• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN KASUS KELOLAAN

C. Intervensi Keperawatan

1. Pre operatif

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Hasil (NOC)

Intervensi Keperawatan (NIC)

Nyeri akut

Definisi: pengalaman sensorik

dan emosional tidak

menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau potensial, atau yang di gambarkan sebagai kerusakan, awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat dengan durasi kurang dari 3

Outcomes : 1. Control nyeri (1605) 2. Tingkat nyeri (2102) 3. Tingkat Ketidaknyamanan (2109)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8

jam, pasien akan

menunjukkan kemampuan

Manajemennyeri (1400) 1. Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan 3. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

bulan

Batasan karakteristik :

a. bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien

yang tidak dapat

mengungkapkannya. b. Perilaku ekspresif c. Ekspresi wajah nyeri

d. Sikap tubuh melindungi area nyeri

e. Putus asa f. Dilatasi pupil

Faktor yang berhubungan :

mengontrol nyeri,

menunjukkan tingkat nyeri ringan dan menunjukkan tingkat kenyamanan dengan kriteria hasil :

1. 160502 Klien mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

2. 160504Klien mampu mengontrol nyeri (mampu menggunakan tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri)

5. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (teknik Napas dalam)

Manajemenmedikasi (2380) 1. Tentukan lokasi,

karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri Sebelum pemberian obat

2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

3. Cek riwayat alergi

a. Agen cedera biologis b. Agen cedera kimiawi c. Agen cedera fisik

3. 210201 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

4. 210901 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

sesuai instruksi yang diberikan

5. Monitor tanda-tanda vital setelah pemberian obatAtur ketersediaan produk darah untuk transfusi, jika perlu

Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral

Definisi: sirkulasi beresiko mengalami penurunan siekulasi darah ke otak

Factor risiko a. Diseksi arteri

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam maka diharapkan suplai aliran darah keotak lancar dengan kriteria hasil :

1. Sistol dan diastole dalam rentang yang di harapkan.

Monitor tanda-tanda vital(6680)

1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan

2. Monitor dan laporkan tanda dan gejala

b. Tumor otak c. Hipertensi d. Cedera kepala e. Infark miokark akut

2. Tidak ada tanda-tanda peningkatakan tekanan intracranial (tidak lebih dari 15 mmhg).

3. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.

4. Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi. 5. Memproses informasi. 6. Membuat keputusan

dengan benar

7. Menunjukkan fungsi sensori motori cranial

hipotermia dan

hipertemia

3. Monitor irama dan laju pernapasan

4. Monitor pola pernapasan abnormal

5. Monitor warna kulit, suhu, dan kelembaban

Monitor neurologi (2620) 1. Pantau ukuran pupil,

bentuk, kesimetrisan, dan reaktifitas

2. Monitor tingkat kesadaran

yang utuh : tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakan gerakan involunter.

3. Monitor tingkat orientasi 4. Monitor kecenderungan

Skala Koma Glasgow 5. Monitor reflex batuk dan

muntah

6. Monitor karakteristik berbicara : kelancaran, adanya aphasia, atau kesulitan kata

Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Definisi: ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan napas untuk

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam diharapkan (0410) Status Pernapasan: Kepatenan Jalan Napas dengan indicator

Manajemen jalan napas : 1. Lakukan pengisapan lendir 2. Auskultasi paru secara

periodic

mempertahankan jalan napas yang paten.

Kondisi klinis terkait :

a. Depresi system saraf pusat b. Cedera kepala

c. Stroke

d. Infeksi saluran napas.

hasil:

1. Kemampuan untuk mengeluarkan secret normal

2. Tidak ada suara napas tambahan (Ronchi, wheezing, dll)

3. Penggunaan otot bantu pernapasan tidak ada 4. Akumulasi sputum tidak

ada

2) Intra operatif

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Intervensi Keperawatan (NIC)

Resiko infeksi area pembedahan

Definisi : Rentan terhadap organism patogenik pada area pembedahan yang dapat mengganggu kesehatan.

