• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prediksi Pembangunan Daerah 2005-2025

Dalam dokumen RPJPD 50 KOTA GABUNGAN (Halaman 37-52)

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.2 Prediksi Pembangunan Daerah 2005-2025

Untuk dapat mengetahui gambaran ringkas kondisi umum Kabupaten Lima Puluh Kota pada masa duapuluh tahun kedepan, diperlukan prediksi jangka panjang untuk beberapa indikator pokok pembangunan daerah secara makro. Indikator pokok pembangunan daerah tersebut meliputi aspek ekonomi, sosial budaya dan fisik tata-ruang wilayah. Proyeksi ini sangat penting dilakukan sebagai dasar untuk merumuskan visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang daerah untuk untuk periode 2005-2025 mendatang. Dengan adanya gambaran ringkas masa depan ini, diharapkan perumusan strategi dan kebijakan pembangunan Kabupaten Lima Puluh Kota untuk jangka panjang akan menjadi lebih tepat dan realistis sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimiliki daerah. Selanjutnya, agar hasil prediksi pembangunan daerah ini dapat bermanfaat pula bagi penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), maka predikasi pembangunan jangka panjang ini dikelompokkan untuk periode lima tahunan.

2.2.1 PREDIKSI PEMBANGUNAN EKONOMI

1. Unsur pertama dalam pembangunan daerah Kabupaten Lima Puluh Kota yang perlu diprediksikan untuk masa duapuluh tahun mendatang adalah menyangkut dengan pertumbuhan ekonomi sampai dengan tahun 2025 mendatang dengan menggunakan data 2005 sebagai data dasar (Base-line). Sejalan dengan hal ini, melalui proyeksi pertumbuhan ekonomi daerah tersebut akan dapat pula diperkirakan besarnya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah ditentukan. Di samping itu, dengan diketahuinya pertumbuhan ekonomi tersebut dapat pula dihitung besarnya tingkat pendapatan perkapita yang dapat dicapai untuk masa 20 tahun mendatang yang merupakan indikator kasar dari kemajuan ekonomi yang diperkirakan akan dapat dicapai masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota sampai dengan tahun 2025 nantinya. 2. Prediksi pembangunan ekonomi Kabupaten Lima Puluh Kota untuk periode

2005-2025 dilakukan dengan melihat tendensi perkembangan dan kemampuan di masa lalu. Perkembangan dan kemampuan yang diperhatikan meliputi aspek ketersediaan dana. Sementara itu, berbagai kendala dan keterbatasan juga turut diperhatikan. Ini tidak berarti bahwa prediksi masa datang terlalu pesimis, karena di dalamnya telah termasuk peningkatan yang cukup berarti sebagai hasil dari kebijakan dan terobosan yang diharapkan akan dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah di masa datang. Kesemuanya ini dilakukan agar prediksi yang dihasilkan tidak terlalu muluk-muluk, tetapi lebih realistis sesuai dengan kondisi daerah Kabupaten Lima Puluh Kota.

3. Prediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lima Puluh Kota dilakukan berdasarkan tendensi (trend yang terjadi dimasa lalu). Berdasarkan trend dari data yang tersedia, laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2005 adalah 5,78 %. Sedangkan prediksi berdasarkan trend masa lalu sampai dengan tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,35% dan diperkirakan akan meningkat menjadi 7,00% pada tahun 2015. Sedangkan untuk tahun 2025, pada saat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lima Puluh kota telah berjalan secara optimal maka laju pertumbuhan diperkirakan akan mencapai 7,8%. Perkiraan ini tidaklah terlalu berlebihan karena perkiraan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat pada tahun yang sama sedikit lebih tinggi yaitu 8,10%. Hasil prediksi secara rinci untuk masing-masing unsur dapat dilihat pada Tabel 2.1.

4. Perkiraan koefisien Incremental Capital Output Ratio (ICOR) secara total untuk Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2005 didasarkan pada hasil perhitungan ICOR yang telah dilakukan oleh BPS, yaitu rata-rata untuk periode 2002-2006 sebesar 3,47. Sedangkan proyeksi ICOR kedepan diperkirakan berdasarkan tendensi peningkatan yang terjadi dimasa lalu. Dengan cara demikian, perkiraan ICOR untuk Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2010 adalah 3,52 dan pada tahun 2025 mendatang diperkirakan akan lebih tinggi yaitu 3,75. Peningkatan ini didasarkan pada adanya tendensi makin meningkatnya penggunakan barang modal yang cendrung akan semakin tinggi bilamana kegiatan sudah mengunakan teknologi yang semakin maju pada tahun 2025 mendatang.

