang yang mana lima (5) orang penjual dan lima (5) orang pembeli.

Pertama, pada tanggal 31 Mei 2018 peneliti mewawancarai tiga orang penjual pohon buah durian yakni Ibu Suminah, Ibu Marni dan Ibu Dareng. Pada tanggal 01 Juni peneliti mewawancarai dua orang penjual juga yaitu Ibu Miati dan Ibu Gini. Hasil penelitian dari lima informan tersebut menyampaikan hal yang sama yaitu memberikan informasi bahwa masyarakat Desa Bringin menyatakan bahwa jual beli pohon buah durian

dengan sistem tebas yang ada di desa Bringin adalah jual beli yang umum

yang biasa dilakukan masyarakat. Tebas yang dilakukan oleh masyarakat di

Desa Bringin pada umumnya karena alasan kebutuhan ekonomi sehingga dengan terpaksa mereka menjual buah-buahan yang belum layak untuk dijual.

Sistem penjualannya pun ada banyak macam tergantung pihak pembeli dan juga kebutuhan penjual buahnya. Berikut adalah macam-macam sistem

jual beli tebas yang ada di masyarakat Desa Bringin:

1. Ada yang membeli buah yang masih di pohon dengan membayarnya

setengah dari harga seluruhnya. Misalnya saja menebas buah rambutan

dengan cara memberi panjar terlebih dahulu sebesar kesepakatan atau setengah dari harga seluruhnya. Setelah itu kekurangannya di bayar pada saat memanen.

2. Ada pula yang membayarnya secara penuh pada saat transaksi dilakukan.

Misalnya saja menebas daun jeruk dengan cara membayar keseluruhan

pada saat akad itu dilaksanakan.

3. Ada lagi dengan sistem tahunan atau kontrak pohon yaitu dengan cara

menjual atau membeli buah dimana masih dalam bentuk pohon dan belum berbuah bahkan belum berbunga sedikitpun tetapi dengan melihat hasil panen tahun kemarin. Jadi bisa dianalogikan seperti sewa rumah yaitu sesuai perjanjian antar pemilik pohon dan pembeli. Jadi pohon yang belum berbunga tadi untuk sementara menjadi hak pembeli. Sehingga untuk satu musim dan seterusnya panen buah yang dibeli tadi itu menjadi hak pembeli. Dengan begitu pemilik pohon atau penjual sudah tidak berhak memanen buah pada pohon yang telah disewakan tadi. Dalam sistem ini biasanya hanya berlaku untuk buah durian saja. Dikarenakan buah durian memiliki harga jual yang cukup tinggi.

Jual beli tebas sistem tahunan dilakukan pada saat menjelang musim buah durian dan jual beli ini sudah berlangsung cukup lama yaitu sampai berpuluh-puluh tahunan. Adapun akad perjanjian yang digunakan dalam jual

beli tebas sistem tahunan buah durian ini hanyalah akad lisan karena

kebanyakan para pelaku jual beli ini adalah orang yang sudah tua jadi mereka

tidak bisa baca tulis. Ucapan Ijab qabul yang dikatakan seorang penjual

biasanya terdapat kata tebas yaitu sebagai berikut: “pak, tebas-lah durian

saya dengan harga sekian”. Dalam melakukan akad perjanjian hanya ada dua

pihak yaitu penjual dan pembeli atau penebas. Oleh karena itu harus ada

kepercayaan antar keduanya.

Para pemilik pohon sebenarnya juga kecewa apabila buah-buahan yang telah mereka jual pada waktu belum muncul atau masih di pohon setelah muncul buahnya dan dipanen harga jualnya tinggi. Jadi, secara otomatis penebas atau pembeli akan memperoleh untung yang besar. Seperti contohnya satu pohon buah durian dijual dengan kisaran harga Rp 1.000.000 pada saat belum berbuah sedikitpun. Tetapi hal itu dengan melihat panen buah durian tahun kemarin yang per pohonnya berbuah sebanyak 200 biji. Jadi, selama musim panen berlangsung sama saja perbuahnya hanya dihargai Rp 5.000. Padahal apabila pohon tersebut dipanen sendiri dan hasilnya dijual sendiri bisa mencapai harga yang cukup tinggi.

Dalam hal ini pihak penjual sudah menerima uang tunai dari pihak

pembeli atau penebas sebesar Rp 1.000.000 jadi disini tidak mengenal sistem

ternyata ada yang tidak manis dan membusuk sebelum siap dipanen maka

resiko tetap di tanggung oleh si pembeli atau penebas. Adapun keuntungan

dari jual beli tebas ini adalah pihak penjual dapat mencukupi kebutuhannya,

tidak susah payah merawat pohon durian sampai memanennya dan juga tidak susah payah menjual buahnya ke pasar.