Faktor resiko

a. Suhu dingin di ruang operasi b. Jumlah personel berlebihan

selama prosedur bedah

c. Peningkatan pemajangan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam pasien mampu menunjukkan (1902) kontrol resiko, dengan kriteria :

1. Perawat mampu

mengidentifikasi faktor resiko

2. Perawat mampu mengenali faktor resiko individu

3. Perawat mampu memonitor

1. Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan operasi

2. Gunakan peralatan operasi yang steril

3. Lakukan desinfeksi pada area operasi dan sekitarnya.

4. Pertahankan lingkungan

lingkungan terhadap pathogen

d. Kontaminasi luka bedah. Kondisi yang terkait a. Masalah penyerta b. Durasi pembedahan

c. Profilaksis antibiotic tidak efektif

d. Infeksi pada area pembedahan lain

e. Prosedur invasive

faktor resiko di lingkungan 4. Perawat mampu memonitor

faktor resiko individu

dilakukannya operasi 5. Lakukan drapping

6. Lakukan dressing setelah operasi selesai.

Risiko cedera akibat posisi perioperatif

Definisi : Rentan mengalami

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam pasien mampu menunjukkan

1. sediakan lingkungan yang aman untuk pasien 2. hindarkan lingkungan

perubahan anatomis dan fisik disengaja akibat sikap tubuh atau peralatan yang digunakan saat prosedur invasive/bedah yang dapat menganggu kesehatan. Faktor resiko

a. Akan di kembangkan Kondisi yang terkait a. Disorientasi b. Edema c. Imobilisasi d. Kelemahan otot e. Obesitas f. Gangguan sensorik /

(1902) kontrol resiko, dengan kriteria :

2. Klien terbebas dari cedera

yang berbahaya 3. atur posisi klien yang

aman

4. berikan kasa pada mata klien

5. berikan alat operasi pada operator menggunakan tempat

6. menggunakan couter secara benar

7. hindari tekanan pada dada atau bagian tertentu.

persepsi akibat anestesi. f. Masalah penyerta

g. Durasi pembedahan

h. Profilaksis antibiotic tidak efektif

i. Infeksi pada area pembedahan lain

3) Post operatif

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Hasil (NOC)

Intervensi Keperawatan (NIC)

Risiko hipotermia

Definisi: Rentan terhadap kegagalan termoregulasi yang dapat mengakibatkan suhu tubuh di bawah rentang normal yang dapat mengganggu kesehatan. Faktor risiko :

a. transfer panas konduktif berlebihan

b. transfer panas konveksi berlebihan

Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1 x 8 jam suhu badan klien normal, dengan criteria :

Termoregulasi (0800)

1. Suhu kulit normal

2. Suhu badan

37,3˚C

3. Tidak ada sakit kepala 4. Tidak ada nyeri otot

5. Tidak ada perubahan

Pengaturan Suhu (3900)

1. Monitor suhu sesuai kebutuhan

2. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi

3. Monitor suhu dan warna kulit

4. Monitor dan laporkan

tanda dan

gejala hipotermi

c. transfer panas evaporative berlebihan

d. tidak beraktifitas

e. kurang pengetahuan pemberi asuhan tentang pencegahan hipotermia f. pemakaian pakaian yang

tidak adekuat

g. suhu lingkungan rendah kondisi terkait

a. termogenesis tanpa menggigil yang tidak efisien b. terapi radiasi

c. trauma

warna kulit

6. Nadi, respirasi

dalam batas normal 7. Hidrasi adequate

8. Klien menyatakan nyaman 9. Tidak menggigil

10. Tidak iritabel / gragapan / kejang

pengalas untuk

menghangatkan bila

perlu

6. Selimuti pasien untuk

mencegah hilangnya

kehangatan tubuh

7. Berikan obat untuk

mencegah atau

mengontrol menggigil

Manajemen Lingkungan

(6480)

1. Berikan ruangan yang hangat

kain / linen yang bersih dan nyaman 3. Batasi

pengunjung

Risiko jatuh

Definisi : Rentan mengalami cedera fisik akibat kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan sumber adaptif dan sumber defensive individu, yang dapat mengganggu kesehatan. Fajtor risiko