5. Dengan diketahuinya proyeksi laju pertumbuhan ekonomi dan ICOR, dengan menggunakan formulan berdasarkan Model Harrod-Domar akan dapat pula diketahui nilai kebutuhan investasi total Kabupaten Lima Puluh Kota yang diperlukan untuk mencapai target laju pertumbuhan ekonomi trersebut. Proyeksi kebutuhan investasi total tersebut untuk tahun 2005 diperkirakan sebesar Rp 1.089 Miliar dan akan meningkat menjadi Rp. 1.285 Miliar pada tahun 2010. Sedangkan untuk tahun 2025 kebutuhan investasi total tersebut akan terus meningkat menjadi Rp. 5.880 Miliar.

6. Perkiraan laju pertumbuhan penduduk untuk tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 ditetapkan berdasarkan proyeksi yang telah dilakukan oleh BPS Kabupaten Lima Puluh Kota. Dengan cara demikian, jumlah penduduk Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010 menjadi 343 ribu orang dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 1,10 %. Sedangkan proyeksi untuk tahun 2015 ke atas dilakukan dengan melihat trend perobahan masa lalu. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Lima Puluh Kota selama 20 tahun kedepan diperkirakan akan terus menurun sehingga pada tahun 2025 laju pertumbuhan penduduk tersebut diperkrakan hanya 0,9%. Penurunan ini terutama disebabkan oleh semakin terwujudnya keluarga kecil sejahtera dan masih tetap tingginya tendensi merantau (migrasi bersih keluar).

7. Dengan diketahuinya Laju pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan penduduk, dapat diketahui laju pertumbuhan pendapatan perkapita untuk tahun 2010. Kemudian dengan menambahkan perkiraan laju pertumbuhan ekonomi ini dengan proyeksi laju inflasi sebesar 6,75 persen, diketahui laju pertumbuhan PDRB

perkapita harga berlaku. Dengan demikian, diperoleh nilai Pendapatan Perkapita harga berlaku untuk tahun yang bersangkutan sebesar Rp. 14,1 juta. Selanjutnya, bila diasumsikan bahwa kurs mata uang dollar adalah Rp. 9.000, yaitu sama dengan asumsi APBN Tahun 2008, maka nilai pendapatan perkapita Kabupaten Lima Puluh Kota untuk tahun 2010 diperkirakan sekitar US $ 1.532.

Tabel 2.1 Proyeksi Pembangunan Ekonomi Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2005-2025

No. Unsur Proyeksi 2005 2010 2015 2020 2025

1 Pertumbuhan Ekonomi (Persentase) 5,78 6,35 7,00 7,50 7,80 2 ICOR Total 3.47 3.52 3.59 3,65 3,75 3 PDRB Harga Konstan (Rp. Miliar) 2.126 2.712 3.555 4.748 6.412 4 Tingkat Inflasi (Persentase) 6.75 6.50 6,00 5.50 5.00 5 PDRB Harga Berlaku (Rp. Miliar) 3.081 4.765 7.769 12.667 20.507 6 PDRB Harga Berlaku (Rp. miliar) 314 365 661 980 1.568 7 Perkiraan Kebutuhan Investasi Total Harga Berlaku (Rp. Miliar) 1.089 1.285 2.373 3.577 5.880 8 Kebutuhan Investasi Pemerintah (Rp. Miliar) 389 449 830 1.245 2.058 9 Kebutuhan Investasi Swasta dan Masyarakat (Rp. Miliar) 700 836 1.543 2.312 3.882 10 Jumlah Penduduk („000 Orang) 328 343 358 373 387 11 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1,00 1,10 1,05 1,00 0,90 12 Pendapatan Perkapita

Harga Konstan (Rp. Juta) 5,9 13,2 22,4 33,7 51,7

13 Pendapatan Perkapita

Harga Berlaku (Rp. Juta (US $) 9,0 ($1.142) 14.1 ($1.532) 23,8 ($2.481) 35,7 ($3.717) 54.5 ($5.445)

