• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preferensi (Selera) Konsumen Remaja Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jajanan Onde-Onde Mojokerto Produk Jajanan Onde-Onde Mojokerto

PROSES KEPUTUSAN

4.4. Preferensi (Selera) Konsumen Remaja Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jajanan Onde-Onde Mojokerto Produk Jajanan Onde-Onde Mojokerto

No

Pengalaman Mengkonsumsi Jajanan Onde-Onde Mojokerto

(Tahun) Banyaknya Σ Responden (Orang) Persentase (%) 1 1 2 4 2 2 3 6 3 3 0 0 4 4 4 8 5 >4 41 82 Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer yang Diolah (2014)

Berdasarkan data dari Tabel 4.8 bahwa responden memiliki pengalaman yang lebih dari cukup dari kriteria yang diajukan oleh peneliti dalam pengalaman konsumen remaja mengkonsumsi jajanan onde-onde Mojokerto yaitu lebih dari 4 tahun yaitu sebesar 82%. Urutan kedua konsumen remaja dengan tingkatan pengalaman selama 4 tahun sebesar 8%, selanjutnya konsumen remaja dalam mengkonsumsi jajanan onde-onde Mojokerto selama 2 tahun yaitu dengan persentase sebesar 6% dan yang terakhir konsumen remaja yang berpengalaman selama 1 tahun sebesar 4%.

4.4. Preferensi (Selera) Konsumen Remaja Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jajanan Onde-Onde Mojokerto

Preferensi (Preference) mempunyai makna pilihan atau memilih. Istilah preferensi digunakan untuk mengganti kata preference dengan arti yang sama atau selera terhadap sesuatu. Preferensi merupakan suatu sifat atau keinginan untuk memilih. preferensi media umunya meminta pengguna media untuk mengurutkan preferensi pengguna terhadap suatu media (Vivian, 2010). Kotler (2005)

menyatakan bahwa preferensi konsumen adalah derajat suka atau tidak suka seseprang terhadap suatu jenis produk. Preferensi terhadap produk pangan merupakan gambaran atas sikap seseorang terhadap pangan dan sesorang dapat melakukan pilihan dari produk yang ada sedikitnya dua jenis yang berbeda. Kotler (2000), menyatakan bahwa preferensi terhadap produk pangan bersifat sementara pada orang yang berusia muda atau masih remaja dan bersifat permanen bagi mereka yang sudah berumur dan pada akhirnya dapat menjadi gaya hidup. Simamora (2002), mendefiniskan preferensi adalah suatu sikap konsumen dalam memilih suatu produk yang akan dikonsumsi berdasarkan tingkat keputusan relatif, sesuai dengan keberadaan merek tersebut.

Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif (individu), yang diukur dengan utilitas, dari bundel berbagai barang. Konsumen dipersilahkan untuk melakukan rangking terhadap bundel barang yang mereka berikan pada konsumen (Indarto, 2011). Perlu diperhatikan adalah preferensi itu bersifat independen. Terkadang seseorang dapat memiliki preferensi untuk produk A lebih dari produk B, (Besanko dan Braeutigam, 2002). Guna memahami preferensi konsumen dalam memilih produk, maka diperlukan kerangka pikir yang memudahkan penelitian. Ada banyak model yang mengungkap tentang perilaku konsumen, namun model yang dikemukakan oleh Sandhusen (2000) cukup menjelaskan respon dari konsumen sebagai pembeli dalam mengambil keputusan.

Seperti halnya dengan konsumen remaja terhadap keputusan pembelian produk jajanan onde-onde Mojokerto, remaja juga memiliki preferensi (selera) terhadap pemilihan produk sesuai dengan keinginan remaja tersebut. Preferensi konsumen remaja dalam pemilihan produk jajanan onde-onde Mojokerto didasari oleh berbagai faktor dan sudut pandang masing-masing terhadap produk jajanan

onde Mojokerto. Salah satunya yaitu kesukaan remaja terhadap jajanan onde-onde Mojokerto, tentunya berhubungan dengan psikologis dari setiap remaja tersebut. Setiap Remaja mempunyai minat masing-masing terhadap produk jajanan onde-onde Mojokerto. Seperti halnya pada Tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.9. Kesukaan Remaja Mengkonsumsi Jajanan Onde-Onde Mojokerto

No

Kesukaan Remaja Mengkonsumsi Jajanan

Onde-Onde Mojokerto Banyaknya Pemilih Σ Responden (Orang) Persentase (%) 1 Sangat Suka 13 26 2 Suka 19 38 3 Tidak Suka 16 32

4 Sangat Tidak Suka 2 4

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer yang Diolah (2014)

Dapat kita lihat pada Tabel 4.9 diatas preferensi (selera) konsumen remaja yang berkaitan dengan psikologis remaja terhadap kesukaan onde-onde Mojokerto yang menyatakan sagat suka terhadap jajanan onde-onde Mojokerto adalah sebesar 26%. Berdasarkan jumlah persentase tersebut remaja yang menyatakan sangat suka terhap jajanan onde-onde Mojokerto adalah remaja yang mayoritas kehidupannya dilingkungan pedesaan dan konsumen remaja memiliki kegemaran terhadap jajanan onde-onde Mojokerto sejak masi anak-anak dengan alasan memiliki rasa enak, gurih, dan terdapat taburan wijen yan menjadi ciri khas tersendiri jajanan onde-onde Mojokerto. Selain itu jajanan onde-onde Mojokerto mudah dijumpai di sekitar rumah.