A. Kurang sumber nutrisi B. Pajanan pada pathogen

Setelah dilakukan tindakan perawatan, selama 1 x 8 jam diharapkan tidak terjadi trauma pada pasien dengan kriteria hasil:

1. Bebas dari cedera

2. Mampu menjelaskan factor resiko dari lingkungan dan cara untuk mencegah cedera

Pencegahan jatuh (6490) 1. Identifikasi kekurangan

baik kognitif atau fisik dari pasien yang mungkin meningkatkan potensi jatuh pada lingkungan tertentu

2. Identifikasi perilaku dan

factor yang

C. Pemajanan zat kimia toksik D. Malnutrisi

E. Agens nosokomial F. Hambatan fisik Kondisi terkait

a. Gangguan fungsi kognitif b. Gangguan psikomotor c. Gangguan sensasi d. Disfungsi autoimun

e. Disfungsi integritas sensori f. Hipoksia jaringan

3. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

jatuh

3. Bantu ambulasi individu

yang memiliki

ketidakseimbangan

4. Dukung pasien untuk menggunakan tongkat atau walker dengan tepat 5. Sarankan menggunakan

alas kaki yang nyaman

sumber: Diagnosis keperawatan, 2018-2020, Nursing outcome classification (NOC) (2016) & Nursing Intervention classification (NIC) 2016

62 e. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Pada tahap ini perawat akan mengimplementasikan intervensi yang telah direncanakan berdasarkan hasil pengkajian dan penegakkan diagnosis yang diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil sesuai yang diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien (Rosjidi & Nurhidayat, 2014).

Penerapan implementasi keperawatan yang dilakukan perawat harus berdasarkan intervensi berbasis bukti atau telah ada penelitian yang dilakukan terkait intervensi tersebut. Hal ini dilakukan agar menjamin bahwa intervensi yang diberikan aman dan efektif. Dalam tahap implementasi perawat juga harus kritis dalam menilai dan mengevaluasi respon pasien terhadap pengimplementasian intervensi yang diberikan (Rosjidi & Nurhidayat, 2014).

f. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap kelima dari prsoes keperawatan. Tahap ini sangat penting untuk menentukan adanya perbaikan kondisi atau kesejahteraan pasien. Hal yang perlu diingat bahwa evaluasi merupakan proses kontinu yang terjadi saat perawat melakukan kontak dengan klien. Selama proses evaluasi perawat

membuat keputusan-keputusan klinis dan secara terus-menerus mengarah kembali ke asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan adalah membantu klien menyelesaikan masalah kesehatan actual, mencegah terjadinya masalah risiko, dan mempertahankan status kesehatan sejahtera. Proses evaluasi menentukan keefektifan asuhan keperawatan yang diberikan (Rosjidi & Nurhidayat, 2014).

Perawat dapat menggunakan format evaluasi SOAP untuk mengevaluasi hasil intervensi yang dilakukan. Poin S merujuk pada respon subjektif pasien setelah diberikan intervensi. Poin O melihat pada respon objektif yang dapat diukur pada pasien setelah dilakukannya intervensi. Poin A adalah analisis perawat terhadap intervensi yang dilakukan. Poin P adalah perencanaan terkait tindakan selanjutnya sesuai analisis yang telah dilakukan sebelumnya (Rosjidi & Nurhidayat, 2014).

F. Tinjauan Kasus 1. Gambaran kasus

Tn “ P “ (15 tahun) masuk ruangan kamar operasi IGD pada tanggal 07 Oktober 2019 dengan diagnosa medis Trauma Brain Injury (TBI) dan akan dilakukan tindakan pembedahan kraniotomi. Klien sempat di rawat di rumah sakit Lakipadada Toraja kemudian dirujuk ke RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar akibat kecelakaan lalu lintas pasien langsung tidak sadarkan diri mual dan muntah ada tanpa darah, perdarahan dari telinga dan hidung ada dengan kesadaran menurun GCS 12.