Sumber : ICOR Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2008

8. Sebagai hasil dari pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Lima Puluh Kota yang sudah lebih baik dan ICOR yang lebih tinggi pada tahun 2010, diperkirakan kebutuhan investasi total yang diperlukan untuk mencapai laju pertumbuhan tersebut juga akan semakin tinggi, yaitu mencapai sekitar Rp. 1.285 Miliar. Dari kebutuhan investasi total ini, Rp. 449 Miliar diharapkan akan dapat disediakan oleh pemerintah daerah dan sisanya Rp. 836 Miliar diharapkan akan dapat diperoleh dari sektor swasta dan masyarakat. Akan tetapi laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 ini diperkirakan akan sedikit lebih rendah, yaitu 1,10 persen sebagai hasil pelaksanaan Program

Keluarga Berencana. Dengan menggunakan perkiraan laju pertumbuhan penduduk tersebut, maka perkiraan pendapatan perkapita dengan harga berlaku pada tahun 2010 diperkirakan akan meningkat menjadi Rp. 14.1 juta atau sekitar US $ 1.532 bila kurs diasumsikan sebesar Rp. 9.200 untuk setiap US $1.

9. Pada tahun 2015 kondisi perekonomian Kabupaten Lima Puluh Kota diperkirakan sudah akan semakin baik, yaitu tumbuh rata-rata 6,91 persen. Sementara itu teknologi produksi akan semakin berkembang dan penggunaan mesin dan peralatan semakin banyak, sehingga teknologi yang dipergunakan semakin Padat Modal. Akibatnya, ICOR secara total sediki meningkat menjadi 3.59. Berdasarkan hal ini, maka kebutuhan investasi total yang diperlukan untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut juga meningkat menjadi Rp. 2.373 dimana Rp. 830 Miliar diantaranya diharapkan dapat disediakan oleh pemerintah dan sisanya Rp. 1.543 Miliar diperkirakan akan diperoleh dari pihak swasa dan masyarakat. Dengan memperkirakan laju pertumbuhan penduduk akan semakin menurun menjadi 1,05 persen sebagai akibat keberhasilan masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota dalam program Keluarga Berencana. Dengan cara yang sama, diperkirakan pendapatan perkapita Kabupaten Lima Puluh Kota dengan harga berlaku pada tahun 2015 sudah akan mencapai Rp. 23,8 juta atau setara dengan US $ 2.481 bila kurs meningkat menjadi Rp. 9.600 untuk setiap US $1.

10. Untuk tahun 2020 perekonomian Kabupaten Lima Puluh Kota akan semakin stabil dan pertumbuhan ekonomi semakin cepat, yaitu sekitar 7,29 persen. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin padat modal, maka ICOR akan meningkat menjadi 3,65. Dengan demikian, perkiraan kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mencapai laju pertumbuhan ekonomi tersebut diperkirakan berjumlah Rp. 3.557 Miliar. Dari jumlah ini sekitar Rp.1.245 Miliar akan diperoleh dari pembiayaan pemerintah dan sisanya Rp 2.312 diharapkan dari swasta dan masyarakat. Dengan mengasumsikan bahwa laju pertumbuhan penduduk akan mengalami penurunan lagi menjadi yaitu 1,00 persen rata-rata pertahun, maka pendapatan perkapita Kabupaten Lima Puluh Kota dengan harga berlaku diperkirakan akan mencapai Rp. 35,7 juta atau setara dengan US $3.717.

11. Sedangkan pada tahun 2025 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lima Puluh Kota akan mencapai puncaknya dengan laju pertumbuhan rata-rata 7,46 persen setiap tahunnya. Sementara itu, ICOR diperkirakan sudah akan mencapai 3,75 sehingga kebutuhan investasi total dengan harga berlaku yang diperlukan untuk mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut mencapai Rp. 5.880. Dari jumlah tersebut Rp. 2.058 Miliar akan diperoleh dari dana pemerintah dan sisanya sekitar Rp. 3.882 Miliar diharapkan akan diperoleh dari swasta dan masyarakat. Dengan mengasumsikan bahwa laju pertumbuhan penduduk sudah semakin rendah yaitu menjadi 0,90 persen rata-rata setiap tahunnya, maka diperkirakan nilai pendapatan perkapita Kabupaten Lima Puluh Kota dengan harga berlaku pada tahun tersebut akan mencapai Rp. 54,5 juta atau setara dengan US $ 5.445 bila kurs mata uang diasumsikan meningkat menjadi Rp. 10.000 untuk US $ 1. Perkiraan ini rasanya cukup logis karena RPJP Nasional memperkirakan tingkat pendapatan rata-rata Indonesia pada tahun 2025 mendatang adalah US $ 6.000.