Peresntase tertinggi preferensi (selera) konsumen remaja terhadap jajanan Mojokerto yaitu sebanyak 38% yang menyatakan suka. Hal ini dikarenakan remaja

hanya mengkonsumsi sebagai camilan ketika ingin menkonsumsi jajanan onde-onde Mojokerto untuk berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara juga melestarikan budaya daerah Mojokerto. Sebagian remaja juga menyatakan bahwa onde-onde Mojokerto tidak menggunakan bahan pengawet, selain itu remaja juga lebih memilih jajanan lain yang lebih modern dibandingkan dengan jajanan onde-onde Mojokerto. Berikutnya yaitu konsumen remaja yang menyatakan tidak suka terhadap jajanan onde-onde Mojokerto adalah sebanyak 32%. Hal ini di karenakan remaja ketika mengkonsumsi jajanan onde-onde merasakan serik ditenggorokan karena minyak yang masi menempel dari sisa penggorengan. Selain itu remaja beranggapan jajanan onde-onde kurang menarik dan remaja lebih memilih jajan yang lain sesuai dengan tren jaman sekarang. Konsumen ramaja yang menyatakan sangat tidak suka terhadap jajanan onde-onde Mojokerto yaitu sebanyak 4%, ini dikarenakan remaja beranggapan jajanan onde-onde Mojokerto adalah jajanan kuno dan ketinggalan zaman, sebagian remaja juga beranggapan lebih memilih jajanan modern dibandingakan jajanan onde-onde.

Preferensi konsumen merupakan gambaran tentang pemilihan suatu produk yang lebih disukai konsumen apabila konsumen memiliki kesempatan untuk memperolehnya. Seperti halnya dengan tempat perolehan produk yang diiinginkan tersebut, remaja juga memiliki preferensi tersendiri tentang dimana bisa membeli produk jajanan onde-onde sesuai dengan psikologis tingkat kesukaan yang akhirnya akan mempengaruhi kputusan pembelian. Berikut adalah pengelompokan Tabel preferensi remaja terhadap tempat pebelian produk jajanan onde-onde Mojokerto:

Tabel 4.10. Tempat Membeli Jajanan Onde—Onde yang Biasa Dilakukan Oleh Remaja di Mojokerto

No

Tempat Membeli Jajanan Onde—Onde yang Biasa Dilakukan Oleh Remaja di

Mojokerto

Banyaknya Pemilih Σ Responden

(Orang) Persentase (%)

1 Toko Onde-Onde 21 42

2 Toko Kue dan Roti 8 16

3 Pasar Tradisional 14 28

4 Lainnya ( Warung, Pedagang Keliling, Dll)

7 14

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer yang Diolah (2014)

Berdasarkan data Tabel 4.10 diatas menyatakan bahwa preferensi remaja tentang tempat membeli produk jajanan onde-onde Mojokerto sesuai dengan keinginan psikologis remaja yaitu dengan persentase tertinggi yaitu 42% remaja membeli jajanan onde-onde di toko onde-onde Mojokerto. Berdasarkan data primer yang diperoleh dilapangan, remaja yang memilih membeli jajanan onde-onde Mojokerto di toko onde-onde dikarenakan sudah terkenal, lebih spesifik menjual jajanan onde-onde dan tempat penjualnanya juga menarik, dekat dengan rumah, selain itu toko onde-onde lebih terpercaya terjaga kebersihannya dan tempat roses pembuatannya tanpa bahan pengawet, memiliki farian rasa yang berbeda dan masih dalam keadaan fresh atau masih baru. Berikutnya preferensi remaja memilih membeli jajanan onde-onde Mojokerto di toko kue dan roti yaitu dengan persentase sebanyak 16%, hal ini dikarenakan remaja sudah berlangganan dan terbiasa membeli di toko kue dan roti dan sebagian besar toko kue dan roti di Mojokerto menjual jajanan onde-onde. remaja juga beranggapan memebeli jajanan onde-onde di toko kue dan roti lebih bersih dibandingkan dengan membeli dipasar tradisional.

Preferensi Remaja dalam memilih pasar tradisional sebagai tempat untuk memebeli jajanan onde-onde Mojokerto sebayanak 28%. Sebagian besar remaja yang hidup didaerah pedesaan memilih memebeli jajanan onde-onde Mojokerto karena dekat dengan rumah dan harga yang relatif lebih murah dibandingkan jajanan lain. Berikutnya dengan persentase sebanayk 14% yaitu remaja yang membeli jajanan onde-onde diwarung dekat rumah atau pedagang sayur keliling yang biasa disebut “Mlijo”. Berdasarkan data primer dilapangan remaja membeli jajanan onde-onde di warung dekat rumah dan Mlijo karena yang menjual adalah tetangganya sendiri dengan harga yang jauh lebih murah.