2. Identitas Pasien

a. Nama Pasien : Tn. P

b. Tgl Lahir / Umur : 30/04/2004 (15 Tahun)

c. Agama : Kristen

d. Pendidikan : SMA

e. Alamat : TONDO MAMULLU

f. No RM : 897504

g. Diagnosa Medis : TBI GCS 12 + Epidural Hematome 3. Alasan tindakan operasi

Untuk keselamatan pasien 4. Tujuan tindakan operasi

Prosedur ini dapat direkomendasikan pada pasien bedah saraf untuk mengeluarkan hematoma yang ada di dalam kepala.

5. Pemeriksaan penunjang

a. Hasil Pemeriksaan laboratorium :

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

HEMATOLOGI WBC HGB PLT KIMIA DARAH Glukosa GDS Fungsi Ginjal Ureum Kretinin Fungsi Hati SGOT SGPT Elektrolit Natrium Kalium Klorida 13.9 11.5 195 111 35 0.92 91 28 144 3.0 110 4.00-10.0 12.0-16.0 159-400 140 10-50 L(<1.3);P(<1.1) <38 <41 136-145 3.5-5.1 97-111 10ˆ3 /ul g/dl 10˄3 /ul mg/dl mg/dl mg/dl U/L U/L

mmol/l mmol/l mmol/l

b. Hasil fhoto thoraks PA/AP ( 07/10/2019)

1) Posisi asimetris, kondisi film baik, inspirasi cukup 2) Corakan bronkovaskular dalam batas normal

3) Tidak tampak proses spesifik pada kedua paru, tanda- tanda contusion pneumothorax dan pneumomediastinum kedua paru 4) Tidak tampak pemadatan kedua hilus

5) Cor : ukuran kesan normal 6) Kedua sinus dan diafragma baik

7) Tampak fraktur pada 1/3 lateral os clavicula dextra 8) Jaringan lunak sekitar kesan baik.

Kesan : - cord an pulmo normal

- Fraktur 1/3 lateral os clavicula dextra 6. Pre operatif

a. kegiatan penerimaan pasien :

pasien dibawah keruang kamar operasi IGD pada tanggal 07 oktober 2019 pada pukul 17.00 Wita klien datang diantar oleh keluarga dan petugas IGD bedah, kemudian dilakukan sign in :

1) mengecek identitas pasien dengan cara mencocokkan gelang yang dipakai dengan status pasien atau menanyakan kepasiennya.

2) Mengecek kelengkapan status pasien seperti : a) Lembar transfer antar ruangan

b) Lembar persetujuan anestesi dan bedah c) Lembar rencana tindakan

d) Lembar persetjuan tindakan medis yang akan dilakukan (informed consent)

3) Mengecek apakah area yang akan dioperasi sudah diberi tanda 4) Mengganti baju pasien dengan baju khusus operasi pasien

Setelah semua lengkap pasien di pindahkan ketempat tidur ruang kamar operasi IGD dang anti pakaian pasien dengan pakaian khusus yang disiapkan ruangan kamar operasi IGD kemudian dorong pasien masuk keruangan operasi.

b. Data / Temuan Keluhan Pada Pasien :

a) Pasien mengeluh nyeri pada kepala bagian kanan. b) Pasien Nampak meringis kesakitan

c) Nampak bagian ekstremitas kanan atas dibalut dengan verban. d) Breathing : pasien bernapas secara spontan, simetris, gerakan

nafas mengikuti gerakan dada, pernapasan 18x/I dan saturasi O2 98 %

1) Blood : tekanan darah 120/70 mmhg, nadi teraba kuat 82x/I, akral teraba hangat, suhu tubuh 36.6 ºC / aksila, warna kulit normal, CRT <2 detik, perdarahan epidural.