2.2.2 PREDIKSI PEMBANGUNAN SOSIAL

1. Prediksi bidang sosial dan pembangunan manusia dalam Provinsi Sumatera Barat disusun berdasarkan kepada konsensus internasional tentang pendidikan yaitu

Education for All (EFA) serta pembangunan manusia Millenium Development Goal

(MDG). Konsensus tersebut pada dasarnya menyangkut dengan target pencapaian seperangkat indikator yang diharapkan dapat diwujudkan pada akhir tahun 2015 mendatang. Dengan mengacu kepada konsensus tersebut dan juga mengingat amanah Undang-undang Dasar 1945, serta undang-undang yang terkait dengan pendidikan dan kesehatan, maka prediksi pembangunan manusia untuk Kabupaten Lima Puluh Kota untuk periode 2005-2025 dikelompokkan atas beberapa bidang sebagai berikut:

(a) Pembangunan Manusia.

2. Kabupaten Lima Puluh Kota diperkirakan mencapai konsensus milenium relatif berat dari yang ditargetkan tahun 2015. Kondisi pembangunan manusia yang paling berat diselesaikan adalah penuntasan pendidikan untuk jenjang pendidikan SMP, mengatasi persoalan utama kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat. IPM akan diperbaiki menjadi 78,5 diperkirakan dapat memperbaiki peringkat nasional menjadi 175.

3. Namun pada kurun waktu 5 tahun pertama, maka pembangunan sumberdaya manusia memperkuat dan mempertajam kekhasan kualitas yang lebih lengkap, kesimbangan antara kecerdasan dan emosional, serta spritual masyarakat. Sekalipun ketiga komponen, pencapaian pemerataan pendidikan dan perluasan kesempatan pendidikan, pencapaian Kabupaten Lima Puluh Kota sehat 2015, dan peningkatan daya beli masyarakat, maka fokus utama diberikan pada penyelesaian berbagai aspek yang terkait dengan aspek kesehatan dan daya beli masyarakat. Kabupaten Lima Puluh Kota juga perlu menyelesaikan persoalan pencapaian pemerataan kualitas pendidikan, dengan fokus kepada penguatan bidang dasar, geografi, dan keterampilan pertanian dan peternakan.

4. Pada tahun 2015, dimana pencapaian kebutuhan dasar membangun manusia terpenuhi, Kabupaten Lima Puluh Kota dibangun untuk memastikan pemecahkan persoalan kualitas manusia. Kualitas manusia terpilih dan fokus diberikan kepada penguatan bidang penguasaan ilmu dasar (Matematika, Geografi dan Bisnis) dengan menghasilkan karakter generasi mendatang yang memiliki dan mempraktekan kesolehan sosial dan agamais dengan sesungguhnya. Semasa tahapan ke dua proses pembangunan ini, Kabupaten Lima Puluh Kota juga memperkuat institusi penyelenggaraan pendidikan, baik pada jenjang dasar, maupun menengah. Dimana fokusnya adalah menyelesaikan persoalan internal efisiensi dan persiapan mutu.

Tabel 2.2 Prediksi Indikator Pencapaian Pembangunan Sumberdaya Manusia dan Sosial Kabupaten Lima Puluh Kota.