Kedua, hasil wawancara dengan Bapak Ruslan dan Ibu Mainah pada tanggal 01 Juni 2018 sebagai pembeli, serta pada tanggal 02 Juni 2018 dengan Bapak Suparyono, Ibu Wagini dan Ibu Watini juga sebagai pembeli. Hasil penelitian dari lima informan tersebut menyampaikan hal yang sama

yaitu memberikan informasi bahwa dari pihak pembeli atau penebas yang

dilakukan di Desa Bringin ini pada saat menjelang musim buah durian yaitu

perkiraan bulan Januari – Februari telah mendatangi rumah si penjual untuk

melakukan perjanjian. Tujuannya yaitu untuk membeli buah duriannya yang mana masih dalam bentuk pohon belum berbuah bahkan belum berbunga sedikitpun tetapi si pembeli ini dengan cara melihat panen tahun kemarin.

Sebelum terjadinya kesepakatan, kedua belah pihak saling bernegosiasi terlebih dahulu. Setelah negosiasi tercapai barulah melakukan suatu akad

perjanjian yaitu dimana seorang pembeli atau penebas mengatakan “saya

tebas buah durianmu itu dengan harga sekian”. Kemudian seorang penjual

mengatakan “ya silahkan, saya setuju engkau tebas buah durianku dengan

harga tersebut”. Dari ucapan akad inilah bisa dikatakan jual beli tebas. Dalam melakukan perjanjian ini biasanya menggunakan akad lisan dan hanya terdapat dua pihak saja. Jadi rasa percaya merupakan hal yang paling utama

diantara kedua belah pihak tersebut. Jadi, pihak pembeli harus ingat betul dengan pohon mana yang telah di belinya dan letak pohon tersebut.

Cara transaksi dari jual beli ini sangatlah mudah yaitu dengan cara langsung memberikan uang tunai sebesar sesuai kesepakatan atau perjanjian kepada pihak penjual. Jadi dalam transaksi ini tidak mengenal uang panjar

seperti jual beli tebas pada umumnya. Hal ini di karenakan agar si pembeli

atau penebas tidak mempunyai tanggungan lagi dan agar tidak dibeli oleh

orang lain. Selain itu, juga merupakan sebagai tanda bukti perjanjian tersebut. Melihat transaksi yang dilakukan seperti itu maka dapat menimbulkan

kerugian antara lain pihak pembeli atau penebas harus menanggung resiko

ketika ternyata pada saat panennya gagal. Oleh karena itu, transaksi ini tidak ada yang namanya pembatalan perjanjian. Adapun lebih jelasnya sebagai

berikut misal penebas membeli pohon durian yang belum berbuah bahkan

belum berbunga sedikitpun seharga Rp 1.000.000 per pohonnya jika pohon durian tersebut besar. Sedangkan jika pohon durian kecil ia membelinya seharga Rp 500.000. Tetapi, perlu digarisbawahi hal ini tetap saja tergantung dengan melihat hasil panen tahun kemarin seberapa banyak buah yang dihasilkan perpohonnya. Dalam penentuan hargapun telah diperkirakan atau telah diperhitungkan dengan musim panen buah durian tahun kemarin. Jadi,

dalam hal ini pihak pembeli atau penebas yang bertanggungjawab segala

kebutuhan sewaktu musim buah durian tiba hingga saatnya panen. Dari waktu berbunga maka pihak pembeli yang menyemprot bunga tersebut agar

ini yaitu pada jual beli ijon pihak penjual yang bertanggung jawab segala

kebutuhan sebelum panen hingga panen. Sedangkan jual beli tebas ini pihak

pembeli yang bertanggung jawab atas kebutuhan sebelum panen hingga masa panen. Setelah itu ketika sudah memasuki musim berbuah dan sudah matang

atau layak dipanen maka pihak pembeli atau penebas barulah memanennya.

Cara pemanenannya pun tidak sekaligus tetapi sedikit demi sedikit karena buahnya tidak bisa matang secara bersamaan.

Alasan pembeli atau penebas membeli buah durian yang sama sekali

belum ada bentuknya atau masih bentuk pohon adalah sebagai berikut:

a. Rasa kasihan atau ingin menolong kepada pemilik pohon apabila

sedang membutuhkan uang dan hanya pohon buah durian tersebut yang bisa dijual

b. Harga jual buah durian yang cukup mahal

c. Keuntungan yang di dapatkan lebih besar daripada yang udah di pasar

dan harganya lebih murah.

Mengenai keuntungan dari jual beli buah durian ini adalah jika pohon tersebut berbuah banyak dan buahnya bagus maka akan mendapatkan untung yang besar. Sedangkan untuk resiko jika hasil panennya gagal maka itu sudah

menjadi konsekuensinya dari penebas, untung tidak untung di tanggung pihak

Dokumen terkait