2) Brain : kesadaran somnolen GCS 12 ( E3V4M5) pasien mengeluh nyeri pada kepala sebelah kanan. Pengkajian nyeri : P : Peningkatan tekanan intra kranial

Q : Nyeri tumpul, hilang timbul R : Kepala sebelah kanan S : 4 (sedang) VAS

T : terus menerus

3) Bladder : Terpasang kateter urin berwarna kuning jernih Jumlah urine ± 500 cc

4) Bowel : TB : 155 cm dan BB: 48 kg. pasien tidak mengeluah mual dan muntah.

c. Analisa Data

No. DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Data Subjektif :

Keluarga pasien

mengatakan bahwa pasien mengalami kecelakaan dan kepalanya terbentur ke aspal

Data Objektif :

a. Penurunan kesadaran (somnolen)

b. GCS 12 : E3 V4 M5

c. Tampak hematom pada region temporo frontal sinistra

d. MCST scan kepala tanpa kontras : pendarahan

epidural regio

temporoparietal dextra

Domain 4 :

Keamanan/Perlindungan Kelas 4 : Cidera fisik Kode : 00201 Diagnosis keperawatan : Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral 2. Data subyektif : - Data obyektif : a. Pengkajian nyeri DOMAIN 12: Kenyamanan Kelas 1 : Kenyamanan Fisik Kode : 00132

P : Peningkatan tekanan intrakranial

Q : nyeri tumpul, hilang timbul

R: kepala sebelah kanan S : 4 (sedang) VAS

T : terus menerus

b. Pasien nampak meringis c. Tanda-tanda vital:

BP: 120/70 mmHg HR: 82 x/menit RR: 18 x/menit T: 36.6 ºc

Diagnosis keperawatan :Nyeri akut

d. Diagnosa keperawatan

1) ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan aliran darah ke otak

71 e. Intervensi keperawatan

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Hasil (NOC)

Intervensi Keperawatan (NIC)

Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral

Definisi: Penurunan siekulasi darah ke otak yang dapat mengganggu kesehatan

Batasan karakteristik: a. Perubahan fungsi motorik b. Perubahan tekanan darah c. Perubahan karakteristik kulit

Kondisi terkait: a. Hipertensi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam maka diharapkan suplai aliran darah keotak lancar dengan kriteria hasil :

1. Sistol dan diastole dalam rentang yang di harapkan.

2. Tidak ada tanda-tanda peningkatakan tekanan intracranial (tidak lebih

Monitor tanda-tanda vital(6680) 1. Monitor tekanan darah, nadi,

suhu, dan status pernafasan 2. Monitor dan laporkan tanda dan

gejala hipotermia dan hipertemia 3. berikan deuretik osmotik

(manitol).

Monitor neurologi (2620)

1. Pantau ukuran pupil, bentuk, kesimetrisan, dan reaktifitas 2. Monitor tingkat kesadaran

b. trauma

c.

dari 15 mmhg).

3. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan. 4. Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi. 5. Memproses informasi. 6. Membuat keputusan dengan benar 7. Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran membaik,

3. Monitor tingkat orientasi

4. Monitor kecenderungan Skala Koma Glasgow

tidak ada gerakan gerakan involunter. Nyeri akut

Definisi: pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau potensial, atau yang di gambarkan sebagai kerusakan, awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat dengan durasi kurang dari 3 bulan Batasan karakteristik :

a. bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk

Outcomes : 2. Control nyeri (1605) 3. Tingkat nyeri (2102) 4. Tingkat Ketidaknyamanan (2109)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 6 jam, pasien akan menunjukkan kemampuan mengontrol nyeri, menunjukkan tingkat nyeri

Manajemennyeri (1400)

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

2. Observasi adanya petunjuk

nonverbal mengenai

ketidaknyamanan 3. Berikan posisi nyaman

4. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (teknik Napas dalam)

Manajemenmedikasi (2380)

pasien yang tidak dapat mengungkapkannya.

b. Perilaku ekspresif c. Ekspresi wajah nyeri

d. Sikap tubuh melindungi area nyeri e. Putus asa

f. Dilatasi pupil

Faktor yang berhubungan : a. Agen cedera biologis

b. Agen cedera kimiawi c. Agen cedera fisik

ringan dan menunjukkan tingkat kenyamanan dengan kriteria hasil :

1. 160502 Klien mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

2. 160504Klien mampu mengontrol nyeri (mampu menggunakan tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri)

3. 210201 Melaporkan bahwa nyeri berkurang

kualitas, dan derajat nyeri Sebelum pemberian obat

2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

3. Cek riwayat alergi

4. Berikan obat analgetik sesuai instruksi yang diberikan

5. Monitor tanda-tanda vital setelah pemberian obat

dengan menggunakan manajemen nyeri

4. 210901 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

f. Implementasi dan evaluasi keperawatan

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral

1) Memonitor status neurologi dengan pengukuran GCS.