Indikator Pencapaian RPJM Ke 1 (2010) RPJM Ke 2 (2015) RPJM Ke 3 (2020) RPJM Ke 4 (2025) IPM IPM a/ Ranking nasional 69,9 240 72,3 220 75,0 200 78,5 175 Pendidikan

Akses universal pendidikan b/ Fokus Kualitas Otak (Math, Bisnis, Geografi)

Fokus Spritual dan Social Tata Kelola Pendidikan

90,3% Mulai Persiapan Penataan Internal Manajemen 95% Pemantapan Pemantapan Penataan Kualitas 100% Terkenal Emas ISO nasional 100% Menonjol Renaisanse ISO internasional Kesehatan IMR per (000) c/ % Kurang Gizi d/ Penuntasan Penyakit

% Pelayanan air minum

25 20 ISPA, Malaria, dan TBC 37,4 21 15 ISPA, dan TBC 45 19 10 TBC 55 17 7,5 Bebas 65 Kemiskinan dan Pengangguran

% Penduduk Miskin % Pengangguran terbuka 14,8 9,8 12,8 7,8 10,5 6,0 7,5 5,0 Keseimbangan Ekonomi % Praktek Zakat 35 40 45 50

Catatan: (a) Baseline 2006; (b) Base line untuk usia 13-15 tahun 2006 ; (c) Baseline 2006; (d) Gizi Kurang dan buruk Baseline 2006, (BPS, 2007)

Sumber : BPS Tahun 2007

(b) Pendidikan

5. Prediksi pendidikan mengacu kepada pentahapan 3 aspek utama. Pertama adalah pencapaian aspek perluasan kesempatan pendidikan dan mengurangi kebodohan. Kedua adalah pemerataan kualitas pendidikan antar tempat dan relevansinya dengan kebutuhan pasar, dan ketiga adalah pelaksanaan pelayanan pendidikan yang mengacu kepada penerapan prinsip good education governance (GEG).

6. Pemerataan kesempatan belajar ditandai dengan pemecahan terhadap persoalan yang terkait dengan akses pendidikan untuk pendidikan SLTP. Tahun 2018 diharapkan sudah menyelesaikan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar pada level SMP, dan tahun 2015 pada level SD. Fokus diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan tinggal di daerah terpencil, dan daerah perbatasan. Pemerataan pendidikan diupayakan melalui skema subsidi silang bantuan pemerintah dan masyarakat, melalui berbagai skema melalui meringankan biaya pendidikan. 7. Fokus peningkatan mutu pendidikan adalah dengan pemilihan jenis dan bidang yang

Geografi dan Bisnis. Hingga pelaksanaan RPJP ke dua, seluruh instrumen menuju kepada pemerataan mutu sudah disiapkan, termasuk peningkatan kapasitas guru, kurikulum berbasis teknologi serta ketersediaan alat pembelajaran secara lengkap, baik secara formal maupun informal.

8. Kabupaten Lima Puluh Kota juga memberikan fokus kepada penyediaan pendidikan kejuruan yang unggul, khusus dibidang pertanian, peternakan dan agribisnis yang didukung oleh teknologi industri. Unggulan kejuruan adalah untuk menyediakan tenaga terampil madya untuk bidang-bidang yang berkembang, seperti pengolahan agribisnis.

9. Kabupaten Lima Puluh Kota tetap melanjutkan program pemenuhan kebutuhan alat pembelajaran kualitas baik secara kuantitas maupun kualitas. Peningkatan keahlian guru dan kurikulum. Pendidikan yang berbasiskan agama dan budaya dijadikan sebagai ikon pendidikan di daerah ini.

10. Akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan melalui pentahapan organisasi pendidikan. RPJM periode pertama dikonsentrasikan kepada peningkatan managemen pendidikan yang menuju pada efesiensi dan efektifitas pengelolaan pendidikan. Periode ke dua dinyatakan sebagai transisi kepada fokus perbaikan internal efisiensi dan persiapan terhapan pencapaian kualitas. Periode ke tiga RPJP, pembangunan kualitas pendidikan dimaksudkan untuk mempersiapkan mutu pendidikan yang bertaraf nasional dan internasional.

(c) Pembangunan Kesehatan

11. Dari ketiga komponen IPM, maka Kabupaten Lima Puluh Kota perlu menyelesaikan persoalan utama, dimana persoalan kesehatan dasar diberikan dengan pelayanan fokus kepada peningkatan kesehatan ibu, penurunan kematian anak dan penanganan jenis penyakit menular yang mudah berpindah. Diantaranya Malaria, ISPA, TBC, fillariasis dan sejenisnya. Kedua pemenuhan aspek pelayanan kesehatan tersebut diupayakan dalam kerangka sistem pelayanan kesehatan yang sudah dirintis dan dilaksanakan di Sumatera Barat dan secara nasional. Sekalipun demikian dalam perjalanan waktu, pembangunan sub sektor kesehatan juga menyadari pentingnya pemberdayaan dan pendayagunaan peran serta masyaakat dalam menunjang berjalannya pelaksanaan sistem kesehatan yang dibuat. Secara spesifik pembangunan aspek kesehatan sebagai berikut:

12. Pembangunan sub sektor kesehatan diletakkan pada kepastian pengendalian akar masalah kesehatan, berupa kombinasi perbaikan perilaku laku hidup bersih dan sehat, peningkatan gizi serta penyediaan fasilitas lingkungan yang cukup baik. Termasuk penanganan khusus daerah tertinggal/terisolir. Kemudian pemilihan terhadap pelayanan kesehatan yang sifatnya terlihat dan muncul sebagai konsekwensi perubahan internal dan eksternal, misalnya jenis penyakit tropis dan degeneratif. Saat bersamaan pembangunan kesehatan mesti menjamin agar jenis penyakit utama dapat menjadi fokus penanganan, misalnya Malaria, ISPA, TBC serta jenis penyakit menular lainnya, baik yang berasal dari manusia, hewan atau berbagai macam virus yang membahayakan.

13. Sistem pelayanan kesehatan setidaknya telah berjalan sebagai mana mestinya mulai tahun 2012, dan sistem tersebut dipertahankan dan diperbaiki setiap periode pembangunan kesehatan. Mulai tahun 2012, sistem pelayanan kesehatan sudah menjangkau pada seluruh segmen masyarakat. Sistem pelayanan juga mampu melayani penduduk sesuai dengan segmen usia dan karakter kemampuan.

14. Kabupaten Lima Puluh Kota mempersiapkan dan memilih pelayanan pada level rumah sakit sudah menuju kepada pelayanan yang spesialistik dan sub spesialistik

membantu memecahkan persoalan jenis penyakit utama, mulai dari fokus kepada pelayanan Penyakit Menular Daerah Tropis dan Penyakit Tidak Menular. Pelayanan manajemen rumah sakit yang dimaksud mesti sudah mampu memperoleh sertifikasi ISO pada tahun 2020, dan pada periode selanjutnya pada tahun 2025, rumah sakit sudah mampu bertarafkan internasional sesuai dengan spesifik pelayanan yang diberikan.

15. Pembangunan sub sektor kesehatan lingkungan perlu menjamin kebutuhan akan sanitasi dan air minum kepada masyarakat. Pembangunan sektor gizi keluarga dimulai dengan memperbaiki tingkah laku pola gizi seimbang, perbaikan sistem sanitasi dan air minum dan mendorong perbaikan status gizi, khususnya anak balita. Disamping itu, pembangunan kesehatan disertai dengan penguatan kelembagaan dan lokasi pelayanan kesehatan pada masyarakat terpencil, termasuk sistem yang dalam jangka panjang handal dalam pelayanan jenis penyakit tertentu, setidaknya untuk Sumatera Tengah.

16. Pembangunan sumber daya manusia selain melalui bidang pendidikan juga diupayakan melalui pembangunan dan pengembangan pemuda dan olah raga. Keberhasilan pembangunan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani.

(d) Kemiskinan dan Pengangguran

17. Diperkirakan angka kemiskinan tersisa sebesar 7,5% sementara angka pengangguran terbuka menjadi 5%. Penurunan kemiskinan dan pengangguran sebagai akibat dikembangkannya sektor agribisnis, dan pengolahan hulu hilir, yang kemudian dikembangkan sistem marketingnya yang baik. Fokus kebijakan adalah menjamin agar masyarakat berhak untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Kemudian pada kelompok masyarakat miskin dan tinggal pada perbatasan/terpencil, persoalan kemiskinan akan dapat diatasi melalui pemberdayaan usaha agribisnis.

18. Upaya memobilisasi dana masyarakat dimulai dengan mengembangkan pemahaman tentang pentingnya zakat, infak dan sedekah. Dengan demikian diharapkan apda tahun 2025, sebanyak 50% dari masyarakat sudah melakukan pembayaran zakat secara rutin. Kemudian sumber ini dimanfaatkan untuk peruntukannya sesuai dengan Al-Quran dan Hadist.