Simamora (2002), mendefiniskan preferensi adalah suatu sikap konsumen dalam memilih suatu produk yang akan dikonsumsi berdasarkan tingkat keputusan relatif, sesuai dengan keberadaan merek tersebut. sama halnya dengan preferensi remaja terhadap keputusan pembelian jajanan onde-onde Mojokerto, remaja juga memiliki psikologis pemilihan serlera tentang berbagai meacam onde-onde dengan merek tertentu sampai pada yang tidak bermerek. pengemlompokan jajajan onde-onde Mojokerto sesuai dengan merek tertentu sampai dengan tidak bermerek yang diminati oleh remaja dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut :

Tabel 4.11. Preferensi Remaja tentang Pilihan Merek Jajanan Onde—Onde Mojokerto

No

Preferensi Remaja tentang Pilihan Merek Jajanan Onde—Onde Mojokerto Banyaknya Pemilih Σ Responden (Orang) Persentase (%) 1 Bo-Liem 18 36 2 Giok Bie 4 8 3 Ada Rasa 10 20 4 Tidak Bermerek 18 36 Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer yang Diolah (2014)

Berdasarkan data Tabel 4.11 diatas preferensi remaja terhadap keputusan pembelian jajanan onde-onde Mojokerto yang bermerek bo-liem sebanyak 36%. Hal ini dikarenakan remaja lebih suka jajanan onde-onde bermerek bo-liem yaitu sudah terkenal sejak dulu, dan memiliki rasa onde-onde yang enak dengan tingkat kematangan yang pas, kondisi produk jajanan masih fresh (hangat), produk jajanan tersebut terjamin kebersihannya, tanpa bahan pengawet, dan produk jajanan tersebut bertekstur empuk. Berikutnya yaitu preferensi remaja terhadap keputusan pembelian jajanan onde-onde Mojokerto merek giok bie yaitu sebanyak 8%. Remaja membeli jajanan onde-onde giok bie dikarenakan terdapat fariasi rasa yang bermacam-macam akan tetapi toko onde-onde giok bie kurang populer dikalangan remaja pada umumnya karena toko onde-onde giok bie tergolong baru di wilayah Mojokerto. Selanjutnya preferensi remaja terhadap keputusan pembelian jajanan onde-onde Mojokerto bermerek ada rasa yaitu sebanyak 20%. Berdasarkan data primer yang diperoleh dari lapangan, remaja yang memilih jajanan onde-onde bermerek ada rasa dikarenakan remaja sudah terbiasa memebeli jajanan onde-onde tersebut, dekat dengan rumah, dan memiliki rasa yang khas dibanadingkan jajanan

onde-onde merek lain. berikutnya yaitu preferensi konsumen remaja terhadap keputusan pembelian jajanan onde-onde Mojokerto yang tidak bermerek yaitu sebanyak 36%. Sebagian besar remaja membeli jajanan onde onde Mojokerto yang tidak bermerek dikarenakan harganya yang jauh lebih murah dan mudah didapat dipasar-pasar tradisional, pedagang dipinggir jalan, warung, pedagang keliling dll.

.Remaja mengkonsumsi jajanan onde-onde Mojokerto karena harganya relatif lebih murah, memiliki rasa yang enak yang unik dbandingkan dengan jajanan moderen lain, dan tanpa bahan pengawet. Namun berdasarkan keadaan dilapangan, bahwasannya remaja sebagian besar beranggapan produk jajanan onde-onde adalah jajanan kuno yang tidak sesuai dengan perkembangan jaman dan tren remaja sekarang. Ketika dibandingkan dengan jajanan modern lain remaja lebih memilih untuk mengkonsumsi jajanan modern tersebut (sumber wawancara, 2013).

Sebagian besar Remaja mengkonsumsi jajanan onde-onde Mojokerto hanya untuk sekedar camilan bersama keluarga atau sekedar coba-coba namun ada juga remaja yang menyukai jajanan onde-onde Mojokerto sebagi kegemaran mengkonsumsi jajanan onde tersebut. selain itu remaja membeli jajanan onde-onde sebagai oleh-oleh ketika keluar kota untuk pergi mengunjungi sanak famili. Sebagian Remaja juga menyatakan kepuasannya ketika membeli atau mengonsumsi jajanan onde-onde Mojokerto karena kualitas jajanan onde-onde masih terjamin dan khas dari resep turun temurun sejak dulu dengan harga terjanagkau. Akan tetapi mayoritas remaja meyatakan ketidak kepuasannya terhadap jajanan onde-onde bahwa jajanan onde-onde yang dikonsumsi cenderung berminyak dan merasa serik ditenggorokan, terkadang juga keras dan susah untuk dimakan terutama dengan jajanan onde-onde yang tidak bermerek.

4.5. Persepsi Konsumen Remaja tentang Produk Jajanan Onde-Onde