Hasil : Kesadaran pasien menurun GCS 12 (E3 V4 M5)

2) Mengobservasi adannya tanda-tanda peningkatan TIK (penurunan

S : - O :

a. Tauma kepala ringan

b. Kesadaran GCS 12 : E3 V4 M5 c. Tampak hematom pada region

kesadaran, HPT, Bradikardi, nyeri kepala, muntah, papiledema & palsi N. cranial VI )

Hasil : Pasien mengalami penurunan kesadaran dan nadi 82 x / menit, nyeri bagian kepala.

3) Mengukur Tanda-Tanda Vital Hasil : TD : 120/80 mmHg, N : 82 x/menit, P : 18 x/menit, S : 36,6oC O2 : 98 %

4) Mengkaji adanya reaksi pupil

d. MCST scan kepala tanpa kontras : pendarahan epidural regio temporoparietal dextra

A:

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 18 menit masalah penurunan kapasitas adaptif teratasi

P : pertahankan intervensi : 1. Monitor status neurologi 2. Monitor TTV

Hasil: reaksi antara pupil kiri dan kanan cepat.

Nyeri akut 1) Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

Hasil :

P : Peningkatan tekanan intrakranial Q : Nyeri tumpul

R : kepala

S : 4 (sedang) VAS T : terus menerus

2) Memberikan informasi tentang penyebab nyeri

Hasil : penyebab nyeri pasien karna adanya peningkatan tekanan

S: - O:

 Skala nyeri 4 (sedang) VAS  Observasi TTV

BP : 125/80mmHg HR : 82 x/menit T : 36,00 C RR : 20 x/menit

A:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30menit,

intrakranial

3) Mengobservasi tanda-tanda vital Hasil :

BP: 120/80 mmHg HR :78 x/m

RR : 18 x/m T : 36.6 ºc

4) Beri posisi nyaman

Hasil : telah di berikan posisi terlentang

6). Kolaborasi pemberian analgetik Hasil : metamizole 1 gr / IV

pasien akan menunjukkan tingkat nyeri sesuai kriteria hasil:

 Pasien merasa tenang  Nyeri berkurang

 Tanda-tanda vital dalam batas normal

P: Lanjutkan intervensi majemen nyeri

- kaji skala nyeri - pantau TTV

- beri posisi nyaman

76 4. Intra operatif

a. Kegiatan Di dalam Kamar Operasi :

Pasien dibawa masuk ke ruang operasi pada pukul 17.20 Wita, kemudian persiapan anestesi dimulai pada pukul 17.30 Wita dan kemudian dilakukan persiapan operasi. Sebelum operasi dimulai di lakukan time out pada pukul 18.08 Wita :

1) Memastikan bahwa semua anggota tim medis sudah memperkenalkan diri (nama dan peran)

2) Memastikan dan baca ulang nama pasien, tindakan medis dan area yang akan diinsisi.

3) Memastikan posisi pasien sudah sesuai dan benar : posisi terlentang

4) Apakah profilaksis antibiotic sudah diberikan 1jam sebelumnya? Ya

5) Kejadian berisiko yang perlu diantisipasi a) Untuk dokter bedah :

1) Apakah tindakan berisiko atau tindakan rutin yang akan dilakukan? Kraniotomi

2) Berapa lama tindakan ini akan dikerjakan ? ± 1 – 2 jam 3) Apakah sudah diantisipasi perdarahan ? Ya

b) Untuk Dokter Anestesi

Apakah ada hal khusus untuk pasien ini ? Ya, General anestesi.