2.2.3 PREDIKSI PEMBANGUNAN PRASARANA DAN WILAYAH (a) Prasarana dan Sarana

1. Sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan prasarana jalan dan jembatan ini adalah tersedianya sistem jaringan jalan dan jembatan dalam rangka menjamin tersedianya sistem transportasi yang lancar, aman, dan murah dalam wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota. Untuk itu total panjang jalan yang ada sekarang perlu ditingkatkan lagi pada masa mendatang. Untuk mempercepat proses pembangunan daerah maka pembangunan prasarana jalan dan jembatan yang perlu mendapat prioritas adalah :

a. Pembangunan jalan dan jembatan baru untuk meningkatkan akses ke pusat-pusat pertumbuhan dan sentra-sentra produksi dan pusat-pusat kegiatan sosial masyarakat yang diperkirakan akan semakin meningkat dan berkembang di masa mendatang;

b. Pembangunan jalan dan jembatan baru untuk membuka isolasi daerah yang selama ini tidak dapat di akses dengan kendaraan bermotor roda empat;

c. Pembangunan jalan dan jembatan sebagai jalan alternatif untuk meningkatkan transportasi antar wilayah dan antar daerah.

2. Peningkatan kualitas konstruksi jalan dan jembatan juga perlu mendapat prioritas yang semakin besar pada masa mendatang. Dengan beroperasinya Fly Over Kelok Sembilan maka volume lalu lintas yang menggunakan kendaraan berat akan semakin meningkat. Oleh sebab itu kualitas konstruksi Jalan Negara perlu ditingkatkan lagi sehingga pada kahir tahun 2025 seluruh ruas jalan Negara sepanjang 80,90 km ini sudah berada dalam kondisi baik dan statusnya sudah ditingkatkan menjadi jalan Kelas II. Begitu juga dengan Jalan Provinsi ditingkatkan pula konstruksinya disertai dengan pelebaran jalan sesuai dengan standar yang berlaku. Seluruh ruas Jalan Provinsi yang ada di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota sepanjang lebih kurang 140 km ditargetkan sudah dengan kondisi baik dan statusnya ditingkatkan menjadi Jalan Kelas III.A.

3. Pembangunan jalan dan jembatan di Kabupaten Lima Puluh Kota perlu pula diintegrasikan dan disinkronkan dengan sistem jaringan jalan di Sumatera Barat dan Kabupaten tetangganya. Dalam hal ini rencana pembangunan jalan dua jalur Padang-Payakumbuh perlu diimbangi dengan peningkatan jalan yang mempuyai akses ke jalan dua jalur tersebut. Peningkatan jalan dan pengaspalan jalan dengan kualitas yang lebih baik juga diperlukan pada jalan-jalan alternatif yang akan dikembangkan di Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitu jalan Tanjung Pati-Simalanggang dan Jalan Taram-Tanjung Pati.

4. Dari pelaksanaan program dan kegiatan peningkatan jalan diatas, maka pada akhir tahun 2025 diperkirakan kondisi jalan di Kabupaten Lima Puluh Kota yang sudah dengan kondisi baik sudah mencapai 37 %, kondisi sedang 30 %, dan yang rusak dan rusak berat hanya sekitar 33 %. Untuk mencapai target ini maka peningkatan jalan perlu pula disinkronkan dengan kegiatan rehabilitasi, pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala terhadap jalan dan jembatan yang ada. Disamping itu perlu pula

dilakukan koordinasi dan pendekatan kepada Departemen Kimpraswil dan Dinas Kimpraswil Provinsi Sumatera Barat yang melakukan kegiatan pembangunan baru, rehabilitas, dan pemeliharaan pada ruas jalan Negara dan Jalan Provinsi.

5. Pembangunan sistem transportasi dalam rangka tersedianya pelayanan angkutan yang lancar, aman, dan murah akan dicapai melalui pembangunan terpadu yang mencakup beberapa sub sistem yaitu sub sistem jalan dan jembatan, moda atau jenis angkutan, sistem terminal, organisasi dan kelembagaan, fasilitas penunjang seperti perbengkelan, suku cadang kendaraan, penyediaan dan harga BBM, rambu-rambu,

Dalam dokumen RPJPD 50 KOTA GABUNGAN (Halaman 37-52)

Dokumen terkait