c) Untuk Tim Perawat :

a) Apakah sudah dipastikan kesterilitasan (ada indikator kesterilannya) ? Ya

b) Apakah ada masalah dengan peralatan atau masalah alat yang dikhawatirkan ? Tidak ada

c) Apakah hasil radiologi yang diperlukan sudah ada ? Ya b. Data / Temuan Selama Operasi

a) Tampak luka pada daerah kepala sebelah kanan b) Luka Nampak merah dan mengeluarkan darah c) Luka pasien dibersihkan dengan larutan NaCl 0,9 %. d) Jumlah pemasukan NaCl 0.9% sebanyak 1500 ml.

e) Jumlah perdarahan sebanyak 400 cc, jumlah pengeluaran urin ± 500 cc

f) Breathing : pasien bernapas di bantu dengan ventilator, frekuensi napas 24x/I, saturasi O2 : 100 %

g) Blood : TD : 130/80 mmHg, HR : 98 x/i

h) Brain : Tingkat kesadaran : tidak bisa di kaji karena dalam keadaan anastesi, Nyeri : tidak bisa di kaji karena dalam keadaan pengaruh bius.

i) Bladder : terpasang kateter

j) Bowel : pasien tidak mengalami mual muntah

k) Bone : Integritas kulit : ada luka insisi di bagian kepala, Tulang: terdapat luka insisi pada tulang kepala (sudah dilakukan

kraniatomi). Pasien berada di tempat tidur dan posisi berbaring dan dalam keadaan anastesi

c. Klasifikasi Data a) Data Objektif

a) Tampak pasien terbaring dimeja operasi dalam posisi terlentang dan tertutup dengan linen steril.

b) Pasien bernapas dibantu dengan menggunakan ventilator c) TTV : TD : 130/80 mmhg, HR: 98 x/m, RR: 20 x/menit, T:

36,50C

d) Kesadaran pasien tersedasi (dibawah pengaruh anestesi). e) Integritas kulit pasien tidak utuh. Tampak dilakukan

pembedahan kraniotomi daerah kepala kanan, tampak merah dan mengeluarkan darah.

f) Luka pembedahan tampak dibersihkan dan di tempelkan kasa steril.

d. Analisa Data

Data Diagnosa keperawatan

Risiko infeksi Faktor resiko Ds:-

Do:

1) Ada luka insisi di kepala 2) Terpasang kateter 3) Terpasang infus 4) Hasil Laboratorium : WBC : 13.9 10ˆ3/µl (4.00-10.0) Domain 11 keamanan/perlindungan Kelas 1. Infeksi Kode: 00004 Hal: 405 Diagnose keperawatan : Resiko infeksi e. Diagnosa Keperawatan

80 f. Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Intervensi keperawatan (NIC)

Resiko infeksi area pembedahan

Definisi : Rentan terhadap organism patogenik pada area pembedahan yang dapat mengganggu kesehatan.

Faktor resiko

a. Suhu dingin di ruang operasi

b. Jumlah personel berlebihan selama prosedur bedah

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 6 jam pasien mampu menunjukkan (1902) kontrol resiko, dengan kriteria :

1. Perawat mampu

mengidentifikasi faktor resiko 2. Perawat mampu mengenali

faktor resiko individu

3. Perawat mampu memonitor faktor resiko di lingkungan

1. Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan operasi

2. Gunakan peralatan operasi yang steril

3. Lakukan desinfeksi pada area operasi dan sekitarnya.

4. Pertahankan lingkungan aseptic selama dilakukannya operasi 5. Lakukan drapping

c. Peningkatan pemajangan lingkungan terhadap pathogen

d. Kontaminasi luka bedah. Kondisi yang terkait

a. Masalah penyerta b. Durasi pembedahan

c. Profilaksis antibiotic tidak efektif

d. Infeksi pada area pembedahan lain

e. Prosedur invasive

o

4. Perawat mampu memonitor faktor resiko individu

82 g. Implementasi dan evaluasi keperawatan

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Risiko Infeksi 1. Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan opersi

Hasil : instrument dan operator mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan operasi

2. Menggunkan peralatan operasi yang steril

Hasil : operasi dilakukan dengan menggunakan peralatan operasi yang steril.

3. Melakukan desinfeksi pada area operasi dan sekitarnya

S : - O:

1. Trauma tumpul pada kepala telah di jahit dan di tutup

Dokumen terkait